Situasi di SD Berkaitan dengan Implementasi Kurikulum 2013

Instrumen analisis kebutuhan berupa kuesioner digunakan untuk menilai silabus dan RPPH. Instrumen penilaian silabus menggunakan kuesioner yang juga melalui tahap validasi ahli. Ahli memberikan komentar terhadap beberapa kriteria penilaian agar diperbaiki, sedangkan instrumen kuesioner penilaian RPPH menggunakan instrumen yang sudah terstandar dari BPSDM oleh karena itu peneliti tidak melakukan validasi. Pedoman observasi kemampuan menyampaikan kegiatan pembelajaran juga menggunakan instrumen yang sudah terstandar yaitu dari Kemendikbud 2014, oleh karena itu peneliti tidak melakukan validasi ahli. Peneliti memodifikasi penilaian kemampuan menyampaikan kegiatan pembelajaran pada bagian kemampuan menyampaikan mata pelajaran tertentu diganti dengan kemampuan menyampaiakan kegiatan secara terpadu. 3 Pengumpulan Data Pengumpulan data dilakukan untuk melihat lebih jelas potensi masalah yang ditemukan di lapangan. Pengumpulan data berasal dari 5 SD di Yogyakarta yaitu antara lain SDN N, SD K G, SDN J, SD K BJB, dan SDN S. Hasil pengumpulan data meliputi hasil kuesioner penilaian silabus dan RPPH, wawancara, observasi, hal ini dilakukan dengan tujuan untuk mengidentifikasi permasalahan yang terjadi di lapangan terkait implementasi kurikulum 2013 serta persiapan untuk menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian RPPH bagi tercapainya tujuan pembelajaran. Peneliti melakukan penilaian terhadap silabus dan RPPH yaitu dengan menggunakan kuesioner. Penilaian kuesioner silabus menghasilkan data kuantitatif yang dapat dilihat pada tabel 4.1. Tabel 4.1. Hasil pengumpulan data kuesioner penilaian silabus Aspek yang diamati No Item Sekolah SD N N SD K G SD N J SKJB SDN SB Kelengkapan unsur - unsur silabus 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 3 1 1 1 1 1 4 1 1 1 1 1 5 1 1 1 1 1 6 1 1 1 1 1 7 1 1 1 1 1 8 1 1 1 1 1 9 1 1 1 1 1 10 1 1 1 1 1 11 1 1 1 1 1 Keterkaitan antar komponen silabus 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 3 1 1 1 1 1 4 1 1 1 5 1 1 1 1 6 1 1 1 7 1 1 1 1 1 8 1 1 1 1 9 1 1 1 Jumlah 17 18 19 18 19 Nilai 85 90 95 90 95 Tabel 4.2 Tabel Kriteria Penilaian Silabus PERINGKAT NILAI Amat Baik AB 90AB100 BaikB 80B≤90 Cukup C 70C≤80 Kurang K ≤70 Sumber: Kemendikbud 2014 Tabel 4.2 merupakan tabel hasil penilaian silabus terhadap kegiatan. Hasil penilaian silabus menunjukan nilai 95. Nilai 95 menurut kriteria penilaian silabus pada tabel 4.6 termasuk dalam kriteria “baik”. Sedangkan penilaian kuesioner untuk RPPH menghasilkan data kuantitatif yang ditunjukkan pada tabel tabel 4.3. Tabel 4.3. Hasil pengumpulan data kuesioner penilaian RPPH NO. Aspek SDN SB SDN J SDN N SD K G SD KJB Rata 2 A Identitas Mata Pelajaran 3 2 4 3 3 3 B Perumusan Indikator 9 7 2 9 12 7.8 C Kesesuaian rumusan dengan aspek keterampilan 3 4 3 2 4 3.2 D Pemilihan Materi Ajar 5 6 3 5 6 5 E Pemilihan Sumber Belajar 5 7 6 5 8 6.2 F Pemilihan Media Belajar 4 5 7 9 9 6.8 G Metode Pembelajaran 3 3 5 6 5 4.6 H Skenario Pembelajaran 9 7 9 10 11 9.2 I Rancangan Penilaian Autentik 5 7 5 6 4 5.4 Jumlah 46 48 44 55 62 51 Nilai 51.1 53.3 48.8 61.1 68.8 56.6 Peringkat K K K K K K Tabel 4.4 Tabel Kriteria Penilaian RPPH PERINGKAT NILAI Amat Baik AB 90AB100 BaikB 80B≤90 Cukup C 70C≤80 Kurang K ≤70 