63
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Gambaran Umum Penelitian
Gambaran umum pada penelitian tindakan kelas menjelaskan tentang kondisi awal penelitian, proses penelitian pada siklus I, dan siklus II yang
terdiri dari perencanaan pelaksanaan, observasi, dan refleksi. a.
Kondisi awal Berdasarkan wawancara dengan guru kelas ditemukan permasalahan
tentang keaktifan siswa dan keterampilan melakukan eksperimen pada pembelajaran IPA. Peneliti berdiskusi dengan guru kelas untuk menentukan
materi ajar yang dipakai untuk penelitian. Berdasarkan berbagai pertimbangan maka peneliti menentukan materi tentang macam-macam
sumber energi. 1
Keaktifan siswa Kondisi awal keaktifan siswa diperoleh melalui pengamatan
dan angket yang dilakukan oleh peneliti pada hari Sabtu, 21 Juli 2014 yang dilaksanakan di kelas IV B SD Kanisius Kalasan. Peneliti
melakukan pengamatan selama proses pembelajaran berlangsung berdasarkan lima indikator keaktifan siswa yang telah disusun. Dari
hasil observasi kelas maka diperoleh hasil siswa yang terlihat bertanya kepada guru atau teman pada saat pembelajaran ada 8 siswa dari 26
64 siswa 30,76. Siswa yang terlihat melaksanakan diskusi kelompok
pada saat pembelajaran ada 10 siswa dari 26 siswa 38,46. Kemudian siswa yang turut melaksanakan tugas belajar yang diberikan
oleh guru ada 8 siswa dari 26 siswa 30,76. Siswa yang terlihat mencari informasi utnuk memecahkan masalah dengan membaca buku
ada 9 siswa dari 26 siswa 34,61.
2 Keterampilan Melakukan Eksperimen
Peneliti melakukan wawancara dengan wali kelas IV B untuk memperoleh data awal tentang keterampilan siswa melakukan
eksperimen. Dari hasil wawancara tersebut menunjukkan bahwa rendahnya keterampilan siswa dalam melakukan eksperimen. Guru
menjelaskan bahwa dalam materi sumber energi baru satu kali melakukan percobaan yaitu membuat kincir angin dari kertas. Siswa
melakukan percobaan sesuai dengan petunjuk yang ada di buku paket. Setelah melakukan percobaan, siswa membuat laporan sederhana
dengan menjawab pertanyaan- pertanyaan yang ada. Hipotesis percobaan dimunculkan oleh siswa melalui kegiatan
tanya jawab dengan guru. Guru mengatakan bahwa ada 8 siswa dari 26 siswa 30,76 yang mampu membuat hipotesis percobaan. Siswa
melakukan percobaan membuat kincir angin secara individu. Guru mengatakan bahwa ada 10 siswa dari 26 siswa 38,46 yang mampu
65 merangkai alat dengan benar sedangkan siswa yang lainnya masih
mengalami kesalahan dalam merangkai alat. Siswa yang melakukan pengamatan selama percobaan yang diungkapkan oleh guru ada 12
siswa dari 26 siswa 46,15. Hasil wawancara dengan guru menunjukkan bahwa siswa yang mencatat data hasil pengamatan ada
11 siswa dari 26 siswa 42,30. Siswa membuat kesimpulan setelah melakukan percobaan dengan guru. Kesimpulan hasil percobaan
dilakukan oleh guru melalui tanya jawab. Guru mengungkapkan masih banyak siswa yang mengalami kesulitan dalam menyimpulkan hasil
percobaan, sehingga masih perlu bantuan guru. Siswa yang mampu membuat kesimpulan ada 10 siswa dari 26 siswa 30,76. Hasil
wawancara ini selanjutnya dijadikan sebagai data kondisi awal.
b. Siklus I
1 Perencanaan
Langkah awal yang dilakukan oleh peneliti untuk melaksanakan penelitian tentang penerapan pendekatan saintifik sebagai upaya
peningkatan keaktifan dan keterampilan eksperimen siwa kelas IV B SD Kanisius Kalasan adalah meminta ijin kepada Kepala SD Kanisius
Kalasan. Setelah mendapatkan ijin dari pihak sekolah untuk melaksanakan penelitian, peneliti menemui guru kelas IV B yaitu Ibu M.I
Susi Widyahesti untuk melakukan wawancara sebagai langkah
66 mengidentifikasi permasalahan pembelajaran yang terjadi di kelas
tersebut. Pengumpulan data awal dilakukan melalui wawancara dengan guru kelas, kemudian merencanakan waktu untuk pelaksanaan observasi
data awal. Peneliti melakukan diskusi dengan guru kelas untuk menentukan
materi ajar yang digunakan untuk penelitian. Setelah materi ditentukan, peneliti selanjunya menyusun lembar observasi keaktifan siswa dan
keterampilan eksperimen, membuat rancangan berupa perangkat pembelajaran dan instrument pembelajaran yang meliputi rencana
pelaksanaan pembelajaran RPP, silabus, lembar kerja siswa dan materi ajar. Peneliti juga menyusun lembar observasi keaktifan siswa dan
keterampilan melakukan eksperimen. Perangkat pembelajaran yang telah disusun tersebut kemudian divalidasi oleh dosen, kepala sekolah dan
guru. Hasil validasi tersebut kemudian dijadikan sebagai bahan untuk melakukan revisi. Perangkat pembelajaran hasil revisi selanjutnya
digunakan untuk pelaksanaan penelitian.
2 Pelaksanaan
Penelitian ini dilaksanakan di kelas IVB SD Kanisius Kalasan pada semester ganjil tahun pelajaran 20142015. SD Kanisius Kalasan terletak
di Dusun Kringinan, Desa Tirtomartani, Kecamatan Kalasan, Sleman, Yogyakarta. Penelitian ini dilaksanakan di kelas IVB dengan jumlah
67 siswa 26 orang yang terdiri dari 8 siswa perempuan dan 18 siswa laki-
laki. Siklus I dalam penelitian ini dilaksanakan dalam 2 dua kali pertemuan yaitu pertemuan I dilaksankan pada tanggal 9 September 2014
dan pertemuan kedua dilaksanakan pada tanggal 10 September 2014. Setiap pertemuan dilaksanakan selama satu hari namun pengambilan data
hanya dilaksanakan pada saat materi pembelajaran IPA.
a Pertemuan 1
Secara umum pembelajaran dilaksanakan sesuai dengan rancangan pembelajaran yang telah disusun peneliti. Pertemuan I yang
dilaksanakan pada tanggal 9 September 2014 digunakan peneliti untuk mengajarkan materi energi listrik. Kegiatan tersebut dilaksanakan
dengan membagi siswa ke dalam 6 kelompok dan meminta siswa untuk melaksanakan percobaan. Sebelum percobaan dilaksanakan
siswa terlebih dahulu mengambil petunjuk percobaan, alat bahan percobaan dan lembar kerja. Siswa saling berdiskusi dalam kelompok
untuk melakukan percobaan. Siswa merangkai rangkaian listrik sesuai dengan petunjuk percobaan kemudian siswa mengamati dan mencatat
hasil percobaan. Siswa selanjutnya menjawab beberapa pertanyaan yang ada di lembar kerja siswa sesuai dengan hasil percobaan yang
dilakukan. Secara individu siswa menyusun laporan percobaan kemudian mempresentasikan laporan tersebut di depan kelas. Dalam
68 prosesnya, peneliti menggunakan pendekatan saintifik untuk
mendorong siswa untuk melakukan pengamatan, menanya, mencoba, menalar, dan mengkomunikasikan hasil percobaan yang dilaksanakan.
Percobaan dilaksanakan di dalam kelas karena memerlukan tempat yang gelap atau kurang cahaya.
b Pertemuan 2
Pertemuan kedua dilaksanakan pada tanggal 10 September 2014 yang dalam pembelajarannya diajarkan materi energi angin. Pada
materi ini siswa melakukan percobaan membuat kincir angin. Percobaan dilaksanakan dalam kelompok yang beranggotakan masing-
masing kelompok 4 siswa. Sebelum percobaan dimulai siswa terlebih dahulu mengambil petunjuk percobaan, alat dan bahan, dan lembar
kerja. Percobaan ini menggunakan kertas lipat kemudian siswa mencoba untuk merangkai alat dan bahan yang telah disediakan
menjadi kincir angin. Setelah kincir angin selesai dibuat, siswa mencoba untuk memainkan kincir angin tersebut. Siswa mencatat hasil
percobaan dan menjawab pertanyaan- pertanyaan yang ada di lembar kerja siswa. Hasil percobaan dan laporan percobaan kemudian
dikomunikasikan di depan kelas.
