Pembahasan Hasil Penelitian ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

tertentu. Dalam berbagai penelitian mengemukakan bahwa orang dengan locus of control internal lebih berhasil daripada orang dengan locus of control eksternal Sarlito, 2006:608. Kecerdasan emosional merupakan faktor yang penting dalam mempengaruhi prestasi belajar siswa. Hasil penelitian ini menunjukkan prestasi belajar yang sebagian besar terkategorikan baik dan tingkat kecerdasan emosional siswa yang sebagian besar terkategorikan tinggi menjadi bukti adanya hubungan antara kecerdasan emosional dengan prestasi belajar. Jika kecerdasan emosional siswa dapat berkembang dengan baik maka siswa akan mampu untuk berprestasi. Pelatihan emosional merupakan upaya mengembangkan pengenalan emosi, memotivasi diri, mengolah emosi, dan membina hubungan dengan orang lain. Dengan mengamati dan menganalisis secara mendetail kata-kata, tindakan-tindakan, dan tanggapan-tanggapan emosional di keluarga- keluarga ditemukan anak-anak yang orang tuanya mempraktekan pelatihan emosional anakanya dapat berprestasi dengan baik Shapiro,1997:8. Hasil penelitian ini juga dikuatkan oleh penelitian Anderson, Hattie, dan Hamilton Adolfsson, 2005:285 dalam penelitian pada siswa mengenai locus of control yang menemukan bahwa siswa yang cenderung memiliki locus of control internal akan memiliki prestasi belajar yang baik. Hal ini membuktikan adanya hubungan yang positif antara kecerdasan emosional dengan prestasi belajar. Siswa yang mempunyai keyakinan diri, kepercayaan diri, bekerja keras, tidak mudah putus asa, mandiri, dan menantang terbukti mempunyai prestasi belajar yang baik. Siswa dengan locus of control internal percaya bahwa nasibnya ditentukan oleh dirinya sendiri melalui usaha, ketekunan, kepercayaan diri, sikap, minat, dan sebagainya. Dengan demikian, siswa dengan locus of control internal akan segera intropeksi dan berusaha memperbaiki diri kalau mengahadapi kendala atau kegagalan Sarlito, 2006:608. Sehingga siswa yang semakin locus of control cenderung internal, maka akan semakin menguatkan hubungan antara kecerdasaan emosional dengan prestasi belajar siswa 2. Pengaruh kultur keluarga terhadap hubungan kecerdasan emosional dengan prestasi belajar. Hasil pengujian menunjukkan bahwa ada pengaruh positif kultur keluarga terhadap hubungan antara kecerdasan emosional dengan prestasi belajar. Hasil ini didukung oleh hasil perhitungan statistik yang menunjukkan bahwa nilai F hitung = 5,418 lebih besar dari nilai F tabel = 2,629 dan nilai signifikansi koefisien regresi 3 β sebesar 050 , 034 , = = α ρ . Artinya pada siswa yang berasal dari kultur keluarga yang berorientasi pada power distance kecil, collectivism, masculinity, dan uncertainty avoidance yang lemah maka semakin kuat hubungan antara kecerdasan emosional dengan prestasi belajarnya. Deskripsi kultur keluarga menunujukkan bahwa dan sebagian besar siswa terkategorikan mempunyai power distance sangat kecil 238 siswa PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI atau 64,15, collectivism 263 siswa atau 70,89, masculinity 166 siswa atau 44,74, dan uncertanity yang lemah 203 siswa atau 54,72. Siswa yang berasal dari keluarga dengan power distance yang sangat kecil berarti dalam keluarga mereka mempunyai ketaatan kepada norma keluarga, penghormatan terhadap orang tua dan yang lebih tua sebagai dasar kebaikan, pengaruh otoritas orang tua terus menerus sepanjang hidup dan ketergantungan. Siswa yang berasal dari keluarga dengan collectivism berarti dalam keluarga mereka mempunyai demokratis dalam keluarga, kesetiaan kepada kelompok adalah sumber daya bersama, kemampuan mengelola keuangan, upacara keagamaan tidak boleh dilupakan, merasa bersalah jika melanggar peraturan dan keluarga menjadi tempat bersatunya anggota keluarga. Siswa yang berasal dari keluarga dengan masculinity berarti mempunyai relasi anak