Situasi di SD Berkaitan dengan Implementasi Kurikulum 2013
Instrumen analisis kebutuhan berupa kuesioner digunakan untuk menilai silabus dan RPPH. Instrumen penilaian silabus menggunakan kuesioner
yang juga melalui tahap validasi ahli. Ahli memberikan komentar terhadap beberapa
kriteria penilaian agar diperbaiki, sedangkan instrumen kuesioner penilaian RPPH menggunakan instrumen yang sudah terstandar dari BPSDM oleh karena itu
peneliti tidak melakukan validasi. Pedoman observasi kemampuan menyampaikan kegiatan pembelajaran juga menggunakan instrumen yang sudah terstandar yaitu
dari Kemendikbud 2014, oleh karena itu peneliti tidak melakukan validasi ahli. Peneliti
memodifikasi penilaian
kemampuan menyampaikan
kegiatan pembelajaran pada bagian kemampuan menyampaikan mata pelajaran tertentu
diganti dengan kemampuan menyampaiakan kegiatan secara terpadu.
3 Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan untuk melihat lebih jelas potensi masalah yang ditemukan di lapangan. Pengumpulan data berasal dari 5 SD di Yogyakarta yaitu
antara lain SDN N, SD K G, SDN J, SD K BJB, dan SDN S. Hasil pengumpulan data meliputi hasil kuesioner penilaian silabus dan RPPH, wawancara, observasi,
hal ini dilakukan dengan tujuan untuk mengidentifikasi permasalahan yang terjadi di lapangan terkait
implementasi kurikulum 2013 serta persiapan untuk menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian RPPH bagi tercapainya
tujuan pembelajaran. Peneliti melakukan penilaian terhadap silabus dan RPPH yaitu dengan
menggunakan kuesioner.
Penilaian kuesioner
silabus menghasilkan
data kuantitatif yang dapat dilihat pada tabel 4.1.
Tabel 4.1. Hasil pengumpulan data kuesioner penilaian silabus
Aspek yang diamati No
Item Sekolah
SD N N SD K G
SD N J SKJB
SDN SB
Kelengkapan unsur - unsur silabus
1 1
1 1
1 1
2 1
1 1
1 1
3 1
1 1
1 1
4 1
1 1
1 1
5 1
1 1
1 1
6 1
1 1
1 1
7 1
1 1
1 1
8 1
1 1
1 1
9 1
1 1
1 1
10 1
1 1
1 1
11 1
1 1
1 1
Keterkaitan antar komponen silabus
1 1
1 1
1 1
2 1
1 1
1 3
1 1
1 1
1 4
1 1
1 5
1 1
1 1
6 1
1 1
7 1
1 1
1 1
8 1
1 1
1 9
1 1
1 Jumlah
17 18
19 18
19 Nilai
85 90
95 90
95
Tabel 4.2 Tabel Kriteria Penilaian Silabus
PERINGKAT NILAI
Amat Baik AB 90AB100
BaikB 80B≤90
Cukup C 70C≤80
Kurang K ≤70
Sumber: Kemendikbud 2014 Tabel 4.2 merupakan tabel hasil penilaian silabus terhadap kegiatan. Hasil
penilaian silabus menunjukan nilai 95. Nilai 95 menurut kriteria penilaian silabus pada tabel 4.6 termasuk dalam kriteria “baik”. Sedangkan penilaian kuesioner
untuk RPPH menghasilkan data kuantitatif yang ditunjukkan pada tabel tabel 4.3.
