Peningkatan keterampilan eksperimen dan keaktifan siswa materi gerak dan gaya melalui pendekatan saintifik kelas IV SD Kanisius Kalasan tahun pelajaran 2014/2015.

(1)

MATERI GERAK DAN GAYA MELALUI PENDEKATAN SAINTIFIK KELAS IV SD KANISIUS KALASAN TAHUN PELAJARAN 2014/ 2015

Putri Tyas Wikansih NIM : 111134026

Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas. Teknik pengumpulan data pada penelitian adalah observasi dan wawancara. Penelitian ini dilaksanakan dalam 2 siklus. Subyek penelitian ini adalah siswa kalas IV A SD Kanisius Kalasan Tahun Pelajaran 2014/ 2015 yang berjumlah 27 siswa.Permasalahan pada penelitian ini adalah kurangnya keaktifan siswa dan keterampilan eksperimen dalam pembelajaran IPA khususnya materi gerak dan gaya. Penelitian ini bertujuan untuk: 1) meningkatkan ketrampilan melakukan eksperimen siswa pada materi gerak dan gaya dengan menerapkan pendekatan saintifik; 2) meningkatkan keaktifan pada materi gerak dan gaya dengan menerapkan pendekatan saintifik; 3) mengetahui bagaimana proses pembelajaran dalam meningkatkan keaktifan dan keterampilan melakukan eksperimen siswa pada materi gerak dan gaya dengan menerapkan pendekatan saintifik.

Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan keterampilan eksperimen siswa yang terlihat dari kondisi awal, siklus I dan siklus II. Untuk keterampilan eskperimen, indikator, merancang hipotesis, kondisi awal 18% menjadi 33% pada siklus I dan meningkat pada siklus II 52% .Indikator, merangkai alat dengan benar, kondisi awal 22% menjadi33% pada siklus I dan meningkat pada siklus II 81%. Indikator, melakukan percobaan secara runtut, kondisi awal 18% menjadi 30% pada siklus I dan meningkat pada siklus II 67% Indikator, mencatat data, kondisi awal 22% menjadi 30% pada siklus I dan meningkat pada siklus II 74%. Indikator, kemampuan siswa dalam menarik kesimpulan, kondisi awal 18% menjad 26% pada siklus I dan meningkat pada siklus II 70%. Keaktifan siswa menunjukkan peningkatan, indikator, turut serta dalam melaksanakan tugas, kondisi awal 18% menjadi 26% pada siklus I dan meningkat pada siklus II 56%. Indikator, bertanya dan menjawab kepada teman dan guru dalam memahami persoalan, kondisi awal 22% menjadi 30% pada siklus I dan meningkat pada siklus II 81%. Indikator, mengikuti dan melaksanakan jalannya diskusi, kondisi awal 18% menjadi 30% pada siklus I dan meningkat pada siklus II 63%. Indikator, mencari informasi, kondisi awal 22% menjadi 30% pada siklus I dan meningkat pada siklus II 74%. Indikator, mengkomunikasikan hasil pengamatan, kondisi awal 18% menjadi 26% pada siklus I dan meningkat pada siklus II 41.


(2)

ACTIVENESS ON MOTION AND FORCE MATERIALS THROUGH A SCIENTIFIC APPROACH IN IV GRADE OF ELEMENTARY SCHOOL (SD)

KANISIUS KALASAN OF 2014/2015 LEARNING YEAR Putri Tyas Wikansih

NIM: 111134026

This was a Class Action Research. Data gathering technique was by observation and interview. This research was conducted in 2 cycles. The research subjects were IV A grade students of Elementary School (SD) Kanisius Kalasan of 2014/2015 learning year numbered 27.The problems of this research were lack of student activeness and experimental skills in IPA learning especially motion and force materials. This research was aimed to: 1) improve skills to conduct experiment in motion and force materials by applying a scientific approach; 2) improve activeness in motion and force materials by applying a scientific approach; 3) know how learning process in improving activeness and skills to conduct experiment in motion and force materials by applying a scientific approach.

The research results showed the improvement of student experimental skills that seen from initial condition, 1st cycle and 2nd cycle. For experimental skill, indicator, designing

hypothesis, initial condition of 18% to 33% in 1st cycle and increased 52% in 2nd cycle. Indicator,

assembled device right, initial condition was 22% to 33% in 1st cycle and increased 81% in 2nd

cycle. Indicator, conducted experiment in orderly, initial condition of 18% to 30% in 1st cycle

and increased 67% in 2nd cycle. Indicator, recorded data, initial condition of 22% to 30% in 1st

cycle and increased 74% in 2nd cycle. Indicator, student ability to draw conclusion initial

condition was 18% to 26% in 1st cycle and increased 70% in 2nd cycle. Student activeness

showed improvement, indicator. involved in performing tasks, initial condition of 18% to 26% in 1st cycle and increased 56% in 2nd cycle. Indicator, asking and answering to their friends and

teachers in comprehending exercise, initial condition of 22% to 30% in 1st cycle and increased

81% in 2nd cycle. Indicator, attending and performing discussion run, initial condition of 18% to

30% in 1st cycle and increased 63% in 2nd cycle. Indicator, searching for information, initial

condition of 22% to 30% in 1st cycle and increased 74% in 2nd cycle. Indicator, communicating

observation results, initial

condition of 18% to 26% in 1st cycle and increased 41% in 2nd cycle.


(3)

i

PENINGKATAN KETERAMPILAN EKSPERIMEN DAN KEAKTIFAN SISWA MATERI GERAK DAN GAYA MELALUI PENDEKATAN SAINTIFIK KELAS IV

SD KANISIUS KALASAN TAHUN PELAJARAN 2014/2015

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh :

Putri Tyas Wikansih NIM : 111134026

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2015


(4)

(5)

(6)

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN

! "

" #

$ % & '


(7)

v MOTTO

) "

)

*++ , - . " /

*++ ,*++ , -- . ". " //

*++ , - . " /

0

1

$ )

*2 3 4 5

*2*2 33 4 54 5


(8)

(9)

(10)

viii ABSTRAK

PENINGKATAN KETERAMPILAN EKSPERIMEN DAN KEAKTIFAN SISWA MATERI GERAK DAN GAYA MELALUI PENDEKATAN SAINTIFIK KELAS IV

SD KANISIUS KALASAN TAHUN PELAJARAN 2014/ 2015 Putri Tyas Wikansih

NIM : 111134026

Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas. Teknik pengumpulan data pada penelitian adalah observasi dan wawancara. Penelitian ini dilaksanakan dalam 2 siklus. Subyek penelitian ini adalah siswa kalas IV A SD Kanisius Kalasan Tahun Pelajaran 2014/ 2015 yang berjumlah 27 siswa.Permasalahan pada penelitian ini adalah kurangnya keaktifan siswa dan keterampilan eksperimen dalam pembelajaran IPA khususnya materi gerak dan gaya. Penelitian ini bertujuan untuk: 1) meningkatkan ketrampilan melakukan eksperimen siswa pada materi gerak dan gaya dengan menerapkan pendekatan saintifik; 2) meningkatkan keaktifan pada materi gerak dan gaya dengan menerapkan pendekatan saintifik; 3) mengetahui bagaimana proses pembelajaran dalam meningkatkan keaktifan dan keterampilan melakukan eksperimen siswa pada materi gerak dan gaya dengan menerapkan pendekatan saintifik.

Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan keterampilan eksperimen siswa yang terlihat dari kondisi awal, siklus I dan siklus II. Untuk keterampilan eskperimen, indikator, merancang hipotesis, kondisi awal 18% menjadi 33% pada siklus I dan meningkat pada siklus II 52% .Indikator, merangkai alat dengan benar, kondisi awal 22% menjadi33% pada siklus I dan meningkat pada siklus II 81%. Indikator, melakukan percobaan secara runtut, kondisi awal 18% menjadi 30% pada siklus I dan meningkat pada siklus II 67% Indikator, mencatat data, kondisi awal 22% menjadi 30% pada siklus I dan meningkat pada siklus II 74%. Indikator, kemampuan siswa dalam menarik kesimpulan, kondisi awal 18% menjad 26% pada siklus I dan meningkat pada siklus II 70%. Keaktifan siswa menunjukkan peningkatan, indikator, turut serta dalam melaksanakan tugas, kondisi awal 18% menjadi 26% pada siklus I dan meningkat pada siklus II 56%. Indikator, bertanya dan menjawab kepada teman dan guru dalam memahami persoalan, kondisi awal 22% menjadi 30% pada siklus I dan meningkat pada siklus II 81%. Indikator, mengikuti dan melaksanakan jalannya diskusi, kondisi awal 18% menjadi 30% pada siklus I dan meningkat pada siklus II 63%. Indikator, mencari informasi, kondisi awal 22% menjadi 30% pada siklus I dan meningkat pada siklus II 74%. Indikator, mengkomunikasikan hasil pengamatan, kondisi awal 18% menjadi 26% pada siklus I dan meningkat pada siklus II 41.


(11)

ix ABSTRACT

THE IMPROVEMENT OF STUDENT EXPERIMENTAL SKILLS AND ACTIVENESS ON MOTION AND FORCE MATERIALS THROUGH A SCIENTIFIC APPROACH IN IV GRADE OF ELEMENTARY SCHOOL (SD)

KANISIUS KALASAN OF 2014/2015 LEARNING YEAR Putri Tyas Wikansih

NIM: 111134026

This was a Class Action Research. Data gathering technique was by observation and interview. This research was conducted in 2 cycles. The research subjects were IV A grade students of Elementary School (SD) Kanisius Kalasan of 2014/2015 learning year numbered 27.The problems of this research were lack of student activeness and experimental skills in IPA learning especially motion and force materials. This research was aimed to: 1) improve skills to conduct experiment in motion and force materials by applying a scientific approach; 2) improve activeness in motion and force materials by applying a scientific approach; 3) know how learning process in improving activeness and skills to conduct experiment in motion and force materials by applying a scientific approach.

The research results showed the improvement of student experimental skills that seen from initial condition, 1st cycle and 2nd cycle. For experimental skill, indicator, designing hypothesis, initial condition of 18% to 33% in 1st cycle and increased 52% in 2nd cycle. Indicator, assembled device right, initial condition was 22% to 33% in 1st cycle and increased 81% in 2nd cycle. Indicator, conducted experiment in orderly, initial condition of 18% to 30% in 1st cycle and increased 67% in 2nd cycle. Indicator, recorded data, initial condition of 22% to 30% in 1st cycle and increased 74% in 2nd cycle. Indicator, student ability to draw conclusion initial condition was 18% to 26% in 1st cycle and increased 70% in 2nd cycle. Student activeness showed improvement, indicator. involved in performing tasks, initial condition of 18% to 26% in 1st cycle and increased 56% in 2nd cycle. Indicator, asking and answering to their friends and teachers in comprehending exercise, initial condition of 22% to 30% in 1st cycle and increased 81% in 2nd cycle. Indicator, attending and performing discussion run, initial condition of 18% to 30% in 1st cycle and increased 63% in 2nd cycle. Indicator, searching for information, initial condition of 22% to 30% in 1st cycle and increased 74% in 2nd cycle. Indicator, communicating observation results, initial condition of 18% to 26% in 1st cycle and increased 41% in 2nd cycle.