dan orangtua ada jarak, perbedaan peran orang tua, peranan wanita yang lebih rendah dari pria dan pembelajaran bersama menjadi rendah hati. Siswa yang berasal dari keluarga dengan mempunyai uncertainty avoidance yang lemah berarti dalam keluarga mereka mempunyai toleransi terhadap situasi yang tidak pasti dan punya inisiatif, keluarga sabagai tempat belajar dan kepemilikan aturan. Keluarga merupakan sumber pendidik utama bagi anak, karena segala pengetahuan, kecerdasan intelektual, maupun pengenalan emosional diperoleh pertama-tama dari orang tua dan anggota keluarganya Singgih Gunarso,1990:1. Dasar kepribadian seseorang PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI terbentuk sebagai hasil perpaduan antara warisan sifat-sifat, bakat orang tua dan lingkungan dimana anak berkembang. Lingkungan yang pertama yaitu lingkungan keluarga dimana anak memperoleh segala kemampuan dasar baik intelektual maupun sosial. Selain itu penyaluran emosi banyak ditiru dan dipelajari anak dari anggota-anggota laian dalam keluarga. Sikap, pandangan, dan pendapat dalam keluarga dijadikan model oleh anak dan ini menjadikan sebagian dari tingkah laku dari anak tersebut. Selain itu keluarga dan suasana hidup keluarga sangat berpengaruh atas taraf-taraf permulaan perkembangan anak dana banyak menentukan apakah yang kelak akan terbentuk, sikap keras hati atau sebaliknya sikap lemah lembut, tabah serta dasar-dasar kepribadian lainya. Hasil penelitian ini menunujukkan bahwa prestasi belajar sebagian besar siswa terkategorikan baik 295 siswa atau 79,51. Berdasarkan nilai tersebut dapat diketahui tingkat kemampuan siswa dalam proses belajar dimana mencerminkan tingkat keberhasilan siswa dalam menyerap pengetahuan dan ketrampilan yang diberikan oleh guru. Deskripsi kecerdasan emosional terkategorikan tinggi 308 siswa atau 83,02. Hal ini menunjukkan adanya hubungan antara variabel kultur keluarga pada hubungan kecerdasan emosional dangan prestasi belajar. Keluarga sebagai pendidik utama memegang peranan penting dalam perkembangan kecerdasan emosional dan kecerdasan intelektual. Perasaan aman dan terlindung dalam keluarga memungkinkan adanya PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI suatu perkembangan yang wajar bagi anak-anak, agar menjadi manusia yang dewasa dan bertanggung jawab dan matang kepribadiannya. Jika anak diajarkan untuk mandiri sejak kecil, ia akan tumbuh sebagai anak dengan dorongan berprestasi tinggi Suksmorn Prapottong, 1982. Dengan mengarahkan anak sejak dini dalam lingkungan keluarga maka perkembangan emosional anak terkendali dan prestasi belajar anak akan baik 3. Pengaruh kultur sekolah terhadap hubungan kecerdasan emosional dengan prestasi belajar. Hasil pengujian menunjukkan bahwa ada pengaruh positif kultur sekolah terhadap hubungan antara kecerdasan emosional dengan prestasi belajar. Hasil ini didukung oleh hasil perhitungan statistik yang menunjukkan bahwa nilai F hitung = 4,283 lebih besar dari nilai F tabel = 2,629 dan nilai signifikansi koefisien regresi 3 β sebesar 050 , 043 , = = α ρ . Artinya pada siswa yang berasal dari kultur sekolah yang berorientasi pada power distance kecil, collectivism, masculinity, dan uncertanity avoidance yang lemah maka semakin kuat hubungan antara kecerdasan emosional dengan prestasi belajarnya. Deskripsi kultur sekolah dalan penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian besar siswa berasal dari kultur sekolah yang terkategorikan power distance kecil 243 siswa atau 65,50, collectivism 259 siswa atau 69,81, masculinity 181 siswa atau 48,79, dan uncertainty avoidance 181 siswa atau 48,79. Pada sekolah dengan dimensi power distance kecil tampak dari perlakuan guru terhadap proses pembelajaran terpusat pada siswa, kesempatan bertanya, kebebasan menyampaikan kritik, komunikasi dua arah di kelas, peranan orang tua pada anak di sekolah, aturan dan norma dalam