Peningkatan keterampilan eksperimen dan keaktifan materi pemanfaatan energi menggunakan pendekatan saintifik kelas IV SD Kanisius Gayam I tahun pelajaran 2014/2015.
PENINGKATAN KETERAMPILAN EKSPERIMEN DAN KEAKTIFAN MATERI PEMANFAATAN ENERGI MENGGUNAKAN
PENDEKATAN SAINTIFIK KELAS IV SD KANISIUS GAYAM I TAHUN PELAJARAN 2014/2015
Oleh:
Arifka Imanudin
NIM: 111134184
Latar belakang penelitian ini adalah kurangnya keterampilan eksperimen dan keaktifan siswa pada materi pemanfaatan energi di SD Kanisius Gayam I. Penelitian ini bertujuan untuk: (1) meningkatkan keterampilan eksperimen siswa, (2) meningkatkan keaktifan siswa, (3) mendeskripsikan upaya keterampilan eksperimen siswa dan keaktifan siswa kelas IV SD Kanisius Gayam I melalui pendekatan saintifik.
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang terdiri dari 2 siklus, dimana setiap siklus terdiri dari 2 pertemuan. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV SD Kanisius Gayam I tahun pelajaran 2014/2015 yang berjumlah 37 siswa dan objek penelitian ini adalah keterampilan eksperimen dan keaktifan siswa. Penelitian dilakukan selama 11 bulan dimulai pada bulan April 2014 sampai bulan Februari 2015. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar pengamatan dan tes tertulis, sedangkan analisis data yang digunakan adalah kualitatif dan kuantitatif.
Penelitian menunjukkan bahwa pendekatan saintifik dapat meningkatkan keterampilan eksperimen dan keaktifan siswa kelas IV SD Kanisius Gayam I tahun pelajaran 2014/2015. Upaya meningkatkan keterampilan eksperimen dan keaktifan siswa ditempuh menggunakan pendekatan saintifik. Langkah-langkah yang ditempuh dalam pendekatan saintifik diantaranya mengamati, menanya, mencoba, menalar, dan mengkomunikasikan. Pada keterampilan eksperimen siswa dengan persentase kondisi awal 19,58% meningkat pada siklus I 41,88% dan pada siklus II menjadi 81,07%. Keaktifan siswa menunjukkan peningkatan dengan persentase awal sebanyak 36,01%, pada siklus I menjadi 48,64% dan siklus II menjadi 83,24%. Jadi, pendekatan saintifik meningkatkan keterampilan eksperimen dan keaktifan siswa.
(2)
THE IMPROVEMENT OF EXPERIMENT SKILLS AND STUDENTS’ LEVEL OF ACTIVENESS IN THE USE OF ENERGY MATERIAL THROUGH SCIENTIFIC APPROACH FOR GRADE IV STUDENTS OF SD KANISIUS GAYAM 1 YEAR 2014/2015
By: Arifka Imanudin
NIM: 111134184
The backgrounds of this research study were the lack experiment skills and students’ level of activeness in the use of energy material in SD Kanisius Gayam 1. This study is aimed to: 1).
Improve students’ experiment skills, 2). Improve students’ level of activeness, 3). describe the
students’ effort in experimenting and the level of activeness in grade iv students of sd kanisius gayam through scientific approach.
This study belongs to classroom action research consisting of two cycles, where each cycle contains two meetings. The subject of the research was 37 grade IV students of SD Kanisius Gayam 1 year 2014/2015 and the objects of the research were experiment skills and students’ level of activeness. The research was conducted in 11 months starting from April to 2014 to February 2015. The instruments used in the research were observation sheets and written test. The data were analysed by using qualitative and quantitative techniques.
The result showed that scientific approach can improve the students’ experiment skills and level of activeness in grade IV of SD Kanisius Gayam 1 year 2014/2015. The efforts used to improve
students’ experiment skill and level of activeness were based on scientific approach. The steps are called observing, questioning, experimenting, associating, and communicating. In terms of
students’ experiment skills, the early condition in the first cycle showed the percentage 19.58% and gained improvement 41.88% and in the cycle 2 became 81, 07%. The students’ level of
activeness showed the improvement with percentage 36,01% in the early condition and in the cycle 1 gained improvement to 48,64% and in the cycle 2 became 83,24%. In conclusion,
scientific approach can improve the students’ experiment skills and level of activeness. Keywords: students’ experiment skills, students’ level of activeness, scientific approach.
(3)
i
PENINGKATAN KETERAMPILAN EKSPERIMEN DAN KEAKTIFAN MATERI PEMANFAATAN ENERGI MENGGUNAKAN
PENDEKATAN SAINTIFIK KELAS IV SD KANISIUS GAYAM I TAHUN PELAJARAN 2014/2015
SKRIPSI
Diajukan untuk Melengkapi Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh : Arifka Imanudin
111134184
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA 2015
(4)
(5)
(6)
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN
Seiring dengan rasa syukur kepada Allah SWT. skripsi ini ku persembahkan kepada:
Kedua orang tuaku Wijanarko Riyanto dan Suwarti yang senantiasa mendoakan dan memberi dukungan.
Kakakku Andi Isnanto dan Gina Westri yang selalu memberi semangat.
Teman-teman payung Hera, Ita, Maha, Ika, Desi, Yuli, Putri, Ririn, Tyas, Mario, dan Ana yang selalu memberikan semangat dan bantuannya.
Sahabat-sahabatku Adinta, Mita, Flo, Anggun, Ana, Irwansyah, dan Arif yang selalu memberikan keceriaan dan semangat.
Teman-teman kost Dias, Bowo, Iwan, Fiki, dan Safik yang selalu memberikan doa dan semangat.
Teman Spesial Ana Wahyuningtyas yang selalu memberikan bantuan dan semangatnya.
Teman-teman PGSD kelas D angkatan 2011 yang menemani saya selama berproses di bangku perkuliahan.
(7)
v
HALAMAN MOTTO
Pendidikan merupakan perlengkapan paling baik untuk hari tua (Aristoteles)
Kegagalan hanya terjadi bila kita menyerah (Ana)
Pengalaman adalah apa yang kita dapatkan ketika kita tidak mendapaktan apa yang kita inginkan
(8)
vi
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar referensi, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 4 Juni 2015 Yang menyatakan
Arifka Imanudin NIM : 111134184
(9)
vii
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI
KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma : Nama : Arifka Imanudin
Nomor Mahasiswa : 111134184
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :
PENINGKATAN KETERAMPILAN EKSPERIMEN DAN KEAKTIFAN MATERI PEMANFAATAN ENERGI MENGGUNAKAN
PENDEKATAN SAINTIFIK KELAS IV SD KANISIUS GAYAM I TAHUN PELAJARAN 2014/2015
beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu izin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Yogyakarta, 4 Juni 2015 Yang menyatakan
(10)
viii ABSTRAK
PENINGKATAN KETERAMPILAN EKSPERIMEN DAN KEAKTIFAN MATERI PEMANFAATAN ENERGI MENGGUNAKAN
PENDEKATAN SAINTIFIK KELAS IV SD KANISIUS GAYAM I TAHUN PELAJARAN 2014/2015
Oleh:
Arifka Imanudin
NIM: 111134184
Latar belakang penelitian ini adalah kurangnya keterampilan eksperimen dan keaktifan siswa pada materi pemanfaatan energi di SD Kanisius Gayam I. Penelitian ini bertujuan untuk: (1) meningkatkan keterampilan eksperimen siswa, (2) meningkatkan keaktifan siswa, (3) mendeskripsikan upaya keterampilan eksperimen siswa dan keaktifan siswa kelas IV SD Kanisius Gayam I melalui pendekatan saintifik.
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang terdiri dari 2 siklus, dimana setiap siklus terdiri dari 2 pertemuan. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV SD Kanisius Gayam I tahun pelajaran 2014/2015 yang berjumlah 37 siswa dan objek penelitian ini adalah keterampilan eksperimen dan keaktifan siswa. Penelitian dilakukan selama 11 bulan dimulai pada bulan April 2014 sampai bulan Februari 2015. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar pengamatan dan tes tertulis, sedangkan analisis data yang digunakan adalah kualitatif dan kuantitatif.
Penelitian menunjukkan bahwa pendekatan saintifik dapat meningkatkan keterampilan eksperimen dan keaktifan siswa kelas IV SD Kanisius Gayam I tahun pelajaran 2014/2015. Upaya meningkatkan keterampilan eksperimen dan keaktifan siswa ditempuh menggunakan pendekatan saintifik. Langkah-langkah yang ditempuh dalam pendekatan saintifik diantaranya mengamati, menanya, mencoba, menalar, dan mengkomunikasikan. Pada keterampilan eksperimen siswa dengan persentase kondisi awal 19,58% meningkat pada siklus I 41,88% dan pada siklus II menjadi 81,07%. Keaktifan siswa menunjukkan peningkatan dengan persentase awal sebanyak 36,01%, pada siklus I menjadi 48,64% dan siklus II menjadi 83,24%. Jadi, pendekatan saintifik meningkatkan keterampilan eksperimen dan keaktifan siswa.
(11)
ix ABSTRACT
THE IMPROVEMENT OF EXPERIMENT SKILLS AND STUDENTS’ LEVEL OF ACTIVENESS IN THE USE OF ENERGY MATERIAL THROUGH SCIENTIFIC APPROACH FOR GRADE IV STUDENTS OF SD
KANISIUS GAYAM 1 YEAR 2014/2015
By: Arifka Imanudin
NIM: 111134184
The backgrounds of this research study were the lack experiment skills and students’ level of activeness in the use of energy material in SD Kanisius Gayam 1. This study is aimed to: 1). Improve students’ experiment skills, 2). Improve
students’ level of activeness, 3). describe the students’ effort in experimenting and the level of activeness in grade iv students of sd kanisius gayam through scientific approach.
This study belongs to classroom action research consisting of two cycles, where each cycle contains two meetings. The subject of the research was 37 grade IV students of SD Kanisius Gayam 1 year 2014/2015 and the objects of the research were experiment skills and students’ level of activeness. The research was conducted in 11 months starting from April to 2014 to February 2015. The instruments used in the research were observation sheets and written test. The data were analysed by using qualitative and quantitative techniques.
The result showed that scientific approach can improve the students’ experiment
skills and level of activeness in grade IV of SD Kanisius Gayam 1 year 2014/2015. The efforts used to improve students’ experiment skill and level of activeness were based on scientific approach. The steps are called observing, questioning, experimenting, associating, and communicating. In terms of students’ experiment skills, the early condition in the first cycle showed the percentage 19.58% and gained improvement 41.88% and in the cycle 2 became 81, 07%. The
students’ level of activeness showed the improvement with percentage 36,01% in
the early condition and in the cycle 1 gained improvement to 48,64% and in the cycle 2 became 83,24%. In conclusion, scientific approach can improve the
students’ experiment skills and level of activeness.
