Analisis Data ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
prestasi belajar siswa menunjukkan lebih rendah dari nilai alpha yang digunakan dalam penelitian ini
050 ,
027 ,
= =
α ρ
. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pengaruh locus of
control terhadap hubungan kecerdasan emosional dengan prestasi belajar siswa adalah signifikan. Artinya, semakin internal locus of
control siswa semakin kuat derajat hubungan kecerdasan emosional dengan prestasi belajar siswa. Hasil ini sejalan dengan dugaan awal
penelitian ini bahwa ada pengaruh positif locus of control terhadap hubungan kecerdasan emosional dengan prestasi belajar.
b. Pengaruh kultur keluarga pada hubungan kecerdasan emosional dengan prestasi belajar siswa.
1 Rumusan Hipotesis 2 Ho = Tidak ada pengaruh positif kultur keluarga terhadap
hubungan antara kecerdasan emosional dengan prestasi belajar
Ha = Ada pengaruh positif kultur keluarga terhadap hubungan antara kecerdasan emosional dengan prestasi belajar.
2 Pengujian Hipotesis
Variabel kultur keluarga terdiri dari 4 dimensi. Berikut ini akan disajikan hasil pengujian masing-masing dimensi tersebut, yang
meliputi: a
Dimensi power distance PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Berdasarkan hasil pengujian ANOVA, model persamaan regresi dapat disajikan sebagai berikut lampiran 8, hal 244 :
i
Υ = 88,813 + 1,771 X
1
+ 0,204 X
2
a + 0,023 X
1
X
3a
Keterangan: Υ
= Prestasi belajar
1
Χ
= Variabel kecerdasan emosional
a
2
Χ = Variabel power distance
a
2 1
Χ Χ
= Nilai interaksi antara variabel kecerdasan emosional
dengan variabel power distance Hasil pengujian regresi di atas menunjukkan bahawa nilai
koefisien regresi
3
β dari interaksi variabel kecerdasan emosional dengan variabel prestasi belajar siswa adalah 0,026.
Nilai tersebut menunjukkan bahwa interaksi kedua variabel memperkuat derajat hubungan kecerdasan emosional dengan
variabel prestasi belajar siswa. Nilai signifikansi koefisien regresi
3
β dari interaksi variabel kecerdasan emosional dengan variabel kultur keluarga dimensi power distance terhadap
prestasi belajar siswa menunjukkan lebih rendah dari nilai alpha yang digunakan dalam penelitian ini
050 ,
034 ,
= =
α ρ
. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pengaruh kultur
keluarga dimensi power distance terhadap hubungan kecerdasan emosional dengan prestasi belajar siswa adalah
signifikan. Artinya, semakin kecil jarak kekuasaan power distance anak dengan orang tua semakin kuat derajat hubungan
kecerdasan emosional dengan prestasi belajar siswa. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
b Dimensi collectivism vs individualism Berdasarkan hasil pengujian ANOVA, model persamaan regresi
dapat disajikan sebagai berikut lampiran 8, hal 245 :
i
Υ = 46,381 + 0,232 X
1
+ 0,669 X
3b
+0,006 X
1
X
3b
Keterangan:
i
Υ = Prestasi belajar
1
Χ
= Variabel kecerdasan emosional
b
3
Χ = Variabel collectivism vs individualism
b
3 1
Χ Χ
= Nilai interaksi antara variabel kecerdasan emosional
dengan variabel collectivism vs individualism Hasil pengujian regresi di atas menunjukkan bahawa nilai
koefisien regresi
3
β dari interaksi variabel kecerdasan emosional dengan variabel prestasi belajar siswa adalah 0,006.
Nilai tersebut menunjukkan bahwa interaksi kedua variabel memperkuat derajat hubungan kecerdasan emosional dengan
variabel prestasi belajar siswa. Nilai signifikansi koefisien regresi
3
β dari interaksi variabel kecerdasan emosional dengan variabel kultur keluarga dimensi collectivism vs individualism
terhadap prestasi belajar siswa menunjukkan lebih rendah dari nilai alpha yang digunakan dalam penelitian ini
050 ,
017 ,
= =
α ρ
. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pengaruh kultur keluarga dimensi collectivism vs
individualism terhadap hubungan kecerdasan emosional dengan prestasi belajar siswa adalah signifikan. Artinya, semakin kultur
keluarga yang berorientasi individualism semakin kuat derajat hubungan kecerdasan emosional dengan prestasi belajar siswa.
c Dimensi feminity vs masculinity Berdasarkan hasil pengujian ANOVA, model persamaan regresi
dapat disajikan sebagai berikut lampiran 8, hal 246 :
i
Υ = 59,559 + 0,101 X
1
+ 0,000X
3c
+0,032 X
1
X
3c
Keterangan:
i
Υ = Prestasi belajar
1
Χ
= Variabel kecerdasan emosional
c
3
Χ = Variabel feminity vs masculinity
c
3 1
Χ Χ
= Nilai interaksi antara variabel kecerdasan emosional dengan variabel feminity vs masculinity
Hasil pengujian regresi di atas menunjukkan bahawa nilai
koefisien regresi
3
β dari interaksi variabel kecerdasan emosional dengan variabel prestasi belajar siswa adalah 0,001.