di sekolah, pengembangan kemampuan dan bakat, dan keuntungan orang tua dengan proses pembelajaran sekolah. Pada sekolah dengan dimensi collectivism berarti mereka mepunyai kebebasan mengungkapkan pendapat, penyelesaian tugas dari guru, tingkat penerimaan guru oleh orang lain, sikap positif dalam mengerjakan tugas, dan tujuan berprestasi. Pada sekolah dengan dimensi masculinity berarti dalam sekolah mereka mempunyai suasana kompetisi kelas, orientasi pada prestasi dan kompetensi guru. Pada sekolah dengan dimensi uncertainty avoidance yang lemah berarti dalam sekolah mereka mempunyai tingkat penerimaan siswa dengan kekurangan guru, kejelasan guru dalam menerangkan, dan kedekatan hubungan antara guru, siswa, dan orang tua. Menurut Clifford Greetz dalam Sumarni, 1999:30, kultur sekolah adalah sebagai pola nilai, norma, sikap hidup, ritual, dan kebiasaan yang baik dalam lingkungan sekolah, sekaligus cara memandang persoalan dan memecahkanya. Ini bermakna, kultur akan diwariskan dari satu generasi ke generasi berikut, dan sekolah didesain untuk memperlancar proses transmisi kultural antar generasi. Lingkungan sekolah sebagai tempat belajar siswa merupakan lingkungan yang lebih banyak mempengaruhi kegiatan belajar siswa. Sebagai suatu lembaga formal sekolah PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI menyelenggarakan pendidikan anak secara sistematis dan terarah. Dorongan anak untuk berprestasi dan berkompetisi lebih dapat dipacu di lingkungan sekolah, sehingga peranan sekolah dalam membangun kepribadian anak untuk menjadi lebih dewasa, mandiri, ulet, motivasi diri, optimisme dan sebagainya dapat tercapai. Lingkungan sekolah yang demikian akan memberikan pengaruh kepada kepribadian anak dan intelektual anak menjadi lebih baik dan menjadi anak yang beprestasi. Hasil penelitian ini dikuatkan Depdikbud Manajemen Mutu Terpadu dalam Pendidikan, 1999: 10. Sekolah sebagai sebuah sistem memiliki tiga aspek pokok yanag erat kaitanya dengan kulitas sekolah yaitu: proses belajar mengajar, kepemimpinan dan manajemen sekolah, serta kultur sekolah. Guru pada proses belajar mengajar dapat selalu memberikan arahan dan bimbingan bagaimana siswa dalam mengelola emosi agar siswa mau belajar dan meperhatikan guru saat pelajaran berlangsung. Selain itu guru di sekolah juga melatih emosional siswa agar siswa dapat konsentrasi dan dapat menerima ilmu pengetahuan yanga diajarkan oleh guru. Pada prinsipnya kultur sekolah merupakan faktor yang penting dalam peningkatan kualitas sekolah. Dalam hal ini kualitas sekolah merupakan hasil proses belajar yaitu prestasi belajar siswa. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan analisis data dan pembahasan pada bab IV, pengaruh locus of control, kultur keluarga, dan kultur sekolah pada hubungan kecerdasan emosional dengan prestasi belajar siswa survey di SMP negeri dan swasta di Kabupaten Kulon Progo, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Ada pengaruh yang positif dan signifikan variabel locus of control pada hubungan kecerdasan emosional dengan prestasi belajar. Hal ini didukung oleh hasil perhitungan nilai F hitung = 30,822 lebih besar dari F tabel = 2,629 dan koefisien regresi lebih kecil dari nilai alpha 050 , 027 , = = α ρ . 2. Ada pengaruh yang positif dan signifikan variabel kultur keluarga pada hubungan kecerdasan emosional dengan prestasi belajar. Hal ini didukung oleh hasil perhitungan nilai F hitung = 5,418 lebih besar dari F tabel = 2,629 dan koefisien regresi lebih kecil dari nilai alpha 050 , 034 , = = α ρ . 3. Ada pengaruh yang positif dan signifikan variabel kultur sekolah pada hubungan kecerdasan emosional dengan prestasi belajar. Hal ini didukung oleh hasil perhitungan nilai F hitung = 5,418 lebih besar dari F tabel = 2,629 dan koefisien regresi lebih kecil dari nilai alpha 050 , 043 , = = α ρ . PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