(12)

x

KATA PENGANTAR

Puji syukur peneliti panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga skripsi yang berjudul Peningkatan Keterampilan Eksperimen dan Keaktifan Siswa Materi Getak dan Gaya melalui Pendekatan Saintifik Kelas IV SD Kanisius Kalasan Tahun Pelajaran 2014/2015 dapat penulis selesaikan dengan baik. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

Penulis menyadari bahwa dalam menyelesaikan skripsi ini, penulis mendapatkan banyak bimbingan, bantuan, dan dukungan dari berbagai pihak baik secara langsung ataupun tidak langsung sehingga skripsi dapat terselesaikan dengan baik. Maka pada kesempatan ini peneliti ingin mengucapkan terimakasih kepada:

1. Rohandi, Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma.

2. Gregorius Ari Nugrahanta, SJ.,S.S.,BS., MA. selaku Kepala Program Studi PGSD. 3. Rusmawan, S.Pd., M.Pd. selaku Dosen Pembimbing I yang telah membimbing dan

memberi dukungan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

4. Maria Melani Ika Susanti, S.Pd., M.Pd. selaku Dosen Pembimbing II yang telah membimbing dan memberi dukungan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

5. Para dosen dan staf PGSD yang telah melayani peneliti dengan baik.

6. P. Agustin Ria Dewi, S.Pd. selaku Kepala Sekolah SD Kanisius Kalasan yang telah memberikan ijin untuk melakukan penelitian dan memberikan bantuan dalam penelitian ini dengan melakukan validasi silabus, RPP, LKS.

7. Cristiana Istijani, S.Pd selaku guru kelas IV A SD Kanisius Kalasan yang memberikan informasi dan dan memberikan bantuan dalam penelitian ini dengan melakukan validasi silabus, RPP, LKS, dan Lembar Pengamatan.


(13)

(14)

xii DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ………... HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING……….. HALAMAN PENGESAHAN ……… HALAMAN PERSEMBAHAN ………. HALAMAN MOTTO ………. HALAMAN KEASLIAN KARYA ……… LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ………. ABSTRAK ………. ABSTRACT ………... KATA PENGANTAR ……… DAFTAR ISI ..…..……….. DAFTAR TABEL ………. DAFTAR GAMBAR ………. DAFTAR LAMPIRAN ……….

BAB I. PENDAHULUAN ………

A. Latar Belakang……….

B. Batasan Masalah……..………

C. Rumusan Masalah………...

D. Tujuan Penelitian……..………..

E. Manfaat Penelitian……….………

F. Batasan Penelitian………..

BAB II. KAJIAN PUSTAKA ……….

A. Kajian Pustaka…...……….

1. Keterampilan Eksperimen ………. I ii iii iv v vi vii viii ix x xii xv xvi xvii 1 1 4 5 5 6 7 9 9 9


(15)

xiii

a. Pengertian Keterampilan Eksperimen ……… b. Hal-hal yang Perlu Diperhatikan dalam Pelaksanaan

Eksperimen ………

c. Tahap Eksperimen ……….

2. Keaktifan ………...

a. Pengertian Keaktifan………. b. Klasifikasi Keaktifan ……… c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keaktifan …… 3. Pendekatan Saintifik ………. a. Pengertian Pendekatan Saintifik ………... b. Tujuan Pendekatan Saintifik ………. c. Langkah-langkah Pembelajaran Saintifik …………. 4. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) ………. a. Pengertian Ilmu Pengetahuan Alam ……… b. Fungsi Mata Pelajaran IPA ……… c. Karakteristik Pembelajaran IPA ……… B. Penelitian yang Relevan ………….………

C. Kerangka Berpikir ……….

D. Hipotesis Tindakan ………

BAB III METODE PENELITIAN ……….

A. Jenis Penelitian ……….

B. Setting Penelitian ………

C. Rencana Tindakan ………

D. Teknik Pengumpulan Data ………

a. Wawancara ………

b. Observasi ………

E. Instrumen Penelitian ……… F. Validitas dan Reliabilitas…………..………

9 9 10 12 12 13 15 16 16 16 17 20 20 21 21 22 27 28 30 30 33 34 38 38 39 40


(16)

xiv

G. Analisis Data …….………

H. Kriteria Keberhasilan ……… BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ………

A. Deskripsi Penelitian ……..………

1. Siklus I ………

a. Perencanaan ………

b. Pelaksanaan ………

c. Observasi ………

d. Refleksi ……….

2. Siklus II ………

a. Perencanaan………

b. Pelaksanaan ………...

c. Observasi ………

d. Refleksi ………...

B. Hasil Penelitian ……….

1. Keaktifan Siswa Melakukan Eksperimen……… 2. Keterampilan Melakukan Eksperimen ………

C. Pembahasan ………

BAB V KESIMPULAN, KETERBATASAN PENELITIAN, DAN SARAN ……….

A. Kesimpulan ………

B. Keterbatasan Penelitian ………..…

C. Saran ………...

DAFTAR REFERENSI ………. LAMPIRAN……… 44 50 53 54 54 54 54 55 57 58 60 60 60 63 63 65 65 73 79 82 82 83 84 85 87


(17)

xv

DAFTAR TABEL

Tabel 3.2 Kisi-Kisi Lembar Pengamatan Keaktifan ………. Tabel 3.3 Instrumen Lembar Pengamatan Keaktifan Dan

Rambu-Rambu Penskoran ……… Tabel 3.4 Kisi-Kisi Lembar Pengamatan Keterampilan Eksperimen.. Tabel 3.5 Instrumen Lembar Pengamatan Keaktifan dan

Rambu-Rambu Penskoran.. ……….. Tabel 3.6 Validasi RPP ………. Tabel 3.7 Validasi Silabus………. Tabel 3.8 Validasi LKS ……… Tabel 3.9 Penilaian Indikator Keaktifan dan Eksperimen………….. Tabel 3.10 Indikator Keberhasilan……….. Tabel 4.1 Rangkuman Hasil Keaktifan Siswa Siklus I ………. Tabel 4.2 Rangkuman Keaktifan Siswa Siklus I ……….. Tabel 4.3 Rangkuman Hasil Keaktifan Siswa Siklus II ………. Tabel 4.4 Rangkuman Keaktifan Siswa Siklus II ……… Tabel 4.5 Rangkuman Hasil Keterampilan Eksperime Siswa Siklus I Tabel 4.6 Rangkuman Keterampilan Esperimen Siswa Siklus I …… Tabel 4.7 Rangkuman Hasil Keterampilan SiswaSiklus II ………… Tabel 4.8 Rangkuman Keterampilan Eksperimen Siklus II ………….

40

41 41

43 45 46 47 49 53 67 68 70 71 74 75 76 78


(18)

xvi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Literatur Map Penelitian yang Relevan ……… Gambar 2.2 Kerangka Berpikir ……… Gambar 3.1 Gambar Model Siklus PTK ……… Gmabar 4.1 Pencapaian Keaktifan Siswa Siklus I ……… Gambar 4.2 Pencapaian Keaktifan Siswa Siklus II ……… Gambar 4.3 Pencapaian Keterampilan Esperimen Siswa Siklus I … Gambar 4.4 Pencapaian Keterampilan Eksperimen Siswa Siklus II ...

26 28 31 68 72 75 78


(19)

xvii DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1a.Surat Ijin Melakukan Penelitian………... Lampiran 2a. Silabus Siklus I……… Lampiran 2b.Silabus Sikus II……… Lampiran 2c. RPP ……… Lampiran 3 Contoh Pekerjaan Siswa……… Lampiran 4a. Hasil Observasi Keterampilan Eksperimen …………... Lampiran 4b. Hasil Observasi Keaktifan ………. Lampiran 5a. Analisis Data keaktifan Siswa ……… Lampiran 5b. Analisis Data Keterampilan Eksperimen ………...…… Lampiran 6a. Hasil Validasi Instrumen dari Validator 1……….. Lampiran 6b. Hasil Validasi Instrumen dari Validator 2……….. Lampiran 6c. Hasil Validasi Instrumen dari Validator 3……….. Lampiran 6d. Hasil Validasi Indikator Keterampilan Esperimen dan

Keaktifan Siswa………. Lampiran 7 Foto-foto Kegiatan Siswa……… Lampiran 8 Biografi Peneliti………

87 89 103 113 141 148 155 156 158 160 163 166 169 173 175


(20)

1 BAB I PENDAHULUAN

Bab 1 membahas tentang latar belakang masalah, batasan masalah, rumusan masalah, batasan pengertian, tujuan penelitian dan manfaat penelitian

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan IPA diharapkan dapat menjadi wadah bagi siswa untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, sehingga dapat dikembangkan lebih lanjut di dalam kehidupan sehari-hari. Proses pembelajaran menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar dapat memahami alam sekitar secara ilmiah.

IPA merujuk kepada sebuah sistem pengetahuan dengan melakukan pengamatan dan eksperimen untuk menggambarkan dan menjelaskan fenomena-fenomena yang terjadi di alam sekitar. Pemahaman IPA dalam proses pembelajaran menurut Carin & Sund (dalam Putra 2013: 61) memberikan petunjuk pembelajaran IPA sebagai berikut (1) siswa perlu dilibatkan secara aktif dalam aktivitas yang didasari sains yang merefleksikan metode ilmiah dan keterampilan proses; (2) siswa perlu didorong melakukan aktivitas yang melibatkan pencarian jawaban bagi masalah dalam masyarakat ilmiah dan teknologi; (3) siswa perlu dilatih learning by doing (belajar dengan berbuat sesuatu), kemudian merefleksikannya; (4) guru perlu menggunakan berbagai pendekatan/model pembelajaran yang bervariasi dalam pembelajaran IPA; dan (5) siswa perlu dibantu untuk memahami nilai-nilai dan sikap


(21)

2

yang dapat dikembangkan melalui pembelajaran IPA di masyarakat sehingga siswa dapat membuat keputusan.

IPA adalah ilmu yang mempelajari tentang peristiwa-peristiwa yang terjadi di alam dan di lingkungan masyarakat yang tanpa disadari IPA masuk ke dalam kegiatan hidup manusia sehari-hari. Guna memberikan bekal siswa untuk melanjutkan pendidikan dan kehidupan sosial, pembelajaran IPA dapat dikembangkan dengan keterampilan proses. Salah satu cara untuk mengembangkan keterampilan proses siswa adalah dengan menggunakan pendekatan saintifik, kegiatan yang dilakukan dalam pendekatan saintifik adalah mengamati, menalar, menanya, mencoba, mengkomunikasikan. Dengan menerapkan pendekatan saintifik dalam proses pembelajaran diharapkan siswa mendapatkan pengalaman langsung, mencoba mencari tahu dan memecahkan masalah sendiri sehingga siswa dapat ikut berperan aktif dalam proses pembelajaran.

Hasil observasi yang penulis lakukan pada tanggal 18 September 2014 di kelas IV A SD Kanisius Kalasan, dalam melakukan eksperimen, dijumpai banyaksiswa yang memiliki keterampilan eksperimen dan keaktifan siswa yang rendah, yaitu ditandai adanya siswa yang kurang aktif dan kemampuan keterampilan siswa dalam mengikuti pembelajaran metari gerak dan gaya. Permasalahan lain diantaranya dalam proses pembelajaran siswa cendrung pasif, saat bertanya dan menjawab siswa belum dapat memahami persoalan yang harus diselesaikan, sehingga masih banyak siswa dalam melakukan diskusi kelompok banyak yang diam tidak mau menjawab pertanyaan dari guru. Siswa dikatakan aktif jika menunjukkan 5 indikator keaktifan,


(22)

3

yaitu: (1) mengikuti dan melaksanakan tugas belajar; (2) Menjawab dan bertanya kepada guru dan teman dalam memahami persoalan; (3) mengikuti dan melaksanakan jalannya diskusi; (4) mencari sumber informasi; (5) dapat mengkomunikasikan hasil pengamatan.