Keywords: students’ experiment skills, students’ level of activeness, scientific
(12)
x
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur peneliti panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala karunia-Nya sehingga dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Peningkatan Keterampilan Eksperimen dan Keaktifan Materi Pemanfaatan Energi Menggunakan Pendekatan Saintifik Kelas IV SD Kanisius Gayam I Tahun Pelajaran 2014/2015”
Peneliti menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik berkat adanya bimbingan, bantuan, dan dukungan dari berbagai pihak. Karena itu, pekenankanlah peneliti menyampaikan ucapan terima kasih dengan setulus hati kepada :
1. Rohandi, Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan 2. Gregorius Ari Nugrahanta, SJ., S.S., BST., M.A., selaku Ketua Program
Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
3. Christiyanti Aprinastuti, S.Si., M.Pd., selaku Wakil Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
4. Rusmawan, S.Pd., M.Pd., selaku dosen pembimbing I yang telah membimbing peneliti dengan baik dan memberikan nasehat serta waktunya dalam penyusunan tugas akhir ini.
5. Maria Melani Ika Susanti, S.Pd.,M.Pd., selaku dosen pembimbing II yang membimbing peneliti.
6. Keluarga SD Kanisius Gayam I yang telah banyak membantu berproses untuk menjadi seorang guru.
7. Para ahli yang telah melakukan uji keterbacaan dan uji validitas terhadap penelitian saya yang tidak dapat saya sebut satu per satu.
8. Semua pihak yang telah banyak berjasa yang tidak dapat peneliti sebut satu per satu.
Peneliti menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih banyak kekurangan dan kesalahan. Oleh sebab itu, peneliti mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari berbagai pihak untuk perbaikan menuju lebih sempurna
(13)
xi
dari skripsi ini. Akhirnya semoga skripsi ini bermanfaat untuk dunia pendidikan. Terima Kasih.
Peneliti,
(14)
xii DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUANPEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv
HALAMAN MOTTO ... v
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vii
ABSTRAK ... viii
ABSTRACT ... ix
KATA PENGANTAR ... x
DAFTAR ISI ... xii
DAFTAR TABEL ... xiv
DAFTAR GAMBAR ... xv
DAFTAR LAMPIRAN ... xvi
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Identifikasi Masalah ... 6
C. Pembatasan Masalah ... 7
D. Rumusan Masalah ... 8
E. Pemecahan Masalah ... 8
F. Batasan Pengertian ... 9
G. Tujuan Penelitian ... 10
H. Manfaat Penelitian ... 10
BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 13
A. Kajian Teori ... 13
B. Penelitian yang Relevan ... 37
(15)
xiii
D. Hipotesis Tindakan ... 42
BAB III METODEPENELITIAN ... 44
A. Jenis Penelitian ... 44
B. Setting Penelitian ... 47
C. Rencana Tindakan ... 48
D. Teknik Pengumpulan Data ... 57
E. Instrumen Penelitian ... 58
F. Validitas dan Reliabilitas ... 60
G. Teknik Analisis Data ... 64
BAB IV HASIL PENELITIAN DANPEMBAHASAN ... 69
A. Kegiatan Pra Penelitian ... 69
B. Deskripsi Pelaksanaan Tiap Siklus ... 71
C. Hasil Penelitian ... 82
D. Pembahasan ... 98
BAB V PENUTUP ... 102
A. Kesimpulan ... 102
B. Keterbatasan Penelitian ... 103
C. Saran ... 103
DAFTARREFERENSI ... 105
(16)
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Hasil Observasi Kondisi Awal Keterampilan Melakukan Eksperimen
Kelas IV SD K Gayam I ...
5
Tabel 3.1 Indikator Keterampilan Eksperimen ...58
Tabel 3.2 Indikator Keaktifan Siswa ...58
Tabel 3.3 Hasil Validasi Silabus ...61
Tabel 3.4 Hasil Validasi RPP ...62
Tabel 3.5 Hasil Validasi LKS ...64
Tabel 3.6 Indikator Keberhasilan Keaktifan Siswa ...67
Tabel 3.7 Indikator Keberhasilan Keterampilan Eksperimen ...68
Tabel 4.1 Hasil Observasi Kondisi Awal Keterampilan Melakukan Eksperimen Kelas IV SD K Gayam I ... 70 Tabel 4.2 Ketercapaian Keterampilan Eksperimen Siklus I ...83
Tabel 4.3 Rangkuman Hasil Observasi Keaktifan Siswa Siklus I ...87
Tabel 4.4 Ketercapaian Keaktifan Siswa Siklus I ...89
Tabel 4.5 Ketercapaian Keterampilan Eksperimen Siklus II ...92
Tabel 4.6 Rangkuman Hasil Observasi Keaktifan Siswa Siklus II ...95
(17)
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Langkah-langkah Pendekatan Saintifik ... 28
Gambar 2.2 Literatur Map Penelitian-penelitian Terdahulu... 40
Gambar 2.3 Kerangka Berpikir ... 41
Gambar 3.1 Jenis Penelitian Tindakan Kelas menurut Arikunto, dkk ... 45
Gambar 4.1 Grafik Peningkatan Keterampilan Eksperimen Siklus I ... 85
Gambar 4.2 Grafik Peningkatan Keterampilan Eksperimen Siklus II ... 94
Gambar 4.3 Grafik Keterampilan Eksperimen ... 100
(18)
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Silabus ... 108
Lampiran 2 RPP ... 124
Lampiran 3 Hasil Pengamatan Kondisi Awal Keterampilan Eksperimen ... 186
Lampiran 4 Hasil Pengamatan Keterampilan Eksperimen Siswa Siklus I ... 187
Lampiran 5 Hasil Pengamatan Keterampilan Eksperimen Siswa Siklus II ... 189
Lampiran 6 Hasil Pengamatan Kondisi Awal Keaktifan Siswa ... 191
Lampiran 7 Hasil Pengamatan Keaktifan Siswa siklus I ... 193
Lampiran 8 Hasil Pengamatan Keaktifan Siswa siklus II ... 195
Lampiran 9 Hasil Pekerjaan Siswa ... 197
Lampiran 10 Lembar Penilaian Validasi ... 219
Lampiran 11 Foto ... 244
Lampiran 12 Surat Izin Penelitian ... 246
Lampiran 13 Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian ... 247
(19)
1 BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dalam dunia pendidikan terdapat beberapa mata pelajaran dasar yang
harus dikuasai dan dimiliki oleh siswa. Salah satu mata pelajaran wajib bagi
siswa Sekolah Dasar (SD) adalah Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). Pada
dasarnya pendidikan IPA diarahkan untuk mencari tahu dan berbuat sehingga
dapat membantu siswa untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam
tentang alam sekitar. Karena itu, pendekatan yang diterapkan dalam
pendidikan IPA adalah memadukan antara pengalaman proses IPA dan
pemahaman produk serta teknologi IPA dalam bentuk pengalaman langsung
siswa. Abdullah (1998:18) menjelaskan bahwa, IPA merupakan “pengetahuan teoritis yang diperoleh atau disusun dengan cara yang khas atau khusus, yaitu
dengan melakukan observasi, eksperimentasi, penyimpulan, penyusunan teori,
eksperimentasi, observasi dan demikian seterusnya kait mengkait antara cara
yang satu dengan cara yang lain”.
IPA di SD sangat bermanfaat bagi siswa untuk mempelajari diri
sendiri dan alam sekitar serta untuk bekal hidup di masyarakat dan
(20)
berperan penting dalam kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK)
yang berpengaruh bagi perkembangan dunia pendidikan terutama pendidikan
IPA di Indonesia dan di dunia.
Kemajuan perkembangan IPA di dunia telah terbukti dengan adanya
penemuan-penemuan baru yang terkait dengan teknologi, akan tetapi di
Indonesia sendiri belum mampu mengembangkan berbagai
penemuan-penemuan yang ada. Pencapaian standar Pendidikan IPA di Indonesia masih
rendah. Rendahnya capaian standar dikuatkan oleh laporan TIMSS (Trends in International Mathematics and Science Study) yang memaparkan bahwa kemampuan siswa dalam pelajaran IPA di Indonesia berada pada urutan 34
dari 38 negara, dan jauh di bawah kemampuan rata-rata secara Internasional
(Buabeng dan Andoh, 2012:12). Permasalahan yang dihadapi oleh
pendidikan IPA sendiri berupa materi atau kurikulum, guru, fasilitas,
peralatan siswa dan komunikasi antara siswa dan guru yang kurang menarik.
Penerapan pembelajaran yang menarik tentunya sudah menjadi
kewajiban dan tanggungjawab seorang guru dalam pemberian materi. Dalam
hal ini peneliti menitikberatkan pembelajaran dengan melibatkan siswa pada
materi secara langsung (pengalaman langsung) untuk mengamati, menanya,
menalar, dan mencoba. Peneliti mempunyai ketertarikan pada sebuah Sekolah
Dasar Kanisius Gayam I Yogyakarta, karena model pembelajaran di SD
tersebut pada umumnya masih menggunakan model pembelajaran ceramah
(21)
belum menggunakan model pembelajaran yang melibatkan siswa secara
langsung (pengalaman langsung) untuk mengamati, menanya, menalar, dan
mencoba dalam mata pelajaran IPA. Salah satu model pembelajaran yang
memberikan kesempatan siswa untuk terlibat langsung (pengalaman
langsung) adalah model pembelajaran menggunakan pendekatan saintifik.
Pendekatan ini bercirikan penonjolan dimensi pengamatan, penalaran,
penemuan, pengabsahan, dan penjelasan tentang suatu kebenaran.
IPA menekankan pemberian pengalaman langsung dan kegiatan
praktis pada siswa untuk mengembangkan kompetensi agar dapat menjelajahi
dan mengerti alam sekitar secara ilmiah. Permendikbud No. 65 Tahun 2013
tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah telah
mengisyaratkan tentang perlunya proses pembelajaran yang dipandu dengan
kaidah-kaidah pendekatan saintifik/ilmiah. Upaya penerapan Pendekatan
saintifik/ilmiah dalam proses pembelajaran ini sering disebut-sebut sebagai
ciri khas dan menjadi kekuatan tersendiri dari keberadaan Kurikulum 2013,
yang tentunya menarik untuk dipelajari dan dielaborasi lebih lanjut. IPA
menekankan pemberian pengalaman langsung dan kegiatan praktis pada
siswa untuk mengembangkan kompetensi agar dapat menjelajahi dan
mengerti alam sekitar secara ilmiah. Pembelajaran merupakan proses ilmiah,
karena itu Kurikulum 2013 mengamanatkan esensi pendekatan ilmiah dalam
(22)
dan pengembangan sikap, keterampilan, dan pengetahuan peserta didik
(Kemendikbud Tahun 2013).
Peneliti melakukan pengamatan di SD Kanisius Gayam I. Dari hasil
pengamatan yang dilakukan oleh peneliti pada tanggal 22 Maret 2014, ketika
proses belajar mengajar berlangsung, siswa belajar dengan cara
mendengarkan guru saat menjelaskan materi dan mengerjakan soal.
