111
Pendapatan Nasional dan Inflasi
Dari Kurva 5.1, sumbu horizontal menggambarkan persentase jumlah penduduk, adapun sumbu vertikal menyatakan bagian dari total
pendapatan yang diterima oleh penduduk tersebut. Garis diagonal di tengah disebut garis kemerataan sempurna, karena setiap titik pada garis
diagonal merupakan tempat kedudukan persentase jumlah penduduk yang sama dengan persentase penerimaan pendapatan.
Semakin jauh jarak garis Kurva Lorenz dari garis diagonal, semakin tinggi tingkat ketidakmerataannya. Sebaliknya, semakin dekat jarak Kurva
Lorenz dari garis diagonal, semakin tinggi tingkat pemerataan distribusi pendapatannya. Pada Kurva 5.1, besarnya ketimpangan digambarkan
sebagai daerah yang diarsir.
Dari uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa, distribusi pendapatan semakin merata jika nilai Koefisien Gini mendekati nol 0. Sebaliknya,
suatu distribusi pendapatan dikatakan semakin tidak merata jika nilai Koefisien Gini makin mendekati satu. Perhatikan Tabel 5.7 berikut.
Tabel 5.7
Nilai Koefisien Distribusi Pendapatan
0,4 0,4 – 0,5
0,5 Tingkat ketimpangan rendah
Tingkat ketimpangan sedang Tingkat ketimpangan tinggi
Patokan Nilai Koefisien Gini
Fokus
t JTUSJCVTJQFOEBQBUBO
t ,PFmTJFOJOJ
t ,VSWB-PSFO[
t BSHBLPOTUBO
t BSHBCFSMBLV
Selain penggunaan Koefisien Gini, untuk melihat distribusi pendapatan dapat menggunakan kriteria yang ditentukan Bank Dunia
World Bank. Perhatikan Tabel 5.8 berikut.
Tabel 5.8
Indikator Ketimpangan Distribusi Pendapatan Menurut Bank Dunia Distribusi Pendapatan
Tingkat Ketimpangan
Tinggi Sedang
Rendah Kelompok 40 penduduk termiskin pengeluarannya 12 dari seluruh
pengeluaran Kelompok 40 penduduk termiskin pengeluarannya 12 – 17 dari seluruh
pengeluaran Kelompok 40 penduduk termiskin pengeluarannya 17 dari seluruh
pengeluaran
Menurut teori neoklasik, perbedaan kepemilikan faktor produksi, akan berkurang melalui suatu proses penyesuaian otomatis. Jika proses
tersebut masih belum mampu menurunkan perbedaan pendapatan yang sangat timpang, dapat dilakukan melalui sistem perpajakan dan subsidi.
Kedua sistem ini dapat digunakan sebagai sarana untuk melakukan redistribusi pendapatan.
Penetapan pajak pendapatan akan mengurangi pendapatan penduduk yang pendapatannya tinggi. Sebaliknya, subsidi akan membantu penduduk
yang pendapatannya rendah, tetapi tidak salah sasaran dalam pemberiannya. Pajak yang telah dipungut dengan menggunakan sistem tarif progresif
semakin tinggi pendapatan, semakin tinggi persentase tarifnya oleh pemerintah digunakan untuk membiayai roda pemerintahan, subsidi, dan
proyek pembangunan. Dari sinilah terjadi proses redistribusi pendapatan yang akan mengurangi terjadinya ketimpangan.
Sumber: www.isnandi.net
Pemberian subsidi yang salah dapat merugikan masyarakat
miskin. Bagaimana dengan subsidi BBM?
Gambar 5.4
Mengasah Kemampuan Ekonomi untuk Kelas X
112
E. Inflasi dan Indeks Harga
1. Pengertian Inflasi
Inflasi merupakan proses kenaikan harga-harga umum secara terus- menerus. Inflasi akan mengakibatkan menurunnya daya beli masyarakat, karena
secara riil tingkat pendapatannya juga menurun. Misalnya, besarnya inflasi pada tahun yang bersangkutan naik sebesar 7, sementara pendapatan
tetap, hal itu berarti secara riil pendapatan mengalami penurunan sebesar 7 yang akibatnya relatif akan menurunkan daya beli sebesar 5.
2. Jenis-Jenis Inflasi
Inflasi yang terjadi dapat dikelompokkan berdasarkan sifat, sebab terjadinya, dan berdasarkan asalnya.
a. Inflasi Berdasarkan Sifatnya
Berdasarkan sifatnya, inflasi dibagi menjadi tiga kategori utama, yaitu inflasi rendah, inflasi menengah, inflasi berat, dan inflasi sangat tinggi.
1 Inflasi Rendah Creeping Inflation
Inflasi rendah creeping inflation yaitu inflasi yang besarnya kurang dari 10 per tahun. Inflasi ini dibutuhkan dalam ekonomi karena akan
mendorong produsen untuk memproduksi lebih banyak barang dan jasa.
2 Inflasi Menengah Galloping Inflation
Inflasi menengah galloping inflation yaitu inflasi yang besarnya antara 10–30 per tahun. Inflasi ini biasanya ditandai oleh naiknya
harga-harga secara cepat dan relatif besar. Angka inflasi pada kondisi ini biasanya disebut inflasi 2 digit, misalnya 15, 20, dan 30.
