Deskripsi Data ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

Tabel 4.4 menunjukkan bahwa jumlah responden yang berasal dari sekolah negeri sebanyak 268 siswa atau 72 dan siswa yang berasal dari sekolah swasta sebanyak 104 siswa atau 38 . Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden penelitian ini berasal dari sekolah negeri. 2. Deskripsi Variabel Penelitian a. Locus of Control Tabel 4.5 Locus of Control Siswa Nama sekolah I II III IV V Skor f fr f fr f fr f fr f fr 23-36 3 3,19 5 5 2 2,7 - 4 9 36-58 91 96,81 95 95 72 97,3 8 100 40 91 Jumlah 94 100 100 100 74 100 8 100 44 100 Nama sekolah VI VII Total Skor f fr f fr f fr Kriteria 23-36 1 8,33 1 2,54 16 4,31 Eksternal 36-58 11 91,66 38 86,36 355 95,69 Internal Jumlah 12 100 39 100 371 100 Keterangan : I = SMP Negeri 1 Kalibawang II = SMP Negeri 2 Nanggulan III = SMP Negeri 1 Pengasih IV = SMP Kanisius Samigaluh V = SMP Kemasyarakatan Kalibawang VI = SMP BOPKRI 2 Wates VII = SMP Muhammadiyah 2 Samigaluh f = frekuensi fr = frekuensi relatif Tabel 4.5 menunjukkan bahwa tingkat locus of control dari 355 siswa atau 95,69 terkategorikan internal dan 16 siswa atau 4,31 terkategorikan eksternal. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI sebagian besar responden terkategorikan siswa dengan locus of control internal. Hal ini didukung hasil perhitungan mean = 40,01, median = 40, modus = 40, dan standar deviasi = 2,42 lampiran 5, hal 232. b. Kultur Keluarga 1 Power Distance Tabel 4.6 Kultur Keluarga Siswa Pada Dimensi Power Distance Nama sekolah I II III IV V Skor f fr f fr f fr f fr f fr 13-16 64 68,08 63 63 38 51,35 5 62,5 32 72,72 11-12 17 28,09 30 30 17 32,97 3 37,5 9 20,45 9-10 3 3,83 6 6 8 10,81 - 0 3 6,83 7-8 - 0 1 1 1 1,36 - 0 - 0 6 - 0 - 0 - 0 - 0 - 0 Jumlah 94 100 100 100 74 100 8 100 44 100 Nama sekolah VI VII Total Skor f fr f fr f fr Kriteria 13-16 6 50 30 76,92 238 64,15 Sangat kecil 11-12 4 33,33 8 20,51 108 29,11 Kecil 9-10 2 16,67 1 2,57 23 6,19 Cukup kecil 7-8 - 0 - 0 2 0,05 Besar 6 - 0 - 0 - 0 Sangat Besar Jumlah 12 100 39 100 371 100 Keterangan : I = SMP Negeri 1 Kalibawang II = SMP Negeri 2 Nanggulan III = SMP Negeri 1 Pengasih IV = SMP Kanisius Samigaluh V = SMP Kemasyarakatan Kalibawang VI = SMP BOPKRI 2 Wates VII = SMP Muhammadiyah 2 Samigaluh f = frekuensi fr = frekuensi relatif Tabel 4.6 menunjukkan bahwa 238 siswa atau 64,15 berasal dari keluarga dengan power distance sangat kecil, 108 siswa atau 19,11 berasal dari keluarga dengan power distance kecil, 23 siswa atau 6,20 berasal dari keluarga dengan power distance cukup kecil, 2 siswa atau 0,54 berasal dari keluarga dengan power distance besar, dan tidak ada atau 0 siswa yang berasal dari keluarga dengan power distance sangat besar. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden berasal dari keluarga dengan power distance sangat besar. Hal ini didukung hasil perhitungan mean = 12,98, median = 13, modus = 13, dan standar deviasi = 1,61 l ampiran 5, hal 233 . 