Berdasarkan hasil pengamatan tersebut, peneliti menyimpulkan bahwa
kondisi proses belajar mengajar di lingkungan sekolah masih menekankan
pada aspek pengetahuan sehingga siswa kurang terlibat dalam sebuah
eksperimen. Keterlibatan siswa dalam melakukan eksperimaen masih rendah
sehingga berpengaruh pada keaktifan belajar siswa. Oleh sebab itu,
diperlukan sebuah perubahan yang dilakukan oleh guru agar mampu
meningkatkan keterampilan eksperimen dan keaktifan belajar siswa.
Pemilihan pendekatan yang sesuai dengan tujuan dan kemampuan siswa
merupakan kemampuan dan keterampilan dasar yang harus dimiliki seorang
guru. Hal ini menuntut kualitas guru untuk menciptakan pembelajaran yang
sesuai untuk meningkatkan kemampuan melakukan eksperimen dan keaktifan
belajar siswa. Berikut ini adalah tabel hasil pengamatan kondisi awal
keterampilan eksperimen yang dilakukan peneliti kelas IV SD Kanisius
(23)
Tabel 1.1 Hasil Observasi Kondisi Awal Keterampilan Melakukan Eksperimen Kelas IV SD K Gayam I
No. Indikator Siswa Terampil Persentase
1. Memakai alat-alat dengan benar. 7 18,91%
2. Berhati-hati dalam menggunakan alat-alat dan
bahan. 7 18,91%
3. Melaksanakan eksperimen dengan runtut. 9 24,32%
4. Mengumpulkan dan mencatat data-data yang
diperlukan dalam eksperimen. 6 16,21%
Rata-rata 7 19,58%
Berdasarkan hasil pengamatan tentang kondisi awal keterampilan
melakukan eksperimen yang dilakukan peneliti diperoleh hasil bahwa hanya 7
siswa dari 37 siswa yang dapat dikatakan memiliki keterampilan eksperimen
yang baik. Siswa dikatakan dapat melakukan eksperimen dengan baik jika
siswa dapat menerapkan indikator keterampilan eksperimen dan jumlah turus
melebihi target dan rata-rata jumlah turus melebihi target yang telah ditentukan.
Pengamatan didasarkan pada indikator keberhasilan yang telah disusun oleh
peneliti. Sebagian besar siswa kurang dapat merancang hipotesis, cenderung
mengikuti teman yang lain, dan tidak mengikuti instruksi pada Lembar Kerja
Siswa (LKS) saat melakukan eksperimen. Hasil keterampilan melakukan
eksperimen akan berdampak pada keaktifan belajar siswa. Selain melakukan
wawancara dan observasi tentang keterampilan melakukan eksperimen, peneliti
(24)
Berdasarkan data hasil observasi yang dilakukan kepada guru kelas IV SD
Kanisius Gayam I pada hari Sabtu tanggal 22 Maret 2014, guru menyatakan
bahwa dalam proses kegiatan belajar mengajar di kelas siswa cenderung pasif.
Berdasarkan hasil observasi data menunjukkan bahwa siswa yang bertanya
kepada teman atau guru terkait materi hanya 30,23%, sedangkan siswa yang
terlibat dalam diskusi yaitu 36,40%, siswa yang mengerjakan tugas yang
diberikan oleh guru hanya 35,10%, sedangkan siswa yang mencari informasi
untuk pemecahan masalah yaitu 40,50%, dan siswa yang menerapkan yang
diperolehnya dalam pemecahan masalah sebanyak 37,83%.
Oleh karena itu peneliti tertarik untuk meningkatkan keterampilan
eksperimen serta keaktifan belajar siswa. Upaya untuk meningkatkan
keterampilan eksperimen dan keaktifan belajar siswa kelas IV di SD Kanisius
Gayam I pada mata pelajaran IPA semester gasal tahun ajaran 2014/ 2015,
dilaksanakan peneliti dengan menggunakan pendekatan saintifik. Pendekatan
saintifik adalah pendekatan yang berpusat pada peserta didik, pendekatan
saintifik meliputi mengamati, menanya, mencoba, mengolah, menyajikan,
menyimpulkan dan mencipta untuk semua mata pelajaran (Permendikbud,
2013).
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang muncul di atas, maka penulis mengidentifikasi
(25)
1. Pendekatan yang digunakan dalam pembelajaran dengan materi
pemanfaatan energi siswa kelas IV masih kurang diminati siswa.
2. Rendahnya keterampilan melakukan eksperimen siswa dalam proses
pembelajaran pada materi pemanfaatan energi di kelas IV SD Kanisius
Gayam I.
3. Rendahnya keaktifan belajar pada materi pemanfaatan energi siswa kelas
IV SD Kanisius Gayam I.
4. Penggunaan media yang belum optimal dalam pembelajaran pada materi
pemanfaatan energi.
C. Pembatasan Masalah
Peneliti dalam hal ini perlu membatasi masalah-masalah yang dikaji
untuk memudahkan dalam penelitian, batasan masalah dikhususkan pada:
1. Peneliti melakukan penelitian terhadap siswa kelas IV SD Kanisius
Gayam I pada tahun ajaran 2014/ 2015.
2. Variabel yang diteliti yaitu keterampilan eksperimen dan keaktifan
belajar siswa.
3. Mata pelajaran yang terkait yaitu mata pelajaran IPA dengan materi
pemanfaatan energi.
(26)
D. Rumusan Masalah
Peneliti menentukan rumusan masalah yang akan dibahas dalam
penelitian ini. Dari latar belakang masalah di atas maka rumusan
permasalahan yang diajukan dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimanakah upaya peningkatan keterampilan eksperimen dan keaktifan
dalam materi pemanfaatan energi melalui pendekatan saintifik pada siswa
kelas IV SD Kanisius Gayam I Yogyakarta tahun pelajaran 2014/2015?
2. Apakah pendekatan saintifik dapat meningkatkan keterampilan eksperimen
dalam meteri pemanfaatan energi pada siswa kelas IV SD Kanisius Gayam
I Yogyakarta tahun pelajaran 2014/2015?
3. Apakah pendekatan saintifik dapat meningkatkan keaktifan belajar dalam
materi pemanfaatan energi pada siswa kelas IV SD Kanisius Gayam I
Yogyakarta tahun pelajaran 2014/2015?
E. Pemecahan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, peneliti memilih
menggunakan pendekatan saintifik sebagai alternatif untuk mengatasi
permasalahan tersebut. Pendekatan saintifik akan diterapkan pada
pembelajaran IPA dengan materi pemanfaatan energi terkait dengan
keterampilan melakukan eksperimen dan keaktifan belajar siswa kelas IV SD
(27)
F. Batasan Pengertian
Berikut ini adalah batasan pengertian yang peneliti ambil.
1. Keterampilan melakukan eksperimen adalah keahlian psikomotor yang
dimiliki siswa dalam melakukan eksperimen yang diperoleh melalui
kegiatan eksperimen dimana siswa diberi kesempatan untuk memakai
alat-alat dengan benar, berhati-hati dalam menggunakan alat-alat dan
bahan, melaksanakan eksperimen dengan runtut, dan mengumpulkan
serta mencatat data-data yang diperlukan dalam eksperimen.
2. Keaktifan adalah kegiatan yang memperlihatkan sikap siswa yang aktif
banyak melakukan suatu kegiatan diantaranya bertanya kepada teman
atau guru terkait materi, terlibat dalam diskusi, mengerjakan tugas yang
diberikan oleh guru, mencari informasi untuk memecahkan masalah, dan
menerapkan yang diperoleh dalam pemecahan masalah.
3. Pendekatan saintifik adalah pendekatan yang melibatkan keterampilan
proses seperti mengamati, menanya, mencoba, menalar, dan
mengkomunikasikan.
G. Tujuan Penelitian
Melihat rumusan masalah yang ditemukan di atas, maka tujuan dalam
penelitian ini adalah untuk:
1. Mendeskripsikan upaya peningkatan keterampilan melakukan
(28)
materi pemanfaatan energi untuk siswa kelas IV SD Kanisius Gayam I
Yogyakarta tahun pelajaran 2014/2015.
2. Meningkatkan keterampilan melakukan eksperimen dalam materi
pemanfaatan energi dengan pendekatan saintifik pada siswa kelas IV
SD Kanisius Gayam I Yogyakarta tahun pelajaran 2014/2015.
3. Meningkatkan keaktifan belajar siswa dalam materi gerak dan gaya
dengan pendekatan saintifik pada siswa kelas IV SD Kanisius Gayam I
Yogyakarta tahun pelajaran 2014/2015.
H. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah :
1. Secara Toeritis
Hasil dari penelitian ini diharapkan menjadi referensi atau masukan
dalam bidang pendidikan untuk meningkatkan keaktifan dan prestasi
belajar pada mata pelajaran IPA dalam materi gaya dan gerak.
2. Secara Praktis
a. Bagi peneliti
1) Mengetahui peningkatan keaktifan dan prestasi belajar mata
pelajaran IPA siswa kelas IV di SD Kanisius Gayam dengan
(29)
2) Memiliki alternatif strategi pembelajaran yang bervariasi
sehingga pembelajaran menjadi lebih menarik.
3) Menambah pengalaman baru yang dapat dikembangkan untuk
pembelajaran materi atau bidang studi lain.
b. Bagi sekolah
1) Prestasi sekolah dapat meningkat seiring dengan meningkatnya
keaktifan siswa dalam proses pembelajaran.
2) Pendekatan ini dapat dijadikan sebagai contoh pembelajaran
inovatif yang dapat diterapkan dalam proses pembelajaran.
3) Memberikan inspirasi bagi guru untuk memilih model
pembelajaran inovatif.
4) Menambah masukan kepada sekolah tentang model
pembelajaran inovatif yang dapat diterapkan dalam
pembelajaran.
5) Guru menjadi lebih kreatif dalam merancang pembelajaran.
6) Pihak sekolah memiliki wawasan baru dalam menindak
kesulitan belajar yang terjadi di kelas.
c. Bagi siswa
1) Memberikan pembelajaran yang bermakna.
2) Siswa mampu mengembangkan keterampilan yang dimiliki
(30)
d. Bagi Program Studi
1) Menambah masukan koleksi penelitian kepada Program Studi
yang dapat menambah bacaan sehingga dapat memberikan
inspirasi.