69 3
PengamatanObservasi Peneliti melakukan observasi dengan menggunakan lembar
observasi keaktifan siswa dan keterampilan melakukan eksperimen yang telah disusun. Lembar observasi digunakan untuk mengetahui keaktifan
siswa selama pembelajaran dan keterampilan siswa dalam melaksanakan eksperimen. Lembar pengamatan keaktifan siswa disusun berdasarkan
indikator-indikator meliputi: a bertanya kepada guru atau siswa lain; b melaksanakan diskusi; d turut serta dalam melaksanakan tugas belajar;
e mencari berbagai informasi untuk pemecahan masalah. Sedangkan indikator keterampilan melakukan eksperimen yang disusun pada lembar
pengamatan meliputi: a Merancang hipotesis; b Merangkai alat dengan benar; c Melakukan percobaan secara runtut; d Mencatat data; e
Membuat kesimpulan. Pada lembar observasi keterampilan melakukan eksperimen
observer memberikan skor 1-3 pada setiap indikator. Pada indikator 1 yaitu menyusun hipotesis, siswa diberi skor 3 apabila hipotesis disusun
sesuai dengan tujuan percobaan. Skor 2 diberikan apabila siswa menyusun hipotesis namun belum sesuai dengan tujuan percobaan dan
skor 1 diberikan jika siswa tidak menyusun hipotesis. Pada indikator 2 yaitu merangkai alat dengan benar, siswa diberi skor 3 apabila rangkaian
alat benar, rapi dan sesuai dengan petunjuk percobaan. Skor 2 diberikan
70 jika rangkaian alat yang dibuat oleh siswa benar namun tidak rapi dan
skor 1 diberikan jika rangkaian alat yang dibuat oleh siswa tidak benar. Pada indikator 3 yaitu melakukan percobaan secara runtut, siswa
diberikan skor 3 apabila mampu melakukan percobaan secara runtut sesuai petunjuk percobaan. Skor 2 diberikan apabila siswa melakukan
percobaan namun tidak runtut sesuai petunjuk percobaan dan skor 1 jika siswa tidak melakukan percobaan. Pada indikator 4 yaitu mencatat data,
siswa diberikan skor 3 apabila data yang dicatat lengkap, tepat dan ditulis dengan benar. Skor 2 diberikan apabila data lengkap namun ada tulisan
yang salah dan skor 1 apabila data yang dicatat tidak lengkap. Pada indikator 5 yaitu membuat kesimpulan, siswa diberi skor 3
apabila kesimpulan yang dibuat oleh siswa tepat sesuai dengan tujuan percobaan. Skor 2 apabila siswa membuat kesimpulan namun belum
sesuai dengan tujuan percobaan dan skor 1 apabila siswa tidak membuat kesimpulan. Lembar pengamatan diisi oleh dua orang observer yang
membantu peneliti dalam pelaksanaan siklus I. Jika peneliti yang melakukan pengamatan maka hasilnya kurang maksimal karena peneliti
juga bertindak sebagai guru yang mengajar. Hasil pengamatan observer tersebut kemudian dikumpulkan menjadi satu kepada peneliti. Peneliti
kemudian menghitung mean dari setiap indikator keaktifan siswa dan keterampilan melakukan eksperimen.
71 Peneliti menggunakan rata-rata mean dalam menghitung keaktifan
siswa dan keterampilan melakukan eksperimen siswa. Setelah diketahui mean dari setiap indikator keaktifan siswa dan keterampilan melakukan
eksperimen, maka siswa yang mencapai mean atau lebih termasuk dalam kategori aktif dan atau terampil dalam melakukan eksperimen.
4 Refleksi
Pelaksanaan siklus I selesai dalam 2 hari yaitu pada tanggal 9 September 2014 dan 10 September 2014. Pertemuan I dilaksanakan untuk
mengajarkan materi energi listrik. Siswa melakukan percobaan tentang energi listrik dengan merangkai baterai dan lampu sehingga rangkaian
tersebut dapat menyala. Pada awal pembentukan kelompok ada beberapa siswa saling berebut kelompok sehingga diambil keputusan pembagian
kelompok dilakukan dengan cara berhitung. Pada pertemuan pertama ini siswa terlihat antusias dalam melakukan percobaan. Siswa aktif
berdiskusi dengan kelompok dalam melakukan percobaan. Namun, ada salah satu kelompok yang mengalami kesulitan dalam melakukan
percobaan. Lampu yang mereka rangkai tidak dapat menyala sehingga perlu dirangkai ulang dan akhirnya dapat menyala. Setelah selesai
melakukan percobaan, siswa membuat laporan percobaan yang dilakukan secara individu. Laporan tersebut kemudian dikumpulkan dan dibahas
bersama-sama.
72 Pertemuan kedua dilaksanakan pada tanggal 10 September 2014.
Pertemuan kedua digunakan untuk menyampaikan materi tentang energi angin dan energi air. Pada materi ini siswa melakukan percobaan
membuat kincir angin dari kertas. Pembagian kelompok dilakukan dengan cara yang sama pada pertemuan sebelumnya yaitu dengan
berhitung. Kegiatan percobaan ini dilakukan di halaman sekolah agar siswa
dapat mencoba kincir angin yang telah dibuat. Ada dua kelompok yang mengalami kesalahan dalam menggunting kertas yang digunakan untuk
membuat kincir angin sehingga perlu mengulang dalam menggunting kertas. Hal tersebut mengakibatkan alokasi waktu pada pertemuan kedua
ini melebihi alokasi waktu yang telah ditentukan dalam rencana pembelajaran. Secara umum kegiatan pembelajaran di pertemuan kedua
ini berjalan sesuai dengan rencana pembelajaran yang dirancang. Siswa mulai aktif dalam bertanya, berdiskusi, berpendapat, mengerjakan tugas,
dan mencari informasi. Siswa mulai terampil dalam melakukan percobaan dan membuat laporan percobaan. Namun peneliti mengalami hambatan
dalam hal mengkondisikan kelas. Pada saat percobaan selesai siswa diajak kembali ke kelas untuk melakukan refleksi namun beberapa siswa
masih bermain main kincir angin di dalam kelas.
73 c.
Siklus II Penelitian pada siklus II dilaksanakan dalam 2 kali pertemuan. Siklus
II dilaksanakan pada hari Senin 15 September 2014 dan 16 September 2014. Setiap pertemuan dialokasikasikan 4 jp atau 4 x 40 menit. Pertemuan 1
digunakan untuk melakukan percobaan tentang sumber energi matahari sedangkan pertemuan 2 dilaksanakan untuk melakukan percobaan tentang
sifat-sifat cahaya. Peneliti dalam siklus ini masih berperan sebagai guru agar kegiatan pembelajaran sesuai dengan yang telah dirancang.
1 Perencanaan
Pada tahap perencanaan peneliti menyusun perangkat pembelajaran yang meliputi silabus, RPP, ringkasan materi, petunjuk percobaan, lembar
kerja siswa, lembar observasi keaktifan, dan lembar observasi keterampilan eksperimen. Perangkat pembelajaran yang telah disusun
kemudian divalidasikan kepada guru, kepala sekolah, dan dosen. Semua perangkat yng divalidasi kemudian direvisi oleh peneliti.
Peneliti merancang target capaian yang digunakan pada siklus kedua. Target capaian pada siklus kedua dibuat dengan mengamati hasil
capaian pada siklus I dan hasil diskusi dengan guru kelas. 2
Pelaksanaan a
Pertemuan 1 Pertemuan 1 pada siklus II dilaksanakan pada hari Senin, 15
September 2014 yang digunakan untuk menyampaikan materi tentang
74 matahari sebagai sumber energi. Pada awal pembelajaran dibuka
dengan salam, doa, presensi dan tepuk semangat. Kegiatan selanjutnya menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai pada
pertemuan ini. Siswa kemudian diminta untuk membentuk kelompok yang beranggotakan 4 siswa dalam satu kelompok. Kelompok yang
telah terbentuk kemudian duduk berkumpul menjadi satu dan masing- masing kelompok mendapatkan pedoman percobaan dan lembar kerja
siswa. Alat dan bahan yang digunakan dalam percobaan ini telah dipersiapkan oleh peneliti sehingga siswa dapat mengambil sesuai
kebutuhan. Siswa selanjutnya menyusun alat dan bahan percobaan sesuai dengan petunjuk percobaan.
Siswa melakukan pengamatan tentang perubahan suhu yang terjadi pada air yang diletakkan di bawah sinar matahari. Pengamatan
dilakukan dengan menggunakan termometer kemudian siswa mencatat perubahan suhu yang terjadi. Data yang telah tercatat kemudian
dijadikan bahan untuk menyusun laporan percobaan. Setelah semua kelompok selesai melakukan percobaan dan membuat laporan
percobaan, guru meminta siswa untuk mengkomunikasikan hasil percobaan mereka kepada siswa yang lainnya. Guru dan siswa
bersama-sama menyimpulkan pembelajaran yang telah dilakukan pada hari ini.
75 b
Pertemuan 2 Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Selasa, 16 September
2014. Pertemuan kedua membahas tentang materi sifat- sifat cahaya yang diajarkan dengan percobaan. Pada awal pembelajaran guru
melakukan apersepsi dan menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Kegiatan selanjutnya meminta siswa untuk berkumpul
bersama kelompok yang sama dengan pertemuan 1 dan masing-masing kelompok mengambil petunjuk percobaan. Percobaan dilaksanakan
dengan menggunakan pos- pos percobaan. Pada masing-masing pos siswa melakukan percobaan tentang sifat-sifat cahaya. Pos 1 percobaan
tentang sifat cahaya merambat lurus, pos 2 tentang sifat cahaya menembus benda bening, pos 3 tentang sifat cahaya dapat dipantulkan
dan pos 4 tentang sifat cahaya dapat dibiaskan. Setiap kelompok berkeliling melakukan percobaan sesuai dengan
pos-pos yang telah disediakan. Pada setiap pos siswa mengamati hasil percobaan yang dilakukan dan mencatat data hasil percobaan.