Hasil yang didapat berdasarkan observasi memberikan informasi untuk kondisi awal setiap indikator. Pada indikator pertama, siswa mengikuti dan melaksanakan tugas belajar ada 5 siswa dari 27 siswa (18 %). Pada indikator kedua, menjawab dan bertanya kepada guru dan teman dalam memahami persoalan ada 6 siswa dari 27 siswa (22 %). Pada indikator tiga, siswa mengikuti dan melaksanakan jalannya diskusi ada 5 siswa dari 27 siswa (18 %). Pada indikator empat, siswa mencari sumber informasi ada 6 siswa dari 27 siswa (22 %)Pada indikator lima, siswa dapat mengkomunikasikan hasil pengamatan ada 5 siswa dari 27 siswa (18 %).

Guru kelas IV A SD Kanisius Kalasan memberikan informasi terkait pembelajran IPA, bahwa untuk pelaksanaan eksperimen hanya dilakukan semala satu atau dua kali selama satu semester pembelajaran. Hal ini berakibat pada keterampilan eksperimen siswa yang kurang berkembang. Dengan melakukan eksperimen diharapkan siswa aktif dalam proses pembelajaran, dapat mecari informasi sendiri,

Berdasarkan observasi yang telah dilakukan, diperlukan model pembelajaran yang dapat meningkatkan keterampilan eksperimen dan keaktifan siswa kelas IVA SD Kanisius Kalasan. Selain itu diperlukan pula pendekatan yang dapat merangsang keaktifan siswa dalam melakukan eksperimen. Pendekatan tersebuat adalah


(23)

4

pendekatan saintifik yang bertujuan mengembangkan keterampilan dan pengetahuan siswa. Daryanto (2014: 61) mengemukakan bahwa langkah-langkah dalam pendekatan saintifik melalui proses mengamati, menanya, mencoba, menalar, dan mengkomunikasikan. Dengan demikian peneliti ingin merancang sebuah penelitian dalam rangka memberi solusi permasalahan di SD Kanisius Kalasan dengan judul: “ Peningkatan Keterampilan Eksperimen dan Keaktifan Siswa Materi Gerak dan Gaya Melalui Pendekatan Saintifik Kelas IV SD Kanisius Kalasan Tahun Pelajaran 2014/ 2015”.

B. Batasan Masalah

Untuk memudahkan dalam penelitian maka penulis membatasi masalah sebagai berikut:

1. Peneliti hanya meneliti siswa kelas IVA SD Kanisius Kalasan Tahun Pelajaran 2014/ 2015.

2. Variabel yang akan diteliti yaitu keterampilan eksperimen dan keaktifan siswa dalam pelajaran IPA.

3. Materi yang diajarkan adalah gerak dan gaya.

4. Pendekatan yang digunakan untuk menganalisis penelitian ini adalah pendekatan saintifik.


(24)

5 C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, rumuskan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Apakah penerapan pendekatan saintifik dapat meningkatkan keterampilan melakukan eksperimen siswa dalam materi gerak dan gaya kelas IV A SD Kanisius Kalasan Tahun Pelajaran 2014/ 2015?

2. Apakah penerapan pendekatan saintifik dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam materi gerak dan gaya kelas IV A SD Kanisius Kalasan Tahun Pelajaran 2014/ 2015?

3. Bagaimana proses pembelajaran dalam meningkatkan keaktifan dan keterampilan siswa dalam melakukan eksperimen pada materi gerak dan gaya kelas IV A SD Kanisius Kalasan Tahun Pelajaran 2014/ 2015 dengan penerapan pendekatan saintifik?

D. Tujuan Penelitian

Sejalan dengan rumusan masalah dalam penelitian ini, tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Meningkatkan keterampilan melakukan eksperimen siswa kelas IV A SD Kanisius Kalasan Tahun Pelajaran 2014/ 2015 dalam materi gerak dan gaya dengan menerapkan pendekatan saintifik.


(25)

6

2. Meningkatkan keaktifan siswa kelas IV A SD Kanisius Kalasan Tahun Pelajaran 2014/ 2015 dalam materi gerak dan gaya dengan menerapkan pendekatan saintifik.

3. Mendeskripsikan proses pembelajaran dalam meningkatkan keaktifan dan keterampilan melakukan eksperimen siswa kelas IV A SD Kanisius Kalasan Tahun Pelajaran 2014/ 2015 dalam materi gerak dan gaya dengan menerapkan pendekatan saintifik.

E. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat tentang peningkatan keterampilan eksperimen dan keaktifan siswa dengan menerapkan pendekatan saintifik, sebagai berikut:

1. Bagi Siswa

Siswa mendapat pengalaman belajar yang lebih variasi mengunakan pendekatan saintifik, sehingga dapat meningkatkan keaktifan dan keterampilan dalam melakukan eksperimen.

2. Bagi guru

Hasil penelitian ini diharapkan mempu memberikan sumbangan pemikiran bagi guru sebagai salah satu cara meningkatkan keaktifan siswa, selain itu penelitian ini dapat membantu guru dalam meningkatkan keterampilan eksperimen siswa dengan menggunakan pendekatan saintifik.


(26)

7

Dapat menjadi bekal pengetahuan mengenai pembelajaran keterampilan proses sains dan dapat menerapkan dengan baik dalam proses pendidikan.

F. Batasan Pengertian

Untuk membatasi masalah yang akan dibahas dan menghindari kesalahpahaman dalam penelitian, maka peneliti membatasi masalah yang akan diteliti sebagai berikut :

1. Keterampilan eksperimen adalah kegiatan pembelajaran yang dirancang untuk melibatkan siswa dalam proses pembelajaran, kegiatan pembelajaran yang mendorong siswa untuk menumukan jawaban dari suatu masalah serta menguji hipotesis. Indikator dalam keterampilan melakukan eksperimen adalah: (a) merancang hipotesis; (b) merangkai alat dengan benar; (c) melakukan percobaan secara runtut; (d) mencatat data; (e) menarik kesimpulan.

2. Keaktifan siswa adalah merupakan segala kegiatan yang bersifat fisik maupun non fisik siswa dalam proses kegiatan belajar mengajar yang optimal sehingga dapat menciptakan suasana kelas menjadi kondusif. Indikator keaktifan siswa adalah: (a) mengikuti dan melaksanakan tugas belajar; (b) menjawab dan bertanya kepada guru dan teman dalam memahami persoalan; (c) mengikuti dan melaksanakan jalannya diskusi; (d) mencari sumber informasi; (e) dapat mengkomunikasikan hasil pengamatan.


(27)

8

3. Pendekatan saintifik adalah suatu pendekatan yang memberi kesempatan kepada siswa untuk menghayati penemuan atau penyusunan suatu konsep sebagai suatu keterampilan proses. Langkah-langkah pada pendekatan saintifik meliputi mengamati, menanya, mencoba, menalar dan mengkomunikasikan.


(28)

9 BAB II

KAJIAN PUSTAKA

Bab II pada penelitian ini akan membahas tentang landasan teori, hasil penelitian yang relevan, kerangka berpikir dan hipotesis tindakan.

A. Kajian Teori

1. Keterampilan Eksperimen

a. Pengertian Keterampilan Eksperimen

Roestiyah (dalam Hosnan 2014: 34) mengemukakan bahawa keterampilan eksperimen adalah suatu kegiatan di mana siswa melakukan suatu percobaan tentang sesuatu hal, mengamati prosesnya serta menuliskan hasil percobaannya, kemudian hasil pengamatan itu disampaikan ke kelas dan dievaluasi oleh guru.

Eksperimen adalah proses pembelajaran dimana siswa aktif mengalami dan membuktikan sendiri apa yang sedang dipelajarinya. Dengan demikian siswa secara optimal dilibatkan dalam melakukan, membuktikan dan menarik kesimpulan sendiri dalam percobaan. Eksperimen tidak lain adalah usaha menguji atau mengetes melalui penelitian sederhana (Conny, 1985: 26).

Kegiatan eksperimen disebut juga sebagi suatu kegiatan yang terperinci yang direncanakan untuk menjawab suatu masalah atau menentukan hipotesis (Hosnan, 2014: 34).

Dapat disimpulkan bahwa dalam proses mengajar dengan menggunakan keterampilan eksperimen ini siswa diberi kesempatan untuk mengalami


(29)

10

sendiri, melakukan sendiri, mengikuti dan mengamati suatu proses, mengamati suatu objek, menganalisis, membuktikan serta menarik kesimpulan. Dengan demikian siswa dituntut untuk mencari kebenaran dan menarik kesimpulan pada suatu proses yang diamatinya.

b. Hal yang Perlu Diperhatikan dalam Pelaksanaan Eksperimen

Hosnan (2014: 98) mengemukakan beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan eksperimen adalah sebagai berikut :

1. Siswa harus mengadakan percobaan, maka jumlah alat dan bahan atau materi percobaan harus cukup bagi tiap siswa.

2. Siswa perlu teliti dan konsentrasi dalam mengamati proses percobaan, maka perlu adanya waktu yang cukup lama, sehingga mereka menemukan pembuktian kebenaran dari teori yang dipelajari itu.

3. Siswa perlu diberi petunjuk yang jelas, sebab mereka di samping memperoleh pengetahuan, pengalaman serta keterampilan

c. Tahap Eksperimen

Pembelajaran dengan metode eksperimen menurut (Putra, 2014: 136) meliputi tahap-tahap sebagai berikut :

1) Persiapan eksperimen.

Dalam kegiatan eksperimen sangat diperlukan persiapan yang matang, agar memperoleh hasil yang diharapkan. Adapun beberapa tahap yang harus diperhatiakan saat melakukan eksperimen diantaranya adalah; (1) menentukan tujuan eksperimen yang akan dilakukan; (2) mempersiapkan alat dan bahan


(30)

11

yang akan digunakan dalam kegiatan eksperimen; (3) memberikan penjelasan kepada siswa tentang hal yang harus diperhatikan dan dilakukan, serta hal-hal yang dilarang untuk dilakukan/ berbahaya.

2) Pelaksanaan Eksperimen.

Siswa mulai bereksperimen/ mencoba, pada saat siswa melakukan percobaan hendaknya guru mengamati proses percobaan agar kegiatan eksperimen dapat berhasil. Pada tahap pelaksanaan eksperimen ini, hal yang harus dilakukan siswa adalah; (1) membaca petunjuk eksperimen; (2) menyusun hipotesis eksperimen; (3) mulai melakukan eksperimen/ percobaan, guru hendaknya mengamati proses eksperiemen dan membimbing; (4) mencatat hasil yang diperoleh saat melakukan eksperimen; (5) siswa menyusun laporan hasil eksperimen.

3) Tindak lanjut

Tindak lanjut merupakan kegiatan akhir, semua siswa mengumpulkan hasil laporan kepada guru, merapikan dan menyimpan alat dan bahan eksperimen, serta mendiskusikan hambatan-hambatan serta masalah yang dihadapi siswa selama melaksanakan eksperimen.

Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti menyimpulkan indikator keterampilan eksperimen, diantaranya; (1) merancang hipotesis; (2) merangkai alat dengan benar; (3) melakukan percobaan secara runtut; (4) mencatat data hasil percobaan; (5) membuat kesimpulan.


(31)

12 2. Pengertian Keaktifan

b. Pengertian Keaktifan

Sardiman (2001: 96) menyatakan bahwa keaktifan adalah kegiatan yang bersifat fisik maupun mental, yaitu berbuat dan berfikir sebagai suatu rangkaian yang tidak dapat dipisahkan. Belajar yang berhasil harus melalui berbagai macam aktivitas, baik aktivitas fisik maupun psikis. Aktivitas fisik adalah siswa giat aktif dengan anggota badan. Siswa yang memiliki aktifitas psikis (kejiwaan) adalah jika daya jiwanya bekerja sebanyak–banyaknya atau banyak berfungsi dalam rangka menerima pembelajaran.