2) Memberikan masukan tentang penerapan pembelajaran inovatif
(31)
13
BAB II
KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori
1. Pembelajaran
Hamalik (Hosnan, 2014:18), mengatakan bahwa pembelajaran sebagai
suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur manusia, mineral, fasilitas,
perlengkapan, dan prosedur yang saling memengaruhi untuk mencapai
tujuan pembelajaran. Pembelajaran merupakan proses dasar dari pendidikan,
dari salah satu lingkup terkecil secara formal yang menentukan dunia
pendidikan berjalan baik atau tidak. Pembelajaran merupakan suatu proses
menciptakan kondisi yang kondusif agar terjadi interaksi komunikasi belajar
mengajar antara guru, peserta didik, dan komponen pembelajaran lainnya
untuk mencapai tujuan pembelajaran (Hosnan, 2014:18). Jadi dapat
disimpulkan pembelajaran adalah suatu proses dalam pendidikan dan dalam
proses tersebut terjadi interaksi belajar mengajar antara guru, peserta didik,
dan komponen pembelajaran.
2. Keterampilan Melakukan Eksperimen a. Pengertian Metode Eksperimen
Metode eksperimen adalah pemberian kesempatan kepada
(32)
proses atau percobaan. Djamarah, (2000:118) menjelaskan bahwa
metode percobaan adalah suatu metode mengajar yang menggunakan
tertentu dan dilakukan lebih dari satu kali. Misalnya di Laboratorium.
Schoenherr (1996) yang dikutip oleh Palendeng (2003:81)
menjelaskan metode eksperimen adalah metode yang sesuai untuk
pembelajaran sains, karena metode eksperimen mampu memberikan
kondisi belajar yang dapat mengembangkan kemampuan berpikir dan
kreativitas secara optimal. Siswa diberi kesempatan untuk menyusun
sendiri konsep-konsep dalam struktur kognitifnya, selanjutnya dapat
diaplikasikan dalam kehidupannya. Metode eksperimen menurut
Djamarah (2002:95) adalah cara penyajian pelajaran, di mana siswa
melakukan percobaan dengan mengalami sendiri sesuatu yang
dipelajari. Dalam proses belajar mengajar, dengan metode
eksperimen, siswa diberi kesempatan untuk mengalami sendiri atau
melakukan sendiri, mengikuti suatu proses, mengamati suatu obyek,
keadaan atau proses sesuatu. Dengan demikian, siswa dituntut untuk
mengalami sendiri, mencari kebenaran, atau mencoba mencari suatu
hukum atau dalil, dan menarik kesimpulan dari proses yang
dialaminya itu.
Pembelajaran dengan metode eksperimen menurut Palendeng
(2003:82) meliputi tahap-tahap sebagai berikut : (1) percobaan awal,
(33)
didemonstrasikan guru atau dengan mengamati fenomena alam.
Demonstrasi ini menampilkan masalah-masalah yang berkaitan
dengan materi pemanfaatan energi yang akan dipelajari. (2)
pengamatan, merupakan kegiatan siswa saat guru melakukan
percobaan. Siswa diharapkan untuk mengamati dan mencatat
peristiwa tersebut. (3) hipotesis awal, siswa dapat merumuskan
hipotesis sementara berdasarkan hasil pengamatannya. (4) verifikasi,
kegiatan untuk membuktikan kebenaran dari dugaan awal yang telah
dirumuskan dan dilakukan melalui kerja kelompok. Siswa diharapkan
merumuskan hasil percobaan dan membuat kesimpulan, selanjutnya
dapat dilaporkan hasilnya. (5) aplikasi konsep, setelah siswa
merumuskan dan menemukan konsep, hasilnya diaplikasikan dalam
kehidupannya. Kegiatan ini merupakan pemantapan konsep yang
telah dipelajari. (6) evaluasi, merupakan kegiatan akhir setelah selesai
satu konsep. Penerapan pembelajaran dengan metode eksperimen
akan membantu siswa untuk memahami konsep. Pemahaman konsep
dapat diketahui apabila siswa mampu mengutarakan secara lisan,
tulisan, maupun aplikasi dalam kehidupannya. Dengan kata lain,
siswa memiliki kemampuan untuk menjelaskan, menyebutkan,
memberikan contoh, dan menerapkan konsep terkait dengan pokok
bahasan. Metode eksperimen menurut Al-farisi (2005:2) adalah
(34)
dipecahkan dan dalam prosedur kerjanya berpegang pada prinsip
metode ilmiah.
Roestiyah (dalam Putra, 2013:132), beranggapan bahwa
metode eksperimen ialah suatu cara mengajar saat siswa melakukan
suatu percobaan tentang sesuatu, mengamati prosesnya, serta
menuliskan hasil percobaannya, kemudian hasil pengamatan itu
disampaikan ke kelas dan dievaluasi oleh guru. Metode eksperimen
bertujuan agar siswa mampu mencari dan menemukan sendiri
berbagai jawaban atau persoalan-persoalan yang dihadapinya dengan
mengadakan percobaan sendiri.
Metode eksperimen bertujuan agar siswa mampu menemukan
sendiri berbagai jawaban atau persoalan-persoalan yang dihadapinya
dengan mengadakan percobaan sendiri (Putra, 2013:132). Dengan
eksperimen pula siswa mampu menemukan bukti dari sebuah teori
yang dipelajarinya, selain itu siswa diberi kesempatan untuk
mengalami sendiri, mengikuti suatu proses, membuktikan, dan
menarik kesimpulan mengenai suatu objek keadaan atau proses
tertentu.
Berdasarkan paparan menurut para ahli dapat disimpulkan
bahwa metode eksperimen adalah sebuah cara atau teknik mengajar
yang digunakan oleh guru dalam menyampaikan bahan pelajaran
(35)
suatu proses kepada siswa, kemudian siswa mencoba melakukan
proses yang telah diamati tersebut. Metode eksperimen ini bertujuan
untuk menguji kebenaran, selain itu agar siswa mampu untuk mencari
dan menemukan sendiri berbagai jawaban ata persoalan yang
dihadapinya dengan melakukan percobaan sendiri. Dalam proses
belajar mengajar menggunakan keterampilan eksperimen siswa diberi
kesempatan untuk mengalami sendiri atau melakukan sendiri,
mengikuti suatu proses, mengamati suatu objek, menganalisis,
menemukan dan menarik kesimpulan mengenai suatu objek, keadaan
atau proses sesuatu hal.
b. Tujuan Eksperimen
Putra (2013:134), mengatakan bahwa terdapat berbagai tujuan dari
eksperimen diantaranya sebagai berikut:
1) Siswa mampu mengumpulkan fakta-fakta, informasi, atau
data-data yang diperoleh.
2) Melatih siswa dalam merancang, mempersiapkan, melaksanakan,
dan melaporkan percobaan.
3) Melatih siswa dalam menggunakan logika berpikir induktif guna
menarik kesimpulan dari fakta, informasi, atau data yang
(36)
c. Prosedur Melakukan Keterampilan Eksperimen
Putra (2013:135), berpendapat bahwa dalam melakukan
eksperimen perlu memperhatikan prosedur-prosedur eksperimen,
diantaranya adalah sebagai berikut :
1) Perlu dijelaskan kepada siswa tentang tujuan eksperimen. Siswa
harus memahami masalah-masalah yang akan dibuktikan melalui
eksperimen.
2) Siswa perlu mengetahui tentang alat-alat serta bahan yang
digunakan dalam eksperimen. Siswa perlu mengetahui variabel
yang harus dikontrol secara ketat sekaligus memperhatikan urutan
yang akan ditempuh sewaktu eksperimen berlangsung.
3) Guru harus mengawasi pekerjaan siswa selama proses eksperimen
berlangsung. Guru dapat memberikan saran atau pertanyaan yang
akan mendukung kesempurnaan jalannya eksperimen.
4) Guru harus mengumpulkan hasil penelitian siswa,
mendiskusikannya di kelas, serta mengevaluasinya dengan tes atau
tanya jawab setelah eksperimen selesai.
d. Langkah-langkah Eksperimen
Di dalam bukunya, Putra (2013:136), agar memperoleh hasil yang
diharapkan dalam melakukan eksperimen, terdapat tiga langkah yang
(37)
1) Persiapan Eksperimen
Dalam melakukan eksperimen, persiapan yang matang sangat
diperlukan agar memperoleh hasil yang diharapkan. Beberapa
langkah yang harus dipersiapkan adalah :
a) Menentukan tujuan eksperimen;
b) Mempersiapkan berbagai alat atau bahan yang diperlukan;
c) Mempersiapkan tempat eksperimen;
d) Mempertimbangkan jumlah siswa dengan alat atau bahan
yang ada serta daya tampung eksperimen;
e) Mempertimbangkan apakah dilaksanakan sekaligus (serentak
seluruh siswa) atau secara bergiliran;
f) Memperhatikan masalah keamanan dan kesehatan agar dapat
memperkecil atau menghindari resiko yang merugikan dan
berbahaya;
g) Berikan penjelasan mengenai sesuatu yang harus diperhatikan
dan tahapan-tahapan yang harus dilakukan oleh siswa, yang
termasuk dilarang atau membahayakan.
2) Pelaksanaan Eksperimen
Setelah semua persiapan kegiatan selesai, maka langkah
selanjutnya adalah sebagai berikut :
a) Siswa memulai percobaan. Saat siswa melakukan percobaan,
(38)
dorongan dan bantuan terhadap kesulitan-kesulitan yang
dihadapi siswa, sehingga eksperimen tersebut dapat
diselesaikan dan berhasil.
b) Selama eksperimen berlangsung, guru memperhatikan situasi
secara keseluruhan. Sehingga, hal-hal yang menghambat
dapat segera diselesaikan.
3) Tindak Lanjut Eksperimen
Setelah eksperimen dilakukan, kegiatan-kegiatan selanjutnya
adalah sebagai berikut:
a) Siswa mengumpulkan laporan eksperimen untuk diperiksa
guru.
b) Mendiskusikan masalah-masalah yang ditemukan selama
eksperimen, serta memeriksa dan menyimpan kembali segala
bahan sekaligus peralatan yang digunakan.
Semiawan (1985:58-59) menyatakan keterampilan eksperimen
dapat dilihat berdasarkan lima indikator yaitu (1) mampu merancang
hipotesis, (2) merangkai atau menggunakan alat dengan benar, (3)
melakukan eksperimen sesuai prosedur, (4) mencatat data, dan (5)
menulis kesimpulan. Berdasarkan beberapa indikator keterampilan
eksperimen dari Semiawan (1985:58-59) peneliti menggunakan empat
dari lima indikator. Peneliti hanya menggunakan empat indikator yang
(39)
e. Kelebihan dan Kekurangan Eksperimen
Menurut Rusyan (dalam Hosnan, 2014:63) terdapat kelebihan dan
kelemahan eksperimen, yaitu sebagai berikut:
1) Kelebihan Metode Eksperimen
a) Melatih disiplin diri siswa melalui eksperimen yang
dilakukannya, terutama kaitannya dengan keterlibatan,
ketelitian, ketekunan, dalam melakukan eksperimen.
b) Kesimpulan eksperimen lebih lama tersimpan dalam ingatan
siswa melalui eksperimen yang dilakukannya sendiri secara
langsung.
c) Siswa akan lebih memahami hakekat dari ilmu pengetahuan
dan hakekat kebenaran secara langsung.
d) Mengembangkan sikap terbuka bagi siswa.
e) Metode ini melibatkan aktivitas dan kreativitas siswa secara
langsung dalam pengajaran, sehingga mereka akan terhindar
dari verbalisme.