Kelompok yang telah selesai melakukan percobaan pada satu pos kemudian berpindah ke pos selanjutnya. Kegiatan yang selanjutnya
dilakukan siswa adalah membuat laporan percobaan dengan menjawab pertanyaan pada lembar kerja siswa. Kelompok yang telah selesai
melakukan percobaan dan membuat laporan percobaan kemudian mempresentasikan hasil percobaan di depan kelas. Guru bersama-
76 sama dengan siswa meyimpulkan hasil percobaan yang telah
dilaksanakan. 3
PengamatanObservasi Kegiatan observasi dilakukan oleh peneliti yang dibantu oleh 2
orang yang menjadi observer. Setiap observer melakukan penilaian kepada 13 orang siswa. Observer melakukan pengamatan berdasarkan
pedoman observasi yang telah disusun. Pada lembar observasi keaktifan siswa, observer memberikan skor dengan menggunakan
turus. Turus diberikan berdasarkan 4 indikator kekatifan siswa yaitu; 1 bertanya kepada guru atau siswa lain; 2 melakukan diskusi
kelompok; 3 mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru; 4 mencari informasi.
Observasi keterampilan melakukan eksperimen dilakukan pada saat siswa melakukan percobaan dengan memberikan skor 1-3 pada
setiap indikator. Indikator keterampilan melakukan eksperimen yaitu; 1 menyusun hipotesis; 2 merangkai alat dan bahan dengan benar; 3
melakukan percobaan secara runtut; 4 mencatat data; 5 membuat kesimpulan. Pada lembar observasi keterampilan melakukan
eksperimen observer memberikan skor 1-3 pada setiap indikator. Pada indikator 1 yaitu menyusun hipotesis, siswa diberi skor 3
apabila hipotesis disusun sesuai dengan tujuan percobaan. Skor 2 diberikan apabila siswa menyusun hipotesis namun belum sesuai
77 dengan tujuan percobaan dan skor 1 diberikan jika siswa tidak
menyusun hipotesis. Pada indikator 2 yaitu merangkai alat dengan benar, siswa diberi skor 3 apabila rangkaian alat benar, rapi, dan sesuai
dengan petunjuk percobaan. Skor 2 diberikan jika rangkaian alat yang dibuat oleh siswa benar namun tidak rapi dan skor 1 diberikan jika
rangkaian alat yang dibuat oleh siswa tidak benar. Pada indikator 3 yaitu melakukan percobaan secara runtut,
siswa diberikan skor 3 apabila mampu melakukan percobaan secara runtut sesuai petunjuk percobaan. Skor 2 diberikan apabila siswa
melakukan percobaan namun tidak runtut sesuai petunjuk percobaan dan skor 1 jika siswa tidak melakukan percobaan. Pada indikator 4
yaitu mencatat data, siswa diberikan skor 3 apabila data yang dicatat lengkap, tepat dan ditulis dengan benar. Skor 2 diberikan apabila data
lengkap namun ada tulisan yang salah dan skor 1 apabila data yang dicatat tidak lengkap. Pada indikator 5 yaitu membuat kesimpulan,
siswa diberi skor 3 apabila kesimpulan yang dibuat oleh siswa tepat sesuai dengan tujuan percobaan. Skor 2 apabila siswa membuat
kesimpulan namun belum sesuai dengan tujuan percobaan dan skor 1 apabila siswa tidak membuat kesimpulan.
78 4
Refleksi Pelaksaan pembelajaran pada siklus II berjalan sesuai dengan
perencaan awal yang telah disusun. Kendala yang dihadapi lebih sedikit dibandingkan dengan siklus I. Pada pertemuan pertama kendala
yang dihadapi adalah panas matahari yang tidak begitu terik. Mengatasi hal tersebut, peneliti melakukan diskusi dengan guru kelas
untuk melakukan percobaan pada siang hari. Keaktifan siswa pada siklus ini mulai meningkat terbukti dengan semakin banyak siswa yang
bertanya dan berdiskusi selamat percobaan berlangsung. Pada pertemuan kedua kendala yang dihadapi adalah ruangan
kelas yang sempit sehingga siswa mengalami kesulitan saat berpindah pos untuk melakukan percobaan. Pada pertemuan kedua ini waktu
yang digunakan melebihi alokasi waktu yang telah ditentukan karena ada 4 percobaan yang harus dilaksanakan dan dilakukan secara
bergantian.
2. Hasil Keaktifan Siswa
Observasi keaktifan siswa dilakukan oleh 2 observer. Rangkuman hasil observasi keaktifan siswa siklus I yang dapat dilihat pada tabel 4.l.
79
Tabel 4.1 Rangkuman Hasil Observasi Keaktifan Siswa Siklus I
No Nama
Indikator 1 Indikator 2
Indikator 3 Indikator 4
Bertanya kepada guru atau teman
Melakukan diskusi
Mengerjakan tugas yang diberikan
Mencari informasi
1 Seb
24 18
17 7
2 Ben
6 10
9 6
3 Gib
5 5
9 4
4 Jos
22 20
19 6
5 Ant
8 10
10 3
6 Hil
6 5
4 2
7 Ber
5 4
6 2
8 Chr
5 3
6 3
9 Tob
9 15
11 5
10 Ale
8 9
7 3
11 Pol
8 6
7 4
12 Yos
8 7
7 2
13 Yus
5 10
9 2
14 Mic
8 10
13 5
15 Gab
9 16
17 4
16 Agn
9 11
8 3
17 Eir
12 11
11 5
18 Gal
9 9
8 2
19 Nat
6 10
8 2
20 Pau
8 9
7 3
21 Hen
8 7
9 2
22 Joh
11 17
16 3
23 Ann
5 5
7 2
24 Dor
5 6
7 2
25 Gab
5 5
8 2
26 Mar
3 3
6 2
Jumlah 217
241 246
86 Mean
8,34 9,26
9,46 3,30
80 Keaktifan siswa dijabarkan dalam indikator yaitu siswa bertanya
kepada teman atau guru tentang metari pembelajaran IPA, melakukan diskusi kelompok pada saat pembelajaran IPA, mengerjakan tugas yang diberikan
oleh guru tentang macam- macam sumber energi dan mencari informasi tentang pembelajaran IPA. Observer mengisi lembar observasi keaktifan
dalam bentuk turus. Hasil observasi pada pertemuan 1 dan pertemuan 2 siklus I kemudian dijumlah menjadi satu sebagai hasil akhir keaktifan siswa. Jumlah
turus setiap siswa pada pertemuan 1 dan pertemuan dijumlahkan selanjutnya ditentukan nilai mean.
Tabel 4.1 menunjukkan rangkuman hasil observasi yang diperoleh dari pertemuan 1 dan pertemuan 2 pada siklus I dan diketahui mean M pada
indikator 1 yaitu bertanya kepada guru atau siswa lain adalah 8,34. Indikator 2 yaitu melaksanakan diskusi kelompok adalah 9,26. Indikator 3 yaitu turut
serta dalam melaksakan tugas belajar adalah 9,46. Indikator 4 yaitu mencari berbagai informasi untuk pemecahan masalah adalah 3,30. Mean tersebut
kemudan dibulatkan menjadi 1 angka karena jumlah turus menggunakan 1 angka bulat. Maka dari hasil pembulatan tersebut diperoleh mean dari
indikator 1adalah 8, mean dari indikator 2 adalah 9, mean pada indikator 3 adalah 9 dan mean pada indikator 4 adalah 3. Hasil keaktifan siswa pada
siklus I dapat dilihat pada tabel 4.2.
81
Tabel 4.2 Hasil Rangkuman Keaktifan Siswa pada Siklus I
No Nama
Indikator 1 Indikator 2
Indikator 3 Indikator 4
Turus M
Ket Turus
M Ket
Turus M
Ket Turus
M Ket
A TA
A TA
A TA
A TA
1 Seb
24 8
v 18
9 v
17 9
v 7
3 v
2 Ben
6 8
v 10
9 v
9 9
v 6
3 v
3 Gib
5 8
5 9
v 9
9 v
4 3
v 4
Jos 22
8 v
20 9
v 19
9 v
6 3
v 5
Ant 8
8 v
10 9
v 10
9 v
3 3
v 6
Hil 6
8 5
9 v
4 9
v 2
3 v
7 Ber
5 8
4 9
v 6
9 v
2 3
v 8
Chr 5
8 3
9 v
6 9
v 3
3 v
9 Tob
9 8
v 15
9 v
11 9
v 5
3 v
10 Ale
8 8
v 9
9 v
7 9
v 3
3 v
11 Pol
8 8
v 6
9 v
7 9
v 4
3 v
12 Yos
8 8
v 7
9 v
7 9
v 2
3 v
13 Yus
5 8
v 10
9 v
9 9
v 2
3 v
14 Mic
8 8
v 10
9 v
13 9
v 5
3 v
15 Gab
9 8
v 16
9 v
17 9
v 4
3 v
16 Agn
9 8
v 11
9 v
8 9
v 3
3 v
17 Eir
12 8
v 11
9 v
11 9
v 5
3 v
18 Gal
9 8
v 9
9 v
8 9
v 2
3 v
19 Nat
6 8
v 10
9 v
8 9
v 2
3 v
20 Pau
8 8
v 9
9 v
7 9
V 3
3 v
21 Hen
8 8
v 7
9 v
9 9
v 2
3 v
22 Joh
11 8
v 17
9 v
16 9
v 3
3 v
23 Ann
5 8
v 5
9 v
7 9
2 3
v 24
Dor 5
8 v
6 9
v 7
9 v
2 3
v 25
Gab 5
8 v
5 9
v 8
9 v
2 3
v 26
Mar 3
8 v
3 9
v 6
9 v
2 3
v
Jumlah 217
15 11
241 15
11 246
12 14
86 15
11 Rata-rata M
8 9
9 3
Persentase siswa
57,7 42,3
57,7 42,3
46,2 53,8
57,69 42,3
Keterangan: M= mean A= Aktif TA= Tidak Aktif
82 Tabel 4.2 menjelaskan rangkuman hasil observasi keaktifan siswa
pada siklus I. Pada indikator 1 yaitu bertanya kepada guru atau teman, rata- rata yang didapatkan adalah 8. Dengan membandingkan jumlah turus dengan
rata-rata maka siswa yang aktif sebanyak 15 siswa 57,69. Pada indikator kedua yaitu berdiskusi dengan kelompok rata-rata yang diperoleh adalah 9.