Tabel 4.3. Hasil pengumpulan data kuesioner penilaian RPPH
NO. Aspek
SDN SB
SDN J
SDN N SD K
G SD
KJB
Rata
2
A Identitas Mata Pelajaran
3 2
4 3
3 3
B Perumusan Indikator
9 7
2 9
12 7.8
C Kesesuaian rumusan dengan aspek keterampilan
3 4
3 2
4 3.2
D Pemilihan Materi Ajar
5 6
3 5
6 5
E Pemilihan Sumber Belajar
5 7
6 5
8 6.2
F Pemilihan Media Belajar
4 5
7 9
9 6.8
G Metode Pembelajaran
3 3
5 6
5 4.6
H Skenario Pembelajaran
9 7
9 10
11 9.2
I Rancangan Penilaian Autentik
5 7
5 6
4 5.4
Jumlah 46
48 44
55 62
51 Nilai
51.1 53.3
48.8 61.1
68.8 56.6
Peringkat K
K K
K K
K
Tabel 4.4 Tabel Kriteria Penilaian RPPH
PERINGKAT NILAI
Amat Baik AB 90AB100
BaikB 80B≤90
Cukup C 70C≤80
Kurang K ≤70
Sumber: Kemendikbud 2014 Tabel 4.4 merupakan hasil perhitungan kuesioner RPPH yang bertujuan
untuk menilai kualitas perangkat pembelajaran RPP yang dibuat oleh guru. Hasil penilaian RPPH menunjukan pada nilai 56.6. Menurut kriteria penilaian yang
terdapat pada tabel 4.8, nilai 56.6 termasuk dalam kriteria “kurang”. Peneliti juga melakukan wawancara kepada guru kelas dan siswa. Hasil
wawancara menghasilkan informasi tentang pelaksanaan kurikulum 2013 di 5 Sekolah Dasar Yogyakarta. Hasil wawancara
oleh guru dan siswa akan ditunjukkan oleh tabel 4.5.
Tabel 4.5. Hasil Wawancara guru
Nama SD
Pertanyaan berkaitan dengan implementasi kurikulum 2013 Pemahaman
pelaksanaan Kesulitan
pendekatan penilaian
Rpp yang baik
SDN N “yang saya tahu
gitu ya, ya kalau kurikulum
ini perbandinganny
a dulu ya. Kalau memakai
kurikulum KTSP itu per
bidang studi, tetapi kalau
kurikulum 2013 inikan sudah
diimplementasik an, jadi tidak
ada apa namanya
bidang studi sudah di
tematik. “La kurikulum
sekarang hari ini belajar
membilang belum selesai besok udah
ganti penjumlahan.
Tapi ya diusahakan lah”
“Ya cara itu pembuatan rpp,
belum begitu mahir masih
tanya sana sini ”
“Ya menggunakan
tematik, tapi kan belum tahu
betul benar apa salah”
“penilaian, betul sampai
sekarang saya masih
bingung. soalnya kalau
itu diterapkan betul itu kan
memalui beberapa
tahapan beberapa
proses begitu”
“kalau setahu saya ya yang
seperti saat penataran di
kaliurang sama dari LPMP di
kalasan itu. Karena jujur saya
juga masih tanya sana sini juga.
Saya kalau buat RPP itu pokoknya
seperti di buku guru itu
pegangannya
”
SD KG “bagus untuk
siswa, tapi berat di
administrasi gurunya”
“sulit dalam membuat
indikator dan tujuan
pembelajarannya dan
penilaiannya” “RPP mbak,
jelas itu saya belum bisa
membuat. Bingung juga
bikinnya pie. “saintifik dan
tematik mbak, tapi
pelaksanaannya dikelas ki ya
saya gak tau kui bener po salah’
“rubrik penilaiannya
itu belum bisa saya
buat,susah mbak”
“pembelajaran di kelas akan efektif
jika didukung dengan rpp Yang
baik.kegiatanberm ain, mendongng,
bernyanyiharus ada di rpp
SDN J “kurikulum
yang dicanangkan
atau dilaunchingkan
pada tahun 2013 itu maka
disebut kurikulum
2013” “sudah di kelas
saya” “masih sering
keliru sama RPP
KTSP,kurikulu m baru masih
gratul-gratul buat RPPnya”
“ya tematik, saya tau
bagaimana pelajaran
tematik” Saya
mengacu pada buku
panduan itu saja
“RPP yangs esuai sama situasi
dan kondisi di lapangan”
SD K BJB
“Kurikulum 2013 itu.... lebih
rinci, mungkin rincinya karena
memuat itu kan,,, apa itu
namanya..? sikap apa
namanya? Itu lho saintifik”
inikan sudah taun kedua
melaksanakan kurikulum 2013
sejak tahun ajaran 2013 sendiri, ya
namanya baru mencoba
menggunakan kurikulum 2013,
ya harus banyak “wah itu sangat
sulit administrasinya
, penilainnya itu diambil dari
kurikulum 2013 ki akeh banget”
mengikuti pada buku panduan
dari pemerintah.