2) Kekurangan Metode Eksperimen
a) Metode ini memerlukan waktu yang banyak.
b) Kurang cocok jika diterapkan dalam pelajaran lain.
c) Pada hal-hal tertentu, seperti pada eksperimen bahan-bahan
kimia kemungkinan memiliki bahaya selalu ada sehingga
(40)
d) Metode ini memerlukan lat yang lengkap. Jika kurang salah
satu padanya, maka eksperimen tidak akan berhasil dengan
baik.
3. Keaktifan
Keaktifan belajar sama dengan pembelajaran aktif, yaitu suatu
pembelajaran yang mengajak peserta didik untuk belajar secara aktif.
Ketika peserta didik belajar dengan aktif, berarti mereka mendominasi
aktifitas pembelajaran. Dengan ini mereka secara aktif menggunakan
otak, baik untuk menemukan ide pokok dari materi, memecahkan
persoalan, atau mengaplikasikan apa yang baru mereka pelajari ke dalam
satu persoalan yang ada dalam kehidupan nyata. Dengan belajar aktif ini,
siswa diajak untuk turut serta dalam semua proses pembelajaran, tidak
hanya mental akan tetapi juga melibatkan fisik. Dengan cara ini biasanya
siswa akan merasakan suasana yang lebih menyenangkan sehingga hasil
belajar dapat dimaksimalkan (Hisyam, 2008:68).
Proses pembelajaran dikatakan sedang berlangsung apabila ada
aktivitas siswa didalamnya. Untuk itu pendekatan pembelajaran yang
digunakan adalah pendekatan pembelajaran berpusat pada siswa (student centered). Dave Meier (Yamin, 2008:74) mengemukakan bahwa: “Belajar harus dilakukan dengan aktivitas, yaitu menggerakkan fisik ketika belajar,
dan memanfaatkan indera siswa sebanyak mungkin, dan membuat seluruh
(41)
Dalam kamus besar Bahasa Indonesia (1990:19) mengemukakan
keaktifan diartikan sebagai suatu hal atau keadaan dimana siswa dapat
aktif. Yamin (2007:77) menyebutkan bahwa keaktifan siswa dalam proses
pembelajaran dapat merangsang dan mengembangkan bakat yang
dimilikinya, berpikir kritis, dan dapat memecahkan
permasalahan-permasalahan dalam kehidupan sehari-hari, sedangkan menurut Silberman
dalam Goa dan Sunarto (2009:10) menyatakan keaktifan dalam belajara
adalah mempelajari dengan cepat, menyenangkan, penuh semangat, dan
keterlibatan pibadi untuk mempelajai sesuatu yang baik, harus mendengar,
melihat, menjawab pertanyaan dan mendiskusikannya dengan orang lain.
Berdasarkan pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa
keaktifan adalah suatu kondisi yang menggambarkan siswa yang aktif
dalam kegiatan pembelajaran ditunjukkan dengan siswa terlibat dalam
setiap kegiatan. Hal tersebut dilakukan untuk mencapai suatu hasil belajar
dan mengembangkan potensi siswa. Hasil belajar yang akan dicapai
merupakan perpaduan dari tiga aspek yaitu kognitif, afektif dan
psikomotorik.
Dimyati dan Mudjono (2009: 44-45) menyatakan bahwa
keaktifan memiliki keanekaragaman bentuk diantaranya kegiatan fisik
yang mudah diamati dan kegiatan psikis yang susah diamati. Kegiatan
fisik yang dimaksud dapat berupa membaca, menulis, mendengardan
(42)
berdiskusi dalam kelompok, melibatkan diri dalam tanya jawab dan turut
serta dalam menyimpulkan pembelajaran.
Sudjana (2010: 61) menyatakan keaktifan belajar siswa dapat
dilihat berdasarkan 8 indikator yaitu (1) turut serta dalam melaksanakan
tugas belajarnya; (2) terlibat dalam pemecahan masalah; (3) bertanya
kepada siswa lain atau guru bila belum memahami persoalan; (4) mencari
berbagai informasi untuk pemecahan masalah; (5) mampu melaksanakan
diskusi kelompok; (6) menilai kemampuan dirinya dan hasil yang
diperoleh; (7) melatih diri dalam memecahkan soal atau masalah; (8)
kesempatan menggunakan/menerapkan yang diperolehnya dalam
memecahkan masalah.
Berdasarkan beberapa indikator keaktifan yang diungkapkan oleh
para ahli tersebut maka dapat disimpulkan indikator keaktifan yaitu: (1)
bertanya kepada teman atau guru terkait materi yang belum jelas; (2)
terlibat dalam diskusi; (3) mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru;
(4) mencari informasi untuk memecahkan masalah, dan (5) menerapkan
yang diperolehnya dalam pemecahan masalah. Indikator 1 yaitu bertanya
kepada teman atau guru terkait materi meliputi bertanya tentang mateti
pembelajaran IPA yang belum dipahami dan keterlibatan siswa dalam
melakukan tanya jawab di kelas. Indikator 2 yaitu terlibat dalam diskusi
meliputi keterlibatan siswa dalam kelompok dan mengemukakan
(43)
guru meliputi mencatat tugas yang diberikan oleh guru dan mengerjakan
soal. Indikator 4 yaitu mencari informasi untuk memecahkan masalah
meliputi mencari informasi melalui buku untuk memecahkan masalah
atau mengerjakan soal. Indikator 5 yaitu menerapkan yang diperolehnya
dalam pemecahan masalah meliputi mencoba sesuatu dan menghasilkan
sesuatu sesuai petunjuk atau prosedur yang telah diberikan oleh guru.
4. Pendekatan Saintifik
a. Pengertian Saintifik
Proses pembelajaran pada kurikulum 2013 untuk semua
jenjang dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan saintifik
yaitu pendekatan pembelajaran yang berpusat pada peserta didik
yang memiliki kriteria pendekatan saintifik sebagai berikut
(Permendikbud, 2013): (1) Materi pembelajaran berbasis pada
fakta atau fenomena yang dapat dijelaskan dengan logika atau
penalaran tertentu, bukan sebatas kira-kira, khayalan, legenda, atau
dongeng semata. (2) Penjelasan guru, respon peserta didik , dan
interaksi edukatif guru-peserta didik terbebas dari prasangka yang
serta-merta, pemikiran subjektif, atau penalaran yang menyimpang
dari alur berpikir logis. (3) Mendorong dan menginspirasi peserta
didik berpikir secara kritis, analistis, dan tepat dalam
mengidentifikasi, memahami, memecahkan masalah, dan
(44)
menginspirasi peserta didik mampu berpikir hipotetik dalam
melihat perbedaan, kesamaan, dan tautan satu sama lain dari materi
pembelajaran. (5) Mendorong dan menginspirasi peserta didik
mampu memahami, menerapkan, dan mengembangkan pola
berpikir yang rasional dan objektif dalam merespon materi
pembelajaran. (6) Berbasis pada konsep, teori, dan fakta empiris
yang dapat dipertanggungjawabkan. (7) Tujuan pembelajaran
dirumuskan secara sederhana dan jelas, namun menarik sistem
penyajiannya.
Kurikulum 2013 menekankan pada dimensi pedagogik
modern dalam pembelajaran, yaitu menggunakan pendekatan
ilmiah. Pendekatan ilmiah (scientific approach) meliputi mengamati, menanya, mencoba, mengolah, menyajikan,
menyimpulkan, dan mencipta untuk semua mata pelajaran
(Permendikbud, 2013).
Kozlow dan Nay (1976:23) mengatakan bahwa
mengkategorikan sikap saintifik sebagai pemikiran kritikal,
pengadilan yang ditangguhkan mengutamakan bukti, kejujuran,
objektif, kesediaan untuk mengubah pandangan, keterbukaan
pemikiran dan mempunyai sikap untuk bertanya. Ringkasnya,
daripada pengkategorian sikap saintifik yang diberikan, dapatlah
(45)
diperlukan serta tingkah laku yang menjadi amalan bagi seseorang
ahli sains. Sikap ini dibina oleh kecenderungan, penyesuaian,
penghargaan dan nilai-nilai yang dijangkakan serta ditonjolkan
oleh ahli-ahli sains dalam melaksanakan tugas mereka. Dalam
konteks pengajaran dan pembelajaran sains, seperti mana yang
disarankan melalui teori-teori sikap (contohnya Fishbein & Ajzen
1975:156), sikap saintifik atau ciri saintis ini akan menyokong
pembelajaran sains dan seterusnya pelaksanaan aktiviti sains.
Sebagai contoh, menurut sifat ingin tahu (inquisitive) akan mendorong seseorang pelajar agar menerokai pengalaman baru
seterusnya membawa pengajaran dan pembelajaran berlaku secara
eksplorasi.
Sumantoro (2007) (Putra, 2013:40) mengatakan bahwa
pendekatan saintifik adalah langkah-langkah yang tersusun secara
sistematik untuk memperoleh satu kesimpulan ilmiah. Metode
saintifik juga sering disebut sebagai metode induktif karena, dalam
prosesnya metode saintifik dimulai dari hal-hal yang bersifat
general.
Saintifik adalah proses pembelajaran yang dirancang
sedemikian rupa agar peserta didik secara aktif mengkonstruksi
konsep, hukum atau prinsip melalui tahap-tahap mengamati (untuk
(46)
masalah, mengajukan atau merumuskan hipotesis, mengumpulkan
data dengan berbagai teknik, menganalisis data, menarik
kesimpulan dan mengkomunikasikan konsep, hukum atau prinsip
yang ditemukan (Daryanto, 2014:51). Artinya dalam proses
pembelajaran siswa dibelajarkan dan dibiasakan untuk menemukan
kebenaran ilmiah dalam melihat suatu fenomena. Pendekatan ini
bertujuan untuk memberikan pemahaman peserta didik dalam
mengenal dan memahami berbagai materi menggunakan
pendekatan ilmiah. Informasi yang diterima bisa berasal dari mana
saja, kapan saja, dan tidak bergantung pada informasi yang
diberikan guru.