Nilai tersebut menunjukkan bahwa interaksi kedua variabel memperkuat derajat hubungan kecerdasan emosional dengan
variabel prestasi belajar siswa. Nilai signifikansi koefisien regresi
3
β dari interaksi variabel kecerdasan emosional dengan variabel kultur keluarga dimensi feminity vs masculinity
terhadap prestasi belajar siswa menunjukkan lebih rendah dari nilai alpha yang digunakan dalam penelitian ini
050 ,
032 ,
= =
α ρ
. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pengaruh kultur keluarga dimensi feminity vs
masculinity terhadap hubungan kecerdasan emosional dengan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
prestasi belajar siswa adalah signifikan. Artinya, semakin kultur keluarga yang beorientasi masculinity semakin kuat derajat
hubungan kecerdasan emosional dengan prestasi belajar siswa. d Dimensi uncertainty avoidance
Berdasarkan hasil pengujian ANOVA, model persamaan regresi dapat disajikan sebagai berikut lampiran 8, hal 247 :
i
Υ = 58,439 + 0,112 X
1
+ 0,145 X
3d
+ 0,574 X
1
X
3d
Keterangan:
i
Υ = Prestasi belajar
1
Χ
= Variabel kecerdasan emosional
d
3
Χ = Variabel uncertainty avoidance
d
3 1
Χ Χ
= Nilai interaksi antara variabel kecerdasan emosional
dengan variabel uncertainty avoidance Hasil pengujian regresi di atas menunjukkan bahawa nilai
koefisien regresi
3
β dari interaksi variabel kecerdasan emosional dengan variabel prestasi belajar siswa adalah 0,574.
Nilai tersebut menunjukkan bahwa interaksi kedua variabel memperkuat derajat hubungan kecerdasan emosional dengan
variabel prestasi belajar siswa. Nilai signifikansi koefisien regresi
3
β dari interaksi variabel kecerdasan emosional dengan variabel kultur keluarga dimensi uncertainty avoidance
terhadap prestasi belajar siswa menunjukkan lebih rendah dari nilai alpha yang digunakan dalam penelitian ini
050 ,
0193 ,
= =
α ρ
. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pengaruh kultur keluarga dimensi uncertaiity avoidance
terhadap hubungan kecerdasan emosional dengan prestasi belajar siswa adalah signifikan. Artinya, semakin kultur keluarga yang
beorientasi uncertanity avoidance lemah semakin kuat derajat hubungan kecerdasan emosional dengan prestasi belajar siswa.
Hasil pengujian hipotsis II yaitu ada pengaruh positif kultur keluarga power distance, collectivism vs individualism, femininity vs
masculinity, dan uncertainty avoidance pada hubungan hubungan kecerdasan emosional dengan prestasi belajar siswa, maka berikut ini
disajikan model persamaan regresinya adalah sebagai berikut lampiran 8, hal 242:
i
Υ = 68,127 + 0,119 X
1
+0,51 X
3
+ 0,003 X
1
X
3
Keterangan:
i
Υ = Prestasi belajar
1
Χ
= Variabel kecerdasan emosional
2
Χ
= Variabel kultur keluarga
2 1
Χ Χ
= Nilai interaksi antara variabel kecerdasan emosional dengan variabel kultur keluarga
Hasil pengujian regresi di atas menunjukkan bahwa nilai koefisien regresi
3
β dari interaksi variabel kecerdasan emosional dengan variabel prestasi belajar siswa adalah 0,003. Nilai tersebut
menunjukkan bahwa interaksi kedua variabel memperkuat derajat hubungan kecerdasan emosional dengan variabel prestasi belajar
siswa. Nilai signifikansi koefisien regresi
3
β dari interaksi variabel kecerdasan emosional dengan variabel kultur keluarga terhadap
prestasi belajar siswa menunjukkan lebih rendah dari nilai alpha PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
yang digunakan dalam penelitian ini 050
, 034
, =
= α
ρ .