Sumber: Kemendikbud 2014 Tabel 4.4 merupakan hasil perhitungan kuesioner RPPH yang bertujuan untuk menilai kualitas perangkat pembelajaran RPP yang dibuat oleh guru. Hasil penilaian RPPH menunjukan pada nilai 56.6. Menurut kriteria penilaian yang terdapat pada tabel 4.8, nilai 56.6 termasuk dalam kriteria “kurang”. Peneliti juga melakukan wawancara kepada guru kelas dan siswa. Hasil wawancara menghasilkan informasi tentang pelaksanaan kurikulum 2013 di 5 Sekolah Dasar Yogyakarta. Hasil wawancara oleh guru dan siswa akan ditunjukkan oleh tabel 4.5. Tabel 4.5. Hasil Wawancara guru Nama SD Pertanyaan berkaitan dengan implementasi kurikulum 2013 Pemahaman pelaksanaan Kesulitan pendekatan penilaian Rpp yang baik SDN N “yang saya tahu gitu ya, ya kalau kurikulum ini perbandinganny a dulu ya. Kalau memakai kurikulum KTSP itu per bidang studi, tetapi kalau kurikulum 2013 inikan sudah diimplementasik an, jadi tidak ada apa namanya bidang studi sudah di tematik. “La kurikulum sekarang hari ini belajar membilang belum selesai besok udah ganti penjumlahan. Tapi ya diusahakan lah” “Ya cara itu pembuatan rpp, belum begitu mahir masih tanya sana sini ” “Ya menggunakan tematik, tapi kan belum tahu betul benar apa salah” “penilaian, betul sampai sekarang saya masih bingung. soalnya kalau itu diterapkan betul itu kan memalui beberapa tahapan beberapa proses begitu” “kalau setahu saya ya yang seperti saat penataran di kaliurang sama dari LPMP di kalasan itu. Karena jujur saya juga masih tanya sana sini juga. Saya kalau buat RPP itu pokoknya seperti di buku guru itu pegangannya ” SD KG “bagus untuk siswa, tapi berat di administrasi gurunya” “sulit dalam membuat indikator dan tujuan pembelajarannya dan penilaiannya” “RPP mbak, jelas itu saya belum bisa membuat. Bingung juga bikinnya pie. “saintifik dan tematik mbak, tapi pelaksanaannya dikelas ki ya saya gak tau kui bener po salah’ “rubrik penilaiannya itu belum bisa saya buat,susah mbak” “pembelajaran di kelas akan efektif jika didukung dengan rpp Yang baik.kegiatanberm ain, mendongng, bernyanyiharus ada di rpp SDN J “kurikulum yang dicanangkan atau dilaunchingkan pada tahun 2013 itu maka disebut kurikulum 2013” “sudah di kelas saya” “masih sering keliru sama RPP KTSP,kurikulu m baru masih gratul-gratul buat RPPnya” “ya tematik, saya tau bagaimana pelajaran tematik” Saya mengacu pada buku panduan itu saja “RPP yangs esuai sama situasi dan kondisi di lapangan” SD K BJB “Kurikulum 2013 itu.... lebih rinci, mungkin rincinya karena memuat itu kan,,, apa itu namanya..? sikap apa namanya? Itu lho saintifik” inikan sudah taun kedua melaksanakan kurikulum 2013 sejak tahun ajaran 2013 sendiri, ya namanya baru mencoba menggunakan kurikulum 2013, ya harus banyak “wah itu sangat sulit administrasinya , penilainnya itu diambil dari kurikulum 2013 ki akeh banget” mengikuti pada buku panduan dari pemerintah. Kegiatan- kegiatan yang harus dilakukan oleh siswa sama dengan petunjuk buku. “masih sulit buat rubtk dan kriterianya, ribet” “la itu yang detail lengkap kaya permintaan kemendikbud” Nama SD Pertanyaan berkaitan dengan implementasi kurikulum 2013 Pemahaman pelaksanaan Kesulitan pendekatan penilaian Rpp yang baik yang dipersiapkan.” SDN SB ”Kurikulum 2013 itu pendekatannya saintific, jadi anak-anak itu diajak untuk memecahkan