Jadi pendekatan saintifik adalah proses pembelajaran yang
dirancang sedemikian rupa agar peserta didik secara aktif
mengonstruk konsep, hukum atau prinsip melalui tahapan-tahapan
mengamati (untuk mengidentifikasi atau menemukan masalah),
merumuskan masalah, mengajukan atau merumuskan hipotesis,
mengumpulkan data dengan berbagai teknik, menganalisis data,
menarik kesimpulan dan mengomunikasikan konsep, hukum atau
prinsip yang ditemukan. Dengan pendekatan ini diharapkan peserta
didik dapat mengalami langsung hal yang mereka pelajarai dengan
(47)
b. Langkah-langkah Saintifik
Dalam pembelajaran saintifik terdapat beberapa langkah
yang harus dilakukan. Berikut ini adalah langkah-langkah dalam
pembelajaran saintifik (Daryanto, 2014:59):
Gambar 2.1 Langkah-langkah Pendekatan Saintifk
Menurut Daryanto (2014:60-80) dalam proses pembelajaran
saintifik terdapat lima pengalaman belajar pokok antara lain sebagai
berikut:
a) Mengamati
Mengamati mengutamakan kebermaknaan proses
pembelajaran. Hal ini memiliki keunggulan tertentu, seperti
menyajikan media obyek secara nyata, peserta didik senang
dan tertantang, dan mudah pelaksanaannya. Mengamati sangat
bermanfaat bagi pemenuhan rasa ingin tahu peserta didik,
sehingga proses pembelajaran memiliki kebermaknaan yang
tinggi. Dengan mengamati peserta didik menemukan fakta
bahwa ada hubungan antara obyek yang dianalisis dengan
materi pembelajaran yang digunakan.
Kegiatan mengamati dalam pembelajaran dilakukan
dengan menempuh langkah-langkah seperti berikut ini:
(48)
1) Menentukan objek apa yang akan diobservasi.
2) Membuat pedoman observasi sesuai dengan lingkup
objek yang akan diobservasi.
3) Menentukan secara jelas data-data apa yang perlu
diobservasi, baik primer maupun sekunder.
4) Menentukan di mana tempat objek yang akan
diobservasi.
5) Menentukan secara jelas bagaimana observasi akan
dilakukan untuk mengumpulkan data agar berjalan
mudah dan lancar.
6) Menentukan cara dan melakukan pencatatan atas hasil
observasi, seperti menggunakan buku catatan, kamera,
tape recorder, video perekam, dan alat-alat tulis lainnya.
Kegiatan belajar pada tahap ini adalah:
Membaca, mendengar, menyimak, melihat (tanpa atau
dengan alat). Kompetensi yang dikembangkan adalah:
Melatih kesungguhan, ketelitian, mencari informasi.
b) Menanya
Di dalam kegiatan mengamati, guru membuka
kesempatan bagi peserta didik untuk bertanya mengenai apa
(49)
untuk mengajukan pertanyaan, pertanyaan terkait hasil
pengamatan objek yang konkrit kepada yang abstrak berkenaan
dngan fakta, konsep, prosedur, atu hal lain yang lebih abstrak.
Melalui bertanya, dikembangkan rasa ingin tahu peserta didik.
Pertanyaan tersebut menjadi dasar untuk mencari informasi
yang lebih lanjut dan beragam dari sumber yang ditentukan
guru dampai yang ditentukan peserta didik, dari sumber
tunggal sampai yang beragam.
Guru yang efektif mampu menginspirasi peserta didik
untuk meningkatkan dan mengembangkan ranah sikap,
keterampilan, dan pengetahuannya. Pada saat guru bertanya,
pada saat itu pula dia membimbing atau memandu peserta
didiknya belajar dengan baik. Ketika guru menjawab
pertanyaan peserta didiknya, ketika itu pula guru mendorong
peserta didik itu untuk menjadi penyimak dan pembelajar yang
baik.
Kegiatan belajar pada tahap ini adalah: mengajukan
pertanyaan tentang informasi yang tidak dipahami dari apa
yang diamati atau pertanyaan untuk mendapatkan informasi
tambahan tentang apa yang diamati (dimulai dari pertanyaan
(50)
Kompetensi yang dikembangkan adalah:
Mengembangkan kreativitas, rasa ingin tahu, kemampuan
merumuskan pertanyaan untuk membentuk pikiran kritis yang
perlu untuk hidup cerdas dan belajar sepanjang hayat.
c) Mencoba
Untuk memperoleh hasil belajar yang nyata atau otentik,
peserta didik harus mencoba atau melakukan percobaan,
terutama untuk materi yang sesuai. Pada materi IPA, misalnya,
peserta didik harus memahami konsep-konsep IPA dan
kaitannya dengan kehidupan sehari-hari juga memiliki
keterampilan proses untuk mengembangkan pengetahuan
tentang alam sekitar, serta mampu menggunakan metode ilmiah
dan bersikap ilmiah untuk memecahkan masalah-masalah yang
dihadapinya sehari-hari.
Aktivitas pembelajaran yang nyata untuk ini adalah:
1) Menentukan tema atau topik sesuai dengan kompetensi
dasar menurut tuntutan kurikulum;
2) Mempelajari cara-cara penggunaan alat dan bahan yang
tersedia dan harus disediakan;
3) Mempelajari dasar teoritis yang relevan dan hasil-hasil
eksperimen sebelumnya;
(51)
5) Mencatat fenomena yang terjadi, menganalisis, dan
menyajikan data;
6) Menarik simpulan atas hasil percobaan; dan
7) Membuat laporan dan mengkomunikasikan hasil
percobaan.
d) Menalar
Penalaran adalah proses berpikir yang logis dan
sistematis atas fakta-fakata empiris yang dapat diobservasi
untuk memperoleh simpulan berupa pengetahuan. Penalaran
yang maksud merupakan penalaran ilmiah, meski penalaran
non ilmiah tidak selalu tidak bermanfaat.
Aplikasi pengembangan aktivitas pembelajaran untuk
meningkatkan daya menalar guru dapat dilakukan dengan cara
berikut ini.
1) Guru menyusun bahan pembelajaran dalam bentuk yang
sudah siap sesuai dengan tuntutan kurikulum.
2) Guru tidak banyak menerapkan metode ceramah atau
metode kuliah. Tugas utama guru adalah memberi instruksi
singkat tapi jelas dengan disertai contoh-contoh, baik
(52)
3) Bahan pembelajaran disusun secara berjenjang atau
hierarkis, dimulai dari yang sederhana (persyaratan rendah)
sampai pada yang kompleks (persyaratan tinggi).
4) Kegiatan pembelajaran berorientasi pada hasil yang dapat
diukur dan diamati.
5) Setiap kesalahan harus segera dikoreksi atau diperbaiki.
6) Perlu dilakukan pengulangan dan latihan agar perilaku
yang diinginkan dapat menjadi kebiasaan atau pelaziman.
7) Evaluasi atau penilaian didasari atas perilaku yang nyata
atau otentik.
8) Guru mencatat semua kemajuan peserta diklat untuk
kemungkinan memberikan tindakan pembelajaran
perbaikan.
Kegiatan belajar pada tahap ini adalah: (1)
Mengolah informasi yang sudah dikumpulkan baik terbatas
dari hasil kegiatan mengumpulkan/eksperimen mau pun
hasil dari kegiatan mengamati dan kegiatan mengumpulkan
informasi; (2) Pengolahan informasi yang dikumpulkan
dari yang bersifat menambah keluasan dan kedalaman
sampai kepada pengolahan informasi yang bersifat mencari
solusi dari berbagai sumber yang memiliki pendapat yang
(53)
Kompetensi yang dikembangkan adalah:
Mengembangkan sikap jujur, teliti, disiplin, taat aturan,
kerja keras, kemampuan menerapkan prosedur dan
kemampuan berpikir induktif serta deduktif dalam
menyimpulkan.
e) Mengkomunikasikan
Guru yang menggunakan pendekatan saintifik
diharapkan memberi kesempatan kepada peserta didik untuk
mengkomunikasikan apa yang telah mereka pelajari. Kegiatan
ini dapat dilakukan melalui menuliskan atau menceritakan apa
yang ditemukan dalam kegiatan mencari informasi,
mengasosiasikan dan menemukan pola. Hasil tersebut
disampaikan di kelas dan dinilai oleh guru sebagai hasil belajar
peserta didik atau kelompok. Kegiatan mengkomunikasikan
dalam kegiatan pembelajaran sebagaimana disampaikan dalam
Permendikbud Nomor 81a Tahun 2013, adalah menyampaikan
hasil pengamatan, kesimpulan berdasarkan hasil analisis secara
lisan, tertulis, atau media lainnya.
Kegiatan belajar pada tahap ini adalah: Menyampaikan
hasil pengamatan, kesimpulan berdasarkan hasil analisis secara
(54)
Kompetensi yang dikembangkan adalah:
Mengembangkan sikap jujur, teliti, toleransi, kemampuan
berpikir sistematis, mengungkapkan pendapat dengan singkat
dan jelas, dan mengembangkan kemampuan berbahasa yang
baik dan benar.
c. Prinsip-prinsip Pembelajaran dengan Pendekatan Saintifik
Adapun prinsip-prinsip dalam pembelajaran dengan
pendekatan saintifik adalah sebagai berikut (Hosnan, 2014:37):
1) Pembelajaran berpusat pada siswa.
2) Pembelajaran membentuk konsep siswa.
3) Pembelajaran terhindar dari verbalisme.
4) Pembelajaran memberikan kesempatan pada siswa untuk
mengasimilasi dan mengakomodasi konsep, hukum, dan
prinsip.
5) Pemelajaran mendorong terjadinya kemampuan berpikir
siswa.
6) Pembelajaran meningkatkan motivasi belajar siswa dengan
motivasi guru.
7) Memberikan kesempatan kepada siswa untuk melatih
kemampuan dalam komunikasi.
8) Adanya proses validasi terhadap konsep, hukum, dan prinsip
(55)
d. Karakteristik Pendekatan Saintifik
Kriteria utama menurut Hosnan (2014:36) adalah:
1. Pembelajaran berbasis fakta atau fenomena yang dapat
dijelaskan secara logika atau nalar.
2. Penjelasan guru, respon siswa dan interaksi edukatif antara
guru dengan siswa terbebas dari prasangka atau pemikiran
subyektif.
3. Mendorong dan menginspirasi siswa berpikir kritis, analitis
dan tepat dalam mengidentifikasi, memecahkan masalah dan
mengaplikasikan materi pembelajaran.
B. Penelitian yang Relevan
Penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti yaitu tentang Peningkatan
Keterampilan Eksperimen dan Keaktifan dalam Materi Pemanfaatan Energi
Melalui Pendekatan Saintifik Di SD Kanisius Gayam I Yogyakarta Tahun
Pelajaran 2014/2015. Sebagai acuan penelitian tentang keterampilan
eksperimen, keaktifan dan pendekatan saintifik, peneliti menggunakan acuan
penelitian terdahulu yaitu:
1. Suprapti pada tahun 2012 melakukan penelitian tentang
Peningkatan Prestasi Belajar Menggunakan Metode Eksperimen
Pada Materi Gaya Dapat Mengubah Gerak Suatu Benda Siswa
(56)
2011/2012. Hasil penelitian menunjukkan keadaan nilai rata-rata
ulangan awal siswa kelas IV SD Negeri Danurejo 1 Semester
Genap Tahun Pelajaran 2011/2012 berada di bawah KKM yaitu
64,28 (53,58%). Setelah menggunakan metode eksperimen, nilai
rata-rata ulangan siswa pada siklus I menjadi 73,39 (78,57%)dan
siklus II menjadi 81,42 (100%). Nilai tersebut menunjukkan
peningkatan secara signifikan. Dapat disimpulkan bahwa metode
eksperimen dapat meningkatkan prestasi belajar pada materi gaya
dapat mengubah gerak suatu benda siswa kelas IV SD Negeri
Danurejo 1 Semester Genap Tahun Pelajaran 2011/2012.