B. Keterbatasan Penelitian

1. Data penelitian ini dikumpulkan dengan metode kusioner. Jumlah pertanyaan untuk mengukur ketiga variabel sebanyak 98 pertanyaan variabel locus of control = 29 pertanyaan, kultur keluarga = 18 pertanyaan , kultur sekolah = 21 pertanyaan dan motivasi kerja = 30 pertanyaan. Masing-masing pertanyaan terdiri dari 4 empat pilihan jawaban SS, S, TS, dan STS. Mengingat masing-masing pilihan jawaban tidak terjabarkan kedalam suatu uraian secara rinci, ada kemungkinan bahwa para siswa memiliki interpretasi yang berbeda-beda. Hal ini kemungkinan akan berdampak pada hasil penelitian yang kurang memberikan cerminan pada kondisi yang sesungguhnya. 2. Keterbatasan penulis dalam hal waktu, biaya dan kemampuan penulis. Akibatnya banyak hal yang belum terungkap dan tersampaikan. 3. Penulis kurang mampu melacak kejujuran dari responden dalam memberikan jawaban kuesioner yang diberikan sehingga data yang diperoleh kurang maksimal. C.Saran-saran 1. Sejalan dengan hasil penelitian pertama, maka siswa perlu meningkatkan locus of control yang lebih berorientasi pada internal karena dengan memiliki keyakinan diri dan kepercayaan diri, siswa akan menjadi mandiri, ulet, maju, optimisme, dan bekerja keras. Bagi siswa untuk meningkatkan kemandirian dalam belajarnya sehingga akan meningkatkan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI efisiensi belajarnya. Hal ini dapat dilakukan dengan berusaha sendiri, percaya diri, dan tidak bergantung pada orang lain dalam mengerjakan tugas di sekolah. Siswa hendaknya juga meningkatkan inisiatif untuk berkreatif dalam belajar seperti membuat jadwal belajar di rumah. Bagi orang tua hendaknya dapat memberikkan kepercayaan kepada anak dengan cara anak diberi kepercayaan untuk memilih sekolah sesuai kemampuan anak. Bagi pihak sekolah, yaitu sekolah sebagai tempat belajar harus dapat memfasilitasi dan mengembangkan locus of control yang berorientasi internal seperti : kegiatan pelatihan-pelatihan kepribadian, pramuka, OSIS, KIR, dan Outbond. Oleh sebab hal tersebut mempunyai dampak positif terhadap locus of control dari para siswa. 2. Sejalan dengan hasil penelitian kedua, maka keluarga perlu meningkatkan dan menciptakan kultur keluarga yang sangat kondusif berorientasi pada power distance yang kecil mempunyai sikap ketaatan kepada norma keluarga dsb, collectivism menciptakan iklim demokratis dalam keluarga, menjadikan keluarga sebagai tempat bersatunya dsb, masculinity adanya relasi anak dan orangtua yang ada jarak, perbedaan peran orang tua, pembelajaran bersama menjadi rendah hati, dsb, uncertainty avoidance yang lemah mempunyai sikap toleransi terhadap situasi yang tidak pasti dan punya inisiatif, keluarga sabagai tempat belajar dan kepemilikan aturan. Orang tua bersikap aktif dalam menciptakan kultur keluarga yang kondusif di rumah dengan menyediakan fasilitas belajar sesuai dengan kondisi perekonomiannya, membantu kesulitan belajar siswa sesuai PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI dengan kemampuannya, menjaga keharmonisan antar anggota keluarga, mengawasi dan berkonsultasi dengan guru mengenai kegiatan anak di sekolah dan prestasi belajarnya, mendukung dan membantu dalam mengembangkan potensi bakat anaknya. 3. Sejalan dengan hasil penelitian ketiga, maka sekolah perlu meningkatkan dan menciptakan kultur sekolah yang sangat kondusif berorientasi pada power distance kecil menciptakani perlakuan guru terhadap proses pembelajaran terpusat pada siswa, kesempatan bertanya, kebebasan menyampaikan kritik, komunikasi dua arah di kelas, dsb , collectivism dapat menyelesaikan tugas dari guru, sikap positif dalam mengerjakan tugas, tujuan berprestasi, dsb, masculinity kompetisi kelas, orientasi pada prestasi dan kompetensi guru, dsb, uncertainty avoidance yang lemah tingkat penerimaan siswa dengan kekurangan guru, kejelasan guru dalam menerangkan dan kedekatan hubungan antara guru, siswa, dan orang tua. Guru hendaknya perlu terus menerus memberikan bimbingan, pengawasan, dan pengarahan kepada siswa agar siswa mengenai kegiatan belajar sehingga siswa mampu mencapai prestasi belajar dengan baik. Sekolah hendaknya dapat memberikan iklim yang kondusif dengan memelihara dan memberikan sarana dan prasarana yang memadai sehingga mendorong terciptanya proses belajar mengajar yang efektif dan efisien. 4. Penelitian ini belum banyak dilakukan, mengingat pendidikan merupakan hal yang sangat penting dalam mencapai kesuksesan. Penelitian ini perlu PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Dokumen yang terkait