Dengan membandingkan jumlah turus dengan rata-rata maka siswa yang aktif ada 15 siswa 57,69. Indikator ketiga yaitu turut serta mengerjakan tugas
yang diberikan oleh guru memperoleh hasil rata-rata 9. Dengan membandingkan jumlah turus dengan rata-rata maka siswa yang aktif
sebanyak 12 siswa 46,15. Pada indikator keempat mencari berbagai informasi diperoleh rata-rata 9. Dengan membandingkan jumlah turus dengan
rata-rata maka siswa yang aktif sebanyak 15 siswa 57,69. Ketercapaian keaktifan siswa pada siklus I berdasarkan observasi pada dilihat pada tabel
4.3. Tabel 4.3 Ketercapaian Keaktifan Siswa Siklus I
No Indikator
Kondisi Awal
Siklus I Target
Capaian 1
Bertanya kepada guru atau teman 30,76
50 57,69
2 Berdiskusi dalam kelompok
38,46 50
57,69 3
Mengerjakan tugas yang diberikan 30,76
50 46,15
4 Mencari informasi
34,61 50
57,69
83 Tabel 4.3 menunjukkan bahwa keaktifan siswa pada siklus I
berdasarkan hasil pada beberapa indikator sudah mencapai target yang ditentukan. Presentase pada indikator 1 yaitu bertanya kepada guru atau
teman lain target awal ditentukan sebesar 50 tercapai menjdi 57,69. Pada indikator 2 yaitu melakukan diskusi target awal ditentukan sebesar
50 dan setelah pelaksanaan siklus 1 mencapai 57,69. Indikator 4 yaitu mencari informasi sudah melebihi target yang telah ditentukan yaitu 50
meningkat menjadi 46,15. Pada indikator 3 yaitu turut mengerjakan tugas yang diberikan guru belum mencapai target yang ditentukan. Target
awal ditentuakn sebesar 50 namun setelah pelaksanaan siklus I hanya tercapai 46,15. Maka peneliti melanjutkan penelitian pada siklus II
dilakukan untuk meningkatkan indikator yang belum tercapai. Peneliti kemudian menentukan target baru untuk siklus II yang dapat dilihat pada
tabel 4.4. Tabel 4.4 Target Ketercapaian Keaktifan Siswa Siklus II
No Indikator
Kondisi Awal
Siklus I Siklus II
Target Capaian
Target 1
Bertanya kepada guru atau teman
30,76 50
57,69 75
2 Berdiskusi dalam
kelompok 38,46
50 57,69
75 3
Mengerjakan tugas yang diberikan
30,76 50
46,15 75
4 Mencari informasi
34,61 50
57,69 75
84 Tabel 4.4 menunjukkan kondisi awal, target dan capaian pada siklus I
serta target yang akan dicapai pada siklus II. Target pada siklus II dibuat karena ada indikator yang belum mencapai target. Target indikator 1 yaitu
bertanya kepada guru atau teman sebesar 75. Target indikator kedua yaitu melakukan diskusi sebesar 75. Target indikator 3 yaitu turut serta
mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru sebesar 75. Target indikator 4 yaitu mencari informasi untuk memecahkan masalah sebesar 75.
Target keaktifan pada siklus II disusun berdasarkan hasil diskusi dengan guru kelas. Target ditentukan dengan melihat hasil yang dicapai pada siklus I.
Penilaian keaktifan pada siklus II dilakukan dengan menggunakan observasipengamatan yang dilakukan oleh observer. Observer melakukan
penilaian dengan memberikan turus. Turus diberikan berdasarkan 4 indikator kekatifan siswa yaitu; 1 bertanya kepada guru atau siswa lain; 2 melakukan
diskusi kelompok; 3 mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru; 4 mencari informasi Cara yang digunakan dalam menghitung keaktifan sama dengan
sama dengan siklus I. Hasil observasi pada pertemuan 1 dan pertemuan 2 siklus II di rangkum.
Rangkumaan dilakukan dengan menjumlahkan turus setiap siswa pada pertemuan 1 dan pertemuan 2 kemudian hitung mean dari masing- masing
indikator. Rangkuman hasil observasi keaktifan siswa pada siklus II dapat dilihat pada tabel 4.5.
85 Tabel 4.5 Rangkuman Hasil Observasi Keaktifan Siswa Siklus II
No Nama
Indikator 1 Indikator 2
Indikator 3 Indikator 4
Bertanya kepada guru atau teman
Melakukan diskusi
Mengerjakan tugas yang diberikan
Mencari informasi
1 Seb
25 20
17 7
2 Ben
13 12
12 6
3 Gib
12 19
11 5
4 Jos
23 12
17 5
5 Ant
12 8
12 5
6 Hil
12 12
11 4
7 Ber
12 6
7 4
8 Chr
13 18
8 4
9 Tob
12 12
13 3
10 Ale
12 13
11 5
11 Pol
14 12
11 3
12 Yos
12 12
12 4
13 Yus
8 13
12 4
14 Mic
12 15
12 6
15 Gab
12 12
12 5
16 Agn
12 12
11 6
17 Eir
13 12
11 5
18 Gal
14 12
11 5
19 Nat
12 12
11 2
20 Pau
12 6
11 5
21 Hen
12 19
8 4
22 Joh
10 12
12 4
23 Ann
8 12
11 4
24 Dor
12 7
11 4
25 Gab
7 8
9 3
26 Mar
7 6
14 2
Jumlah 323
314 298
114 Mean
11,92 12,07
11,46 4,38
Tabel 4.5 menjelaskan rangkuman hasil observasi yang diperoleh pada siklus II dan diketahui mean M pada indikator 1 yaitu bertanya
86 kepada guru atau siswa lain adalah 11,92, pada indikator 2 yaitu
melakukan diskusi adalah 12,07, pada indikator 3 yaitu turut serta mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru adalah 11,46 dan pada
indikator 4 yaitu mencari informasi untuk memecahkan masalah adalah 4,38. Mean tersebut kemudian dibulatkan menjadi 1 angka karena jumlah
turus menggunakan 1 angka bulat. Maka dari hasil pembulatan tersebut diperoleh mean dari indikator 1 adalah 12, mean dari indikator 2 adalah
12, mean pada indikator 3 adalah 11 dan mean pada indikator 4 adalah 4. Berdasarkan hasil mean tersebut siswa dikatakan aktif jika jumlah turus
siswa sama dengan atau lebih dari mean pada setiap indikator. Berdasarkan tabel 4.5 dapat dlihat pada indikator 1 yaitu bertanya
kepada guru atau teman lain bahwa siswa yang keaktifannya rendah ada 4 orang dengan skor terendah 7. Pada indikator 2 yaitu melakukan diskusi
terlihat bahwa ada 5 siswa yang memiliki keaktifan rendah dengan skor terendah 6. Pada indikator 3 yaitu turut serta mengerjakan tugas yang
diberikan oleh guru menunjukkan bahwa skor terendah adalah 7 dan siswa yang memiliki keaktifan rendah ada 4 siswa. Pada indikator 4 yaitu
mencari informasi untuk memecahkan masalah menunjukkan bahwa nilai terendah adalah 2. Hasil keaktifan siswa siklus II dapat dilihat pada tabel
4.6.