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pengaruh kultur keluarga terhadap hubungan kecerdasan emosional dengan prestasi
belajar siswa adalah signifikan. Artinya, semakin kultur keluarga berorientasi jarak kekuasaan power distance kecil, semakin
individualis, semakin maskulin, dan semakin lemah tingkat penghindaran akan ketidakpastian, maka akan semakin kuat derajat
hubungan kecerdasan emosional dengan prestasi belajar siswa. Hasil ini sesuai dengan dugaan awal penelitian ini bahwa ada pengaruh
positif kultur keluarga terhadap hubungan kecerdasan emosional dengan prestasi belajar.
c. Pengaruh kultur sekolah pada hubungan kecerdasan emosional dengan prestasi belajar siswa.
1 Rumusan Hipotesis
Ho = Tidak ada pengaruh positif kultur sekolah terhadap hubungan antara kecerdasan emosional dengan prestasi
belajar Ha = Ada pengaruh positif kultur sekolah terhadap hubungan
antara kecerdasan emosional dengan prestasi belajar. 2
Pengujian Hipotesis Variabel kultur sekolah terdiri dari 4 dimensi. Berikut ini akan
disajikan hasil pengujian masing-masing dimensi tersebut, yang meliputi:
a Dimensi power distance Berdasarkan hasil pengujian ANOVA, model persamaan regresi
dapat disajikan sebagai berikut lampiran 8, hal 248 :
i
Υ = 95,245 + 0,316 X
1
+ 1,429 X
4a
+ 0,017 X
1
X
4a
Keterangan:
i
Υ = Prestasi belajar
1
Χ
= Variabel kecerdasan emosional
a
4
Χ = Variabel power distance
a
4 1
Χ Χ
= Nilai interaksi antara variabel kecerdasan emosional dengan variabel power distance
Hasil pengujian regresi di atas menunjukkan bahawa nilai
koefisien regresi
3
β dari interaksi variabel kecerdasan emosional dengan variabel prestasi belajar siswa adalah 0,017.
Nilai tersebut menunjukkan bahwa interaksi kedua variabel memperkuat derajat hubungan kecerdasan emosional dengan
variabel prestasi belajar siswa. Nilai signifikansi koefisien regresi
3
β dari interaksi variabel kecerdasan emosional dengan variabel kultur sekolah dimensi power distance terhadap
prestasi belajar siswa menunjukkan lebih rendah dari nilai alpha yang digunakan dalam penelitian ini
050 ,
043 ,
= =
α ρ
. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pengaruh kultur
sekolah dimensi power distance terhadap hubungan kecerdasan emosional dengan prestasi belajar siswa adalah signifikan.
Artinya, semakin kecil jarak kekuasaan power distance siswa PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
dengan guru semakin kuat derajat hubungan kecerdasan emosional dengan prestasi belajar siswa.
b Dimensi collectivism vs individualism Berdasarkan hasil pengujian ANOVA, model persamaan regresi
dapat disajikan sebagai berikut lampiran 8, hal 249 :
i
Υ = 55,760 + 0,190 X
1
+ 0,154 X
4b
+ 0,004 X
1
X
4b
Keterangan:
i
Υ = Prestasi belajar
1
Χ
= Variabel kecerdasan emosional
b
4
Χ = Variabel collectivism vs individualism
b
4 1
Χ Χ
= Nilai interaksi antara variabel kecerdasan emosional
dengan variabel collectivism vs individualism Hasil pengujian regresi di atas menunjukkan bahawa nilai
koefisien regres
3
β dari interaksi variabel kecerdasan emosional dengan variabel prestasi belajar siswa adalah 0,004.
Nilai tersebut menunjukkan bahwa interaksi kedua variabel memperkuat derajat hubungan kecerdasan emosional dengan
variabel prestasi belajar siswa. Nilai signifikansi koefisien regresi
3
β dari interaksi variabel kecerdasan emosional dengan variabel kultur sekolah dimensi collectivism vs individualism
terhadap prestasi belajar siswa menunjukkan lebih rendah dari nilai alpha yang digunakan dalam penelitian ini
050 ,
013 ,
= =
α ρ
. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pengaruh kultur sekolah dimensi collectivism vs
individualism terhadap hubungan kecerdasan emosional dengan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
prestasi belajar siswa adalah signifikan. Artinya, semakin kultur sekolah berorientasi individualism semakin kuat derajat
hubungan kecerdasan emosional dengan prestasi belajar siswa. c Dimensi feminity vs masculinity
Berdasarkan hasil pengujian ANOVA, model persamaan regresi dapat disajikan sebagai berikut lampiran 8, hal 250 :
i
Υ = 49,034 + 0,231 X
1
+ 1,077 X
3c
+ 0,012 X
1
X
4c
Keterangan: Υ
= Prestasi belajar
1
Χ
= Variabel kecerdasan emosional
c
4
Χ = Variabel feminity vs masculinity
c
4 1
Χ Χ
= Nilai interaksi antara variabel kecerdasan emosional dengan variabel feminity vs masculinity
Hasil pengujian regresi di atas menunjukkan bahawa nilai
koefisien regresi
3
β dari interaksi variabel kecerdasan emosional dengan variabel prestasi belajar siswa adalah 65,348.