masalah, pokoknya diajak untuk aktif Saya dalam mempersiapkan perangkat pembelajaran seperti silabus itu ya melihat dari yang diberikan pemerintah mas. Tapi untuk RPP saya belum pernah membuatnya. Sekarang kan menggunakan kurikulum 2013 ya, dan itu masih terbilang baru. Formatnya RPP saja saya belum punya, kemarin saya melihat format dari internet tapi saya bingung”. menggunakan pendekatan saintifik dengan mengaktifkan siswa itu dan mencari solusi sendiri dari masalah yang ditemukannya. “ah saya masih bingung itu, saya aja Cuma bikin nilai di kertas per pekerjaan siswa” “RPP yang baik itu ya yang sesuai dengan ketentuan yang berlaku saat ini mas. Sekarang kan menggunakan kurikulum 2013 jadi RPP yang dibuat ya sesuai dengan ketentuan yang ada pada kurikulum 2013”. Tema Sen- tral Tematik Sudah diterapkan Kurang persiapan Masih sulit Administrasi sulit Saintifik Tematik terpadu Belum paham Sulit Rubrik Mengacu buku guru Sesuai kebutuhan siswa Sesuai ketentuan pemerintah Hasil wawancara di 5 SD Yogyakarta, menunjukkan bahwa ada beberapa kesulitan yang dialami guru dalam melaksanakan kurikulum 2013, antara lain kesulitan menyususn RPPH, penilaian, dan pendekatannya. Namun masalah yang paling krusial terletak pada penyusunan RPPH. Penyusunan RPPH didalmnya memuat sutau kegiatan pembelajaran yang harus didasrkan pada kebutuhan siswa. Wawancara dengan siswa ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui kebutuhan siswa. Hasil wawancara kepada siswa ditunjukkan pada tabel 4.6. Tabel 4.6 Hasil Wawancara siswa Nama SD Pertanyaan berkaitan dengan implementasi kurikulum 2013 Suasana belajar Cara guru mengajar Media yang digunakan guru Kegiaatan yang diinginkan SD NP “Senang” “nggak pernah marahin, sabar, udah” “nggak ada” Jalan – jalan aja mbak SD KG “senang” sering jewer menggeleng” Capek e mbak, klo belajar terus SD JK “seneng, temennya baik baik” Ngerjain LKS mas Nggak tau Main aja mas, nggak cuma di kelas terus SD KB “Senang miss banyak temen” Memberi tugas, seperti mewarnai, menggambar, menempel, bermain “puzzle”. “ bu guru suka pakai gambar, dan pernah diberi koin untuk belajar” Pake gambar aja, nempel – nempel sama main “puzzle” SD SB “menyenangkan mas” “baik dan sabar” “Nggak tau, media itu apa mas?” Nggak Cuma ngerjain tugas terus, bosen Tema Sentral Menyenangkan karena banyak teman Penugasan Belum pernah menggunakan media pembelajaran Pembelajaran yang variatif bermain, menempel, dll Hasil wawancara siswa menunjukkan bahwa siswa senang dengan kegiatan belajar bersama guru. Siswa juga menginginkan kegiatan yang mengakomodasikan permainan. Peneliti juga melakukan observasi untuk menilaian kegiatan pembelajaran guru di kelas. Observasi guru bertujuan untuk mengetahui kemampuan guru dalam melaksana kegiatan pembelajaran di kelas. Hasil observasi cara mengajar guru dapat dilihat pada tabel 4.7. Tabel 4.7 Hasil Observasi NO. Aspek SDN SB SDN J SDN N SD K G SD KJB Rata 2 1 Apersepsi dan Motivasi 3 3 4 3 3 3,4 2 Penyampaian Kompetensi dan Rencana kegiatan 1 1 2 2 2 1,6 3 Penguasaan Materi 2 4 3 4 3 3,6 4 Penerapan Strategi Pembelajaran yang mendidik 3 4 4 4 4 4,2 5 Penerapan Pendekatan Saintifik 4 5 5 4 5 4,8 6 Penerapan Proses Pembelajaran Tematik Terpadu 3 4 4 4 4 3,8 7 Pemanfaatan Sumber Belajar Media dalam pembelajaran 1 3 4 3 3 3,2 8 