2. Setiawan pada tahun 2013 melakukan penelitian tentang keaktifan
dan prestasi belajar IPA Siswa kelas V SD Negeri Plaosan 1
Menggunakan Metode Inkuiri Terbimbing. Jenis penelitian yang
digunakan adalah penelitian tindakan kelas (PTK). Hasil penelitian
menunjukkan bahwa pembelajaran menggunakan metode inkuiri
terbimbing mendorong keaktifan siswa dalam bertanya jawab
kepada siswa yang lain maupun kepada guru, mengemukakan
pendapat dalam diskusi kelompok, dan mengerjakan tugas dalam
pelajaran IPA. Peningkatan keaktifan dibuktikan dari persentase
siswa yang bertanya kepada guru atau teman 28% dan
mengerjakan tugas dalam pelajaran IPA. Peningkatan keaktifan
(57)
teman 28% meningkat menjadi 32%. Persentase mengemukakan
pendapat saat berdiskusi kelompok dari 16% meningkat menjadi
40%. Siswa yang mengerjakan tugas meningkat dari 16% menjadi
44%.
3. Judul penelitian tahun 2013 Penerapan Pendekatan Scientific
Dalam Pembelajaran Matematika SMP Kelas VII Materi Bilangan
(pecahan) yang disusun oleh Atsnan dan Gazali bertujuan
mengetahui bagaimana langkah–langkah pembelajaran berdasarkan pendekatan scientific diterapkan dalam pembelajaran matematika kelas VII SMP pada materi bilangan. Penelitian ini
berisi Penerapan Pendekatan scientific pada Pembelajaran Matematika Kelas VII SMP Materi Pecahan yang mengaitkan
antara matematika dengan ilmu pengetahuan, sehingga siswa akan
mempelajari matematika dengan cara yang menarik. Belajar
dengan berkegiatan akan berkontribusi terhadap pemahaman
matematika siswa. Dengan kata lain, belajar matematika yang baik
adalah mengalami sendiri atau berkegiatan. Hasil dari penelitian
ini adalah pendekatan saintifik merupakan suatu pendekatan
berpikir dan berbuat yang diawali dengan mengamati dan menanya
sampai berupaya untuk mencoba, mengolah, menyaji, menalar dan
akhirnya mencipta. Tahap saintifik inilah yang memotivasi siswa
(58)
Gambar 2.2 Literature Map Penelitian-penelitian Terdahulu
Keterampilan Eksperimen dan Keaktifan
Pendekatan Saintifik
Setiawan (2013)
Peningkatan keaktifan dan prestasi belajar IPA Siswa kelas V SD Negeri Plaosan 1 Menggunakan Metode
Inkuiri Terbimbing
Suprapti (2012)
Peningkatan Prestasi Belajar Menggunakan Metode Eksperimen Pada Materi Gaya Dapat Mengubah Gerak Suatu Benda Siswa Kelas IV SD Negeri Danurejo 1 Semester Genap Tahun Pelajaran 2011/2012.
Atsnan dan Gazali (2013) Penerapan Pendekatan Scientific Dalam Pembelajaran Matematika SMP Kelas VII Materi
Bilangan (pecahan)
Arifka Imanudin (2014)
Peningkatan Keterampilan Eksperimen Dan Keaktifan Dalam Materi Pemanfaatan Energi Melalui Pendekatan Saintifik Di SD Kanisius Gayam 1
(59)
C. Kerangka Berpikir
Pada kerangka berpikir peneliti menjelaskan variabel penelitian dan
objek yang akan diteliti. Variabel dalam penelitian ini yaitu keterampilan
eksperimen dan keaktifan siswa. Objek yang diteliti yaitu siswa kelas IV
tahun pelajaran 2014/2015.
Gambar 2.3. Kerangka Berpikir
Pembelajaran dengan menggunakan model pendekatan saintifik akan
meningkatkan keterampulan melakukan eksperimen dan keaktifan belajar
siswa. Pembelajaran menggunakan pendekatan saintifik akan sangat membantu
siswa dalam proses belajar karena mereka mendapatkan pengalaman langsung
secara ilmiah dengan eksperimen yang dilakukan. Hal ini sesuai dengan sub
tema 2 pada buku guru yaitu pemanfaatan energi. Jika model pendekatan
saintifik diterapkan pada pembelajaran IPA kelas IV SD Kanisius Gayam,
Pendekatan Saintifik Pelajaran IPA
Pemanfaatan Energi
Keterampilan Eksperimen
(60)
maka akan meningkatkan keterampilan siswa dalam melakukan eksperimen
dan dapat melihat keaktifan siswa dalam belajar.
Keterampilan dalam melakukan eksperimen dan keaktifan belajar
diharapkan dapat meningkat setelah guru menyampaikan pembelajaran dengan
menggunakan pendekatan saintifik. Keterampilan melakukan eksperimen
sangat penting diberikan sedini mungkin. Pendekatan saintifik membantu siswa
dalam memecahkan suatu masalah yang nyata melalui pengalaman langsung.
D. Hipotesis Tindakan
Hipotesis pada penelitian ini yaitu:
1. Upaya meningkatkan keterampilan ekserimen dan keaktifan materi
pemanfaatan energi siswa kelas IV di SD Kanisius Gayam I Yogyakarta
tahun pelajaran 2014/2015 ditempuh dengan melakukan penelitian
tindakan kelas menggunakan pendekatan saintifik dengan langkah
sebagai berikut: mengamati, menanya, mencoba, menalar, dan
mengkomunikasikan.
2. Penggunaan pendekatan saintifik dapat meningkatkan keterampilan
eksperimen siswa materi pemanfaatan energi di SD Kanisius Gayam I
(61)
3. Penggunaan pendekatan saintifik dapat meningkatkan keaktifan kelas IV
mata pelajaran IPA materi pemanfaatan energi di SD Kanisius Gayam I
(62)
44
BAB III
METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan salah satu penelitian kolaboratif.
Penelitian ini disebut sebagai penelitian kolaboratif karena dalam
pelaksanaannya dibutuhkan adanya kerjasama antara guru kelas dan pihak
peneliti. Guru bertugas untuk membawakan pelajaran dan peneliti bertugas
untuk mengamati jalannya pembelajaran. Penelitian ini bertujuan untuk
meningkatkan keterampilan eksperimen dan keaktifan pada pelajaran IPA
siswa kelas IV SD Kanisius Gayam I pada tahun pelajaran 2013/2014.
Ketika ada temuan-temuan baru di dalam pelaksanaan
pembelajaran peneliti mencatatnya. Selain itu dalam penelitian ini guru
dan peneliti saling bekerjasama untuk melakukan evaluasi terhadap hasil
temuan yang diperoleh dan melakukan revisi terhadap pertemuan siklus
berikutnya. Susilo (2007:121) mendeskripsikan penelitian tindakan kelas
dilakukan melalui empat langkah utama yaitu perencanaan, pelaksanaan,
observasi dan refleksi. Empat langkah utama yang saling berhubungan
dalam pelaksanaan penelitian tindakan kelas sering disebut dengan istilah
siklus. Pelaksanaan penelitian tindakan kelas dilakukan minimal dua
siklus.
PTK terdiri atas rangkaian empat kegiatan utama yang ada pada
setiap siklus, yaitu (a) perencanaan, (b) tindakan, (c) pengamatan, dan (d)
(63)
74). Skema siklus PTK dengan menggunakan model Arikunto, dkk, dapat
dilihat pada gambar 3.1:
Gambar 3.1. Jenis Penelitian Tindakan Kelas menurut Arikunto, dkk
Dalam penelitian ini, Penelitian Tindakan Kelas dilakukan dalam
dua siklus. Tahapan- tahapan dalam Penelitian Tindakan Kelas adalah
sebagai berikut:
1. Perencanaan
Perencanaan dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu perencanaan
umum dan perencanaan khusus. Perencanaan umum dimaksudkan
untuk menyusun rancangan yang meliputi keseluruhan aspek yang
terkait PTK antara lain identifikasi masalah, analisis penyebab adanya
masalah, dan bentuk tindakan yang akan dilakukan. Sedangkan,
Pelaksanaan
Siklus 1 Siklus 2
Perencanaan
Refleksi Pelaksanaan
Pengamatan Pengamatan
Refleksi Perencanaan
(64)
perencanaan khusus dimaksudkan untuk menyusun rancangan dari
siklus per siklus.
2. Pelaksanaan
Pelaksanaan dalam penelitian tindakan kelas dilakukan mengacu
pada perencanaan yang telah dibuat. Pelaksanaan tindakan dilakukan
untuk memecahkan masalah yang terjadi. Setelah ditetapkan bentuk
pelaksanaan tindakan yang akan dilakukan, maka langkah berikutnya
adalah menerapkan tindakan tersebut dalam proses pembelajaran yang
sesuai dengan rencana pembelajaran yang sudah dibuat.
3. Pengamatan
Pengamatan dilakukan untuk memperoleh data keterampilan
melakukan eksperimen dan keaktifan belajar. Pengamatan atau
monitoring dapat dilakukan sendiri. Pada saat monitoring pengamat
haruslah mencatat semua peristiwa atau hal yang terjadi di dalam kelas
penelitian yaitu kelas IV Semester 2 SD Kanisius Gayam.
4. Refleksi
Refleksi dalam penelitian tindakan kelas ini dilakukan untuk
memikirkan dan merenungkan tentang proses pembelajaran yang
dilakukan sebagai evaluasi guru serta tim pengamat yang dilakukan
dalam penelitian tindakan kelas. Refleksi ini dilakukan dengan cara
mendiskusikan berbagai masalah yang timbul di dalam kelas dan
untuk mengukur apakah tindakan dalam siklus pertama sudah
(65)
menentukan apakah tetap melanjutkan ke siklus berikutnya atau
berhenti karena masalah sudah terpecahkan.
B. Setting Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SD Kanisius Gayam I. SD tersebut
terletak di Jl. Ki Mangunsarkoro No. 80 Yogyakarta.
2. Subyek Penelitian
Subjek untuk penelitian ini yaitu siswa kelas IV SD Kanisius
Gayam I Yogyakarta semester gasal tahun pelajaran 2014/2015.
Jumlah siswa ada 37 siswa, yang terdiri dari 18 siswa laki-laki dan 19
siswa perempuan.
3. Objek Penelitian
Objek dalam penelitian ini adalah keterampilan eksperimen dan
keaktifan pada mata pelajaran IPA dengan tema selalu berhemat energi
dan subtema pemanfaatan energi melalui pendekatan saintifik.
