2. Dimensi Kultur Sekolah Kultur dapat dibedakan ke dalam enam tingkatan, yaitu: a national
level, a regional level etc, a gender level, a generation level, a social class level, dan an organization or corporate level Hofstede, 1994:10. Pada
tingkatan nasional, kultur dapat dikenali berdasarkan dimensi yang mencakup: power distance from small to large, collectivism vs
individualism, femininity vs masculinity, dan uncertanity avoidance from weak to strong.
Dimensi power distance jarak kekuasaan merupakan tingkat dalam nama kekuasaan anggota institusi didistribusikan secara berbeda. Dimensi
individualism menggambarkan suatu masyarakat dimana pertalian antar individu cenderung memudar. Dimensi collectivism menunjukkan suatu
kondisi kelompok dimana individu sejak lahir diintegrasikan secara kuat sehingga mereka menjadi sangat loyal. Dimensi masculinity menunjukkan
suatu kelompok dimana peran sosial gender terdapat perbedaan yang jelas. Dimensi femininity menunjukkan masyarakat dalam mana individu akan
merasa terancam dalam suatu ketidakpastian. Pada sekolah, dimensi power distance jarak kekuasaan mencakup indikator: perlakuan guru terhadap
proses pembelajaran terpusat pada siswa, kesempatan bertanya, kebebasan menyampaikan kritik, komunikasi dua arah di kelas, peranan orang tua
pada anak di sekolah, aturan dan norma dalam di sekolah, pengembangan kemampuan dan bakat, dan keuntungan orang tua dengan proses
pembelajaran sekolah. Dimensi collectivism vs individualism mencakup: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
kebebasan mengungkapkan pendapat, penyelesaian tugas dari guru, tingkat penerimaan guru oleh orang lain, sikap positif dalam mengerjakan
tugas, dan tujuan berprestasi. Dimensi femininity vs masculinity mencakup indikator suasana kompetisi kelas, orientasi pada prestasi dan kompetensi
guru. Sedangkan dimensi uncertainty avoidance mencakup indikator tingkat penerimaan siswa dengan kekurangan guru, kejelasan guru dalam
menerangkan dan kedekatan hubungan antara guru, siswa, dan orang tua.
D. Kecerdasan Emosional
1. Definisi Kecerdasan Emosional Kecerdasan emosional atau emotional intelligence adalah
kemampuan mengenali perasaan diri sendiri dan perasaan orang lain, kemampuan memotivasi diri sendiri, dan kemampuan mengelola emosi
dengan baik pada diri sendiri dan dalam hubungan dengan orang lain Goleman, 2001:512. Kecerdasan emosional mencakup kemampuan yang
berbeda-beda, tetapi saling melengkapi, dengan kecerdasan akademik academic intelligence, yaitu kemampuan-kemampuan kognitif murni
yang diukur dengan IQ. Definisi lain diberikan oleh ahli yang menciptakan istilah
kecerdasan emosi, yakni John Mayer dan Peter Salovey dalam Goleman, 2001:513 mendefinisikan kecerdasan emosi sebagai kemampuan
memantau dan mengendalikan perasaan sendiri dan orang lain, serta menggunakan perasaan-perasaan itu untuk memandu pikiran dan tindakan.
Berdasarkan uraian tersebut dapat ditarik kesimpulan kecerdasan emosional adalah kemampuan individu untuk menyadari perasaan diri
pada saat ini, memotivasi diri, berempati, mampu mengatur emosinya dan mampu menjalin hubungan baik dengan orang lain. Kelima aspek tersebut
akan mendasari penelitian ini. 2. Ciri-ciri Kecerdasan Emosional
Salovey dan Mayer dalam Goleman, 2001:513 mendefinisikan kecerdasan emosional sebagai kemampuan memantau dan mengendalikan
perasaan sendiri dan orang lain, serta menggunakan perasaan-perasaan itu untuk memandu pikiran dan tindakan. Dasar-dasar kecakapan emosional
dan sosial menurut Goleman adalah: a. Kesadaran diri
Mengetahui apa yang kita rasakan pada saat, dan menggunakannya untuk memandu pengambilan keputusan diri sendiri, memiliki tolok
ukur yang realistis atas kemampuan diri dan kepercayaan diri yang kuat.
b. Pengaturan diri Menangani emosi kita sedemikian sehingga berdampak positif kepada
pelaksanaan tugas, peka terhadap kata hati dan sanggup menunda kenikmatan sebelum tercapainya suatu sasaran, mampu pulih kembali
dari tekanan emosi. c. Motivasi
Menggunakan hasrat kita yang paling dalam untuk menggerakkan dan menuntun kita menuju sasaran, membantu mengambil inisiatif dan
bertindak sangat efektif dan untuk bertahan menghadapi kegagalan dan frustasi.
d. Empati Merasakan yang dirasakan orang lain, mampu memahami perspektif
mereka, menumbuhkan hubungan saling percaya dan menyelaraskan diri dengan bermacam-macam orang.
e. Keterampilan sosial Menangani emosi dengan baik ketika berhubungan dengan orang lain,
dengan cermat membaca situasi dan jaringan sosial, berinteraksi dengan lancar, menggunakan keterampilan-keterampilan untuk
mempengaruhi dan memimpin, bermusyawarah dan menyelesaikan perselisihan, dan untuk bekerjasama dan bekerja dalam tim.
3. Perbedaan kecerdasan emosi dan kecakapan emosi Goleman 2001:39 membedakan antara kecerdasan emosi dan
kecakapan emosi. Goleman berpendapat bahwa kecakapan emosi adalah kecakapan hasil belajar yang didasarkan pada kecerdasan emosi. Inti
kecakapan emosi adalah dua kemampuan: empati, yang melibatkan kemampuan membaca perasaan orang lain, dan keterampilan sosial yang
berarti mampu mengelola perasaan orang lain dengan baik. Sedangkan kecerdasan emosi menentukan potensi kita untuk mempelajari
keterampilan-keterampilan praktis yang didasarkan pada lima unsurnya: kesadaran diri, motivasi, pengaturan diri, empati dan kecakapan dalam
membina hubungan dengan sesama. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
E. Prestasi Belajar
1. Pengertian Prestasi belajar adalah kemampuan, keterampilan dan sikap
seseorang dalam menyelesaikan suatu hal Zainal Arifin, 1988:3. Belajar adalah suatu aktivitas mentalpsikis yang berlangsung dalam interaksi aktif
dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan, dan sikap W.S Winkel,
1991:16. Belajar berhubungan dengan perubahan tingkah laku seseorang terhadap sesuatu situasi tertentu yang disebabkan oleh pengalamannya
yang berulang-ulang dalam situasi itu, dimana perubahan tingkah laku itu tidak dapat dijelaskan atas dasar kecenderungan respon pembawaan,
kematangan, atau keadaan-keadaan sesaat seseorang. Belajar merupakan suatu proses yang tidak dapat dilihat dengan nyata, proses itu terjadi di
dalam diri seseorang yang sedang mengalami belajar. Prestasi belajar menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
Depdikbud, 2002:895 adalah penguasaan pengetahuan dan keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran. Lazimnya ditunjukkan dengan
nilai tes atau angka yang diberikan guru. Kegiatan pengukura prestasi belajar siswa dilakukan antara lain melalui ulangan, ujian, tugas, dsb
Masidjo, 1995:13. Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar
adalah penguasaan pengetahuan dan keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran lazimnya ditunjukkan dengan nilaiangka hasil tes