2 Collectivism vs Individualism Tabel 4.7 Kultur Keluarga Siswa Pada Dimensi Collectivism vs Individualism Nama sekolah I II III IV V Skor f fr f fr f fr f fr f fr 23-28 23 24,46 24 24 21 28,38 1 12,5 11 25 18-22 68 72,34 71 71 51 68,91 7 87,5 30 68,18 16-17 3 3,20 3 3 2 2,71 - 0 3 6,82 13-15 - 0 2 2 - 0 - 0 - 0 12 - 0 - 0 - 0 - 0 - 0 Jumlah 94 100 100 100 74 100 8 100 44 100 Nama sekolah VI VII Total Skor f fr f fr f fr Kriteria 23-28 3 25 6 15,38 89 23,99 Sangat kolektif 18-22 6 50 30 76,92 263 70,89 Kolektif 16-17 1 8,33 1 2,56 13 3,5 Cukup kolektif 13-15 2 16,67 2 5,14 6 1,7 Individualis 12 - 0 - 0 - 0 Sangat Individualis Jumlah 12 100 39 100 371 100 Keterangan : I = SMP Negeri 1 Kalibawang II = SMP Negeri 2 Nanggulan III = SMP Negeri 1 Pengasih IV = SMP Kanisius Samigaluh V = SMP Kemasyarakatan Kalibawang VI = SMP BOPKRI 2 Wates VII = SMP Muhammadiyah 2 Samigaluh f = frekuensi fr = frekuensi relatif Tabel 4.7 menunjukkan bahwa 89 siswa atau 23,99 berasal dari keluarga dengan dimensi sangat kolektif, 263 siswa atau 70,89 berasal dari keluarga dengan dimensi kolektif, 13 siswa atau 3,50 berasal dari keluarga dengan dimensi cukup kolektif, 6 siswa atau 1,62 berasal dari keluarga dengan dimensi individualis, dan tidak ada atau 0 siswa yang berasal dari keluarga dengan dimensi individualis. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden berasal dari keluarga dengan dimensi kolektif. Hal ini didukung hasil perhitungan mean = 20,86, median = 21, modus = 21, dan standar deviasi = 2,32 lampiran 5, hal 233 . 3 Femininity vs Masculinity Tabel 4.8 Kultur Keluarga Siswa Pada Dimensi Femininity vs Masculinity Nama sekolah I II III IV V Skor f fr f fr f fr f fr f fr 13-16 20 21,28 25 25 27 36,49 1 12,5 8 18,18 11-12 50 53,19 50 50 18 37,84 2 25 16 36,36 9-10 22 23,40 23 23 15 20,27 5 62,5 18 40,90 7-8 2 2,13 2 2 4 5,40 - 0 2 4,55 6 - 0 - 0 - 0 - 0 - 0 Jumlah 94 100 100 100 74 100 8 100 44 100 Nama sekolah VI VII Total Skor f fr f fr f fr Kriteria 13-16 4 33,33 9 23,1 94 25,37 Sangat maskulin 11-12 4 33,33 16 41,3 166 44,74 Maskulin 9-10 3 25 13 33,33 99 26,68 Cukup maskulin 7-8 1 8,33 - 11 2,96 Feminin 6 - 1 2,56 1 0,25 Sangat feminin Jumlah 12 100 39 100 371 100 Keterangan : I = SMP Negeri 1 Kalibawang II = SMP Negeri 2 Nanggulan III = SMP Negeri 1 Pengasih IV = SMP Kanisius Samigaluh V = SMP Kemasyarakatan Kalibawang VI = SMP BOPKRI 2 Wates VII = SMP Muhammadiyah 2 Samigaluh f = frekuensi fr = frekuensi relatif Tabel 4.8 menunjukkan bahwa 94 siswa atau 25,34 berasal dari keluarga dengan dimensi sangat maskulin, 166 siswa atau 44,74 berasal dari keluarga dengan dimensi maskulin, 99 siswa atau 26,68 berasal dari keluarga dengan dimensi cukup maskulin, 11 siswa atau 2,97 berasal dari keluarga dengan dimensi feminin, dan 1 siswa atau 0,27 yang berasal dari keluarga dengan dimensi sangat feminin. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden berasal dari keluarga dengan dimensi maskulin. Hal ini didukung hasil perhitungan mean = 11,39, median = 11, modus = 11, dan standar deviasi = 1,68 lampiran 5, hal 233 . 4 Uncertainty Avoidance Tabel 4.9 Kultur Keluarga Siswa Pada Dimensi Uncertainty Avoidance Nama sekolah I II III IV V Skor f fr f fr f fr f fr f fr 10-12 37 39,36 34 34 20 27,3 4 50 13 29,54 8-9 48 51,06 56 56 45 60,81 1 12,5 26 59 6-7 9 9,57 10 10 9 12,16 2 25 5 11,36 4-5 - - - 1 12,5 - 4 - - - - - Jumlah 94 100 100 100 74 100 8 100 44 100 Nama sekolah VI VII Total Skor f fr f fr f fr Kriteria 10-12 6 50 15 38,46 129 34,77 Sangat lemah 8-9 6 50 21 53,84 203 54,72 Lemah 6-7 - 2 5,13 37 9,97 Cukup lemah 4-5 - 1 2,56 2 0,54 Kuat 4 - - - 0 Sangat Kuat Jumlah 12 100 39 100 371 100 Keterangan : I = SMP Negeri 1 Kalibawang