19 yang  dapat  membentuk  kepribadian  anak  secara  keseluruhan  dan
menumbuhkan sikap ilmiah. Pembelajaran  IPA  yang  cocok  untuk  sekolah  dasar  adalah  melalui
pengalaman langsung yang dapat memperkuat ingatan siswa. Menurut De Vito dalam  Samatowa,  2011:  104  pembelajaran  IPA  yang  baik  harus  mengaitkan
IPA  dengan  kehidupan  sehari-hari.  Siswa  diberikan  kesempatan  untuk mengajukan pertanyaan, membangkitkan ide-ide siswa, membangun rasa ingin
tahu  siswa  tentang  lingkungan,  membangun  keterampilan  siswa  dan menimbulkan  kesadaran  siswa  belajar  IPA  sangat  diperlukan.  Penggunaan
media  dalam  pembelajaran  akan  memberikan  pengalaman  menarik  kepada siswa dan membuat siswa tidak bosan. Berdasarkan uraian tersebut maka dapat
disimpulkan  bahwa  pembelajaran  IPA  di  sekolah  dasar  haruslah  membuka kesempatan  siswa  untuk  mengembangkan  rasa  ingin  tahu  siswa.  Hal  tersebut
membantu  siswa  dalam  mengembangkan  kemampuan  bertanya  dan  mencari jawaban untuk memahami dan menjelaskan alam dan lingkungan sekitar.
4. Pendekatan Saintifik
a. Pengertian Pendekatan Saintifik
Pendekatan saintifik atau pendekatan ilmiah merupakan pendekatan yang diterapkan  dalam  kurikulum  2013.  Kamus  Besar  Bahasa  Indonesia  dalam
Hosnan,  2014:32  mengartikan  pendekatan  adalah;  1  proses,  perbuatan,  cara mendekati;  2  usaha  dalam  rangka  aktivitas  pengamatan  untuk  mengadakan
20 hubungan  dengan  orang  yang  diteliti,  metode-metode  untuk  mencapai
pengertian  tentang  masalah  pengamatan.  Pendekatan  saintifik  Hosnan, 2014:34  adalah  proses  pembelajaran  yang  dirancang  sedemikian  rupa  agar
peserta  didik  secara  aktif  mengkonstruk  konsep,  hokum  atau  prinsip  melalui tahapan  mengamati,  merumuskan  masalah,  mengajukan  atau  merumuskan
hipotesis,  mengumpulkan  data  dengan  berbagai  teknik,  menganalisis  dat, menarik
kesimpulan dan
mengkomunikasikan. Pendekatan
saintifik dimaksudkan  untuk  memberikan  pemahaman  kepada  siswa  dalam  memahami
berbagai materi dapat berasal dari mana saja, kapan saja, tidak bergantung pada informasi searah dari guru.
b. Tahap-Tahap Pendekatan Saintifik
Pendekatan  saintifik  memiliki  beberapa  karakteristik  menurut  Hosnan 2014:36  yaitu:  1  berpusat  pada  siswa;  2  melibatkan  keterampilan  proses
sains dalam mengkonstruksi konsep, hukum dan prinsip; 3 melibatkan proses- proses  kognitif  dalam  merangsang  perkembangan  intelek,  khususnya
keterampilan berpikir tingkat tinggi siswa; 4 dapat mengembangkan karakter siswa. Menurut Daryanto 2014: 59 aspek-aspek yang ada di dalam pendekatan
ilmiah meliputi
mengamati, menanya,
mencoba, menalar,
dan mengkomunikasikan.
a. Mengamati
Kegiatan  pertama  yang  dilakukan  pada  pendekatan  ilmiah  adalah mengamati.  Mengamati  menurut  Hosnan  2014:39  adalah  kegiatan  yang
21 disengaja  dan  sistematis  tentang  fenomena  sosial  dan  gejala-gejala  psikis
dengan  jalan  pengamatan  dan  pencatatan.  Kompetensi  yang  dikembangkan adalah  ketelitian  dalam  mencari  informasi.  Mengamati  bermanfaat  bagi
pemenuhan  rasa  ingin  tahu  siswa  sehingga  siswa  dapat  menemukan  fakta bahwa  ada  hubungan  antara  obyek  yang  dianalisis  dengan  materi
pembelajaran  yang  digunakan  guru.  Menurut  Daryanto  2014:60 karakteristik dalam mengamati terdapat beberapa langkah yaitu:
1 Menentukan obyek yang akan diamati.
2 Membuat pedoman pengamatan.
3 Menentukan secara jelas data yang harus diamati.
4 Menentukan tempat yang akan diamati.
5 Menentukan bagaimana pelaksanaan pengamatan agar berjalan mudah
dan lancar. 6
Menentukan cara dan melakukan pencatatan hasil pengamatan. b.