Nilai tersebut menunjukkan bahwa interaksi kedua variabel memperkuat derajat hubungan kecerdasan emosional dengan
variabel prestasi belajar siswa. Nilai signifikansi koefisien regresi
3
β dari interaksi variabel kecerdasan emosional dengan variabel kultur sekolah dimensi feminity vs masculinity
terhadap prestasi belajar siswa menunjukkan lebih rendah dari nilai alpha yang digunakan dalam penelitian ini
050 ,
028 ,
= =
α ρ
. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pengaruh kultur sekolah dimensi feminity vs masculinity
terhadap hubungan kecerdasan emosional dengan prestasi belajar siswa adalah signifikan. Artinya, semakin kultur sekolah yang
beorientasi masculinity semakin kuat derajat hubungan kecerdasan emosional dengan prestasi belajar siswa.
d Dimensi uncertainty avoidance Berdasarkan hasil pengujian ANOVA, model persamaan regresi
dapat disajikan sebagai berikut lampiran 8, hal 251 :
i
Υ = 47,763 + 0,247 X
1
+ 1,327 X
4d
+ 248,200 X
1
X
4d
Keterangan:
i
Υ = Prestasi belajar
1
Χ
= Variabel kecerdasan emosional
d
4
Χ = Variabel uncertainty avoidance
d
4 1
Χ Χ
= Nilai interaksi antara variabel kecerdasan emosional dengan variabel uncertainty avoidance
Hasil pengujian regresi di atas menunjukkan bahwa nilai
koefisien regresi
3
β dari interaksi variabel kecerdasan emosional dengan variabel prestasi belajar siswa adalah 0,015.
Nilai tersebut menunjukkan bahwa interaksi kedua variabel memperkuat derajat hubungan kecerdasan emosional dengan
variabel prestasi belajar siswa. Nilai signifikansi koefisien regresi
3
β dari interaksi variabel kecerdasan emosional dengan variabel kultur sekolah dimensi uncertainty avoidance terhadap
prestasi belajar siswa menunjukkan lebih rendah dari nilai alpha yang digunakan dalam penelitian ini
050 ,
017 ,
= =
α ρ
. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pengaruh kultur sekolah dimensi uncertainty avoidance terhadap hubungan
kecerdasan emosional dengan prestasi belajar siswa adalah signifikan. Artinya, semakin kultur sekolah yang beorientasi
uncertainty avoidance lemah semakin kuat derajat hubungan kecerdasan emosional dengan prestasi belajar siswa.
Hasil pengujian hipotesa III yaitu ada pengaruh positif kultur sekolah power distance, collectivism vs individualism, feminity vs
masculinity, uncertainty avoidance pada hubungan hubungan kecerdasan emosional dengan prestasi belajar siswa maka berikut ini
disajikan model persamaan regresinya adalah sebagai berikut lampiran 8, hal 243:
i
Υ = 68,001 + 0,150 X
1
+ 0,26 X
4
+ 0,002 X
1
X
4
Keterangan:
i
Υ = Prestasi belajar
1
Χ
= Variabel kecerdasan emosional
2
Χ
= Variabel kultur sekolah
2 1
Χ Χ
= Nilai interaksi antara variabel kecerdasan emosional dengan variabel kultur sekolah
Hasil pengujian regresi di atas menunjukkan bahwa nilai koefisien regresi
3
β dari interaksi variabel kecerdasan emosional dengan variabel prestasi belajar siswa adalah 0,002. Nilai tersebut
menunjukkan bahwa interaksi kedua variabel memperkuat derajat hubungan kecerdasan emosional dengan variabel prestasi belajar
siswa. Nilai signifikansi koefisien regresi
3
β dari interaksi variabel PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
kecerdasan emosional dengan variabel kultur sekolah terhadap prestasi belajar siswa menunjukkan lebih rendah dari nilai alpha
yang digunakan dalam penelitian ini 050
, 043
, =
= α
ρ .
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pengaruh kultur sekolah terhadap hubungan kecerdasan emosional dengan prestasi belajar
siswa adalah signifikan. Artinya, semakin kultur sekolah berorientasi semakin kecil jarak kekuasaan power distance kecil, semakin
individualis, semakin maskulin, dan semakin lemah tingkat penghindaran akan ketidakpastian, maka akan semakin kuat derajat
hubungan kecerdasan emosional dengan prestasi belajar siswa. Hasil ini sesuai dengan dugaan awal penelitian ini bahwa ada pengaruh
positif kultur sekolah terhadap hubungan kecerdasan emosional dengan prestasi belajar siswa.