II = SMP Negeri 2 Nanggulan III = SMP Negeri 1 Pengasih IV = SMP Kanisius Samigaluh V = SMP Kemasyarakatan Kalibawang VI = SMP BOPKRI 2 Wates VII = SMP Muhammadiyah 2 Samigaluh f = frekuensi fr = frekuensi relatif Tabel 4.9 menunjukkan bahwa 129 siswa atau 34,77 berasal dari keluarga dengan uncertainty avoidance sangat lemah, 203 siswa atau 54,72 berasal dari keluarga dengan uncertainty avoidance lemah, 37 siswa atau 9,97 berasal dari keluarga dengan uncertainty avoidance cukup lemah, 2 siswa atau 0,54 berasal dari keluarga dengan uncertainty avoidance kuat, dan tidak ada atau 0 siswa yang berasal dari keluarga dengan uncertainty avoidance sangat kuat. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden berasal dari keluarga dengan uncertainty avoidance lemah. Hal ini didukung hasil perhitungan mean = 8,99, median = 9, modus = 9, dan standar deviasi = 1,25 lampiran 5, hal 233 . Berikut ini disajikan deskripsi kultur keluarga yang mencakup dimensi power distance, collectivism vs individualism, femininity vs masculinity, dan uncertainty avoidance. Tabel 4.10 Kultur Keluarga Siswa Nama sekolah I II III IV V Skor f fr f fr f fr f fr f fr 62-72 2 2,12 6 6 8 10,81 - 0 1 2,36 54-61 53 56,38 51 51 33 45,59 3 33,33 19 43,18 48-53 36 48,64 39 39 31 41,48 4 50 21 47,72 43-47 3 3,19 4 4 2 2,70 1 16,67 3 6,81 18-42 - 0 - - 0 - - 0 Jumlah 94 100 100 100 74 100 8 100 44 100 Nama sekolah VI VII Total Skor F fr f fr f fr Kriteria 62-72 2 1,66 2 5,12 21 5,66 Sangat kondusif 54-61 5 41,67 22 56,41 184 49,59 Kondusif 48-53 2 1,66 11 28,20 146 39,35 Cukup kondusif 43-47 3 25 3 7,69 18 4,85 Tidak kondusif 18-42 - 0 1 2,56 2 0,54 Sangat tidak kondusif Jumlah 12 100 39 100 371 100 Keterangan : I = SMP Negeri 1 Kalibawang II = SMP Negeri 2 Nanggulan III = SMP Negeri 1 Pengasih IV = SMP Kanisius Samigaluh V = SMP Kemasyarakatan Kalibawang VI = SMP BOPKRI 2 Wates VII = SMP Muhammadiyah 2 Samigaluh f = frekuensi fr = frekuensi relatif Tabel 4.10 menunjukkan bahwa kultur keluarga siswa yang terkategorikan sangat kondusif sebanyak 21 siswa atau 5,66, terkategorikan kondusif sebanyak 184 siswa atau 49,59, terkategorikan cukup kondusif sebanyak 146 siswa atau 39,35, terkategorikan tidak kondusif sebanyak 18 siswa atau 4,85, dan terkategorikan mempunyai kultur keluarga yang sangat tidak kondusif sebanyak 2 siswa atau 0,84. Hal tersebut menunjukkan bahwa sebagian besar siswa memiliki kultur keluarga yang kondusif. Hasil ini PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI didukung oleh hasil perhitungan nilai dengan mean = 54,22 median = 54 modus 54, dan standar deviasi = 4,33 lampiran 5, hal 232 . c. Kultur Sekolah 1 Power Distance Tabel 4.11 Kultur Sekolah Siswa Pada Dimensi Power Distance Nama sekolah I II III IV V Skor f fr f fr f fr f fr f fr 29-36 10 10,63 8 8,00 2 18,92 - 6 13,63 24-28 62 65,96 66 66,00 52 66,22 4 50 25 56,81 20-23 19 20,21 26 26,00 18 8,11 4 50 12 27,27 17-19 3 3,19 - 2 6,76 - 1 2,26 17 - 0 - 0 - 0 - 0 - 0 Jumlah 94 100 100 100 74 100 8 100 44 100 Nama sekolah VI VII Total Skor f fr f fr f fr Kriteria 29-36 1 25,00 5 5,12 45 12,12 Sangat kecil 24-28 8 33,33 26 84,61 251 67,65 Kecil 20-23 3 41,67 5 7,92 62 16,71 Cukup kecil 17-19 - 3 8,33 13 3,50 Besar 17 - - - Sangat Besar Jumlah 12 100 39 100 371 100 Keterangan : I = SMP Negeri 1 Kalibawang II = SMP Negeri 2 Nanggulan