3 Inflasi Berat High Inflation
Inflasi berat high inflation yaitu inflasi yang besarnya antara 30–100 per tahun, misalnya inflasi yang terjadi pada pertengahan dekade
1960an yang mencapai 600.
4 Inflasi Sangat Tinggi Hyperinflation
Inflasi sangat tinggi hyperinflation yaitu inflasi yang ditandai oleh naiknya harga secara drastis hingga mencapai 4 digit di atas 100. Pada
kondisi ini, masyarakat tidak ingin lagi menyimpan uang, karena nilainya turun sangat tajam sehingga lebih baik ditukarkan dengan barang.
b. Inflasi Berdasarkan Sebabnya
Berdasarkan sebabnya, inflasi dibagi menjadi dua, yaitu sebagai berikut.
1 Demand Pull Inflation Inflasi
ini terjadi sebagai akibat pengaruh permintaan yang tidak
diimbangi oleh peningkatan jumlah penawaran produksi. Akibatnya, sesuai dengan hukum permintaan, jika permintaan banyak sementara
penawaran tetap, harga akan naik. Jika hal ini berlangsung secara
Fokus
t Creeping inflation
t Galloping inflation
t High inflation
t Hyperinflation t
Demand full inflation t
Cost push inflation t Domestic
inflation t Imported
inflation t
PUUMFOFDLJOnBUJPO
Diskusikanlah 5.1
1. Bentuklah kelompok yang terdiri dari tiga orang laki-laki dan perempuan. 2. Carilah lima kelompok negara di Asia Tenggara berdasarkan tingkat
pendapatan per kapita tertinggi menurut Bank Dunia. 3. Analisis kelima kelompok negara tersebut, mengenai faktor-faktor apa yang
memengaruhi tinggi atau rendahnya pendapatan di masing-masing negara tersebut? kemudian presentasikan hasilnya di depan kelas.
Inflasi yaitu proses kenaikan harga-harga umum yang dihitung
berlawanan dari harga dasar daya beli.
Inflation is a rise in the general level of prices as measured againts
some baseline of purchasing power.
Sumber: www.wikipedia.org
Liputan Ekonomi Economic Report
113
Pendapatan Nasional dan Inflasi
2 Cost Push Inflation
Inflasi ini disebabkan karena kenaikan biaya produksi yang disebabkan oleh kenaikan biaya input atau biaya faktor produksi. Akibat naiknya biaya
faktor produksi, dua hal yang dapat dilakukan oleh produsen, yaitu langsung menaikkan harga produknya dengan jumlah penawaran yang
sama atau harga produknya naik karena penurunan jumlah produksi.
3 Bottle Neck Inflation
Inflasi ini dipicu oleh faktor penawaran supply atau faktor permintaan demand. Jika dikarenakan faktor penawaran maka
persoalannya adalah sekalipun kapasitas yang ada sudah terpakai tetapi permintaannya masih banyak sehingga menimbulkan inflasi. Adapun
inflasi karena faktor permintaan disebabkan adanya likuiditas yang lebih banyak, baik itu berasal dari sisi keuangan monetary atau akibat
tingginya ekspektasi terhadap permintaan baru.
c. Inflasi Berdasarkan Asalnya
Berdasarkan asalnya, inflasi dibagi menjadi dua, yaitu sebagai berikut.
1 Inflasi yang berasal dari dalam negeri domestic inflation
Inflasi ini timbul karena terjadinya defisit dalam pembiayaan dan belanja negara yang terlihat pada anggaran belanja negara. Untuk mengatasinya,
biasanya pemerintah melakukan kebijakan mencetak uang baru.
2 Inflasi yang berasal dari luar negeri imported inflation
Inflasi ini timbul karena negara-negara yang menjadi mitra dagang suatu negara mengalami inflasi yang tinggi. Kenaikan harga-harga
di luar negeri atau di negara-negara mitra dagang utama antara lain disebabkan melemahnya nilai tukar yang secara langsung maupun
tidak langsung akan menimbulkan kenaikan biaya produksi di dalam negeri. Kenaikan biaya produksi biasanya akan disertai dengan
kenaikan harga-harga barang.
3. Teori Inflasi
Terdapat tiga teori utama yang menerangkan mengenai inflasi, di antaranya sebagai berikut.
Sumber: Warta Ekonomi, 30 Desember 2005
Jika terjadi inflasi yang berkepanjangan, untuk
mengatasinya diperlukan adanya pembukaan kapasitas produksi
baru dengan penambahan tenaga kerja baru.
Gambar 5.5
Kompetensi Ekonomi
Kemukakan menurut pendapata Anda, inflasi yang sering terjadi
di Indonesia, apakah berasal dari dalam negeri atau luar negeri?
Berikan alasannya.
terus-menerus, akan mengakibatkan inflasi yang berkepanjangan. Oleh karena itu, untuk mengatasinya diperlukan adanya pembukaan
kapasitas produksi baru dengan penambahan tenaga kerja baru.