Keaktifan siswa dalam kegiatan belajar tidak lain adalah untuk mengkonstruksi pengetahuan mereka sendiri. Mereka aktif membangun pemahaman atas persoalan atau segala sesuatu yang mereka hadapi dalam proses pembelajaran. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia aktif berarti giat (bekerja, berusaha). Keaktifan diartikan sebagai hal atau keadaan di mana siswa dapat aktif. Rousseau dalam (Sardiman, 2001: 95) menyatakan bahwa setiap orang yang belajar harus aktif sendiri, tanpa ada aktivitas proses pembelajaran tidak akan terjadi.

Keaktifan siswa dalam belajar tidak cukup hanya mendengarkan dan mencatat. Keaktifan siswa dalam belajar dapat dilihat dari berbagai kegiatan atau aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Beberapa keaktifan siswa yang tampak dalam kegiatan belajar menurut Burhanudin (2007: 12) adalah: (1) berbuat sesuatu untuk memahami meteri pelajaran


(32)

13

dengan penuh keyakinan; (2) mempelajari, mengalami dan menemukan sendiri bagaiman memperoleh suatu pengetahuan; (3) merasakan sendiri bagaimana tugas-tugas yang diberikan oleh guru; (4) belajar dengan kompak (5) memcoba sendiri konsep-konsep tertentu; (6) mengkomunikasikan hasil pemikiaran, penemuan dan penghayatan nilai-nilai secara lisan. Pengetahuan harus diperoleh dengan pengamatan sendiri, pengalaman sendiri, penyelidikan sendiri, dengan bekerja sendiri.

Dapat disimpulkan bahwa keaktifan siswa dalam belajar merupakan segala kegiatan yang bersifat fisik maupun non fisik siswa dalam proses kegiatan belajar mengajar sehingga dapat menciptakan suasana kelas menjadi kondusif.

c. Klasifikasi Keaktifan

Banyak jenis aktivitas yang dapat dilakukan oleh siswa di sekolah. Jenis-jenis aktivitas siswa dalam belajar adalah sebagai berikut (Sardiman , (2001: 99):

1) Visual activities, misalnya membaca, memperhatikan gambar

demonstrasi, percobaan.

2) Oral activities, seperti: menyatakan, merumuskan, bertanya, memberi saran, mengeluarkan pendapat, mengadakan wawancara, diskusi. 3) Listening activities, sebagai contoh mendengarkan: percakapan,


(33)

14

4) Writing activities, seperti menulis cerita, karangan, laporan, angket, menyalin.

5) Drawing activities, misalnya menggambar, membuat grafik, peta, diagram.

6) Motor activities, melakukan percobaan, membuat konstruksi,

bermain.

7) Mental activities, misalnya: menanggapi, mengingat, memecahkan soal, menganalisis, mengambil keputusan.

8) Emotional activities, seperti: menaruh minat, merasa bosan, gembira, bersemangat, bergairah, tenang.

Sudjana (2004: 61) menyatakan keaktifan siswa dapat dilihat dalam hal: (1) mengikuti dan melaksanakan tugas belajar; (2) terlibat dalam pemecahan masalah; (3) bertanya kepada siswa lain atau guru apabila tidak memahami persoalan yang dihadapinya; (4) berusaha mencari berbagai informasi yang diperlukan untuk pemecahan masalah; (5) melaksanakan diskusi kelompok sesuai dengan petunjuk guru; (6) menilai kemampuan dirinya dan hasil– hasil yang diperolehnya; (7) kesempatan menggunakan atau menerapkan apa yang diperoleh dalam menyelesaikan tugas atau persoalan yang dihadapinya.

Berdasarkan beberapa pendapat para ahli tentang keaktifan, maka peneliti dapat menyimpulkan indikator keaktifan, yaitu; (1) mengikuti dan melaksanakan tugas belajar; (2) menjawab dan bertanya kepada guru dan


(34)

15

teman dalam memahami persoalan; (3) mengikuti dan melaksanakan jalannya diskusi; (4) mencari sumber informasi; (5) mengkomunikasikan hasil pengamatan.

c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keaktifan

Keaktifan peserta didik dalam proses pembelajaran dapat merangsang dan mengembangkan bakat yang dimilikinya, peserta didik juga dapat berlatih untuk berfikir kritis, dan dapat memecahkan permasalahan-permasalahan dalam kehidupan sehari-hari.

Putra (2014: 263), menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi keaktifan belajar siswa adalah (1) memberikan motivasi atau menarik perhatian peserta didik, sehingga mereka berperan aktif dalam kegiatan pembelajaran; (2) menjelaskan tujuan instruksional (kemampuan dasar kepada peserta didik); (3) mengingatkan kompetensi belajar kepada peserta didik; (4) memberikan stimulus (masalah, topik, dan konsep yang akan dipelajari); (5) memberikan petunjuk kepada peserta didik cara mempelajari; (6) memunculkan aktifitas, partisipasi peserta didik dalam kegiatan pembelajaran, (7) memberikan umpan balik (feedback); (8) melakukan tagihan-tagihan kepada peserta didik berupa tes sehingga kemampuan peserta didik selalu terpantau dan terukur; (9) menyimpulkan setiap materi yang disampaikan diakhir pembelajaran.

Berdasarkan penjelasan tersebut maka dapat disimpulkan keaktifan adalah segala kegiatan fisik maupun non fisik siswa dalam proses geiatan


(35)

16

belajar mengajar yang optimal sehingga dapat menciptakan suasana kelas menjadi kondusif. Keaktifan siswa dipengaruhi oleh berbagai macam faktor seperti menarik atau memberikan motivasi kepada siswa dan keaktifan juga dapat ditingkatkan, salah satu cara meningkatkan keaktifan yaitu dengan mengenali keadaan siswa yang kurang terlibat dalam proses pembelajaran.

3.Pendekatan Saintifik

a. Pengertian Pendekatan Saintifik

Pendekatan santifik sering disebut juga pendekatan ilmiah, pendekatan saintifik di terapkan dalam kurikulum 2013. (Daryanto, 2014: 51) menyatakan bahwa pendekatan saintifik adalah proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengkonstruksi konsep, merumuskan masalah, merumuskan hipotesis, mengumpulkan data dengan berbagai teknik, menganalisis data, menarik kesimpulan, dan mengkomunikasikan konsep, hukum atau prinsip yang ditemukan.

b. Tujuan Pembelajaran dengan Pendekatan Saintifik

Daryanto (2014: 54), menyatakan tujuan pembelajaran melalui pendekatan saintifik adalah sebagai:

1) Untuk meningkatkan kemampuan intelektual.

2) Untuk membentuk kemampuan siswa dalam menyelesaikan suatu masalah.


(36)

17

3) Untuk melatih siswa dalam mengkomunikasikan ide-ide, khususnya dalam menulis artikel ilmiah.

4) Untuk mengembangkan karakter siswa. c. Langkah-langkah Pembelajaran Saintifik

Daryanto (2014: 59) menyatakan langkah-langkah pembelajaran saintifik memiliki lima pengalaman pokok dalam proses pembelajaran saintifik, diantaranya :

1. Mengamati

Mengamati mengutamakan kebermaknaan proses pembelajaran. Mengamati sangat bermanfaat bagi pemenuhan rasa ingin tahu peserta didik. Sehingga proses pembelajaran dapat bermakna bagi siswa. Siswa dianjurkan untuk mengamati keadaan di sekitar, lalu menuliskan pertanyaan-pertanyaan yang muncul dari benak mereka, untuk menemukan jawabannya para siswa dapat mempelajari konsep sains yang berkaitan dengan hasil pengamatan (Dewi, 2008 : 53).

Kegiatan mengamati dalam pembelajaran dilakukan dengan langkah-langkah seperti berikut yang telah dinyatakan oleh (Daryanto, 2014: 56-58) : (1) menentukan objek apa yang akan diobservasi; (2) membuat pedoman observasi/ diamati; (3) menentukan secara jelas data yang akan diobservasi/ diamati; (4) menentukan tempat yang akan diobservasi; (5) menentukan bagaimana pelaksanaan pengamatan agar


(37)

18

berjalan mudah dan lancar; (6) menentukan cara dan melakukan pencatatan atas hasil observasi.

2. Menanya

Pertanyaan sering muncul setelah siswa melakukan pengamatan. Melalui kegiatan menanya dapat pula dikembangkan rasa ingin tahu peserta didik, semakin lebih banyak bertanya maka rasa ingin tahu semakin dapat dikembangkan. Pertanyaan adalah dasar untuk mencari informasi yang lebih lanjut dengan sumber yang beragam (Daryanto 2014: 68).

Samatowa (2011: 96) menyatakan bahwa dengan melakukan kegiatan bertanya dapat diukur tingkat pemahaman siswa dalam proses pembelajaran, sejauh mana siswa menggunakan pemahaman dan pemikirannya dalam kegiatan pembelajaran.

3. Menalar

Daryanto (2014: 70) mengemukakan bahwa menalar merupakan kegiatan memproses informasi yang diperoleh dari kegiatan mengamati, mengumpulkan informasi. Penalaran adalah proses berfikir yang logis atas fakta-fakta yang dipahami untuk memperoleh kesimpulan berupa pengetahuan.


(38)

19

Eksperimen dimaksudkan untuk mengembangkan tujuan belajar, yaitu sikap, keterampilan, dan pengetahuan (Daryanto, 2014: 71):

Agar pelaksanaan percobaan dapat berjalan lancar maka hal yang harus diperhatikan adalah: (1) guru merumuskan tujuan eksperimen yanga akan dilaksanakan; (2) guru bersama murid mempersiapkan alat dan bahan yang akan digunakan; (3) perlu memperhitungkan tempat dan waktu; (4) guru menyediakan kertas kerja untuk pengarahan kegiatan murid; (5) guru membicarakan masalah yanga akan yang akan dijadikan eksperimen; (6) membagi kertas kerja kepada murid; (7) murid melaksanakan eksperimen dengan bimbingan guru, dan (8) siswa mengumpulkan hasil pekerjaan eksperimen yang telah dilakukan (Daryanto, 2014: 74).

5. Mengkomunikasikan

Daryanto (2014: 80) menyatakan bahwa mengkomunikasikan adalah menyampaikan hasil pengamatan, kesimpulan berdasarkan hasil analisis secara lisan, tertulis, atau media lainnya. (Samatowa 2011: 96) mengemukakan pendapatnya bahwa melakukan komunikasi yang baik adalah dapat dimengerti dan dipahami oleh pendengar (penerima informasi).

Kompetensi yang harus diperhatikan dalam kegiatan mengkomunikasikan adalah mengembangkan sikap jujur, teliti, toleransi, kemampuan berfikir kritis dan kemampuan berbahasa yang baik dan


(39)

20

benar agar penyampian informasi baik lisan atau tertulis dapat diterima pendengar dengan baik.

4. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)

a. Pengertian Ilmu Pengetahuan Alam

Putra (2014: 51) berpendapat bahwa IPA adalah pengetahuan yang mempelajari dan menjelaskan serta menginvestigasi fenomena alam. Wisudawati (2014: 24) mengemukakan bahwa hakekat Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) meliputi empat unsur utama yaitu:

1) Sikap

Rasa ingin tahu tentang benda, fenomena alam, makhuk hidup serta hubungan sebab akibat yang menimbulkan masalah baru yang dapat dipecahkan melalui prosedur yang baru serta dapat mengembangkan sikap religious.