III = SMP Negeri 1 Pengasih IV = SMP Kanisius Samigaluh V = SMP Kemasyarakatan Kalibawang VI = SMP BOPKRI 2 Wates VII = SMP Muhammadiyah 2 Samigaluh f = frekuensi fr = frekuensi relatif Tabel 4.11 menunjukkan bahwa 32 siswa atau 8,63 berasal dari sekolah dengan power distance sangat kecil, 243 siswa atau 65,50 berasal dari sekolah dengan power distance kecil, 87 siswa atau 23,45 berasal dari sekolah dengan power distance cukup kecil, 9 siswa atau 2,42 berasal dari sekolah dengan power distance besar, PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI dan tidak ada siswa atau 0 yang berasal dari sekolah dengan power distance sangat besar. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden berasal dari sekolah dengan power distance kecil. Hal ini didukung hasil perhitungan mean = 24,98, median = 25, modus = 25, dan standar deviasi = 2,42 lampiran 5, hal 233 . 2 Collectivism vs Individualism Tabel 4.12 Kultur Sekolah Siswa Pada Dimensi Collectivism vs Individualism Nama sekolah I II III IV V Skor f fr f fr f fr f fr f fr 20-24 10 10,64 14 14,00 14 18,92 - 0 2 4,54 16-19 63 67,02 50 50,00 49 66,22 6 75 36 81,81 14-15 19 20,21 21 21,00 6 8,11 2 25 6 13,63 11-13 2 2,13 5 5,00 5 6,76 - 0 - 13 - 0 - 0 - 0 - 0 - Jumlah 94 100 100 100 74 100 8 100 44 100 Nama sekolah VI VII Total Skor f fr f fr f fr Kriteria 20-24 3 25 2 5,12 45 12,12 Sangat kolektif 16-19 4 33,33 33 84,61 251 67,65 Kolektif 14-15 5 41,67 3 7,92 62 16,71 Cukup kolektif 11-13 - 1 8,33 13 3,50 Individualis 13 - - - Sangat Individualis Jumlah 12 100 39 100 371 100 Keterangan : I = SMP Negeri 1 Kalibawang II = SMP Negeri 2 Nanggulan III = SMP Negeri 1 Pengasih IV = SMP Kanisius Samigaluh V = SMP Kemasyarakatan Kalibawang VI = SMP BOPKRI 2 Wates VII = SMP Muhammadiyah 2 Samigaluh f = frekuensi fr = frekuensi relatif Tabel 4.12 menunjukkan bahwa 37 siswa atau 9,97 berasal dari sekolah dengan dimensi sangat kolektif, 259 siswa atau 69,81 berasal dari sekolah dengan dimensi kolektif, 62 siswa atau 16,71 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI berasal dari sekolah dengan dimensi cukup kolektif, 13 siswa atau 3,51 berasal dari sekolah dengan dimensi individualis, dan tidak ada siswa atau 0 yang berasal dari sekolah dengan dimensi sangat individualis. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden berasal dari sekolah dengan dimensi kolektif. Hal ini didukung hasil perhitungan mean =17, median = 17, modus = 17, dan standar deviasi = 2.00 lampiran 5, hal 233 . 3 Femininity vs Masculinity Tabel 4.13 Kultur Sekolah Siswa Pada Dimensi Femininity vs Masculinity Nama sekolah I II III IV V Skor f fr f fr f fr f fr f fr 20-24 36 38,29 48 48 41 55,40 3 25,00 26 59,09 16-19 47 50 40 40 28 37,84 4 33,33 17 38,63 14-15 11 11,70 12 12 4 5,41 1 41,67 1 2,27 11-13 - - 1 1,35 - - 13 - 0 - 0 - 0 - 0 - 0 Jumlah 94 100 100 100 74 100 8 100 44 100 Nama sekolah VI VII Total Skor f fr f fr f fr Kriteria 20-24 5 41,66 22 56,41 181 48,78 Sangat maskulin 16-19 6 50,00 13 33,33 155 41,78 Maskulin 14-15 1 8,33 4 10,25 34 9,16 Cukup maskulin 11-13 - 0 - 0 1 0,27 Feminin 13 - 0 - 0 - 0 Sangat feminin Jumlah 12 100 39 100 371 100 Keterangan : I = SMP Negeri 1 Kalibawang II = SMP Negeri 2 Nanggulan III = SMP Negeri 1 Pengasih IV = SMP Kanisius Samigaluh V = SMP Kemasyarakatan Kalibawang VI = SMP BOPKRI 2 Wates VII = SMP Muhammadiyah 2 Samigaluh f = frekuensi fr = frekuensi relatif Tabel 4.13 menunjukkan bahwa 181 siswa atau 48,78 berasal dari sekolah dengan dimensi sangat maskulin, 155 siswa atau 41,78 berasal dari sekolah dengan dimensi maskulin, 34 siswa atau 9,16 berasal dari sekolah dengan dimensi cukup maskulin, 1 siswa atau 0,27 berasal dari sekolah dengan dimensi feminin, dan tidak ada siswa atau 0 yang berasal dari sekolah dengan dimensi sangat feminin. