Kerangka Teoretik KAJIAN PUSTAKA
sebaliknya, sehingga melemahkan derajat hubungan kecerdasan emosional dengan prestasi belajar siswa.
Pada siswa yang berasal dari kultur keluarga yang bercirikan masculinity, derajat hubungan kecerdasan emosional dengan prestasi
belajar siswa diduga kuat akan lebih tinggi dibandingkan dengan siswa yang berasal dari kultur keluarga yang bercirikan femininity. Siswa
yang berasal dari keluarga dengan ciri masculinity relasi anak dan orang tua ada jarak, perbedaan peran orang tua, peranan wanita yang
lebih rendah daripada pria, dan pembelajaran bersama menjadi rendah hati. Berbeda dengan siswa yang berasal dari keluarga yang bercirikan
femininity dimana sebaliknya, sehingga melemahkan derajat hubungan kecerdasan emosional dengan prestasi belajar siswa.
Pada siswa yang berasal dari kultur keluarga yang bercirikan uncertainty avoidance yang lemah, derajat hubungan kecerdasan
emosional dengan prestasi belajar siswa diduga kuat akan lebih tinggi dibandingkan dengan siswa yang berasal dari kultur keluarga yang
bercirikan uncertainty avoidance yang kuat. Siswa yang berasal dari keluarga yang bercirikan uncertainty avoidance yang lemah toleransi
terhadap situasi yang tidak pasti dan punya inisiatif, keluarga sebagai tempat belajar dan kepemilikan aturan. Berbeda dengan siswa yang
berasal dari keluarga yang bercirikan uncertainty avoidance yang kuat dimana sebaliknya, sehingga melemahkan derajat hubungan kecerdasan
emosional dengan prestasi belajar siswa PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3. Pengaruh kultur sekolah pada hubungan antara kecerdasan emosional
dengan prestasi belajar. Kultur sekolah adalah suatu nilai yang dianut oleh sekolah yang
mempengaruhi tumbuh dan berkembangnya siswa. Siswa yang berasal dari kultur sekolah yang berbeda, diduga kuat mempunyai derajat
hubungan yang tidak sama antara kecerdasan emosional dengan prestasi belajarnya. Pada siswa yang berasal dari kultur sekolah yang bercirikan
power distance kecil, derajat hubungan kecerdasan emosional dengan prestasi belajar siswa diduga kuat akan lebih tinggi dibandingkan dengan
siswa yang berasal dari kultur sekolah dengan ciri power distance besar. Siswa yang berasal dari sekolah dengan power distance kecil perlakuan
guru terhadap para siswa sama, proses pembelajaran terpusat pada siswa, kesempatan bertanya, kebebasan menyampaikan kritik, komunikasi dua
arah di kelas, peranan orang tua pada anak di sekolah, aturan dan norma dalam di sekolah, pengembangan kemampuan dan bakat, dan
keuntungan orang tua dengan adanya proses pembelajaran sekolah. Berbeda dengan siswa yang berasal dari sekolah dengan power distance
besar dimana sebaliknya, sehingga melemahkan derajat hubungan kecerdasan emosional dengan prestasi belajar siswa.
Pada siswa yang berasal dari kultur sekolah yang bercirikan collectivism, derajat hubungan kecerdasan emosional
dengan prestasi belajar siswa diduga kuat akan lebih tinggi dibandingkan siswa yang
berasal dari kultur sekolah dengan ciri individualism. Siswa yang PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
berasal dari sekolah yang bercirikan collectivism siswa mempunyai kebebasan mengungkapkan pendapat, penyelesaian tugas dari guru,
tingkat penerimaan diri oleh orang lain, sikap positif dalam mengerjakan tugas dan tujuan berprestasi Berbeda dengan siswa yang
berasal dari sekolah yang bercirikan individualism dimana sebaliknya, sehingga melemahkan derajat hubungan kecerdasan emosional dengan
prestasi belajar siswa. Pada siswa yang berasal dari kultur sekolah yang bercirikan
masculinity, derajat hubungan kecerdasan emosional dengan prestasi belajar siswa diduga kuat akan lebih tinggi dibandingkan dengan siswa
yang berasal dari sekolah yang bercirikan femininity. Siswa yang berasal dari sekolah dengan masculinity suasana kompetisi di kelas,
berorientasi pada prestasi dan kompetensi guru. Berbeda dengan siswa yang berasal dari sekolah dengan ciri femininity dimana sebaliknya,
sehingga melemahkan derajat hubungan kecerdasan emosional dengan prestasi belajar siswa.
Pada siswa yang berasal dari kultur sekolah yang bercirikan uncertainty avoidance lemah, derajat hubungan kecerdasan emosional
dengan prestasi belajar siswa diduga kuat akan lebih tinggi dibandingkan siswa yang berasal dari kultur sekolah dengan ciri
uncertainty avoidance kuat. Siswa yang berasal dari sekolah dengan uncertainty avoidance tingkat penerimaan siswa dan kekurangan guru,
kejelasan guru dalam menerangkan dan kedekatan hubungan antara PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
guru, siswa, dan orange tua. Berbeda dengan siswa yang berasal dari keluarga yang bercirikan uncertainty avoidance kuat dimana
sebaliknya, sehingga melemahkan derajat hubungan kecerdasan emosional dengan prestasi belajar siswa.