Pelibatan peserta Didik dalam Pembelajaran 3 4 4 4 3 3,8 9 Penggunaan Bahasa yang Benar dan tepat dalam Pembelajaran 1 2 1 1 2 1,6 10 Penutup Pembelajaran 2 3 2 2 3 2,6 Jumlah 34 33 33 31 32 32,6 Nilai 77,28 75 75 70,50 72,73 74,10 Peringkat C C C C C C Tabel 4.8 Tabel Kriteria Penilaian PERINGKAT NILAI Amat Baik AB 90AB100 BaikB 80B≤90 Cukup C 70C≤80 Kurang K ≤70 Sumber: Kemendikbud 2014 Tabel 4.7 merupakan tabel hasil observasi terhadap kegiatan pembelajaran guru di kelas. Hasil observasi menunjukan nilai 74.10. Menurut kriteria penilaian pada tabel 4.7, nilai 74.10 termasuk dalam kriteria “cukup”. Observasi yang dilakukan pada 5 SD yang ada di sekitar kota Yogyakarta. Mendapatkan hasil berupa data kuantitatif yang ditunjukkan pada tabel 4.9 Tabel 4.9 Nilai Hasil Observasi 5 SD di Yogyakarta Aspek yang diamati Item Ke Sekolah SDN N SDK G SDN J SD KJB SDN SB Kegiatan Pendahuluan Apersepsi dan Motivasi 1 1 1 1 2 1 1 1 1 3 1 1 1 1 4 1 1 1 1 5 1 Penyampaian Kompetensi dan Rencana Kegiatan 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 Kegiatan Inti Penguasaan Materi 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 3 1 1 1 1 4 1 1 1 1 1 Penerapan Strategi Pembelajaran yang mendidik 1 1 1 1 1 2 1 1 3 1 1 1 1 4 1 1 1 1 1 5 1 1 1 1 6 1 1 1 Penerapan Pendekatan Saintifik 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 3 1 1 1 1 4 1 1 1 1 1 5 1 1 1 1 6 1 Penerapan Proses Pembelajaran Tematik Terpadu 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 3 1 1 1 1 1 4 1 1 1 1 Pemanfaatan Sumber Belajar Media dalam Pembelajaran 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 3 1 Aspek yang diamati Item Ke Sekolah SDN N SDK G SDN J SD KJB SDN SB 4 1 1 1 5 1 1 1 Pelibatan Peserta Didik dalam Pembelajaran 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 3 1 1 1 4 1 1 1 5 1 1 1 Penggunaan Bahasa yang Benar dan tepat dalam Pembelajaran 1 1 1 2 1 1 1 1 1 Kegiatan Penutup Penutup Pembelajaran 1 1 1 1 2 1 1 1 1 3 1 1 1 4 1 1 Jumlah 33 31 33 32 31 Nilai 75,00 70,45 75,00 72,73 70,45 Peringkat Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Tabel 4.9 hasil penilaian terhadap pembelajaran guru di kelas dari lima SD di Yogyakarta menunjukkan semuanya memenuhi criteria “cukup”. Hasil tersebut menunjukkan bahwa pembelajaran yang dilakukan oleh guru perlu ditingkatkan pada beberapa bagian misalnya dalam menghasilkan pesan yang menarik terkait dengan media dan menumbuhkan partisipasi aktif siswa yang dapat dilakukan dengan mengakomodasikan permainan anak didalamnya. Akumulasi hasil penilaian RPP, silabus, dan observasi praktik mengajar guru menghasilkan data kuantitatif yang ditunjukkan pada tabel 4.10. Tabel 4.10 Hasil pengumpulan data kuesioner penilaian silabus RPPH dan obsevasi Nama SD Kuesioner observasi RPPH Silabus SDN N 69,0 85 75,0 SDK G 72,2 90 70,4 SDN J 62,2 95 75,0 SD KJB 77,7 90 72,7 SDN SB 0,00 96 70,4 Rerata 56,22 91,2 72,7 Kualitas Kurang Amat Baik Cukup Tabel 4.10 menunjukkan bahwa silabus yang digunakan guru sudah “amat baik”, pembelajaran yang dilakukan sudah “cukup” namun RPPH tergolong masih “kurang”. Kategori penggolongan kualitas tersebut sesuai dengan tabel 4.11. Tabel 4.11 Tabel Kriteria Peringkat Kualitas RPPH Peringkat Nilai Amat Baik AB 90AB≤100 Baik B 80B≤90 Cukup C 70C≤80 Kurang K ≤70 Sumber: Kemendikbud 