2) Proses

Prosedur pemecahan masalah melalui metode ilmiah; metode ilmiah meliputi penyususnan hipotesis perencanaan eksperimen, evaluasi pengukuran dan penarikan kesimpulan. IPA perlu memahami bagaimana hubungan fakta-fakta yang meliputi cara kerja, cara berfikir, dan cara memecahkan masalah.

3) Produk


(40)

21 4) Aplikasi

Penerapan metode ilmiah dan konsep IPA dalam kehidupan sehari-hari . Dalam proses pembelajaran IPA keempat unsur itu diharapkan dapat muncul atau terlaksana sehingga peserta didik mengalami proses pembelajaran secara utuh, memahami fenomena alam yang terjadi dilingkungan melalui pemecahan masalah, metode ilmiah dan melakukan eksperimen dalam menemukan fakta baru.

b. Fungsi Mata Pelajaran IPA

Fungsi Mata Pelajaran IPA (dalam Depdiknas 2004 (dalam Putra 2014: 74) adalah:

1) Menanamkan keyakinan terhadap Tuhan yang Maha Esa. 2) Mengembangkan keterampilan, sikap, dan nilai ilmiah.

3) Mempersiapkan siswa menjadi warganegara yang melek IPA dan teknologi.

4) Menguasai konsep IPA untuk bekal hidup di masyarakat dan melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.

Berdasarkan teori di atas, dapat disimpulkan bahwa tujuan Ilmu Pengetahuan Alam dapat menanamkan keyakinan terhadap Tuhan yang Maha Esa, mengembangkan keterampilan, sikap, dan nilai ilmiah, serta dapat mengetahui konsep IPA.

c. Karakteristik Pembelajaran IPA


(41)

22

1) Siswa perlu dilibatkan secara altif dalam aktivitas pembelajaran menggunakan metode ilmiah dan keterampilan proses.

2) Siswa perlu didorong melakukan aktivitas yang melibatkan pencarian jawaban.

3) Siswa perlu dilatih learning by doing ( belajar dengan berbuat sesuatu), kemudian merefleksikannya.

B. Penelitian yang Relevan

Terdapat empat penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian ini, penelitian tersebut adalah:

1. Purnomo (2013), melakukan penelitian keterampilan proses sains dan hasil belajar siswa kelas V MAN Kebumen 1. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan proses sains dan hasil belajar siswa. Jenis penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa, keterampilan proses sains siswa meningkat dari 40,63% pada pra siklus menjadi 64% pada siklus I dan meningkat lagi menjadi 83,25% pada siklus ke II. Peningkatan keterampilan proses ini berpengaruh terhadap peningkatan hasil belajar. Hal ini ditunjukkan dengan meningkatnya nilai rata-rata siswa dari 65 dengan ketuntasan 32,5% pada pra siklus menjadi 67 dengan ketuntasan 67,5% pada siklus I dan meningkat lagi menjadi 77 dengan ketentuan 72,5 pada siklus ke II. Persamaan penelitian yang dilakukan oleh Purnomo


(42)

23

dengan penelitian yang akan dilakukan adalah sama-sama menggunakan jenis penelitian tindakan kelas (PTK), dan variabel yang diteliti adalah keterampilan proses yang berkaitan dengan pendektan saintifik seperti mengamati, menanya, mencoba, menalar dan mengkomunikasikan.

2. Deden (2013), melakukan penelitian tentang penggunaan metode eksperimen dalam pembelajaran IPA kelas VI SDN Rambin Sanggau. Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatakan keterampilan proses sains pada mata pelajaran IPA. Jenis penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK), dengan hasil penelitian sebagai berikut : keterampilan proses sains pada siklus I sebesar 48,76, Pada siklus II persentase keterampilan proses sains menjadi 85,11% dilihat dari hasil persentase proses sains siklus II dapat ditarik kesimpulan bahwa pengunaan metode ekperimen dapat meningkatkan keterampilan proses sains peserta didik kelas VI di SDN No 47 Rambin Kecamatan Kapuas Kabupaten Sanggau. Persamaan penelitian yang dilakukan oleh Deden dengan penelitian yang akan dilakukan adalah sama-sama menggunakan jenis penelitian tindakan kelas (PTK), dan variabel yang diteliti adalah keterampilan proses yang berkaitan dengan pendektan saintifik dan proses pembelajaran dengan menggunakan eksperimen.

3. Sulaiha (2011) melakukan penelitian tentang peningkatan aktivitas dan hasil belajar IPA pokok bahasan gaya melalui metode eksperimen pada kelas IV SDN Mangunharjo 6 Purbalingga. Penelitian ini bertujuan untuk


(43)

24

meningkatkan aktivitas belajar siswa, dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA kelas IV SDN Mangunharjo 6 Purbalingga. Jenis penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan hasil penelitian menunjukkan Pada siklus I, aktivitas siswa secara klasikal mencapai 79,65% dan persentase ketuntasan hasil belajar secara klasikal mencapai 82,22%. Pada siklus II aktivitas siswa secara klasikal mencapai 90,18% dan persentase ketuntasan hasil belajar secara klasikal mencapai 96%. Aktivitas siswa dalam kelompok juga mengalami peningkatan dari siklus I ke siklus II. Aktivitas kelompok pada siklus I sebesar 76,22%, sedangkan pada siklus II sebesar 87,65%. Berdasarkan data dari siklus II tersebut, maka siswa kelas IV telah mencapai persentase aktivitas secara klasikal, karena kelas dikatakan aktivitasnya baik bila terdapat minimal 70% dari jumlah siswa mendapat persentase individu minimal 70% dalam kelas itu. Sedangkan berdasarkan ketuntasan hasil belajar secara klasikal pada siklus I dan Siklus II tersebut, maka siswa kelas IV telah mencapai ketuntasan hasil belajar secara klasikal, karena kelas dikatakan tuntas belajar bila terdapat minimal70% dari jumlah keseluruhan yang telah mencapai skor 72. Persamaan penelitian yang dilakukan oleh Sulaiha dengan penelitian yang akan dilakukan adalah sama-sama meneliti variable keaktifan siswa, subyek penelitian yaitu kelas IV SD dan sama-sama menggunakan jenis penelitian tindakan kelas.


(44)

25

4. Uswathun Khasanah (2013), melakukan penelitian tentang peningkatan keaktifan dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA kelas IV SDN Plaosan 1 menggunakan metode inkuiri terbimbing. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan keaktifan siswa dan hasil belajar. Jenis penelitian yang digunakan adalah Penelitian tindakan Kelas (PTK), dengan hasil penelitian menunjukkan bahwa menggunakan metode inkuiri terbimbing dapat merangsang keaktifan siswa dan berdampak pada prestasi belajar IPA siswa kelas IV SDN Plaosan 1. Hasil tersebut dibuktikan dari adanya peningkatan keaktifan dan prestasi belajar siswa yang meningkat dari siklus 1 sebesar 33,33% menjadi 50% pada siklus II meningkat menjadi 33,33% menjadi 55,56%. Persamaan penelitian yang dilakukan oleh Khasanah dengan penelitian yang akan dilakukan ini adalah sama menggunakan jenis penelitian tindakan kelas dan sama-sama mengkaitkan kegiatan eksperimen pada proses pembelajaran IPA, dan variabel pembading pada penelitian ini adalah hasil belajar, sedangkan pada penelitian selanjutnya menggunakan variabel pembanding keaktifan siswa.


(45)

26

Berikut ini adalah literatur map penelitian yang dilakukan oleh peneliti sebelumnya:

Gambar 2.1 Literatur Map Penelitian-penelitian Sebelumnya

Berdasarkan gambar 2.1, dimana literatur map penelitian-penelitian yang relevan, maka dapat diamati bahwa terdapat empat penelitian yang berfokus pada keaktifan keterampilan dalam melakukan eksperimen melalui pendekatan saintifik. Ada dua penelitian yang membahas tentang keaktifan siswa dalam melakukan eksperimen, satu penelitian yang membahas keterampilan melakukan eksperimen,

Pendekatan Keterampilan Proses (Pendekatan Saintifik)

Keterampilan Melakukan Eksperimen

Keaktifan

Purnomo (2013). Keterampilan Proses Sains – Hasil belajar

Sulaiha

(2011).Keatifan siswa-hasil belajar-metode eksperimen Deden(2013).

Metode eksperimen-keterampilan prose sains

Keaktifan-Keterampilan melakukan eksperimen

melalui pendekatan saintifik

Khasanah (2013). Keaktifan-Prestasi Belajar-Inkuiri Terbimbing


(46)

27

serta ada satu penelitian yang menjelaskan penelitian dengan menggunakan pendekatan saintifik. Keempat penelitian tersebut menunjukkan adanya keberhasilan yaitu dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam menggunakan keterampilan proses dalam melakukan eksperimen. Sehingga dari penelitian-penelitian terdahulu dapat diketahui bahwa penelitian-penelitian dengan melakukan eksperimen mampu meningkatkan hasil belajar siswa. Serta dengan memakai pendekatan saintifik mampu membawa siswa dalam keterampilan proses sains dapat meningkatkan hasil belajar. Oleh karena itu, peneliti akan mengangkat topik keterampilan eksperimen dan keaktifan siswa dengan menggunakan pendekatan saintifik.

C. Kerangka Berpikir

Pendidikan IPA adalah proses pembelajaran menekankan pada pemberian pengalaman langsusng tentang gejala-gejala alam untuk mengembangkan kompetensi agar dapat memahami alam sekitar secara ilmiah. Pendekatan saintifik termasuk di dalam keterampilan proses IPA, keterampilan proses adalah keterampilan yang diperoleh dari keterampilan fisik, mental, emosi sebagai penggerak agar siswa mampu menemukan dan mengembangkan fakta yang diinginkan. Bentuk kegiatan yang dilakukan dalam keterampilan proses adalah mengamati, menanya, menalar, mencoba, mengkomunikasikan (Daryanto, 2014: 59). Keterampilan melakukan eksperimen adalah pemberian kesempatan kepada siswa, untuk dilatih melakukan suatu proses atau percobaan. Dengan melakukan


(47)

28

eksperimen ini, siswa diharapkan sepenuhnya terlibat merencanakan eksperimen, menemukan fakta, mengumpulkan data dan memecahkan masalah yang dihadapi, sehingga siswa akan mudah memahami konsep jika pembelajaran disajikan secara konkret.

Jika guru menekankan pendekatan saintifik dalam proses pembelajaran, maka siswa akan lebih aktif terlibat dalam proses pembelajaran dan terbantu untuk meningkatakan keterampilan melakukan eksperimen. Adapun kerangka berfikir dapat dilihat pada gambar berikut:

Gambar 2.2 Kerangka Berpikir

D. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan landasan teori, hasil penelitian yang relevan, dan kerangka berpikir, maka hipotesis tindakan pada penelitian ini adalah:

1. Penggunaan pendekatan saintifik dapat meningkatkan keterampilan melakukan eksperimen siswa dalam mata pelajaran IPA pada materi gerak dan gaya kelas IV SD Kanisius Kalasan Tahun Pelajaran 2014/ 2015.

Pembelajaran IPA

Keaktifan Siswa Materi Gaya dan Gerak

Keterampilan Melakukan Eksperimen Pendekatan Saintifik


(48)

29

2. Penggunaan pendekatan saintifik mampu meningkatkan keaktifan siswa dalam mata pelajaran IPA materi gerak dan gaya kelas IV A SD Kanisius Kalasan Tahun Pelajaran 2014/ 2015.

3. Proses pembelajaran dengan menggunakan pendekatan santifik dapat meningkatkan keterampilan eksperimen dan keaktifan siswa pada materi gerak dan gaya kelas IV SD Kanisius Kalasan Tahun Pelajaran 2014/ 2015.