Kegiatan- kegiatan yang
harus dilakukan oleh siswa sama
dengan petunjuk buku.
“masih sulit buat rubtk
dan kriterianya,
ribet” “la itu yang detail
lengkap kaya permintaan
kemendikbud”
Nama SD
Pertanyaan berkaitan dengan implementasi kurikulum 2013 Pemahaman
pelaksanaan Kesulitan
pendekatan penilaian
Rpp yang baik
yang dipersiapkan.”
SDN SB
”Kurikulum 2013 itu
pendekatannya saintific, jadi
anak-anak itu diajak untuk
memecahkan masalah,
pokoknya diajak untuk aktif
Saya dalam mempersiapkan
perangkat pembelajaran
seperti silabus itu ya melihat dari
yang diberikan pemerintah mas.
Tapi untuk RPP saya belum
pernah membuatnya.
Sekarang kan
menggunakan kurikulum 2013
ya, dan itu masih terbilang
baru. Formatnya RPP
saja saya belum punya, kemarin
saya melihat format dari
internet tapi saya bingung”.
menggunakan pendekatan
saintifik dengan mengaktifkan
siswa itu dan mencari solusi
sendiri dari masalah yang
ditemukannya. “ah saya
masih bingung itu,
saya aja Cuma bikin
nilai di kertas per pekerjaan
siswa” “RPP yang baik
itu ya yang sesuai dengan ketentuan
yang berlaku saat ini mas. Sekarang
kan menggunakan kurikulum 2013
jadi RPP yang dibuat ya sesuai
dengan ketentuan yang ada pada
kurikulum 2013”.
Tema Sen-
tral Tematik
Sudah diterapkan Kurang persiapan
Masih sulit Administrasi
sulit Saintifik
Tematik terpadu Belum paham
Sulit Rubrik
Mengacu buku guru
Sesuai kebutuhan siswa
Sesuai ketentuan
pemerintah
Hasil wawancara di 5 SD Yogyakarta, menunjukkan bahwa ada beberapa kesulitan yang dialami guru dalam melaksanakan kurikulum 2013, antara lain
kesulitan menyususn RPPH, penilaian, dan pendekatannya. Namun masalah yang paling krusial terletak pada penyusunan RPPH. Penyusunan RPPH didalmnya
memuat sutau kegiatan pembelajaran yang harus didasrkan pada kebutuhan siswa. Wawancara dengan siswa ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui
kebutuhan siswa. Hasil wawancara kepada siswa ditunjukkan pada tabel 4.6.
Tabel 4.6 Hasil Wawancara siswa
Nama SD
Pertanyaan berkaitan dengan implementasi kurikulum 2013 Suasana
belajar Cara guru
mengajar Media yang
digunakan guru Kegiaatan yang
diinginkan
SD NP “Senang”
“nggak pernah marahin, sabar,
udah” “nggak ada”
Jalan – jalan aja mbak
SD KG “senang”
sering jewer menggeleng”
Capek e mbak, klo belajar
terus SD JK
“seneng, temennya baik
baik” Ngerjain LKS mas
Nggak tau Main aja mas,
nggak cuma di kelas terus
SD KB “Senang miss
banyak temen” Memberi tugas,
seperti mewarnai, menggambar,
menempel, bermain “puzzle”.
“ bu guru suka pakai gambar,
dan pernah diberi koin untuk
belajar” Pake gambar
aja, nempel – nempel sama
main “puzzle”
SD SB “menyenangkan
mas” “baik dan sabar”
“Nggak tau, media itu apa
mas?” Nggak Cuma
ngerjain tugas terus, bosen
Tema Sentral
Menyenangkan karena banyak
teman Penugasan
Belum pernah menggunakan
media pembelajaran
Pembelajaran yang variatif
bermain, menempel, dll
Hasil wawancara siswa menunjukkan bahwa siswa senang dengan kegiatan belajar
bersama guru.