2014 Peneliti melihat bahwa dokumentasi yang dilakukan terhadap RPPH menunjukkan bahwa terdapat masalah terkait implementasi kurikulum 2013 di beberapa SD di kota Yogyakarta. Peneliti juga melihat bahwa RPPH belum sesuai dengan ketentuan kurikulum 2013. Ketidaksesuaian tersebut terlihat pada tujuan pembelajaran yang belum memuat A, B, C, D Audience, Behaviour, Condition, Degree , model pembelajaran belum terlihat dalam kegiatan pembelajaran, metode belum sesuai dengan kegiatan pembelajaran, penulisan sumber belum sesuai EYD, kegiatan pembelajaran tidak mengembangkan materi pembelajaran dengan pendekatan saintifik atau 5M mencoba, menalar, mengomunikasikan, menanya, dan mengamati, penilaian belum sesuai indikator, dan perangkat penilaian soal, kunci jawaban dan rubrik penilaian belum lengkap. Berdasarkan penilaian dokumentasi, dapat diketahui bahwa guru belum memahami komponen RPPH sesuai kurikulum 2013. Hasil wawancara, observasi dan dokumentasi menunjukkan bahwa kurikulum 2013 belum terlaksana secara optimal, baik perencanaan maupun penerapannya. Terlihat dari kurangnya pengetahuan guru tentang penyusunan RPPH, guru kesulitan melakukan penilaian dalam kegiatan pembelajaran, terbatasnya kemampuan guru dalam menyampaikan pendekatan saintifik dalam kegiatan pembelajaran. Peneliti menyimpulkan bahwa hal yang paling krusial dalam penerapan kurikulum adalah penyusunan RPPH. Penyusunan RPPH hendaknya disesuaikan dengan kebutuhan siswa. Hasil wawancara dengan siswa menunjukkan bahwa kegitan pembelajaran yang di inginkan adalah mengakomodasikan permainan. Pertanyaan juga disetujui oleh guru yang mengungkapkan bahwa permainan baik jika diterapkan untuk anak. oleh karena itu, produk yang dihasilkan oleh penelitian ini adalah RPPH berbasis permainan anak.

3. Prosedur Penyusunan RPPH Berbasis Permainan Anak Kelas 1 SD Subtema “kegiatan malam hari”

Prosedur penelitian yang dilakukan dengan metode penelitian Research and Development diadopsi dari teori BorgGall Sanjaya: 2010 dan teori Sugiyono Sugiyono: 2013. Secara garis besar, prosedur penyusunan dibagi menjadi tiga tahap, yaitu tahap analis data, penyusunan produk, validasi produk dan uji coba terbatas. Bagian ini akan menjelaskan pengembangan produk sesuai dengan kebutuhan guru dan siswa melalui analisis data studi pendahuluan. 1 Pengembangan Produk Pengembangan produk diawali dengan melakukan studi literature untuk menentukan kompetensi inti, kompetensi dasar, tema dan subtema. Pengembangan produk dilakukan berdasarkan focus grup discussion, peneliti berkumpul bersama dengan kelompok kolaboratif. Ada beberapa tahap yang perlu dilakukan dalam pengembangan produk. Desain produk ini diawali dengan menentukan tema. Tema dilakukan dengan cara pengundian bersama kelompok kolaboratif melalui Focus Group Disscusion FGB. Hasil dari Focus Group Disscusion FGB dari awal perencanaan hingga penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran harian berbasis permainan anak secara lebih jelas dapat dilihat pada tabel 4.12. Tabel 4.12 Hasil Focus Group Disscussion No Tanggal Pertemuan Topik Hasil Pembahasan Tema sentral 1. 2September 2014 Studi literature dan potensi masalah Berdasarkan kajian literature dan potensi masalah dari anggota kelompok kolaratif di PLL menemukan adanya Implemantasi kurikulum 2013 No Tanggal Pertemuan Topik Hasil Pembahasan Tema sentral permasalahan terkait implementasi kurikulum 2013 2. 