1
BAB I PENDAHULUAN
Bab I membahas tentang latar belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan masalah, perumusan masalah, pemecahan masalah, tujuan penelitian,
batasan pengertian, dan manfaat penelitian.
A. Latar Belakang Masalah
Pada hakikatnya, IPA merupakan suatu pembelajaran yang berorientasi pada lingkungan. IPA merupakan pengetahuan yang menawarkan cara agar
dapat memahami kejadian yang terjadi pada dirinya dan alam sekitar. Pembelajaran IPA sangat berpengaruh besar untuk mendorong perkembangan
IPTEK. Selain itu, pembelajaran IPA bermanfaat bagi siswa untuk mempelajari dirinya dan alam yang ada di sekitarnya. Pembelajaran IPA menekankan pada
pemberian pengalaman secara langsung untuk mengembangkan rasa ingin tahu siswa dan mencari sendiri kebenarannya.
Pendidikan IPA di sekolah dasar bermanfaat bagi siswa untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar. Putra 2013: 40 mengungkapkan
bahwa IPA menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi untuk memahami alam sekitar secara ilmiah.
Tantangan dalam pelaksanaan pembelajaran IPA adalah memberikan akses kepada siswa terhadap pengalaman-pengalaman fisik dan membantu peserta
2 didik untuk mengkontruksi konsep sains mereka sendiri, serta mengenalkan
konsep yang telah disepakati Wisudawati dan Eka, 2014:9. Pelaksanaan proses pembelajaran IPA berdasarkan kurikulum 2013
mengoptimalkan penggunaan metode eksperimen. Putra 2013: 133 mengungkapkan bahwa dalam proses pembelajaran dengan metode eksperimen
siswa diberi kesempatan untuk mengalami sendiri atau melakukan sendiri, mengikuti suatu proses, mengamati suatu obyek, menganalisis dan menarik
kesimpulan sendiri mengenai suatu obyek atau proses tertentu. Permasalahan yang terjadi di dalam pembelajaran IPA di SD adalah guru
kurang memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan kreatifitasnya. Mayoritas guru dalam pelaksanaan pembelajaran masih
menggunakan metode ceramah. Hal tersebut berdampak pada kebiasaan siswa untuk menghafalkan konsep dan terpaku pada buku sehingga kurang aktif. Di
dalam pembelajaran IPA, siswa menjadi subjek belajar yang harus dilibatkan secara aktif dalam pembelajaran. Dengan demikian, siswa akan menemukan
sendiri berbagai fakta dan konsep. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang dilakukan di kelas IV
Sekolah Dasar Kanisius Kalasan pada tanggal 15 Juli 2014, dalam proses pembelajaran terdapat masalah. Guru terlihat menggunakan metode ceramah
dalam pelaksanaan pembelajaran. Hal tersebut berdampak pada keaktifan siswa di kelas. Pelaksanaan pembelajaran bersifat satu arah yaitu guru sebagai
sumber, penyedia, dan pemberi informasi sedangkan siswa mencatat apa yang
3 disampaikan dan ditulis oleh guru. Observasi proses pembelajaran yang
dilakukan menunjukkan bahwa keaktifan siswa dalam pembelajaran masih kurang. Siswa dikatakan aktif jika menunjukkan 4 indikator keaktifan Sudjana,
2010:61 yaitu: 1 siswa dalam bertanya kepada guru atau teman tentang materi pembelajaran; 2 siswa terlibat dalam diskusi; 3 siswa mengerjakan
tugas yang diberikan oleh guru; 4 siswa mencari informasi untuk memecahkan masalah.
Hasil yang didapat berdasarkan observasi memberikan informasi siswa yang terlihat bertanya kepada guru atau teman pada saat pembelajaran ada 8
siswa dari 26 siswa 30,76. Siswa yang terlihat melaksanakan diskusi kelompok pada saat pembelajaran ada 10 siswa dari 26 siswa 38,46.