87
Tabel 4.6 Hasil Keaktifan Siswa pada Siklus II
No Nama
Indikator 1 Indikator 2
Indikator 3 Indikator 4
Turus M
Ket Turus
M Ket
Turus M
Ket Turus
M Ket
A TA
A TA
A TA
A TA
1 Seb
25 12
20 12
17 11
7 4
2 Ben
13 12
12 12
12 11
6 4
3 Gib
12 12
19 12
11 11
5 4
4 Jos
23 12
12 12
17 11
v 5
4 5
Ant 12
12 12
12 12
11 v
5 4
6 Hil
12 12
12 12
11 11
4 4
7 Ber
12 12
6 12
7 11
4 4
8 Chr
13 12
18 12
8 11
4 4
9 Tob
12 12
12 12
13 11
3 4
10 Ale
12 12
13 12
11 11
5 4
11 Pol
14 12
12 12
11 11
3 4
12 Yos
12 12
12 12
12 11
4 4
13 Yus
8 12
13 12
12 11
4 4
14 Mic
12 12
15 12
12 11
6 4
15 Gab
12 12
12 12
12 11
5 4
16 Agn
12 12
12 12
11 11
6 4
17 Eir
13 12
12 12
11 11
5 4
18 Gal
14 12
12 12
11 11
5 4
19 Nat
12 12
12 12
11 11
2 4
20 Pau
12 12
6 12
11 11
5 4
21 Hen
12 12
19 12
8 11
4 4
22 Joh
12 12
12 12
12 11
4 4
23 Ann
8 12
12 12
11 11
4 4
24 Dor
12 12
7 12
11 11
4 4
25 Gab
7 12
8 12
9 11
3 4
26 Mar
7 12
6 12
14 11
2 4
Jumlah 323
22 4
314 21
5 298
22 4
114 21
5
Rata-rata 12
12 11
4 Persentase
siswa 84,6
15,4 80,71
19,2 84,6
15,4 80,7
19,2
Keterangan: M= mean A= Aktif TA- Tidak Aktif
88 Tabel 4.6 berisi tentang rangkuman jumlah hasil observasi keaktifan
siswa pada pertemuan 1 dan pertemuan 2. Hasil rangkuman memperoleh hasil indikator bertanya kepada guru atau teman yaitu sebanyak 84,61, indikator
berdiskusi dengan kelompok yaitu sebanyak 80,7, indikator mengerjakan tugas yang diberikan guru sebanyak 84,61 dan indikator mencari informasi
sebanyak 80,7. Ketercapaian keaktifan siswa pada siklus II dapat dilihat pada tabel 4.7.
Tabel 4.7 Ketercapaian Keaktifan Siswa Siklus II No
Indikator Kondisi
Awal Siklus I
Siklus II Target Capaian Target Capaian
1 Bertanya kepada guru
atau teman 30,76
50 57,69
75 84,61
2 Berdiskusi dalam
kelompok 38,46
50 57,69
75 80,7
3 Mengerjakan tugas
yang diberikan 30,76
50 46,15
75 84,61
4 Mencari informasi
34,61 50
57,69 75
80,7 Tabel 4.7 menunjukkan bahwa keaktifan siswa pada siklus II
mencapai target yang ditentukan. Indikator 1 pada siklus II mencapai 84,61. Pada indikator 2 hasil capaian yang didapatkan adalah 80,7.
Pada indikator 4 memperoleh hasil capaian 84,61 dan indikator 4 memperoleh hasil capaian 80,7. Setiap indikator keaktifan mencapai
target yang ditentukan pada siklus II. Peningkatan Presentase siswa aktif dari kondisi awal, siklus I dan siklus II dapat dilihat pada gambar 4.1.
89 Gambar 4.1 Grafik Peningkatan Keaktifan Siswa
3. Hasil Keterampilan Melakukan Eksperimen
Observasi keterampilan eksperimen dilakukan pada saat siswa melakukan percobaan oleh 2 observer. Keterampilan eksperimen dijabarkan
dalam 5 indikator yaitu: 1 menyusun hipotesis; 2 merancang alat dan bahan dengan benar; 3 melakukan percobaan secara runtut; 4 mencatat
data dan; 5 membuat kesimpulan. Observer mengisi lembar observasi dengan memberikan skor 1-3 sesuai dengan pedoman penskoran. Jumlah skor
setiap siswa pada pertemuan 1 dan pertemuan dijumlahkan selanjutnya ditentukan nilai mean. Rangkuman hasil observasi keterampilan melakukan
eksperimen siswa siklus I dapat dilihat pada tabel 4.8.
30.76 38.46
30.76 34.61
57.69 57.69
46.15 57.69
84.61 80.70
84.61 80.70
10 20
30 40
50 60
70 80
90
indikator 1 indikator 2
indikator 3 indikator 4
awal siklus I
siklus II
90
Tabel 4.8 Rangkuman Hasil Observasi Keterampilan Melakukan Eksperimen Siklus I
No Nama Indikator
1 Indikator 2
Indikator 3 Indikator 4
Indikator 5 Menyusun
hipotesis Menyusun alat
dan bahan dengan benar
Melakukan percobaan
secara runtut Mencatat
data Membuat
kesimpulan 1
Seb 6
4 6
6 5
2 Ben
3 4
3 4
2 3
Gib 2
2 2
4 2
4 Jos
6 6
6 6
6 5
Ant 2
3 4
4 4
6 Hil
3 5
5 6
2 7
Ber 5
6 6
4 4
8 Chr
2 3
3 4
2 9
Tob 5
6 6
6 4
10 Ale
3 4
4 5
2 11
Pol 2
2 2
4 2
12 Yos
2 4
6 6
4 13
Yus 3
2 2
4 2
14 Mic
2 2
3 4
2 15
Gab 3
4 2
5 2
16 Agn
4 5
6 6
4 17
Eir 4
5 6
6 5
18 Gal
2 3
3 5
3 19
Nat 4
5 5
5 4
20 Pau
2 2
2 4
2 21
Hen 2
4 5
4 3
22 Joh
5 4
6 6
5 23
Ann 5
4 5
6 5
24 Dor
4 5
5 6
5 25
Gab 2
2 2
5 2
26 Mar
2 2
3 5
2 Jumlah
85 100
108 130
85 Mean
3,26 3,84
4,15 5
3,26
91 Tabel 4.8 menjelaskan rangkuman hasil observasi yang diperoleh
pada siklus I dan diketahui mean M pada indikator 1 adalah 3,26, pada indikator 2 adalah 3,84, pada indikator 3 adalah 4,15, pada indikator 4
adalah 5 dan pada indikator 5 adalah 3,26. Mean tersebut kemudan dibulatkan menjadi 1 angka karena jumlah turus menggunakan 1 angka
bulat. Maka dari hasil pembulatan tersebut diperoleh mean dari indikator 1adalah 3, mean dari indikator 2 adalah 4, mean pada indikator 3 adalah
4, mean pada indikator 4 adalah 3, mean pada indikator 5 adalah 3. Berdasarkan hasil mean tersebut siswa dikatakan terampil jika jumlah
turus siswa sama dengan atau lebih dari mean pada setiap indikator. Tabel 4.8 menjelaskan rangkuman hasil observasi pada siklus I
memperoleh hasil pada indikator 1 yaitu menyusun hipotesis ada 11 siswa yang memperoleh nilai terendah yaitu 2. Pada indikator 2 yaitu merangkai
alat dan bahan dengan benar menunjukkan bahwa ada 7 siswa yang memperoleh nilai terendah yaitu 2. Pada indikator 3 yaitu melakukan
percobaan secara runtut menunjukkan ada 6 siswa yang mendapatkan nilai terendah yaitu 2. Pada indikator 4 yaitu mencatat data eksperimen
menunjukkan ada 10 siswa yang mendapatkan nilai terendah yaitu 4. Pada indikator 5 yaitu membuat kesimpulan ada 12 siswa yang mendapatkan
nilai terendah yaitu 2. Hasil keterampilan eksperimen siswa dapat dilihat pada tabel 4.9
92 Tabel 4.9 Hasil Keterampilan Eksperimen Siswa Siklus I
No Nama
Indikator 1 Indikator 2
Indikator 3 Indikator 4
Indikator 5 Turus
M Ket
Turus M
Ket Turus
M Ket
Turus M Ket
Turus M
Ket T
TT T
TT T
TT T
TT T
TT 1
Seb 6
3 4
4 6
4 6
5 5
3 2
Ben 3
3 4
4 3
4 4
5 2
3 3
Gib 2
3 2
4 2
4 4
5 2
3 4
Jos 6
3 6
4 6
4 6
5 6
3 5
Ant 2
3 3
4 4
4 4
5 4
3 6
Hil 3
3 5
4 5
4 6
5 2
3 7
Ber 5
3 6
4 6
4 4
5 4
3 8
Chr 2
3 3
4 3
4 4
5 2
3 9
Tob 5
3 6
4 6
4 6
5 4
3 10
Ale 3
3 4
4 4
4 5
5 2
3 11
Pol 2
3 2
4 2
4 4
5 2
3 12
Yos 2
3 4
4 6
4 6
5 4
3 13
Yus 3
3 2
4 2
4 4
5 2
3 14
Mic 2
3 2
4 3
4 4
5 2
3 15
Gab 3
3 4
4 2
4 5
5 2
3 16
Agn 4
3 5
4 6
4 6
5 4
3 17
Eir 4
3 3
4 6
4 6
5 5
3 18
Gal 2
3 3
4 3
4 5
5 3
3 19
Nat 4
3 5
4 5
4 5
5 4
3 20
Pau 2
3 2
4 2
4 4
5 2
3 21
Hen 2
3 3
4 5
4 4
5 3
3 22
Joh 5
3 3
4 6
4 6
5 5
3 23
Ann 5
3 3
4 5
4 6
5 5
3 24
Dor 4
3 5
4 5
4 6
5 5
3 25
Gab 2
3 2
4 2
4 5
5 2
3 26
Mar 2
3 2
4 3
4 5
5 2
3
Jumlah 85
15 11
100 12
14 108
15 11
130 15
11 85
14 12
Rata-rataM 3
4 4
5 3
Presentase siswa
57,7 42,3 46,1
53,8 57,7
42,3 57,7
42,3 53,8
46,2
Keterangan: M= mean T= Terampil
TT= Tidak Terampil
93 Tabel 4.9 menjelaskan tentang hasil observasi keterampilan
melakukan eksperimen siswa pada siklus I. Hasil rangkuman memperoleh hasil indikator keterampilan eksperimen 1 yaitu menyusun hipotesis
memperoleh rata-rata 3. Dengan membandingkan jumlah turus dengan rata-rata maka siswa yang terampil ada 15 siswa dari 26 siswa 57,69.