Pengaruh locus of control, kultur keluarga, dan kultur sekolah pada hubungan antara kecerdasan emosional dengan prestasi belajar : survei pada siswa-siswi kelas 3 SMP Negeri dan swasta di Kota Madya Yogyakarta.

0 0 320

Pengaruh jenis kelamin dan locus of control terhadap hubungan kultur keluarga, kultur lingkungan kerja, dan kultur lingkungan masyarakat dengan kecerdasan emosional guru : survei pada guru SMA di Kabupaten Sleman, DIY.

0 1 271

Pengaruh locus of control, kultur keluarga, dan kultur sekolah pada hubungan antara kecerdasan emosional dengan prestasi belajar siswa : survei pada siswa-siswi kelas IX SMP Negeri dan Swasta di Kabupaten Bantul, Yogyakarta.

0 1 282

Pengaruh locus of control, kultur keluarga, dan kultur sekolah pada hubungan antara kecerdasan emosional dengan prestasi belajar siswa : survei pada siswa-siswa SMP Negeri dan Swasta di Kabupaten Sleman - Yogyakarta.

0 0 265

Pengaruh jenis kelamin dan locus of control terhadap hubungan kultur keluarga, kultur lingkungan kerja, dan kultur lingkungan masyarakat dengan kecerdasan emosional guru : survei pada guru SMA di Kabupaten Kulon Progo, Yogyakarta.

1 2 293

Pengaruh locus of control, kultur keluarga, dan kultur sekolah pada hubungan antara kecerdasan emosional dengan prestasi belajar siswa : survei pada siswa-siswa SMP Negeri dan Swasta di Kabupaten Sleman - Yogyakarta - USD Repository

0 0 263

Pengaruh jenis kelamin dan locus of control terhadap hubungan kultur keluarga, kultur lingkungan kerja, dan kultur lingkungan masyarakat dengan kecerdasan emosional guru : survei pada guru SMA di Kabupaten Kulon Progo, Yogyakarta - USD Repository

0 0 291

Pengaruh locus of control, kultur keluarga, dan kultur sekolah pada hubungan kecerdasan emosional dengan prestasi belajar siswa : survey siswa-siswi SMP negeri dan swasta di Kabupaten Kulon Progo - USD Repository

0 0 292

Pengaruh locus of control, kultur keluarga, dan kultur sekolah pada hubungan antara kecerdasan emosional dengan prestasi belajar siswa : survei pada siswa-siswi kelas IX SMP Negeri dan Swasta di Kabupaten Bantul, Yogyakarta - USD Repository

0 1 280

Pengaruh locus of control, kultur keluarga, dan kultur sekolah pada hubungan antara kecerdasan emosional dengan prestasi belajar : survei pada siswa-siswi kelas 3 SMP Negeri dan swasta di Kota Madya Yogyakarta - USD Repository

0 0 318