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden berasal dari sekolah dengan sangat maskulin. Hal ini didukung hasil perhitungan mean = 12,98, median = 13, modus = 13, dan standar deviasi = 1,47 lampiran 5, hal 233 . 4 Uncertainty Avoidance Tabel 4.14 Kultur Sekolah Siswa Pada Dimensi Uncertainty Avoidance Nama sekolah I II III IV V Skor f fr f fr f fr f fr f fr 10-12 28 29,78 20 20,00 25 33,38 1 12,5 13 29,55 8-9 45 47,87 53 53,00 3 44,59 4 50,00 19 43,18 6-7 20 21,28 24 24,00 14 18,92 3 37,50 12 27,27 4-5 1 1,06 3 3,00 2 2,7 - - 4 - - - - - Jumlah 94 100 100 100 74 100 8 100 44 100 Nama sekolah VI VII Total Skor f fr f fr f fr Kriteria 10-12 - 10 25,64 97 26,15 Sangat lemah 8-9 7 58,33 20 51,28 181 47,78 Lemah 6-7 4 33,33 8 20,51 85 22,91 Cukup lemah 4-5 1 8,33 1 2,56 8 2,15 Kuat 4 - - - Sangat Kuat Jumlah 12 100 39 100 371 100 Keterangan : I = SMP Negeri 1 Kalibawang II = SMP Negeri 2 Nanggulan III = SMP Negeri 1 Pengasih IV = SMP Kanisius Samigaluh V = SMP Kemasyarakatan Kalibawang VI = SMP BOPKRI 2 Wates VII = SMP Muhammadiyah 2 Samigaluh f = frekuensi fr = frekuensi relatif Tabel 4.14 menunjukkan bahwa 97 siswa atau 26,14 berasal dari sekolah dengan uncertainty avoidance sangat lemah, 181 siswa atau 48,79 berasal dari sekolah dengan uncertainty avoidance lemah, 84 siswa atau 22,64 berasal dari sekolah dengan uncertainty avoidance cukup lemah, 9 siswa atau 2,43 berasal dari sekolah dengan uncertainty avoidance kuat, dan tidak ada siswa atau 0 yang berasal dari sekolah dengan uncertainty avoidance sangat kuat. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden berasal dari sekolah dengan uncertainty avoidance lemah. Hal ini didukung hasil perhitungan mean = 8,51, median = 8, modus = 8 lampiran 5, hal 233 . Berikut ini disajikan deskripsi Kultur sekolah yang mencakup dimensi power distance, collectivism vs individualism, femininity vs masculinity, dan uncertainty avoidance. Tabel 4.15 Kultur Sekolah Siswa Nama sekolah I II III IV V Skor f fr f fr f fr f fr f fr 72-84 2 2,13 1 1 - 0 - - 0 63-71 26 27,65 18 18 24 32,43 - 0 6 13,63 56-62 48 51,06 64 64 40 54,05 5 37,5 22 50 50-55 18 19,15 17 17 10 13,51 3 62,5 16 36,36 21-49 - 0 - - 0 - - 0 Jumlah 94 100 100 100 74 100 8 100 44 100 Nama sekolah VI VII Total Skor f fr f fr f fr Kriteria 72-84 - 0 - 0 3 0,81 Sangat kondusif 63-71 1 8,33 23 58,97 98 26,41 Kondusif 56-62 4 30,76 12 30,76 195 52,56 Cukup kondusif 50-55 4 30,76 3 7,69 71 19,13 Tidak kondusif 21-49 3 25 1 2,56 4 1,07 Sangat tidak kondusif Jumlah 12 100 39 100 371 100 Keterangan : I = SMP Negeri 1 Kalibawang II = SMP Negeri 2 Nanggulan III = SMP Negeri 1 Pengasih IV = SMP Kanisius Samigaluh V = SMP Kemasyarakatan Kalibawang VI = SMP BOPKRI 2 Wates VII = SMP Muhammadiyah 2 Samigaluh f = frekuensi fr = frekuensi relatif Tabel 4.15 menunjukkan bahwa kultur sekolah siswa yang terkategorikan sangat kondusif