(49)

30 BAB III

METODE PENELITIAN

Pada bab III ini peneliti memaparkan tentang jenis penelitian, setting penelitian, rencana penelitian, persiapan, rencana setiap siklus, instrumen penelitian, teknik pengumpulan data dan instrumen data, teknik analisis data dan indikator keberhasilan. Jenis penelitian mengurai secara singkat tentang penelitian yang dipilih oleh peneliti. Setting penelitian berisi tentang tempat, subyek, obyek, dan waktu penelitian yang telah dilaksanakan. Pada rencana penelitian berisi tentang persiapan dan rencana tindakan pada setiap siklusnya termasuk observasi dan refleksi. Pengumpulan data dan instrumennya berisi tentang cara mengumpulkan data, dan instrumen yang digunakan di dalam penelitian ini.

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang dilakukan untuk meningkatkan keaktifan dan keterampilan melakukan eksperimen. Penelitian penggunaan pendekatan saintifik ini termasuk penelitian tindakan kelas. Penelitian ini menggunakan rancangan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). PTK merupakan proses pengkajian masalah yang terjadi di dalam kelas melalui refleksi sebagai upaya untuk memecahkan masalah dengan cara melakukan berbagai tindakan yang terencana serta menganalisis setiap pengaruh dari perlakuan (Sanjaya, 2011: 26). Penelitian ini terdiri dari dua siklus pada tiap


(50)

31

siklus terdapat rangkaian kegiatan utama yaitu: (1) perencanaan (2) tindakan (3) pengamatan (4) refleksi (Arikunto, 2006; 74).

Gambar 3.1 Bagan Model Siklus PTK Refleksi

SIKLUS II Pengamatan

SIKLUS 1 Pelaksanaan

Perencanaan

Pelaksanaan

Pengamatan Refleksi

Perencanaan


(51)

32

Keempat aspek pokok dalam Penelitian tindakan kelas (Arikunto, 2008: 70). Penelitian Tindakan Kelas dilakukan melalui proses yang dinamis yang terdiri dari 4 momentum, yaitu :

1. Perencanaan

Perencanaan adalah mengembangan rencana tindakan yang secara kritis untuk meningkatkan apa yang telah terjadi. Rencana penelitian tindakan kelas hendaknya tersusun dan harus prospektif pada tindakan, rencana itu harus memandang keberhasilan dimasa depan.

2. Tindakan

Tindakan yang dimaksudkan disini adalah tindakan secara sadar dan terkendali, yang merupakan variasi praktik yang cermat dan bijaksana. Praktik diakui sebagai gagasan dalam tindakan dan tindakan digunakan sebagai pijakan bagi pengembangan tindakan berikutnya yaitu yang disertai niat untuk memperbaiki keadaan.

3. Pengamatan/ Observasi

Observasi berfungsi untuk mengdokumentasikan pengaruh tindakan. Observasi adalah seluruh proses tindakan terkait, pengaruh, keadaan dan kendala tindakan direncanakan dan pengaruhnya, serta persoalan lain yang timbul dalam proses penelitian.


(52)

33 4. Refleksi

Refleksi adalah mengingat atau merenungkan suatu tindakan persis seperti yang telah dicatat dalam observasi. Refleksi berusaha memahami proses, masalah, persoalan, dan kendala yang nyata dalam tindakan.

B. Setting Penelitian 1. Subyek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IV A SD Kanisius Kalasan Tahun Pelajaran 2014/ 2015 yang berjumlah 27 siswa, terdiri jumlah anak laki-laki 17 siswa dan jumlah anak perempuan 10 siswa.

2. Obyek Penelitian

Objek penelitian ini adalah peningkatan aktivitas belajar siswa yang meliputi mengikuti dan melaksanakan tugas belajar, menjawab dan bertanya kepada guru dan teman dalam memahami persoalan, mengikuti dan melaksanakan jalannya diskusi, mencari sumber informasi, dapat mengkomunikasikan hasil pengamatan, dan keterampilan eksperimen diantaranya merancang hipotesis, merangkai alat dengan benar, melakukan percobaan secara runtut, mencatat data, dan menarik kesimpulan.

3. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SD Kanisius Kalasan yaitu beralamat di Kringinan, Tirtomartani, Kalasan, Sleman. SD Kanisius Kalasan ini terletak di seberang jalan Jogja-Solo.


(53)

34 4. Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan selama 9 bulan Tahun Pelajaran 2013/2014 dari Bulan April 2014 – Januari tahun 2015 dengan deskripsi kegiatan sebagai berikut: Penelitian ini diawali pada bulan April 2014 dengan menyusun proposal penelitian, pada bulan Mei 2014 dan Juni 2014 peneliti melakukan revisi proposal penelitian dan menysun instrument penelitian, bulan Juli 2014 peneliti melakukan revisi proposal penelitian serta instrument penelitian, untuk proses pengambilan data siklus I dan Siklus II dilaksanakan pada bulan September 2014, hasil pengambilan data pada siklus I dan II diolah oleh peneliti pada bulan Sebtember 2014, pada bulan Oktober 2015 dan November 2014 peneliti melakukan revisi pengolahan data serta menyusun laporan penelitian, dan pada bulan Desember 2014 peneliti melakukan revisi keseluruhan hasil penelitian yang akan diujikan pada bulan Januari 2015.

C. Rencana Tindakan

Rencana tindakan dalam penelitian ini terdiri dari perancanaan sebelum penelitian dan rencana setiap siklus. Penjelasan tentang rencana tersebut terdapat dibawah ini.

1. Persiapan Penelitian

Persiapan pelaksanaan penelitian tindakan kelas di SD Kanisius Kalasan kelas IV adalah sebagai berikut:


(54)

35

a. Meminta ijin kepada Kepala SD Kanisius Kalasan untuk melakukan kegiatan penelitian di SD tersebut.

b. Melakukan observasi pada siswa kelas IV untuk memperoleh data mengenai kegiatan pembelajaran IPA serta kerakteristik siswa kelas IV SD Kanisius Kalasan.

c. Melakukan wawancara dengan guru kelas dan sebagian siswa kelas IV SD Kanisius Kalasan.

d. Mengidentifikasi masalah yang ada di kelas.

e. Menganalisis masalah belajar siswa mengenai gaya dan gerak f. Merumuskan masalah.

g. Merumuskan hipotesis.

h. Menyusun rencana penelitian dalam setiap siklus.

i. Membuat gamnbaran awal mengenai kemampuan keterampilan melakukan eksperimen dan keaktifan siswa kelas IV pada materi gaya dan gerak. j. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran, Lembar Kerja Siswa, dan

instrumen penilaian dan penelitian. k. Menyiapkan alat peraga.

2. Rencana Tindakan Siklus I

Siklus pertama akan dilaksanakan selama dua kali pertemuan dengan gambaran sebagai berikut:


(55)

36

Pada tahap perencanaan terlebih dahulu merancang dan menyiapkan instrumen yang akan digunakan dalam penelitian. Hal-hal yang perlu dipersiapkan dalam perencanaan yaitu silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran, lembar kerja siswa, alat peraga, instrumen evaluasi, refleksi dan media pembelajaran. Penelitian juga akan menyiapkan tempat penelitian yaitu ruang kelas untuk kegiatan penelitian. Perencanaan ini dalam pelaksanaan pembelajaran dengan melakukan eksperimen dengan materi gerak dan gaya melalui pendekatan saintifik. Tujuan menggunakan pendekatan saintifik untuk memberikan kepada peserta didik dalam memahami berbagai materi gerak dan gaya. Kondisi pembelajaran ini melibatkan siswa untuk lebih dewasa dalam melakukan eksperimen guna menemukan fakta dari suatu fenomena.

b. Pelaksanaan

Penelitian ini dilaksanakan di kelas IV A SD Kanisius Kalasan pada Tahun Pelajaran 2014/ 2015. Siklus I dalam penelitian ini dilaksanakan selama 2 kali pertemuan yaitu tanggal 25 dan 26 September 2014. Pada setiap pertemuan pembelajaran dilaksanakan sesuai dengan rancangan pembelajaran yang telah disusun peneliti dengan mengajarkan tentang gaya gesek. Saat melaksanakan eksperimen peneliti meminta siswa belajar menggunakan pendekatan saintifik yaitu siswa mengamati eksperimen, menanya atau menjawab jika belum jelas, mencoba, menalar dan mengkomunikasikan hasil pengamatan setiap melaksanakan eskperimen,


(56)

37

sehingga dapat mendorong dan meningkatkan keaktifan dan keterampilan siswa dalam proses pembelajaran.

c. Observasi

Mengamati/ observasi dalam penelitian ini mencakup observasi proses pembelajaran melakukan eksperimen dengan materi gerak dan gaya melalui pendekatan saintifik. Pengamatan proses pembelajaran dilakukan dengan mengamati, menanya, menalar, mencoba, mengumpulkan informasi, dan dapat mengkomunikasikannya. dengan melakukan eksperimen yang dilakukan antara siswa dan dibimbing guru maka dapat melatih siswa untuk lebih aktif dan dewasa dalam pengambilan keputusan. d. Refleksi

Kegiatan refleksi dilakukan untuk memahami proses dan mengetahui sejauh mana keaktifan siswa dalam melakukan eksperimen melalui pendekatan saintifik untuk materi gaya dan gerak pada siswa serta kendala yang terjadi selama proses menggunakan model saintifik yang sedang berlangsung. Sebelum dilakukan refleksi, akan dilakukan terlebih dahulu evaluasi untuk mengetahui sejauh mana keaktifan siswa dalam melakukan keterampilan eksperimen yang telah dilaksanakan. Evaluasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala keaktifan siswa.

Jika siklus pertama belum memenuhi apa yang diharapkan peneliti atau belum mencapai target, maka akan dilakukan siklus kedua. Refleksi dari tindakan yang pertama ini akan digunakan untuk melakukan revisi


(57)

38

pada tindakan yang kedua dengan berdiskusi dengan guru kelas IV A serta tanggapan dari siswa kelas IV A SD Kanisius Kalasan Yogyakarta.

3. Rencana siklus II

Pelaksanaan siklus II akan dilaksanakan selama 2 pertemuan, pelaksanaannya berdasarkan dengan hasil evaluasi dari pelaksanaan siklus I.

D. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data ini menggunakan data yang berhubungan dengan keaktifan dan keterampilan siswa dalam melakukan eksperimen dengan materi gerak dan gaya melalui pendekatan saintifik. Sedangkan teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah melakukan wawancara dan pengamatan.

1. Wawancara

Wawancara merupakan cara pengumpulan data yang dilakukan dengan mengajukan pertanyaan langsung kepada guru atau siswa. Menurut Sudjana (2009: 68) mengungkapkan bahwa ada dua jenis wawancara yaitu wawancara terstruktur dan wawancara bebas. Wawancara terstruktur dilakukan pada saat melakukan wawancara dengan dengan guru kelas. Peneliti melakukan wawancara untuk mengetahui kondisi kelas dan permasalahan yang terjadi pada pelaksanaan pembelajaran IPA. Peneliti menyusun terlebih dahulu pertanyaan-pertanyaan yang ada diajukan kepada guru. Langkah-langkah yang harus dilakukan dalam menyusun pedoman


(58)

39

wawancara menurut (Arifin, 2009: 158) adalah : (1) merumuskan tujuan wawancara; (2) membuat kisi-kisi wawancara; (3) menyusun pertanyaan sesuai dengan data yang diperlukan.