Kemudian siswa yang turut melaksanakan tugas belajar yang diberikan oleh guru ada 8 siswa dari 26 siswa 30,76. Siswa yang terlihat mencari informasi
utnuk memecahkan masalah dengan membaca buku ada 9 siswa dari 26 siswa 34,61.
Guru kelas IVB SD Kanisius Kalasan memberikan informasi dalam pelaksanaan pembelajaran IPA jarang melakukan eksperimen. Eksperimen
hanya dilaksanakan selama satu kali dalam satu semester pembelajaran. Hal ini menyebabkan keterampilan ilmiah siswa kurang berkembang. Dengan
melakukan eksperimen siswa diharapkan mampu aktif dalam kegiatan pembelajaran, mencari tahu dan menemukan sendiri berbagai jawaban dengan
4 percobaan. Selain itu siswa mampu berpikir ilmiah dan mengambil kesimpulan
dari fakta yang ditemukan. Hasil yang diperoleh berdasarkan wawancara dengan guru kelas IVB SD
Kanisius Kalasan menunjukkan hasil siswa yang terampil menyusun hipotesis ada 8 siswa dari 26 siswa 30,76. Siswa yang terampil merangkai alat dan
bahan dengan benar ada 10 siswa dari 26 siswa 38,46. Siswa yang melakukan percobaan secara runtut ada 12 siswa dari 26 siswa 84,61. Guru
memberikan informasi siswa yang mencatat data pada saat percobaan ada 11 siswa dari 26 siswa 46,51. Siswa yang terampil membuat kesimpulan
berdasarkan hasil percobaan ada 10 siswa dari 26 siswa 38,46. Pada materi macam-macam sumber energi dalam guru memberikan
informasi bahwa masih mengalami kesulitan dalam mengajar. Guru lebih memilih metode ceramah dalam menyampaikan materi sumber energi. Hal ini
dikarenakan banyaknya materi yang diajarkan. Guru meminta siswa untuk membaca materi tentang sumber energi selanjutnya guru menerangkan dan
siswa mencatat apa yang diterangkan oleh guru. Media yang digunakan oleh guru adalah gambar- gambar yang ada di dalam buku siswa. Siswa yang
bertanya pada saat pembelajaran hanya sedikit menyebabkan siswa cepat bosan bahkan mengantuk saat proses pembelajaran.
Berdasarkan permasalahan tersebut, diperlukan pendekatan yang dapat meningkatkan keaktifan dan keterampilan melakukan eksperimen siswa kelas
IVB di SD Kanisius Kalasan. Pendekatan saintifik merupakan salah satu
5 karakteristik dalam kurikulum 2013 namun dalam pelaksanaanya pendekatan
saintifik belum nampak selama proses pembelajaran. Pendekatan saintifik dapat mendorong siswa untuk berpikir secara kritis dan mampu memecahkan
masalah. Hasil belajar yang diperoleh melalui pendekatan saintifik menurut Hosnan 2014: 32 adalah peserta didik yang produktif, kreatif, inovatif, dan
afektif melalui penguatan sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang terintegrasi. Langkah-langkah pendekatan saintifik menurut Daryanto 2014:
61 yaitu siswa menggali informasi melalui aktivitas mengamati, menanya, mencoba, menalar, dan mengkomunikasikan. Selain itu pendekatan saintifik
memiliki karakteristik: a berpusat pada siswa; b melibatkan keterampilan proses sains; c melibatkan proses kognitif sehingga mengembangkan
keterampilan berpikir tinggi; d mengembangkan karakter siswa. Berdasarkan uraian di atas, peneliti merancang sebuah penelitian dalam
rangka memberi solusi permasalahan keaktifan dan keterampilan melakukan eksperimen siswa khususnya pada muatan IPA di SD Kanisius Kalasan dengan
judul: “Peningkatan Keaktifan dan Keterampilan Eksperimen Materi Sumber
Energi Menggunakan Pendekatan Saintifik Kelas IV SD Kanisius Kalasan
Tahun Pelajaran 20142015.”
B. Identifikasi Masalah