Pada indikator 2 yaitu merancang alat dengan benar memperoleh hasil mean 4. Dengan membandingan antara jumlah turus dengan rata-rata
maka siswa yang terampil merancang alat dengan benar ada 12 siswa dari 26 siswa 46,15. Pada indikator 3 yaitu melakukan percobaan secara
runtut memperoleh hasil rata-rata 4. Dengan membandingkan jumlah turus dengan hasil rata-rata maka siswa yang dikategorikan terampil melakukan
percobaan secara runtut ada 15 siswa dari 26 siswa 57,69. Pada indikator 4 yaitu mencatat data percobaan memperoleh hasil rata-
rata 5. Dengan membandingkan antara jumlah turus dengan rata-rata maka jumlah yang dikategorikan terampil dalam mencatat data percobaan ada
15 siswa dari 26 siswa 57,69. Pada indikator 5 yaitu membuat kesimpulan
percobaan memperoleh
hasil rata-rata
3. Dengan
membandingkan antara jumlah turus dengan hasil rata-rata maka siswa yang dikategorikan terampil dalam membuat kesimpulan percobaan ada
14 siswa dari 26 siswa 53,8. Berdasarkan hasil tersebut maka ketercapaian keaktifan siswa pada siklus I dapat dilihat pada tabel 4.7.
94 Tabel 4.10 Ketercapaian Keterampilan Melakukan Eksperimen Siswa
Siklus I No
Indikator Kondisi
awal Siklus I
Target Capaian 1
Menyusun hipotesis 30,76
50 57,69
2 Merancang alat dan
bahan dengan benar 38,46
50 46,15
3 Melakukan percobaan
secara runtut 46,15
50 57,69
4 Mencatat data
42,30 50
57,69 5
Membuat kesimpulan 38,46
50 53,8
Tabel 4.10 menunjukkan bahwa keterampilan melakukan eksperimen siswa pada siklus I berdasarkan hasil sudah tercapai. Presentase pada
indikator 1, 3, 4 dan 5 sudah melebihi target yang telah ditentukan namun pada indikator 2 target pada siklus I belum tercapai. Siklus II dilakukan
untuk meningkatkan indikator yang belum tercapai yaitu indikator 3 dengan target 50 namun baru tercapai 46,15. Hal ini terjadi karena
siswa mengalami kesulitan dalam merangkai alat dan bahan sehingga dirangkai berulang-ulang. Peneliti kemudian menentukan target baru
untuk siklus II. Target ketercapaian pada siklus II dibuat berdasarkan hasil capaian yang didapatkan di siklus II. Peneliti melakukan koordinasi
dengan guru kelas dalam menentukan target ketercapaian keterampilan eksperimen pada siklus II yang dapat dilihat pada tabel 4.11.
95 Tabel 4.11 Target Ketercapaian Keterampilan Eksprimen Siswa Siklus
II No
Indikator Siklus I
Siklus II Target
Capaian Target
1 Menyusun hipotesis
50 57,69
75 2
Merancang alat dan bahan dengan benar
50 46,15
75 3
Melakukan percobaan secara runtut
50 57,69
75 4
Mencatat data 50
57,69 75
5 Membuat kesimpulan
50 53,8
75
Tabel 4.11 menunjukkan kondisi awal, target dan capaian pada siklus I serta target yang akan dicapai pada siklus II. Target pada siklus II
dibuat karena ada indikator yang belum mencari target. Target indikator 1 sebesar 75, target indikator kedua sebesar 75, target indikator 3 sebesar
75, target indikator 4 sebesar 75 dan indikator 5 sebesar 75. Keterampilan melakukan eksperimen pada siklus II menggunakan cara
perhitungan yang sama dengan siklus I. Hasil observasi pada pertemuan 1 dan pertemuan 2 siklus II di rangkum. Rangkumaan dilakukan dengan
menjumlahkan jumlah skor setiap siswa pada pertemuan 1 dan pertemuan 2 kemudian hitung mean dari masing- masing indikator. Rangkuman hasil
observasi keterampilan melakukan eksperimen pada siklus II dapat dilihat pada tabel 4.12.
96
Tabel 4.12 Rangkuman Hasil Observasi Keterampilan Melakukan Eksperimen Siklus II
No Nama Indikator 1 Indikator 2 Indikator 3 Indikator 4 Indikator 5
Menyusun hipotesis
Merangkai alat dan
bahan dengan
benar Melakukan
percobaan secara
runtut Mencatat
data Membuat
kesimpulan 1
Seb 6
6 5
6 6
2 Ben
5 5
4 6
4 3
Gib 4
3 3
6 3
4 Jos
6 5
6 5
6 5
Ant 4
4 5
6 4
6 Hil
3 5
5 6
4 7
Ber 6
6 6
5 5
8 Chr
3 4
6 6
4 9
Tob 6
6 6
5 4
10 Ale
4 4
6 6
3 11
Pol 2
2 3
5 4
12 Yos
6 5
6 6
6 13
Yus 4
4 4
4 4
14 Mic
4 4
4 6
2 15
Gab 4
3 5
5 4
16 Agn
4 6
6 5
4 17
Eir 5
5 6
5 5
18 Gal
4 4
5 5
3 19
Nat 5
5 5
5 4
20 Pau
4 4
3 6
3 21
Hen 2
4 5
6 4
22 Joh
5 6
6 6
5 23
Ann 5
5 6
6 5
24 Dor
6 5
6 6
4 25
Gab 2
3 5
4 4
26 Mar
2 3
5 4
2 Jumlah
111 116
132 141
106 Mean
4,26 4,46
5,07 5,42
4,07
97 Tabel 4.12 menunjukkan rangkuman hasil observasi keterampilan
eksperimen yang diperoleh pada siklus II dan diketahui mean M pada indikator 1 yaitu menyusun hipotesis adalah 4,26, pada indikator 2 yaitu
merancang alat dengan benar adalah 4,46, pada indikator 3 yaitu melakukan percobaan secara runtut adalah 5,07 dan pada indikator 4
mencatat data percobaan adalah 5,42, pada indikator 5 membuat kesimpulan adalah 4,07.
Hasil mean yang diperoleh tersebut kemudian dibulatkan menjadi 1 angka karena jumlah turus menggunakan 1 angka bulat. Maka dari hasil
pembulatan tersebut diperoleh mean dari indikator 1adalah 4, mean dari indikator 2 adalah 4, mean pada indikator 3 adalah 5 dan mean pada
indikator 4 adalah 5, mean pada indikator 5 adalah 4. Berdasarkan hasil mean tersebut siswa dikatakan terampil jika jumlah turus siswa sama
dengan atau lebih dari mean pada setiap indikator. Hasil keterampilan eksperimen siswa siklus II dapat dilihat pada tabel 4.13.
98
Tabel 4.13 Hasil Rangkuman Keterampilan Eksperimen Siklus II
No Nama
Indikator 1 Indikator 2
Indikator 3 Indikator 4
Indikator 5 Turus
M Ket
Turus M
Ket Turus
M Ket
Turus M
Ket Jumlah
M Ket
T TT
T TT
T TT
T TT
T TT
1 Seb
6 4
6 4
5 5
6 5
6 4
2 Ben
5 4
5 4
4 5
6 5
4 4
3 Gib
4 4
3 4
3 5
6 5
3 4
4 Jos
6 4
5 4
6 5
5 5
6 4
5 Ant
4 4
4 4
5 5
6 5
4 4
6 Hil
3 4
5 4
5 5
6 5
4 4
7 Ber
6 4
6 4
6 5
5 5
5 4
8 Chr
3 4
4 4
6 5
6 5
4 4
9 Tob
6 4
6 4
6 5
5 5
4 4
10 Ale
4 4
4 4
6 5
6 5
3 4
11 Pol
2 4
2 4
3 5
5 5
4 4
12 Yos
6 4
5 4
6 5
6 5
6 4
13 Yus
4 4
4 4
4 5
4 5
4 4
14 Mic
4 4
4 4
4 5
6 5
2 4
15 Gab
4 4
3 4
5 5
5 5
4 4
16 Agn
4 4
6 4
6 5
5 5
4 4
17 Eir
5 4
5 4
6 5
4 5
5 4
18 Gal
4 4
4 4
5 5
5 5
3 4
19 Nat
5 4
5 4
5 5
5 5
4 4
20 Pau
4 4
4 4
3 5
6 5
3 4
21 Hen
2 4
4 4
5 5
6 5
4 4
22 Joh
5 4
6 4
6 5
6 5
5 4
23 Ann
5 4
5 4
6 5
6 5
5 4
24 Dor
6 4
5 4
6 5
6 5
4 4
25 Gab
2 4
3 4
5 5
4 5
4 4
26 Mar
2 4
3 4
5 5
4 5
2 4
Jumlah 111
20 6
116 22
4 132
20 6
141 22
4 106
21 5
Rata-rata 4
4 5
5 4
Persentase siswa
76,9 23
84,6 15,4
76,9 23
84,6 15,4
80,7 19,3
Keterangan: M= mean
T= Terampil TT- Tidak Terampil
99 Tabel 4.13 berisi tentang rangkuman hasil observasi keterampilan
eksperimen pada pertemuan 1 dan pertemuan 2 pada siklus II. Hasil rangkuman pada siklus II memperoleh hasil indikator keterampilan
eksperimen 1 yaitu menyusun hipotesis memperoleh rata-rata 4. Dengan membandingkan jumlah turus dengan rata-rata maka siswa yang terampil
ada 20 siswa dari 26 siswa 76,92. Pada indikator 2 yaitu merancang alat dengan benar memperoleh hasil rata-rata 4. Dengan membandingan
antara jumlah turus dengan rata-rata maka siswa yang terampil merancang alat dengan benar ada 22 siswa dari 26 siswa 84,61. Pada indikator 3
yaitu melakukan percobaan secara runtut memperoleh hasil rata-rata 5. Dengan membandingkan jumlah turus dengan hasil rata-rata maka siswa
yang dikategorikan terampil melakukan percobaan secara runtut ada 20 siswa dari 26 siswa 76,92.