Siswa juga
menginginkan kegiatan
yang mengakomodasikan permainan. Peneliti juga melakukan observasi
untuk menilaian kegiatan pembelajaran guru di kelas. Observasi guru bertujuan untuk
mengetahui kemampuan guru dalam melaksana kegiatan pembelajaran di kelas. Hasil observasi cara mengajar guru dapat dilihat pada tabel 4.7.
Tabel 4.7 Hasil Observasi
NO. Aspek
SDN SB
SDN J
SDN N
SD K G
SD KJB
Rata
2
1 Apersepsi dan Motivasi
3 3
4 3
3 3,4
2 Penyampaian Kompetensi dan Rencana
kegiatan 1
1 2
2 2
1,6 3
Penguasaan Materi 2
4 3
4 3
3,6 4
Penerapan Strategi Pembelajaran yang mendidik
3 4
4 4
4 4,2
5 Penerapan Pendekatan Saintifik
4 5
5 4
5 4,8
6 Penerapan Proses Pembelajaran Tematik
Terpadu 3
4 4
4 4
3,8 7
Pemanfaatan Sumber Belajar Media dalam pembelajaran
1 3
4 3
3 3,2
8 Pelibatan peserta Didik dalam
Pembelajaran 3
4 4
4 3
3,8 9
Penggunaan Bahasa yang Benar dan tepat dalam Pembelajaran
1 2
1 1
2 1,6
10 Penutup Pembelajaran
2 3
2 2
3 2,6
Jumlah
34 33
33 31
32
32,6 Nilai
77,28 75
75 70,50
72,73 74,10
Peringkat
C C
C C
C C
Tabel 4.8 Tabel Kriteria Penilaian
PERINGKAT NILAI
Amat Baik AB 90AB100
BaikB 80B≤90
Cukup C 70C≤80
Kurang K ≤70
Sumber: Kemendikbud 2014 Tabel 4.7 merupakan tabel hasil observasi terhadap kegiatan pembelajaran
guru di kelas. Hasil observasi menunjukan nilai 74.10. Menurut kriteria penilaian pada tabel 4.7, nilai 74.10 termasuk dalam kriteria “cukup”.
Observasi yang dilakukan pada 5 SD yang ada di sekitar kota Yogyakarta. Mendapatkan hasil berupa data kuantitatif yang ditunjukkan pada tabel 4.9
Tabel 4.9 Nilai Hasil Observasi 5 SD di Yogyakarta
Aspek yang diamati Item Ke
Sekolah SDN N
SDK G SDN J
SD KJB
SDN SB
Kegiatan Pendahuluan
Apersepsi dan Motivasi 1
1 1
1 2
1 1
1 1
3 1
1 1
1 4
1 1
1 1
5 1
Penyampaian Kompetensi dan Rencana Kegiatan
1 1
1 1
1 2
1 1
1 1
Kegiatan Inti Penguasaan Materi
1 1
1 1
1 2
1 1
1 1
1 3
1 1
1 1
4 1
1 1
1 1
Penerapan Strategi Pembelajaran yang
mendidik 1
1 1
1 1
2 1
1 3
1 1
1 1
4 1
1 1
1 1
5 1
1 1
1 6
1 1
1
Penerapan Pendekatan Saintifik
1 1
1 1
1 1
2 1
1 1
1 1
3 1
1 1
1 4
1 1
1 1
1 5
1 1
1 1
6 1
Penerapan Proses Pembelajaran Tematik
Terpadu 1
1 1
1 1
1 2
1 1
1 1
1 3
1 1
1 1
1 4
1 1
1 1
Pemanfaatan Sumber Belajar Media dalam
Pembelajaran 1
1 1
1 1
1 2
1 1
1 1
3 1
Aspek yang diamati Item Ke
Sekolah SDN N
SDK G SDN J
SD KJB
SDN SB
4 1
1 1
5 1
1 1
Pelibatan Peserta Didik dalam Pembelajaran
1 1
1 1
1 2
1 1
1 1
1 3
1 1
1 4
1 1
1 5
1 1
1 Penggunaan Bahasa yang
Benar dan tepat dalam Pembelajaran
1 1
1 2
1 1
1 1
1 Kegiatan Penutup
Penutup Pembelajaran 1
1 1
1 2
1 1
1 1
3 1
1 1
4 1
1 Jumlah
33 31
33 32
31 Nilai
75,00 70,45
75,00 72,73
70,45 Peringkat
Cukup Cukup
Cukup Cukup
Cukup
Tabel 4.9 hasil penilaian terhadap pembelajaran guru di kelas dari lima SD di Yogyakarta menunjukkan semuanya memenuhi criteria “cukup”. Hasil
tersebut menunjukkan bahwa pembelajaran yang dilakukan oleh guru perlu ditingkatkan pada beberapa bagian misalnya dalam menghasilkan pesan yang
menarik terkait dengan media dan menumbuhkan partisipasi aktif siswa yang dapat dilakukan dengan mengakomodasikan permainan anak didalamnya.