Wawancara tidak terstruktur dilakukan oleh peneliti kepada siswa. Peneliti menggunakan wawancara ini agar peneliti lebih dekat dengan siswa. hasil wawancara tidak terstruktur meliputi pendapat siswa tentang pembelajaran IPA, sikap siswa saat melaksanakan eksperimen, dan cara guru dalam mengajar IPA. Hasil wawancara juga dapat dijadikan sebagai sumber informasi dalam penelitian.

2. Observasi

Kegiatan observasi dialakukan selama proses pembelajaran berlangsung. Peneliti meelakukan observasi terhadap keaktifan siswa. Peneliti mengisi lembar pengamatan keaktifan yang sudah disediakan setiap pertemuan. Observasi digunakan dalam penelitian yang berhubungan dengan kondisi belajar mengajar, tingkah laku dan interaksi kelompok (Dwitagama, 2009: 66). Lembar pengamatan keaktifan siswa yang dikembangkan sendiri oleh penulis dengan bimbingan dosen pembimbing (expert judgement). Aspek yang diamati meliputi siswa turut serta dalam melaksanakan tugas belajar dalam proses belajar, terlibat dalam pemecahan masalah dalam kegiatan belajar, bertanya kepada siswa lain atau kepada guru apabila tidak memahami persoalan yang dihadapinya, melaksanakan diskusi kelompok


(59)

40

sesuai dengan petunjuk guru, mencatat tugas yang diberikan guru dalam pembelajaran, terlibat dalam menyimpulkan pembelajaran.

E. Instrumen Penelitian

Penelitian ini menggunakan 1 buah instrumen yakni lembar observasi. Lembar observasi dilakukan guru untuk memperoleh hasil mengenai keaktifan dan keterampilan siswa dalam melakukan eksperimen dengan menggunakan pendekatan saintifik. Langkah yang dilakukan peneliti yaitu memberikan tanda checklist pada kolom sesuai pilihannya sesuai indikator yang diamati.

Penyusunan lembar pengamatan dalam penelitian ini diambil dari beberapa indikator keaktifan dan keterampilan siswa. Lembar pengamatan keaktifan dapat dilihat pada lampiran. Sedangkan kisi-kisi lembar pengamatan keaktifan dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 3.2

Kisi-kisi Lembar Pengamatan Keaktifan

No. Indikator

1 Turut serta dalam melaksanakan tugas belajar

2 Bertanya dan menjawab kepada teman dan guru dalam memahami persoalan

3 Mengikuti dan melaksanakan jalannya diskusi kelompok 4 Mencari informasi untuk memecahkan masalah

5 Mengkomunikasikan hasil pengamatan

Untuk pemberian skor variabel keaktifan pada tabel 3.3 observer harus mengisi lembar pengamatan dengan cara memberi tanda ( ) pada indokator yang


(60)

41

dicapai oleh siswa. Rambu-rambu skor untuk lembar pengamatan keaktifan sebagai berikut:

Tabel 3.3

Instrumen Lembar Pengamatan Keaktifan dan Rambu-rambu Skoring No Indikator Penelitian Sko

r

Deskripsi No

Siswa

1 Dst

1 Turut serta dan

melaksanakan tugas belajar.

3 Jika dapat mengikuti dan melaksana kan

tugas dengan baik sesuai petunjuk guru

2 Jika dapat mengikuti dan melaksana kan

tugas dengan cukup baik

1 Jika tidak dapat mengikuti dan melak

sanakan tugas belajar dengan baik

2 Bertanya dan men

jawab kepada teman dan guru dalam memahami persoalan

3 Jika berani bertanya kepada guru dan

teman, dan menjawabnya dengan jelas dalam memahami persoalan

2 Jika berani bertanya kepada teman dan

guru, namun cukup jelas/ benar menjawab pertanyaan dari teman dalam memahami persoalan

1 Jika tidak mau bertanya maupun menjawab

dari teman dan guru dalam memahami persoalan

3 Memiliki dan

melaksanakan jalannya diskusi kelompok

3 Jika dapat mengikuti dan melaksanakan

jalannya diskusi kelompok dengan baik

2 Jika dapat mengikuti dan melaksanakan

jalannya diskusi kelompok dengan cukup baik

1 Jika tidak dapat mengikuti dan

melaksanakan jalannya diskusi kelompok

4 Mencari informasi

untuk memecahkan masalah

3 Jika dapat mencari informasi untuk

memecahkan masalah dengan cepat dan benar

2 Jika dapat mencari informasi untuk

memecahkan masalah dengan cukup cepat dan benar

1 Jika tidak dapat mencari informasi untuk

memecahkan masalah dengan cepat dan benar


(61)

42 Lanjutan Tabel 3.3

No Indikator Penelitian Skor Deskripsi No

Siswa

1 Dst

5 Mengkomunikasikan

hasil pengamatan

3 Jika dapat mengkomunikasikan hasil

pengamatan dengan benar dan tepat

2 Jika dpat mengkomunikasikan hasil

pengamatan dengan cukup benar

1 Jika tidak dapat mengkomunikasikan

hasil pengamatan dengan benar dan tepat

Jumlah Skor

Penyusunan lembar pengamatan dalam penelitian ini diambil dari beberapa indikator keterampilan eksperimen siswa. Lembar pengamatan keterampilan eksperien dapat dilihat pada lampiran. Sedangkan kisi-kisi lembar pengamatan keterampilan eksperimen dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 3.4

Kisi-kisi Lembar Pengamatan Keterampilan Eksperimen

No. Indikator

1 Merancang hipotesis

2 Merangkai alat dengan benar 3 Melakukan percobaan secara runtut 4 Mencatat data

5 Menulis kesimpulan

Untuk pemberian skor variabel keterampilan pada tabel 3.5 observer harus mengisi lembar pengamatan dengan cara memberi tanda ( ) pada kolom indikator yang dicapai oleh siswa. Rambu-rambu skor untuk lembar keaktifan sebagai berikut:


(62)

43 Tabel 3.5

Instrumen Lembar Pengamatan Keterampilan Eksperimen dan Rambu-rambu Skoring

No Indikator Penelitian Skor Deskripsi No

Siswa 1 dst

1 Merangkai alat

dengan benar

3 Jika dapat merangkai alat dan bahan

dengan benar dan tepat, sesuai dengan petunjuk

2 Jika merangkai alat dan bahan dengan

kurang tepat sesuai dengan petunjuk

1 Jika tidak dapat merangkai alat dan bahan

dengan benar dan tepat sesuai petunjuk

2 Melakukan

eksperimen sesuai dengan prosedur

3 Jika melaksanakan eksperimen dengan

benar dan tepat sesuai dengan prosedur

2 Jika melaksanakan eksperimen dengan

cukup benar namun kurang tepat sesuai dengan prosedur

1 Jika melakukan ekperimen dengan tidak

tepat dan tidak sesuai dengan prosedur

3 Melakukan

percobaan dari

awal hingga akhir secara runtut

3 Jika dapat melakukan percobaan dari awal

hingga akhir dengan runtut

2 Jika melakukan percobaan dari awal

hingga akhir dengan kurang runtut

1 Jika dapat melakukan percobaan dari awal

hingga akhir dengan tidak runtut

4 Mengumpulkan dan

mencatat data

3 Jika mengumpulkan dan mencatat data

dengan runtut

2 Jika mengumpulkan dan mencatat data

cukup runtut

1 Jika mengumpulkan data dan mencatat

data tidak runtut

5 Membuat

kesimpulan dari

hasil eksperimen

3 Jika membuat kesimpulan dari hasil

eksperimen dengan benar dan tepat

2 Jika membuat kesimpulan dari hasil

eksperimen dengan cukup benar namun kurang tepat

1 Jika membuat kesimpulan dari hasil

eksperimen dengan tidak benar dan tidak tepat


(63)

44 F. Validitas dan Reliabilitas

Pada tahap validitas dan reliabilitas akan dibahas dengan pengertian validitas, reliabilitas, jenis validitas yang digunakan dalam penelitian serta hasil validitas dan reliabilitas perangkat pembelajaran.

1. Validitas

Masidjo, (28: 2010) menyatakan bahwa validasi berarti taraf sampai di mana suatu tes mampu mengukur apa yang seharusnya diukur. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan validitas isi, karena tipe validitas ini sering digunakan dalam penelitian.

Validitas isi berkenaan dengan alat penilaian dalam mengukur isi yang seharusnya diukur. Validitas isi merupakan validitas yang dilakukan dengan melakukan pengujian melalui profesional judgment.

Perangkat pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini telah divalidasikan oleh ahli. Uji validitas isi perangkat pembelajaran yang berupa silabus, RPP, LKS diujikan kepada expert judgment yaitu dosen, guru dan kepala sekolah.

Penilaian yang digunakan untuk mengukur validitas silabus dan RPP dalam penelitian ini menggunakan skala likert. Skala likert menurut Arikunto (2012: 89) merupakan skala yang disusun dalam bentuk pertanyaan dan diikuti dengan skor yang menunjukkan tingkatan. Tingkatan skor yang digunakan di penelitian ini adalah bernilai dari 1 – 5. Skor 1 berarti sangat buruk, skor 2 berarti buruk, skor 3 berarti cukup, skor 4 berarti baik, dan skor 5 berarti sangat


(64)

45

baik. Penilaian dilakukan oleh 3 validator, validaror 1 yaitu dosen Universitas Sanata Darma, validator 2 adalah Kepalas Sekolah SDK Kalasan, dan validator 3 adalah guru kelas IV SDK Kalasan Hasil evaluasi RPP yang divaliditas oleh expert judgment dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 3.6 Validasi RPP

Validator Komponen Penilaian

Rata-rata

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Validator 1

4 5 5 5 4 3 4 5 4 5 4,4

Validator 2

4 5 4 5 5 4 5 4 5 5 4,6

Validator 3

5 4 5 4 3 4 5 5 4 4 4,3

Rata-rata 4,4

Komponen penilaian RPP dari tabel di atas meliputi: (1) Kelengkapan unsur RPP; (2) Kesesuaian K1, KD; (3) Kesesuaian rumusan tujuan pembelajaran dengan indikator; (4) Ketepatan dalam memilih pendekatan/model pembelajaran; (5) Rumusan tujuan pembelajaran mencerminkan pendekatan/model/metode/teknik yang dipilih; (6) Pengaturan alokasi waktu pada setiap kegiatan proporsional; (7) Kelengkapan rumusan akhir pelajaran (rangkuman, evaluasi, refleksi tidak lanjut); (8) Tingkat kesesuaian indikator dan tujuan pembelajaran dengan penilaian; (9) Kesesuaian alokasi waktu dengan materi dan kegiatan pembelajaran; (10) Penggunaan bahasa Indonesia dan tata tulis baku.Dengan demikian dapat dilihat validator 1 memberikan nilai cukup pada satu komponen yaitu komponen nomor 6, memberikan nilai baik pada 4 komponen yaitu komponen nomor 1,5,7,9,


(65)

46

memberikan nilai sangat baik pada 4 komponen yaitu komponen nomor 2,3,4,8,10, dengan rata-rata nilai yang diberikan validator 1 adalah 4,4. Validaror 2 memberikan penilaian baik pada 4 komponen yaitu komponen nomor 1,3,6,8, dan memberikan nilai sangat baik pada 6 komponen yaitu komponen nomor 2,4,5,7,9,10, dengan rata-rata nilai yang diberikan validator 2 adalah 4,7. Validator 3 memberikan nilai cukup pada satu komponen yaitu komponen nomor 5, memebrikan nilai baik pada 5 komponen yaitu komponen nomor 2,4,6,9,10, dan memberikan nilai sangat baik pada 4 komponen yaitu komponen nomor 1,3,7,8, dengan rata-rata nilai yang diberikan adalah 4,3.