Pada indikator 4 yaitu mencatat data percobaan memperoleh hasil rata- rata 5. Dengan membandingkan antara jumlah turus dengan rata-rata maka
jumlah yang dikategorikan terampil dalam mencatat data percobaan ada 22 siswa dari 26 siswa 84,61. Pada indikator 5 yaitu membuat
kesimpulan percobaan
memperoleh hasil
rata-rata 3.
Dengan membandingkan antara jumlah turus dengan hasil rata-rata maka siswa
yang dikategorikan terampil dalam membuat kesimpulan percobaan ada
100 21 siswa dari 26 siswa 80,76. Berdasarkan hasil tersebut maka
ketercapaian keaktifan siswa pada siklus II dapat dilihat pada tabel 4.14.
Tabel 4.14 Ketercapaian Keterampilan Melakukan Eksperimen
No Indikator
Siklus I Siklus II
Target Capaian Target
Capaian 1
Menyusun hipotesis 50
57,69 75
76,92 2
Merancang alat dan bahan dengan benar
50 46,15
75 84,61
3 Melakukan percobaan
secara runtut 50
57,69 75
76,92 4
Mencatat data 50
57,69 75
84,61 5
Membuat kesimpulan 50
53,8 75
80,76 Tabel 4.14 menunjukkan bahwa keterampilan eksperimen siswa pada
siklus II mencapai target yang ditentukan. Setiap indikator keterampilan eksperimen mencapai target yang ditentukan pada siklus II. Peningkatan
Presentase siswa yang terampil melakukan eksperimen dari kondisi awal, siklus I dan siklus II dapat dilihat pada gambar 4.2.
Gambar 4.2 Grafik Peningkatan Keterampilan Melakukan Eksperimen
30.76 38.46
46.15 42.30
38.46 57.69
46.15 57.69
57.69 53.80
76.92 84.61
76.92 84.61
80.76
0.00 10.00
20.00 30.00
40.00 50.00
60.00 70.00
80.00 90.00
Indikator 1 Indikator 2
Indikator 3 Indikator 4
Indikator 5 Kondisi awal
Siklus I Siklus II
101 B.
Pembahasan Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dengan menggunakan
pendekatan saintifik untuk meningkatkan keaktifan siswa dan keterampilan melakukan eksperimen siswa kelas IVB SD Kanisius Kalasan yang terletak di
Dusun Kringinan, Desa Tirtomatani, Kecamatan Kalasan, Kabupaten Sleman, Yogyakarta. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui penerapan pendekatan
saintifik dalam upaya meningkatkan keaktifan dan keterampilan eksperimen siswa. Subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas IVB SD Kanisius
Kalasan pada tahun ajaran 2014 2015 berjumlah 26 siswa yang terdiri dari 8 siswa perempuan dan 16 siswa laki-laki.
Siklus I penelitian dilakukan dalam waktu 2 kali pertemuan yang masing- masing memiliki alokasi waktu 4 jp atau 4x40 menit. Siswa pada
pertemuan pertama belajar tentang sumber energi listrik dengan melakukan percobaan tentang rangkaian listrik sederhana. Siswa juga mencatat data dan
menulis laporan hasil percobaan pada lembar kerja siswa. Pada akhir kegiatan percobaan siswa mempresentasikan hasil percobaan dan laporan kepada
teman lainnya. Pada pertemuan kedua siswa belajar tentang materi energi angin. Pada pembelajaran ini siswa melakukan percobaan membuat kincir
angin sederhana, Siswa mencoba membuat kincir angin sederhana menggunakan kertas lipat. Siswa selanjutnya mencoba kincir angin yang telah
dibuat di halaman sekolah untuk membuktikan bahwa kincir angin dapat berputar.
102 Pada saat pembelajaran dengan menggunakan pendekatan saintifik
siswa lebih banyak bekerja di dalam kelompok dan melakukan percobaan. Pendekatan saintifik nampak mulai dari kegiatan awal pembelajaran.
Pembelajaran dimulai dengan mengamati lingkungan sekitar yang berkaitan dengan materi yang diajarkan. Melalui kegiatan mengamati mulai timbul
pertanyaan siswa tentang proses terjadinya lampu dapat menyala dan kincir angin yang berputar. Hal tersebut membangkit keaktifan siswa dalam bertanya
jawab dengan guru maupun dengan teman. Siswa selanjutnya melakukan percobaan yang dilakukan secara berkelompok. Setiap kelompok saling
berdiskusi untuk mencoba melakukan percobaan dan menyusun alat dengan benar. Alat dan bahan yang telah dirangkai selanjutnya dicoba untuk melihat
keberhasilan percobaan. Kelompok yang belum berhasil berusaha mencari penyebab gagalnya percobaan yang mereka lakukan.
Kegiatan yang dilakukan selanjutnya adalah mencatat data dan mengumpulkan data hasil percobaan dan membuat laporan percobaan. Siswa
menyusun hipotesis, menjawab pertanyaan dan membuat kesimpulan yang ditulis pada lembar kerja siswa. Data dan laporan yang telah disusun
kemudian dikomunikasikan kepada teman sekelas di depan kelas. Setiap kelompok secara bergiliran mempresentasikan hasil percobaan yang telah
dilakukan. Siklus II dilakukan dalam dua pertemuan yang masing- masing
memiliki alokasi waktu 4x 40 menit. Peneliti merancang desain pembelajaran
103 yang meliputi silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran, pedoman
percobaan, dan lembar kerja siswa. Kegiatan pembelajaran pada siklus II juga menerapkan 5 tahapan pendekatan saintifik yaitu mengamati, menanya,
mencoba, menalar, dan mengkomunikasikan. Pertemuan pertama pada siklus II digunakan untuk mengajarkan materi sumber energi panas. Siswa
melakukan percobaan tentang perubahan suhu air akibat terkenal panas matahari. Siswa mengamati perubahan suhu yang diukur dengan
menggunakan termometer. Kegiatan menalar siswa nampak pada diskusi kelompok dalam menjawab pertanyaan yang ada di lembar kerja siswa. Siswa
selanjutnya mengkomunikasikan hasil laporan percobaan yang telah ditulis pada lembar kerja siswa.
Keaktifan siswa dan keterampilan melakukan eksperimen menjadi obyek dalam penelitian ini dengan menggunakan pendekatan saintifik.
Penelitian ini menggunakan 4 indikator untuk mengetahui keaktifan siswa yaitu: 1 bertanya kepada guru atau teman; 2 melakukan diskusi kelompok;
3 mengerjakan tugas yang diberikan guru; 4 mencari berbagai informasi. Ketercapaian indikator keaktifan siswa dapat diketahui dengan menggunakan
lembar observasi. Keterampilan melakukan eksperimen dinilai berdasarkan beberapa
indikator, yaitu: 1 menyusun hipotesis; 2 merangkai alat dan bahan dengan benar; 3 melakukan percobaan secara runtut; 4 membuat kesimpulan.
104 Peneliti melakukan penilaian dengan menggunakan lembar observasi
keaktifan siswa. Data awal berdasarkan hasil observasi dan wawancara menunjukkan
masih rendahnya keaktifan siswa dan keterampilan melakukan eksperimen siswa. Setelah peneliti melakukan penelitian di siklus I terjadi peningkatan
pada keaktifan dan keterampilan melakukan eksperimen tetapi masih terdapat indikator yang belum mencapai target capaian. Hal ini terjadi karena siswa
masih mengalami kesulitan dalam merangkai beberapa alat percobaan. Pembelajaran pada siklus I menunjukkan peningkatan keaktifan siswa.
Indikator 1 yaitu bertanya kepada guru atau siswa lain pada kondisi awal hanya 30,76 kemudian pada siklus I meningkat menjadi 57,69. Indikator 2
yaitu melakukan diskusi pada kondisi awal adalah 38,46 kemudian pada siklus I meningkatkan menjadi 57,69. Indikator 3 yaitu turut serta
mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru pada kondisi awal adalah 30,76 kemudian pada siklus I meningkat menjadi 46,15. Pada indikator 4 yaitu
mencari informasi untuk memecahkan masalah dengan kondisi awal meningkat menjadi 57,69. Target pada siklus I adalah 50 namun terlihat
pada indikator 3 target tersebut belum tercapai sehingga dilanjutkan ke siklus II untuk meningkatkan indikator yang belum tercapai.