sebanyak 3 siswa atau 0,81, terkategorikan kondusif sebanyak 98 siswa atau 26,41, terkategorikan cukup kondusif sebanyak 195 siswa atau 52,56, terkategorikan tidak kondusif sebanyak 71 siswa 19,13, dan terkategorikan mempunyai kultur sekolah yang sangat tidak kondusif sebanyak 4 siswa 1,07. Hal tersebut menunjukkan bahwa sebagian besar siswa memiliki kultur sekola yang cukup kondusif. Hal ini didukung hasil perhitungan mean = 12,98, median = 13, modus = 13, dan standar deviasi = 4,54 lampiran 5, hal 232 . PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI d. Kecerdasan Emosional Tabel 4.16 Kecerdasan Emosional Siswa Nama sekolah I II III IV V Skor f fr f fr f fr f fr f fr 97-120 18 19,14 10 10 6 8,1 - 0 - 0 79-96 71 75,53 85 85 66 89,18 7 87,5 39 88,63 67-78 5 5,31 5 5 2 2,7 1 12,5 5 6,82 55-66 - 0 - - 0 - 0 - 0 55 - 0 - - 0 - 0 - 0 Jumlah 94 100 100 100 74 100 8 100 44 100 Nama sekolah VI VII Total Skor f fr f fr f fr Kriteria 97-120 1 8,33 6 15,38 41 11,05 Sangat tinggi 79-96 9 75 31 79,48 308 83,02 Tinggi 67-78 2 16,66 2 5,13 22 5,93 Cukup tinggi 55-66 - 0 - 0 - 0 Rendah 55 - 0 - 0 - 0 Sangat rendah Jumlah 12 100 39 100 371 100 Keterangan : I = SMP Negeri 1 Kalibawang II = SMP Negeri 2 Nanggulan III = SMP Negeri 1 Pengasih IV = SMP Kanisius Samigaluh V = SMP Kemasyarakatan Kalibawang VI = SMP BOPKRI 2 Wates VII = SMP Muhammadiyah 2 Samigaluh f = frekuensi fr = frekuensi relatif Tabel 4.16 menunjukkan bahwa kecerdasan emosional siswa yang terkategorikan sangat tinggi sebanyak 41 siswa atau 11,05, terkategorikan tinggi sebanyak 308 siswa atau 83,02, terkategorikan cukup tinggi sebanyak 22 siswa atau 5,93, dan tidak ada siswa atau 0 terkategorikan mempunyai kecerdasan emosional yang rendah dan sangat rendah. Hal tersebut menunjukkan bahwa sebagian besar siswa memiliki kecerdasan emosional yang tinggi. Hal ini didukung hasil perhitungan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI mean = 87,62, median = 87, modus = 86, dan standar deviasi = 6,87 lampiran 5, hal 232 . e. Prestasi Belajar Tabel 4.17 Prestasi Belajar Siswa Nama sekolah I II III IV V Skor f fr f fr f fr f fr f fr 81-100 - 2 2 1 0,14 - - 66-80 77 81,92 84 84 59 79,72 7 87,5 24 54,55 56-65 17 18,08 14 14 14 18,91 1 12,5 20 45,45 46-55 - 0 - 0 - 0 - 0 - 0 46 - 0 - 0 - 0 - 0 - 0 Jumlah 94 100 100 100 74 100 8 100 44 100 Nama sekolah VI VII Total Skor f fr f fr f fr Kriteria 81-100 - 2 5,13 5 1,35 Sangat baik 66-80 8 66,67 37 94,87 296 79,78 Baik 56-65 4 33,33 - 70 18,86 Cukup baik 46-55 - 0 - 0 - 0 Rendah 46 - 0 - 0 - 0 Sangat rendah Jumlah 12 100 39 100 371 100 Keterangan : I = SMP Negeri 1 Kalibawang II = SMP Negeri 2 Nanggulan III = SMP Negeri 1 Pengasih IV = SMP Kanisius Samigaluh V = SMP Kemasyarakatan Kalibawang VI = SMP BOPKRI 2 Wates VII = SMP Muhammadiyah 2 Samigaluh f = frekuensi fr = frekuensi relatif Tabel 4.17 menunjukkan bahwa prestasi belajar siswa yang terkategorikan sangat baik sebanyak 5 siswa atau 1,35, terkategorikan baik sebanyak 295 siswa atau 79,51, terkategorikan cukup baik sebanyak 71 siswa atau 19,14, dan tidak ada siswa atau 0 terkategorikan mempunyai prestasi belajar yang rendah dan sangat rendah. Hal ini didukung hasil PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI perhitungan mean = 69,41, median = 69, modus = 68, dan standar deviasi = 4,37 lampiran 5, hal 232 .