Tabel 3. 7 Validasi Silabus

Validator Komponen Penilaian Rata-rata

1 2 3 4 5 6 7

Validator 1 4 5 4 4 5 5 4 4,4

Validator 2 5 5 3 5 4 5 4 4,4

Validator 3 4 5 4 5 5 5 4 4,6

Rata-rata 4,5

Komponen penilaian silabus dari tabel di atas meliputi: (1) Kelengkapan unsur silabus; (2) Kesesuaian K1, KD dan indikator; (3) Kesistematisan kegiatan pembelajaran; (4) Tingkat kecukupan sumber belajar yang digunakan; (5) Kesesuaian teknik penilaian yang digunakan dengan indikator; (6) Kesesuaian alokasi waktu dengan materi dan kegiatan pembelajaran; (7) Penguasaan bahasa Indonesia dan tata tulis baku. Tabel 3.7 menunjukkan bahwa validator 1 memberikan nilai baik pada 4 komponen yaitu komponen nomor 1,3,4,7 dan memberikan nilai sangat baik pada 3 komponen yaitu


(66)

47

komponen nomor 2,5,6. Rata-rata skor yang diberikan oleh validator 1 adalah 4,4. Validator 2 memberikan penilaian cukup pada 1 komponen yaitu komponen nomor 3, dan memberikan nilai baik pada 2 komponen, yaitu komponen nomor 5 dan 7, komponen yang mendapatkan nilai sangat baik adalah komponen nomor 1,2,4,6. Dengan rata-rata nilai yang diberikan validator 2 adalah 4,4. Validator 3 memberikan nilai baik pada 3 komponen yaitu komponen nomor 1,3,7, dan memebrikan nilai sangat bagik pada 4 komponen yaitu komponen nomor 2,4,5,6 dengan nilai rata-rata yang diberikan validator 3 adalah 4,6.

Tabel 3. 8 Validasi LKS

Validator Komponen Penilaian Rata-rata

1 2 3 4 5 6 7 8

Validator 1 4 5 4 4 5 5 4 4 4,4

Validator 2 5 5 4 5 4 5 4 4 4,5

Validator 3 4 5 3 5 5 4 5 5 4,5

Rata-rata 4,5

Komponen penilaian LKS dari tabel di atas meliputi: (1) Kelengkapan unsur LKS; (2) Rumusan petunjuk LKS sederhana sehingga mudah dipahami siswa; (3) Rumusan kegiatan pembelajaran LKS singkat dan sederhana sehingga mudah dipahami siswa; (4) Urutan kegiatan pembelajaran pada LKS runtut; (5) Kegiatan pembelajaran dalam LKS memungkinkan tercapainya indikator/ tujuan pembelajaran; (6) Bahasa yang digunakan sesuai dengan tingkat perkembangan siswa; (7) Tampilan LKS indah dan menarik. Validator 1


(67)

48

memberikan nilai baik pada 5 komponen yaitu komponen nomor 1,3,4,7, memberikan nilai sangat baik pada 3 komponen yaitu komponen nomor 2,5,6, dengan rata-rata nilai yang diberikan validator 1 adalah 4,4. Validator 2 memberikan nilai baik pada 4 komponen yaitu komponen nomor 3,5,7,8, dan memberikan nilai sangat baik pada 4 komponen yaitu komponen nomor 1,2,4,6, dengan memberikan rata-rata nilai adalah 4,5. Validator 2 memberikan penilaian cukup pada 1 komponen yaitu komponen nomor 3, memberikan nilai baik pada 2 komponen yaitu komponen nomor 1,6, memberikan nilai sangat baik pada 5 komponen yaitu komponen nomor 2,4,5,7,8 dengan rata-rata yang diberikan adalah 4,5.

2. Reliabilitas

Reliabilitas menunjukkan sejauh mana pengukuran data dapat dipercaya dan diukur secara tepat. Dalam menghitung reliabilitas lembar pengamatan keaktifan dan keterampilan melakukan eksperimen siswa, digunakan persentase kesepakatan (percent agreement) (Sumanto, dkk, 2005: 28). Reliabilitas dilakukan dengan menunjukkan indikator-indikator keaktifan dan keterampilan eksperimen siswa kepada dua orang observer yaitu guru kelas IV A dan guru yang sudah pernah mengajar kelas IV di SD Kanisius Kalasan Yogyakarta. Kedua observer selanjutnya memberikan penilaian terhadap indikator-indikator yang ada pada lembar observasi apakah dapat diteramati atau tidak selama proses pembelajaran. Hasil penilaian indikator-indikator keterampilan eksperimen dan keaktifan dapat dilihat pada tabel 3.9.


(68)

49 Tabel 3.9

Penilaian Indikator Keaktifan Siswa

No. Variabel Indikator Observer

1

Observer 2

1 Keaktifan siswa Turut serta dalam melaksanakan tugas

belajar

1 1

2 Bertanya dan menjawab kepada teman

dan guru dalam memahami persoalan

1 1

3 Mengikuti dan melaksanakan jalannya

diskusi kelompok

1 1

4 Mencari informasi untuk memecahkan

masalah

0 1

5 Mengkomunikasikan hasil pengamatan 1 1

1 Keterampilan

eksperimen

Merancang hipotesis 1 0

2 Merangkai alat dengan benar 1 1

3 Melakukan percobaan secara runtut 1 1

4 Mencatat data 0 1

5 Menulis kesimpulan 1 1

Untuk menghitung persentasekesepakatan (percent agreement) dilakukan dengan menghitung persentase kesepakatan total dengan rumus:

Rumus = X100%

D Atot

Atot

Keterangan:

Atot adalah agreement total

Atot : Jumlah interval di mana kedua observer memberi tanda kesepakatan

yang sama (baik indikator yang dapat teramati atau tidak)

D : Jumlah interval di mana kedua observer memberi tanda kesepakatan

yang berbeda.


(69)

50

Reliabilitas lembar observasi keaktifan = X100%

D Atot

Atot

= 100%

1 4

4

X

= 80%

b. Reliabilitas lembar observasi keterampilan eksperimen

Reliabilitas lembar observasi keterampilan eksperimen = X100%

D Atot

Atot

= 100%

2 2

3

X

= 60%

Reliabilitas lembar observasi keaktifan siswa sebesar 80% dan reliabilitas lembar observasi keterampilan eksperimen sebesar 60%, maka kedua lembar observasi tersebut sudah layak digunakan untuk proses pengambilan data observasi.

G. Analisis data

Analisis data merupakan cara untuk mengetahui hasil yang didapatkan dalam penelitian. Penentuan persentase ekatifan siswa dan keterampilan eksperimen dihitung dengan menggunakan rata-rata/mean (M). Setelah hasil mean dari setiap indikator diketahui maka siswa yang mencapai mean atau lebih termasuk dalam siswa yang aktif. Begitu pula pada keterampilan melakukan eksperimen, siswa yang mencapai mean atau lebih dapat dikategorikan siswa yang terampil dalam melakukan


(70)

51

eksperimen Sedangkan siswa yang tidak mencapai mean maka dapat dikatakan bahwa siswa tersebut belum termasuk siswa yang aktif dan trampil dalam melakukan eksperimen.

Mean (M) dicari dengan cara membagi jumlah setiap seluruh skor dengan jumlah siswa. Rumus mean yang digunakan sebagai berikut:

M = N

X

Keterangan: M = Mean

X = jumlah skor N = Jumlah siswa

1. Analisis Data Keaktifan siswa

Persentase data keaktifan siswa pada masing-masing indikator dihitung dengan cara sebagai berikut:

a. Persentase jumlah siswa yang mengikuti dan melaksanakan tugas belajar

dihitung dengan cara :

% 100 tan x siswa seluruh Jumlah guru pada ya ber yang siswa Jumlah

b. Persentase jumlah siswa yang bertanya dan menjawab kepada teman dan guru

dalam memahami persoalan dihitung dengan cara :

% 100 tan x siswa seluruh Jumlah guru dan teman kepada menjawab dan ya ber yang siswa Jumlah


(1)

166

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(2)

167


(3)

168

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(4)

169


(5)

Gambar siswa sedang melakukan percobaan membuat parasut sederhana

Gambar siswa mengkomunikasikan hasil eksperimen

Gambar siswa saat bertanya kepada guru

Gambar siswa sedang mencatat data hasil eksperimenn

Gambar siswa sedang mendiskusikan hasil eksperimen

Lampiran 7a

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(6)

BIOGRAFI PENULIS

Nama lengkap penulis, yaitu Putri Tyas Wikansih, lahir di Sleman pada tanggal 30 November 1992, merupakan anak ke-3 dari 3 bersaudara dari pasangan Bapak Wukirman, A.Ma.Pd dan Ibu Sutiyani, S.Pd. Bertempat tinggal di Karangwetan, Tegaltirto, Berbah, Sleman,Yogyakarta.

Adapun riwayat pendidikan penulis, yaitu pada tahun 1999 lulus dari TK Tunas Harapan. Kemudian melanjutkan di SD N Jomblang 1dan lulus pada tahun 2005. Pada tahun 2008 tamat dari SMP Negri Berbah 2, dan melanjutkan ke SMA N 1 Kalasan 1, lulus pada tahun 2011. Setelah itu melanjutkan kuliah di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Pada semester akhir tahun 2015 penulis telah menyelesaikan Skripsi yang berjudul “Peningkatan Keterampilan Eksperimen dan kekatifan Siswa Materi Gerak dan Gaya melalui Pendekatan Saintifik kelas IV SD Kanisius Kalasan Tahun Pelajaran 2014/ 2015.


Dokumen yang terkait

Analisis keterampilan proses sains siswa melalui pendekatan inkuiri pada konesp sistem koloid

3 8 137

Pengaruh pendekatan keterampilan proses sains terhadap keterampilan proses sains siswa pada konsep suhu dan kalor (penelitian Quasi eksperimen di SMA 10 Tangerang)

4 20 134

Peningkatan keterampilan menulis naskah drama dengan media cerpen ( sebuah penelitian tindakan kelas pada siswa kelas XI MAN Cibinong Bogor tahun pelajaran 2010-2011)

2 21 165

Peningkatan hasil belajar siswa pada konsep sumber energi gerak melalui pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL): penelitian tindakan kelas di MI Muhammadiyah 2 Kukusan Depok

2 3 135

Perbedaan hasil belajar siswa antara yang menggunakan pendekatan keterampilan proses melalui metode eksperimen dan pendekatan ekspositori melalui metode demonstrasi : quasi eksperimen pada kelas x SMA Negeri 2 Ciputat Tangerang

0 3 163

Peningkatan keterampilan menulis narasi dengan media teks wacana dialog: penelitian tindakan pada siswa kelas VII MTs Negeri 38 Jkaarta tahun pelajaran 2011-2012

4 39 107

Peningkatan keterampilan membaca melalui penerapan metode SQ3R pada mata pelajaran Bahasa Indonesia siswa kelas V MI Al-Khairiyah Mampang Prapatan Jakarta Selatan Tahun pelajaran 2013-2014

0 18 111

Peningkatan motivasi belajar siswa melalui media audio visual pada mata pelajaran PKN siswa kelas II MI Al-Husna Ciledug Tahun pelajaran 2013/2014

3 12 126

Upaya meningkatkan keaktifan siswa kelas iv mi darul muttaqin pada pelajaran ips materi koperasi melalui metode diskusi

4 21 107

Peningkatan keaktifan belajar ips materi permasalahan sosial melalui strategi pembelajaran kooperatif tipe index card match pada siswa kelas iv mi. “fathurrachman” jakarta selatan

0 4 125