Pada siklus II menunjukkan hasil terjadinya peningkatan keaktifan siswa dalam mengikuti pelajaran IPA. Hal ini ditunjukkan dengan
meningkatnya jumlah siswa yang bertanya kepada guru dan teman. Pada
105 siklus I siswa yang bertanya kepada guru atau teman pada saat pembelajaran
sebesar 57,69 di siklus II meningkat menjadi 84,61. Keaktifan siswa juga nampak dalam diskusi kelompok. Siswa mulai
berpendapat dalam diskusi kelompok untuk memecahkan masalah. Diskusi juga nampak pada saat tanya jawab dengan guru. Siswa menjawab pertanyaan
yang diajukan oleh guru dan mengemukakan pendapatnya. Pada indikator 2 siklus I siswa yang terlihat melaksanakan diskusi kelompok pada saat
pembelajaran ada 15 siswa 57,69 di siklus II meningkat menjadi 21 siswa 80,71.
Pada kegiatan menalar siswa aktif dalam mengerjakan soal yang diberikan oleh guru. Hal ini terbukti dengan terjadinya peningkatan pada
indikator 3 yaitu turut mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru. Pada siklus I menunjukkan siswa yang aktif dalam mengerjakan tugas ada 12 siswa
46,15. Pada siklus II mengalami peningkatan yaitu 22 siswa dari 26 siswa 84,61. Siswa aktif dalam mencari berbagai informasi mengenai materi
pembelajaran IPA. Siswa meminjam buku dari perpustakaan dibawa ke kelas untuk dibaca. Hal ini meningkatkan indikator keaktifan 4 yaitu mencari
informasi untuk memecahkan masalah. Pada siklus I siswa yang aktif mencari informasi untuk memecahkan masalah ada 15 siswa dari 26 siswa 57,69.
Pada siklus II siswa yang aktif mencari informasi untuk memecahkan masalah meningkat menjadi 21 siswa 80,7
106 Data lain yang diperoleh peneliti yaitu observasi keterampilan
melakukan eksperimen siswa. Keterampilan melakukan eksperimen siswa meliputi lima indikator Putra, 2014:135 yaitu membuat hipotesis, merancang
alat dan bahan dengan benar, melakukan percobaan secara runtut, mencatat data, dan membuat kesimpulan. Indikator 1 yaitu merancang hipotesis dapat
dilihat pada gambar 4.3.
Gambar 4.3 Hasil Hipotesis Siswa
Gambar 4.3 tersebut menunjukkan hasil hipotesis yang telah dibuat. Siswa melakukan percobaan tentang matahari sebagai sumber energi.
Percobaan dilakukan dengan meletakkan baskom yang berisi air di bawah sinar matahari. Sebagai langkah awal percobaan siswa membuat hipotesis
percobaan. Pada kondisi kondisi awal siswa yang terampil dalam menyusun hipotesis ada 8 siswa dari 26 siswa 30,76. Pada siklus I siswa yang
terampil menyusun hipotesis mengalami peningkatan yaitu menjadi 15 siswa dari 26 siswa 46,15. Selanjutnya pada siklus II meningkat menjadi 22
siswa dari 26 siswa 84,61. Indikator keterampilan eksperimen yang kedua yaitu merangkai alat
dan bahan dengan benar dapat dilihat pada gambar 4.4.
107 Gambar 4.4 Siswa merangkai alat dan bahan percobaan
Gambar 4.4 tersebut menunjukkan keterampilan siswa dalam merangkai alat dan bahan percobaan dengan benar. Siswa dalam gambar
tersebut sedang merangkai kincir angin. Kincir angin dibuat dengan menggunakan kertas dan bambu. Tahap awal yang dilakukan adalah
menentukan titik tengah kincir pada kertas. Siswa selanjutnya menggunting ujung kertas secara diagonal menuju titik tengah. Potongan kertas kemudian
di gabungkan pada titik tengah. Kincir angin selanjutnya dipasangkan pada bambu agar dapat berputar. Pada kondisi awal siswa yang merangkai alat dan
bahan dengan benar ada 10 siswa 38,46. Pada siklus I siswa yang terampil merangkai alat dan bahan dengan benar meningkat menjadi 15 siswa
46,15. Namun peningkatan tersebut belum mencapai yang ditentukan pada siklus I yaitu 50 sehingga dilanjutkan ke siklus II. Pada siklus II mengalami
peningkatan yaitu menjadi 22 siswa 84,61 dan memenuhi target pada
108 siklus II yaitu 75. Indikator keterampilan eksperimen yang ketiga yaitu
melakukan percobaan secara runtut dapat dilihat pada gambar 4.5.
Gambar 4.5 Siswa melakukan percobaan secara runtut
Gambar 4.5 menunjukkan kegiatan siswa melakukan percobaan secara runtut. Pada gambar tersebut siswa melakukan percobaan membuat kincir
angin. Siswa melakukan percobaan secara urut sesuai dengan petunjuk percobaan. Masih ada satu kelompok yang melakukan percobaan tidak secara
urut sehingga percobaan yang dilakukan tidak berhasil. Kelompok tersebut selanjutnya mengulang kembali percobaan sesuai dengan petunjuk percobaan
dan dapat berhasil. Indikator keempat yaitu mencatat data hasil percobaan. Setelah
melakukan percobaan siswa mencatat hasil percobaan yang diperoleh. Data hasil percobaan siswa dapat dilihat pada gambar 4.6
109 Gambar 4.6 Data Hasil Percobaan
Gambar 4.6 menunjukkan data hasil percobaan siswa pada percobaan membuat kincir angin. Pada kondisi awal siswa yang mencatat data hasil
percobaan ada 11 siswa 42,30. Pada siklus I siswa yang terampil mencatat data percobaan meningkat menjadi 15 siswa 57,69. Pada siklus II siswa
yang terampil mencatat data hasil percobaan meningkat menjadi 21 siswa 84,61
Indikator keterampilan eksperimen yang kelima yaitu membuat kesimpulan dapat dilihat di lembar siswa pada gambar 4.7.
Gambar 4.7 Kesimpulan Percobaan Siswa .Gambar 4.7 menunjukkan hasil kesimpulan yang dibuat oleh siswa.
Pada setiap pertemuan akhir percoban siswa membuat laporan percobaan. Data dicatat oleh siswa berdasarkan pengamatan percobaan yang dilakukan.
110 Dari data yang diperoleh siswa membuat kesimpulan sesuai dengan tujuan
percobaan. Pada kondisi awal siswa yang terampil membuat kesimpulan ada 10 siswa dari 26 siswa 38,46. Pada siklus I siswa yang mampu membuat
kesimpulan meningkat menjadi 14 siswa dari 26 siswa 53,8. Peningkatan juga terjadi pada siklus II, siswa yang terampil membuat kesimpulan
meningkat menjadi 21 siswa dari 26 siswa 80,76. Laporan percobaan tersebut kemudian dikomunikasikan di depan kelas dapat dilihat pada gambar
4.8.
Gambar 4.8 Siswa mempresentasikan hasil percobaan Gambar 4.8 menunjukkan kegiatan siswa mempresentasikan hasil
laporan percobaan. Setiap kelompok maju ke depan kelas untuk mempresentasikan hasil laporan percobaan masing- masing secara bergiliran.
Penutup dilakukan dengan menyimpulkan bersama-sama hasil percobaan dan pembelajaran yang dilaksanakan.
111 Daryanto 2012: 7 mengungkapkan bahwa keterlibatan siswa secara
aktif dalam kegiatan pembelajaran sangat diperlukan agar belajar menjadi efektif dan dapat mencapai hasil yang diinginkan. Perlunya ketepatan
pemilihan pendekatan pembelajaran sangat memungkinkan keaktifan siswa dapat terbangun. Peningkatan keaktifan siswa yang terjadi pada siklus I dan
siklus II dipengaruhi oleh keterampilan siswa melakukan eksperimen. Hal ini dikemukakan oleh Sanjaya 2006: 369 bahwa dalam kegiatan eksperimen
guru melibatkan siswa secara aktif melalui kegiatan pengamatan, melakukan langsung percobaan sampai pada pembuatan laporan untuk dipresentasikan.
Putra 2013: 133 menyatakan bahwa dengan melakukan eksperimen siswa mampu aktif dan mengambil bagian dalam kegiatan belajar.
Hal yang sama terjadi pada penelitian yang telah dilakukan sebelumnya oleh Retno Witanti 2011. Melalui kegiatan eksperimen yang,
keaktifan siswa meningkat dari kondisi awal 0 meningkat menjadi 92. Peningkatkan keterampilan eksperimen siswa juga terjadi pada penelitian
yang dilakukan oleh Pransiskus Sembiring 2013. Pransiskus melakukan penelitian peningkatan kemampuan eksprimen pada siswa kelas IV SD Negeri
106821 Bandar Baru dengan menggunakan keterampilan proses. Hasil penelitian yang didapatkan pada siklus I yaitu 78,12 dan pada siklus II
93,75.
112
BAB V KESIMPULAN, KETERBATASAN PENELITIAN, DAN SARAN