Keterampilan eksperimen dan keaktifan siswa dapat dilihat dari peran
serta siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran yang berlangsung,
4. Agenda Penelitian
Penelitian ini dilakukan dalam waktu dua belas bulan. Dimulai
pada bulan April 2014 sampai dengan bulan Maret 2015. Dimulai pada
bulan April sampai Mei peneliti memulai dengan menyusun proposal.
(66)
Selanjutnya pada bulan Juni dan Juli peneliti melakukan validitas
instrumen penelitian. Pada bulan Agustus sampai Oktober peneliti
melanjutkan dengan pengumpulan data yang dilakukan selama tiga
bulan. Selanjutnya pada bulan November sampai Februari peneliti
melakukan pengolahan data. Setelah itu pada bulan Februari dan Maret
peneliti menyusun laporan yang dilakukan selama dua bulan. Kemudian
pada bulan Juni 2015 peneliti melakukan ujian skripsi dan dilanjutkan
dengan revisi.
C. Rencana Tindakan 1. Persiapan
a. Permintaan izin kepada Kepala SD Kanisius Gayam I Yogyakarta
untuk melakukan kegiatan penelitian di SD tersebut.
b. Melakukan observasi pada siswa kelas IV untuk mengetahui gambaran
kegiatan pembelajaran IPA dan karakteristik siswa kelas IV.
c. Melakukan wawancara kepada wali kelas dan siswa kelas IV SD
Kanisius Gayam.
d. Mengidentifikasi masalah yang ada di kelas yaitu tentang keaktifan
dan prestasi belajar siswa.
e. Menganalisis masalah belajar yang ada di kelas.
f. Merumuskan masalah.
g. Merumuskan hipotesis.
(67)
i. Mengkaji materi sesuai dengan standar kompetensi dan kompetensi
dasarnya.
j. Menyusun silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Lembar
Kerja Siswa (LKS), dan Instrumen Penelitian.
k. Membuat alat peraga.
l. Pelaksanaan penelitian.
2. Rencana Setiap Siklus Siklus I
a. Perencanaan
Perencanaan yang dilakukan peneliti sebelum memberikan
tindakan kepada siswa meliputi : (a) menentukan Kompetensi Inti
dan Kompetensi Dasar terkait tindakan yang akan diberikan, yaitu
pada tema selalu berhemat energi dengan subtema gerak dan gaya
pada pembelajaran 1 dan 2 yaitu pemanfaatan energi angin dan
pemanfaatan energi air, (b) mempersiapkan rancangan perangkat
pembelajaran yang meliputi pembuatan silabus dan RPP yang
disusun dengan pendekatan saintifik (c) menyusun lembar
observasi, dan (d ) menyusun instrumen penilaian pemahaman
(68)
b. Pelaksanaan
Pertemuan 1
Kegiatan Inti
1) Siswa diberikan teks laporan hasil pengamatan tentang gaya,
gerak, energi panas, bunyi, angin dan cahaya. (mengamati)
2) Guru dan siswa bertanya jawab mengenai teks laporan
tersebut dan mengamati penulian kosakata baku . (menanya)
3) Guru mengkonfirmasi dengan menjelaskan materi tentang
gaya, gerak, energi panas, bunyi, angin, dan cahaya dan
penulisan kosakata baku.
4) Siswa diberi 5 pertanyaan laporan yang berhubungan dengan
energi angin dengan memperhatikan penulisankan dan
penggunaan kosakata baku. (menanya)
5) Siswa diberi gambar-gambar sumber dan perubahan energi.
6) Siswa mengamati gambar dan mendiskukan dengan teman
sebangku. (mengamati)
7) Siswa diberi penjelaskan materi pemanfaatan energi dengan
menggunakan gambar.
8) Siswa diminta untuk membuat percobaan dengan petunjuk
dan alat yang sudah disediakan. (mencoba)
9) Siswa menyampaikan hasil percobaan di depan kelas.
(mengkomunikasikan)
(69)
11)Guru menjelaskan materi matematika tentang perkalian,
pengurangan, dan penjumlahan.
12)Siswa diminta untuk mengerjakan LKS. (menalar)
13)Guru meminta siswa untuk membuat buklet tentang materi
yang telah dipelajari sebelumnya. (mencoba)
Pertemuan 2
Kegiatan Inti
1) Siswa diminta untuk mengamati gambar-gambar sumber
energi yang ada di muka bumi ini. (mengamati)
2) Siswa diberi kesempatan untuk bertanya jawab dengan guru
tentang gambar – gambar tersebut. (menanya)
3) Siswa diberi penjelaskan tentang manfaat yang dapat
dihasilkan dari sumber-sumber energi yang telah disampaikan
melalui gambar.
4) Siswa diminta untuk menjelaskan sumber-sumber energi dan
cara pemanfaatannya di depan kelas. (menalar)
5) Guru mengkonfirmasi kembali mengenai penjelasan yang
diungkapkan siswa di depan kelas.
6) Guru membagi siswa dalam beberapa kelompok dan setiap
kelompok terdiri dari 4 orang anak.
7) Setiap kelompok diminta untuk membuat 1 percobaan
(70)
petunjuk guru dan membuat percobaan sesuai dengan petunjuk
yang tersedia. (mencoba)
8) Setiap kelompok mempresentasikan hasil percobaan yang telah
dibuatnya. (mengkomunikasikan)
9) Siswa diberi penjelaskan materi matematika tentang perkalian,
pengurangan, dan penjumlahan.
10)Siswa diminta untuk mengerjakan LKS. (menalar)
c. Pengamatan
Kegiatan observasi dilakukan oleh peneliti dan dibantu oleh
seorang guru kelas. Hal tersebut dilakukan dengan tujuan untuk
mengetahui dan memperoleh gambaran lengkap mengenai proses
pembelajaran yang terjadi di dalam kelas. Observer melakukan
pengamatan dengan mengacu pada lembar pengamatan yang
berisi indikator keaktifan untuk melihat keaktifan siswa saat
pembelajaran berlangsung.
d. Refleksi
Peneliti bersama dengan guru melakukan refleksi dan
menganalisis hasil tindakan yang telah dilaksanakan pada siklus I
yang meliputi evaluasi terhadap pelaksanaan siklus I.
Mengidentifikasi kendala-kendala, kelemahan-kelemahan yang
(71)
yang perlu diperbaiki. Membandingkan hasil yang telah dicapai
pada siklus I dengan indikator keberhasilan yang telah ditetapkan
untuk dapat memutuskan apakah siklus dilanjutkan atau berhenti.
Analisis yang dilakukan yaitu dengan membandingkan antara
kondisi awal, KKM, kondisi akhir, dan target ketuntasan siklus.
Siklus II
a. Perencanaan
Perencanaan yang dilakukan peneliti sebelum memberikan
tindakan kepada siswa meliputi : (a) menentukan Kompetensi Inti
dan Kompetensi Dasar terkait tindakan yang akan diberikan, yaitu
pada materi gaya gravitasi dan gaya magnet, (b) mempersiapkan
rancangan perangkat pembelajaran yang meliputi pembuatan
silabus dan RPP yang disusun dengan pendekatan saintifik (c)
menyusun lembar observasi, dan (d) menyusun instrumen penilaian
pemahaman siswa.
b. Pelaksanaan
Pertemuan 1
1) Siswa diminta untuk mengamati teks informasi tentang
energi angin. (mengamati)
2) Guru dan siswa bertanya jawab mengenai teks informasi
(72)
3) Guru mengkonfirmasi dengan menjelaskan materi teks
informasi tentang energi angin.
4) Siswa diberi 4 pertanyaan laporan yang berhubungan
dengan energi angin dengan memperhatikan penulisankan
dan penggunaan kosakata baku. (menanya)
5) Guru menunjukkan gambar-gambar sumber dan perubahan
energi angin.
6) Siswa mengamati gambar dan mendiskukan dengan teman
sebangku. (mengamati)
7) Siswa diberi penjelaskan materi pemanfaatan energi angin
dengan menggunakan gambar.
8) Siswa diminta untuk membuat percobaan dengan petunjuk
dan alat yang sudah disediakan. (mencoba)
9) Siswa diminta untuk menyampaikan hasil percobaanya
didepan kelas. (mengkomunikasikan)
10)Siswa diminta untuk mengerjakan LKS. (menalar)
11)Siswa diberi penjelaskan materi pengaruh aktivitas fisik
dan istirahat terhadap pertumbuhan dan perkembangan
tubuh.
12)Siswa diminta untuk mengerjakan LKS. (menalar)
13)Siswa diminta untuk mempraktikkan 3 aktivitas kebugaran
jasmani yang berhubungan dengan latihan daya tahan dan
(1)
(2)
244
FOTO SIKLUS I
1.2 Menanya : Siswa tanya jawab dengan guru tentangMateri pemanfaatan energi. 1.1 Mengamati : Siswa membaca teks
tentang pemanfaatan energi.
1.4 Menalar : Siswa mengerjakan lembar kerja berkaitan dengan pemanfaatan energi.
1.3 Mencoba : Siswa membuat kincir air dan kincir angin yang berkaitan dengan materi pemanfaatan energi.
1.5 Mengkomunikasikan : Siswa mempresentasikan hasil eksperimen yang dilakukan.
Lampiran 11
(3)
245
FOTO SIKLUS II
2.2 Menanya : Siswa tanya jawab tentang pemanfaatan energi
2.1 Mengamati : Siswa membaca teks tentang pemanfaatan energi
2.4 Menalar : Siswa mengerjakan lembar kerja siswa tentang pemanfaatan energi
2.3 Mencoba : Siswa membuat kincir air dan kincir angin yang berkaitan dengan
materi pemanfaatan energi.
2.5 Mengkomunikasikan : Siswa mempresentasikan hasil eksperimen yang dilakukan.
(4)
246
Lampiran 12
(5)
(6)
248 BIOGRAFI
Arifka Imanudin lahir du Bantul, 21 Desember 1992. Anak kedua dari dua bersaudara, dari Bapak Wijanarko Riyanto dan Ibu Suwarti. Tinggal di Kurahan Baru, RT.06, Bantul, Bantul, Yogyakarta. Pendidikan Dasar diperoleh di SD Negeri 1 Bantul pada tahun 1999. Kemudian meneruskan Pendidikan Menengah Pertama di SMP Negeri 3 Bantul pada tahun 2005. Setelah lulus kemudian melanjutkan Pendidikan Menengah Atas di SMA Negeri 3 Bantul pada tahun 2008. Hingga akhirnya setelah lulus Sekolah Menengah Atas memutuskan untuk menempuh Pendidikan Guru Sekolah Dasar di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Masa pendidikan di Universitas Sanata Dharma diakhiri dengan menulis skripsi dengan judul
“Peningkatan Keterampilan EksperimendDan Keaktifan Materi Pemanfaatan Energi
Menggunakan Pendekatan Saintifik Kelas IV SD Kanisius Gayam I Tahun Pelajaran 2014/2015”
Lampiran 14