B. Analisis Data

1. Pengujian Prasyarat Analisis Data a. Pengujian Normalitas Pengujian normalitas dimaksudkan untuk mengetahui normal atau tidaknya distribusi variabel locus of control, kultur keluarga, kultur sekolah, kecerdasan emosional, dan prestasi belajar. Berikut ini disajikan hasil pengujian normalitas berdasarkan uji satu sampel dari Kolmogorov Smirnov, lampiran 7, hal 240 . Tabel 4.18 Hasil Pengujian Normalitas 371 371 371 371 371 40.01 54.22 59.96 87.62 69.41 2.42 4.33 4.54 6.87 4.37 .126 .062 .067 .088 .085 .066 .062 .067 .088 .085 -.126 -.049 -.048 -.050 -.055 1.142 1.192 1.282 1.701 1.628 .116 .117 .075 .116 .120 N Mean Std. Deviation Normal Parameters a,b Absolute Positive Negative Most Extreme Differences Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. 2-tailed Locus of control X2 Kultur Keluarga X3 Kultur Sekolah X4 Kecerdasan Emosi X1 Prestasi Belajar Y One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Test distribution is Normal. a. Calculated from data. b. Dari tabel 4.6 di atas, dapat diketahui nilai asymptotic significance Asym.Sig. untuk distribusi data variabel locus of control 0,116; kultur keluarga 0,117; kultur sekolah 0,075; kecerdasan emosional 0,116; dan prestasi belajar adalah 0,120 yang berarti lebih besar dari alpha α = 0.05. Dengan demikian dapat disimpulkan distribusi data variabel locus of control, kultur keluarga, kultur sekolah, kecerdasan emosional, dan prestasi belajar adalah normal. b. Pengujian Liniearitas Uji linieritas digunakan untuk mengetahui apakah ada hubungan yang linier antara variabel kecerdasan emosional dengan prestasi belajar. Berikut ini disajikan tabel hasil pengujian linieritas, lampiran 7, hal 240: Tabel 4.19 Tabel Liniearitas 858.601 36 23.850 1.285 .134 236.233 1 236.233 12.724 .000 622.367 35 17.782 .958 .541 6201.124 334 18.566 7059.725 370 Combined Linearity Deviation from Linearity Between Groups Within Groups Total Prestasi Belajar Y Kecerdasan Emosi X1 Sum of Squares df Mean Square F Sig. ANOVA Table Tabel 4.9 menunjukkan bahwa hubungan antara variabel kecerdasan emosional 2 Χ dengan prestasi belajar i Υ pada taraf signifikansi 5 dan derajat kebebasan db pembilang 36 dan derajat kebebasan penyebut 334 adalah linier F hitung = 1,285 F tabel = 2,240. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hubungan antara variabel kecerdasan emosional dengan prestasi belajar adalah linier. 2. Pengujian Hipotesis Pengujian hipotesis penelitian ini menggunakan model persamaan yang dikembangkan oleh Chow Gujarati, 1995:512. a. Pengaruh locus of control pada hubungan kecerdasan emosional dengan prestasi belajar siswa. 1 Rumusan Hipotesis I Ho = Tidak ada pengaruh positif locus of control terhadap hubungan antara kecerdasan emosional dengan prestasi belajar Ha = Ada pengaruh positif locus of control terhadap hubungan antara kecerdasan emosional dengan prestasi belajar. 2 Rumus Hipotesis 1 Berdasarkan hasil pengujian ANOVA, model persamaan regresi dapat disajikan sebagai berikut lampiran 8, hal 241 : i Υ = 47,940 + 0,408 X 1 + 0,102 X 2 + 0,004 X 1 X 2 Keterangan: i Υ = Prestasi belajar 1 Χ = Variabel kecerdasan emosional 2 Χ = Variabel locus of control 2 1 Χ Χ = Nilai interaksi antara variabel kecerdasan emosional dengan variabel locus of control Hasil pengujian regresi di atas menunjukkan bahwa nilai koefisien regresi 3 β dari interaksi variabel kecerdasan emosional dengan variabel prestasi belajar siswa adalah 0,004. Nilai tersebut menunjukkan bahwa interaksi kedua variabel memperkuat derajat hubungan kecerdasan emosional dengan variabel prestasi belajar siswa. Nilai signifikansi koefisien regresi 3 β dari interaksi variabel kecerdasan emosional dengan variabel locus of control terhadap prestasi belajar siswa menunjukkan lebih rendah dari nilai alpha yang digunakan dalam penelitian ini 050 , 027 , = = α ρ . Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pengaruh locus of control terhadap hubungan kecerdasan emosional dengan prestasi belajar siswa adalah signifikan. Artinya, semakin internal locus of control siswa semakin kuat derajat hubungan kecerdasan emosional dengan prestasi belajar siswa. Hasil ini sejalan dengan dugaan awal penelitian ini bahwa ada pengaruh positif locus of control terhadap hubungan kecerdasan emosional dengan prestasi belajar. b. Pengaruh kultur keluarga pada hubungan kecerdasan emosional dengan prestasi belajar siswa. 1 Rumusan Hipotesis 2 Ho = Tidak ada pengaruh positif kultur keluarga terhadap hubungan antara kecerdasan emosional dengan prestasi belajar Ha = Ada pengaruh positif kultur keluarga terhadap hubungan antara kecerdasan emosional dengan prestasi belajar. 2 Pengujian Hipotesis Variabel kultur keluarga terdiri dari 4 dimensi. Berikut ini akan disajikan hasil pengujian masing-masing dimensi tersebut, yang meliputi: a Dimensi power distance PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Dokumen yang terkait