Akumulasi hasil penilaian RPP, silabus, dan observasi praktik mengajar guru menghasilkan data kuantitatif yang ditunjukkan pada tabel 4.10.
Tabel 4.10 Hasil pengumpulan data kuesioner penilaian silabus RPPH dan obsevasi
Nama SD Kuesioner
observasi RPPH
Silabus
SDN N 69,0
85 75,0
SDK G 72,2
90 70,4
SDN J 62,2
95 75,0
SD KJB 77,7
90 72,7
SDN SB 0,00
96 70,4
Rerata 56,22
91,2 72,7
Kualitas Kurang
Amat Baik Cukup
Tabel 4.10 menunjukkan bahwa silabus yang digunakan guru sudah “amat baik”, pembelajaran yang dilakukan sudah “cukup”
namun RPPH tergolong
masih “kurang”. Kategori penggolongan kualitas tersebut sesuai dengan tabel 4.11.
Tabel 4.11 Tabel Kriteria Peringkat Kualitas RPPH
Peringkat Nilai
Amat Baik AB 90AB≤100
Baik B 80B≤90
Cukup C 70C≤80
Kurang K ≤70
Sumber: Kemendikbud 2014 Peneliti melihat bahwa dokumentasi yang dilakukan terhadap RPPH
menunjukkan bahwa terdapat masalah terkait implementasi kurikulum 2013 di beberapa SD di kota Yogyakarta. Peneliti juga melihat bahwa RPPH belum sesuai
dengan ketentuan kurikulum 2013. Ketidaksesuaian tersebut terlihat pada tujuan pembelajaran yang belum memuat A, B, C, D Audience, Behaviour, Condition,
Degree , model pembelajaran belum terlihat dalam kegiatan pembelajaran,
metode belum sesuai dengan kegiatan pembelajaran, penulisan sumber belum sesuai EYD, kegiatan pembelajaran tidak mengembangkan materi pembelajaran
dengan pendekatan saintifik atau 5M mencoba, menalar, mengomunikasikan, menanya, dan mengamati, penilaian belum sesuai indikator, dan perangkat
penilaian soal, kunci jawaban dan rubrik penilaian belum lengkap. Berdasarkan penilaian dokumentasi, dapat diketahui bahwa guru belum memahami komponen
RPPH sesuai kurikulum 2013. Hasil
wawancara, observasi
dan dokumentasi
menunjukkan bahwa
kurikulum 2013 belum terlaksana secara optimal, baik perencanaan maupun penerapannya. Terlihat dari kurangnya pengetahuan guru tentang penyusunan
RPPH, guru kesulitan melakukan penilaian dalam kegiatan pembelajaran, terbatasnya kemampuan guru dalam menyampaikan pendekatan saintifik dalam
kegiatan pembelajaran. Peneliti menyimpulkan bahwa hal yang paling krusial dalam penerapan kurikulum adalah penyusunan RPPH. Penyusunan RPPH
hendaknya disesuaikan dengan kebutuhan siswa. Hasil wawancara dengan siswa menunjukkan
bahwa kegitan
pembelajaran yang
di inginkan
adalah mengakomodasikan permainan. Pertanyaan juga disetujui oleh guru yang
mengungkapkan bahwa permainan baik jika diterapkan untuk anak. oleh karena itu, produk yang dihasilkan oleh penelitian ini adalah RPPH berbasis permainan
anak.