Menanya Menanya  merupakan  kegiatan  lanjutan  setelah  siswa  melakukan
pengamatan.  Menurut  Permendikbud  Nomor  81a  Tahun  2013  dalam Daryanto,  2014;  68  menanya  adalah  kegiatan  mengajukan  pertanyaan
tentang informasi yang tidak dipahami dari apa yang diamati. Daryanto juga mengungkapkan  bahwa  melalui  kegiatan  bertanya  siswa  mampu
mengembangkan  rasa  ingin  tahunya.  Selain  itu  menurut  Samatowa  2011; 96  mengemukakan  bahwa  bertanya  merupakan  salah  satu  ukuran  untuk
22 mengetahui  tingkat  pemahaman  siswa  dalam  proses  pembelajaran.  Kedua
pendapat  tersebut  beranggapan  bahwa  melalui  kegiatan  bertanya  dapat diketahui
sejauh mana
siswa menggunakan
pemikirannya dan
pemahamannya.  Kompetensi  yang  dikembangkan  dalam  kegiatan  bertanya adalah kreativitas, rasa ingin tahu, dan berpikir kritis. Fungsi bertanya dalam
kegiatan pembelajaran menurut Hosnan 2014:50 adalah sebagai berikut: 1
Membangkitkan  rasa  ingin  tahu,  minat,  dan  perhatian  peserta  didik tentang suatu tema atau topik.
2 Mendorong  peserta  didik  untuk  aktif  belajar,  serta  mengembangkan
pertanyaan dari dan untuk dirinya sendiri. 3
Mendiagnosis kesulitan belajar peserta didik. 4
Membangkitkan keterampilan peserta didik dalam berbicara, mengajukan pertanyaan, dan memberi jawaban secara logis dan sistematis.
5 Mendorong  partisipasi  peserta  didik  dalam  berdiskusi,  berargumen,
mengembangkan kemampuan berpikir, dan menarik kesimpulan. 6
Membangun  sikap  keterbukaan  untuk  saling  memberi  dan  menerima pendapat  atau  gagasan,  memperkaya  kosa  kata,  serta  mengembangkan
toleransi sosial dalam hidup berkelompok. c.
Mencoba Mencoba bertujuan untuk memperoleh hasil belajar yang nyata dan
mengembangan  sikap  ilmiah  siswa.  Aktivitas  yang  dilakukan  dalam kegiatan  mencoba  menurut  Daryanto  2014:79  sebagai  berikut:  1
23 menentukan  tema  atau  topik  sesuai  dengan  kompetensi  dasar  menurut
kurikulum;  2  mempelajari  cara-cara  penggunaan  alat  dan  bahan  yang tersedia dan harus disediakan; 3 mempelajari dasar teoritis yang relevan
dan  hasil-hasil  eksperimen  sebelumnya;  4  melakukan  dan  mengamati percobaan;  5  mencatat  fenomena  yang  terjadi,  menganalisis  dan
menyajikan  data;  6  menarik  kesimpulan  atas  hasil  percobaan;  dan  7 membuat laporan dan mengkomunikasikan hasil percobaan.
d. Menalar
Menalar  merupakan  kegiatan  yang  dilakukan  untuk  menemukan keterkaitan  suatu  informasi  dengan  informasi  yang  lainnya.  Menurut
Permendikbud  Nomor  81a  Tahun  2013  dalam  Daryanto,  2013:  70 mengemukakan  bahwa  menalar  adalah  kegiatan  memproses  informasi  yang
sudah  dikumpulkan  dari  hasil  kegiatan  mengamati  dan  kegiatan mengumpulkan  informasi.  Kegiatan  yang  dilakukan  pada  tahap  menalar
menurut Hosnan 2014:68 adalah; pertama, mengolah informasi yang sudah dikumpulkan  yang  diperoleh  melalui  eksperimenpengamatan;  kedua,
mencari  informasi  tambahan  dari  sumber  lain.  Kompetensi  yang dikembangkan  dalam  kegiatan  menalar  adalah  teliti,  kemampuan  berpikir
deduktif  dan  induktif  dalam  menyimpulkan.  Siswa  menghubungkan  apa yang sedang dipelajari dengan apa yang ada dalam kehidupan sehari-hari.
e. Mengkomunikasikan
24 Mengomunikasikan  merupakan  cara  untuk  menyampaikan  gagasan
baik  secara  lisan  maupun  tertulis.  Hal  ini  juga  dikemukan  dalam Permendikbud  Nomor 81a Tahun 2013 dalam Daryanto, 2014: 80 bahwa
mengkomunikasikan  adalah  kegiatan  menyampaikan  hasil  pengamatan, kesimpulan berdasarkan hasil analisi secara lisan, tertulis atau media lainnya.
Kompetensi  yang  diharapkan  melalui  kegiatan  komunikasi  ini  adalah berkembangnya sikap jujur, toleransi, kemampuan berpikir, dan kemampuan
berpendapat.  Selain  itu,  Samatowa  2011;  96  berpendapat  bahwa  bentuk komunikasi yang baik adalah dapat dipahami dan dimengerti oleh penerima
informasi.  Berdasarkan  pendapat-pendapat  tersebut  dapat  disimpulkan bahwa  mengkomunikasikan  merupakan  kegiatan  penyampaian  informasi
yang  dilakukan  baik  secara  lisan  maupun  tertulis  berdasarkan  hasil pengamatan kepada penerima informasi.
B. Penelitian yang Relevan
1. Hasil  penelitian  yang  relevan  yang  dilakukan  oleh  Johari  Marjan  2014.
Metode  yang  digunakan  dalam  penelitian  ini  adalah  metode  eksperimen. Adapun  jenis  penelitian  ini  adalah  penelitia  quasi  eksperimen.  Dari  penelitian
tersebut diperoleh hasil sebagai berikut, terdapat perbedaan hasil belajar biologi dan  keterampilan  proses  sains  antara  siswa  yang  mengikuti  pembelajaran
pendekatan  saintifik  dengan  siswa  yang  mengikuti  model  pembelajaran langsung F= 40,293;p, 0,005. Terdapat perbedaan keterampilan proses sains