Pengaruh locus of control, kultur keluarga, dan kultur sekolah pada hubungan antara kecerdasan emosional dengan prestasi belajar : survei pada siswa-siswi kelas 3 SMP Negeri dan swasta di Kota Madya Yogyakarta.

0 0 320

Pengaruh jenis kelamin dan locus of control terhadap hubungan kultur keluarga, kultur lingkungan kerja, dan kultur lingkungan masyarakat dengan kecerdasan emosional guru : survei pada guru SMA di Kabupaten Sleman, DIY.

0 1 271

Pengaruh locus of control, kultur keluarga, dan kultur sekolah pada hubungan antara kecerdasan emosional dengan prestasi belajar siswa : survei pada siswa-siswi kelas IX SMP Negeri dan Swasta di Kabupaten Bantul, Yogyakarta.

0 1 282

Pengaruh locus of control, kultur keluarga, dan kultur sekolah pada hubungan antara kecerdasan emosional dengan prestasi belajar siswa : survei pada siswa-siswa SMP Negeri dan Swasta di Kabupaten Sleman - Yogyakarta.

0 0 265

Pengaruh jenis kelamin dan locus of control terhadap hubungan kultur keluarga, kultur lingkungan kerja, dan kultur lingkungan masyarakat dengan kecerdasan emosional guru : survei pada guru SMA di Kabupaten Kulon Progo, Yogyakarta.

1 2 293

Pengaruh locus of control, kultur keluarga, dan kultur sekolah pada hubungan antara kecerdasan emosional dengan prestasi belajar siswa : survei pada siswa-siswa SMP Negeri dan Swasta di Kabupaten Sleman - Yogyakarta - USD Repository

0 0 263

Pengaruh jenis kelamin dan locus of control terhadap hubungan kultur keluarga, kultur lingkungan kerja, dan kultur lingkungan masyarakat dengan kecerdasan emosional guru : survei pada guru SMA di Kabupaten Kulon Progo, Yogyakarta - USD Repository

0 0 291

Pengaruh locus of control, kultur keluarga, dan kultur sekolah pada hubungan kecerdasan emosional dengan prestasi belajar siswa : survey siswa-siswi SMP negeri dan swasta di Kabupaten Kulon Progo - USD Repository

0 0 292

Pengaruh locus of control, kultur keluarga, dan kultur sekolah pada hubungan antara kecerdasan emosional dengan prestasi belajar siswa : survei pada siswa-siswi kelas IX SMP Negeri dan Swasta di Kabupaten Bantul, Yogyakarta - USD Repository

0 1 280

Pengaruh locus of control, kultur keluarga, dan kultur sekolah pada hubungan antara kecerdasan emosional dengan prestasi belajar : survei pada siswa-siswi kelas 3 SMP Negeri dan swasta di Kota Madya Yogyakarta - USD Repository

0 0 318