5September 2014 Instrumen studi pendahuluan Membuat pedoman wawancara, observasi, dan kuesioner penilaian silabus dan RPPH Penyusunan Instrumen Penelitian 3 12 September2014 Analisis kebutuhan Pengumpulan data dari anggota kelompok yang menghasilkan kesimpulan bahwa guru kesulitan dalam menyusun RPP 4 16 September 2014 Pembagian kelompok Objek penelitian diajukan kelas 1-5 SD, dari 15 anggota group disscus dibagi menjadi 5 kelompok, yaitu setiap kelas terdiri dari 3 orang peneliti. Objek penelitian 5 19 September2014 Focus objek penelitian kelas 1 4 Terdapat 2 usulan untuk fokus penelitian pada kelas I dan kelas kelas 4 dengan asumsi buku pegangan sudah direvisi. Focus objek penelitian 6 24 September 2014 Mendaftar permainan Mendaftar permainan dan pertemuan yang akan diberi permainan. Daftar permainan 7 27 September 2014 Revisi objek penelitian Mengkaji Kompetensi Dasar dan indikator, berdasarkan hal tersebut maka objek difokuskan untuk kelas satu. Dengan alasan indikator sesuai diakomodasikan dengan permainan Objek penelitian 8 29 September 2014 Pembagian Tema dan subtema Pembagian tema dan subtema dilakukan melalui undian. Pembagian Tema 9 2Oktober 2014 Sharing format penyusunan produk Hasil analisis kebutuahan masing-masing guru menunjukkan perbedaan kebutuhan format penyusunan. Mempertimbangkan hal tersebut maka diputuskan pembuatan produk disesuaikan dengan guru yang akan dijadikan subyek ujicoba terbatas Produk Tabel 4.11 menunjukkan tentang literatur penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran harian berbasis permainan tradisional yang dilakukan di dalam Focus Groub Disscousion FGB. Peneliti bersama Focus Groub Disscousion FGB membahas tentang penentuan objek dan subjek penelitian dengan menghasilkan produk yang akan dikembangkan berupa RPPH serta pembagian kelas untuk setiap kelompok. Peneliti mendapatkan tema tiga yaitu “Kegiatan Sehari-hari” dan subtema keempat yaitu “kegiatan malam hari” yang terdapat di semester ganjil. Satu subtema terdiri dari 6 pertemuan dan di setiap pertemuan mencakup dua penggalan didalamnya. Alokasi waktu untuk satu pertemuan adalah 5 x 35 menit. Penyusunan produk yang peneliti kembangkan yaitu berupa RPPH mengikuti petunjuk dari buku panduan PLPG untuk sertifikasi guru tahun 2014. Langkah selanjutnya adalah melihat materi yang ada pada subtema. Peneliti mencari jenis permainan yang bisa diterapkan kedalam materi pembelajaran. Peneliti menggunakan tiga jenis permainan untuk dimasukkan kedalam tiga pertemuan yaitu “dhakon” pada pertemuan dua, kucing – kucingan pada pertemuan empat dan “puzzle” pada pertemuan ke lima. Permainan tersebut dipilih karena sesuai dengan indikator yang terdapat dalam subtema anggota keluargaku. Permainan “dhakon” digunkan untuk membantu siswa didalam berhitung bilangan asli sampai 99, melihat sejauh mana pemahaman siswa terhadap operasi hitung, dan untuk melihat tingkat sikap siswa ketika melakukan kerja kelompok atau berdiskusi. Kucing – kucingan digunakan untuk melatih belajar berhitung secara abstrak, dan yang terakhir adalah permainan “puzzle”. “puzzle” digunakan untuk menambah pengetahuan siswa terkait “kegiatan malam hari” yang dilakukan sebelum tidur.