Sejarah Perkembangan Kurikulum Kajian Teori
PJOK dan Agama. Silabus sudah dibuat oleh Pemerintah, sehingga guru tinggal mengembangkan dari yang sudah ada sebagai acuan pembuatan RPP.
Keempat, Rencana Pelajaran 1964 merupakan penyempurnaan dari
kurikulum Rencana Pelajaran Terurai 1952, dalam kurikulum ini terdapat pembagian kelompok cipta, rasa, karsa, dan krida Suparlan, 2011. Produk yang
peneliti kembangkan juga mengacu pada kurikulum ini yaitu pada pembagian kelompok tersebut, bedanya kelompok tersebut dimasukkan dalam kompetensi
untuk mengukur tingkat kemampuan siswa. Kompetensi yang dipakai oleh peneliti adalah Kompetensi Inti berupa spiritual, sosial, pengetahuan, dan
keterampilan. Kelima
, Kurikulum 1968. Kurikulum ini, untuk pertama kali istilah “Kurikulum”
digunakan di Indonesia Suparlan, 2011. Adanya kurikulum 1968 bertujuan
untuk menciptakan
masyarakat sosialis
Indonesia diberangus,
pendidikan pada masa ini lebih ditekankan untuk membentuk manusia Pancasila sejati. Kurikulum 1968 bersifat correlate subject curriculum, yang artinya materi
tingkat bawah mempunyai korelasi dengan kurikulum sekolah lanjutan. Bidang studi pada kurikulum ini dikelompokkan pada 3 kelompok besar yaitu pembinaan
Pancasila, pengetahuan dasar, dan kecakapan khusus. Materi pelajarannya hanya teoritis tidak mengkaitkan hal-hal faktual di lingkungan. Trianto, 2009. Produk
yang peneliti kembangkan lebih menekankan pada hal-hal faktual di lingkungan atau kebiasaan pada kehidupan sehari- hari, beda halnya pada kurikulum ini yang
lebih menekankan pembelajaran secara teori. Kesimpulannya bahwa pada kurikulum 1968 guru terlihat lebih aktif dari siswa.
Keenam , Kurikulum 1975. Kurikulum ini lahir sebagai tuntutan ketetapan
MPR Nomor IV MPR 1973 tentang GBHN 1973, dengan tujuan pendidikan “membentuk manusia Indonesia untuk pembangunan nasional di berbagai
bidang”. Kurikulum ini juga dikenal dengan format yang rinci Suparlan, 2011:90. Kurikulum 1975 terdiri dari 7 unsur pokok yaitu dasar, tujuan, dan
prisip; struktur program kurikulum; GBPP Garis Besar Pokok Pembelajaran; sistem penyajian; sistem penilaian; sistem bimbingan dan penyuluhan; serta
pedoman supervisi dan administrasi. Metode, materi, dan tujuan pelajarannya tertuang secara gamblang dalam Prosedur Pengembangan Sistem Instruksional
PPSI, yang kemudian lahir rencana pelajaran setiap satuan bahasan Trianto, 2009. Produk penelitian yang akan dikembangkan adalah berupa Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran Harian RPH. Rencana pelajaran pertama kali dilakukan pada kurikulum 1975. Bedanya dengan produk penelitian yang
dikembangkan, pada kurikulum 1975 rencana pelaksanaan disusun pada setiap muatan pembelajaran sedangkan pada produk cukup satu RPPH yang
yang digunakan untuk semua muatan pembelajaran terkecuali Agama.
Ketujuh , Kurikulum 1984 merupakan penyempurnaan dari kurikulum
1975. Kurikulum ini berlaku berdasarkan Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomer 0461 U 1983 tanggal 22 Oktober 1983 tentang Perbaikan
Kurikulum. Kurikulum 1984 memiliki 4 aspek yang disempurnakan, yaitu: 1 pelaksanaan PSPB, 2 penyesuaian tujuan dan struktur program kurikulum, 3
pemilihan kemampuan dasar serta keterpaduan dan keserasian antara ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik, 4 pelaksanaan pelajaran berdasarkan
keruntutan belajar yang disesuaikan dengan kecepatan belajar masing-masing siswa Suparlan, 2011:90. Posisi siswa pada kurikulum ini sebagai subyek belajar
dan mulai menerapkan sistem Cara Belajar Siswa Aktif CBSA yaitu mengamati, mengelompokkan, mendiskusikan, hingga melaporkan Trianto, 2009. Aspek
yang digunakan oleh peneliti hampir sama dengan aspek kurikulum 1984. Peneliti juga memperhatikan pada ranah kognitif, afektif, dan psikomotor, hanya saja pada
ranah afektif dikembangkan menjadi 2 yaitu aspek spiritual dan sosial. Cara belajar siswa pada produk penelti hampir sama dengan kurikulum ini pada aspek
empat, hanya saja produk peneliti menggunakan metode ilmiah yaitu berupa mengamati,
menanya, mengumpulkan
informasi, mengasosiasikan,
dan mengkomunikasikan. Secara umum hampir sama kurikulum 1984 dengan produk
penelti, hanya saja ada sedikit pengembangan. Kedelapan
, Kurikulum 1994. Pendidikan dasar pada kurikulum ini dipatok menjadi 9 tahun SD dan SMP. Berdasarkan struktur kurikulum, kurikulum 1994
berusaha menyatukan kurikulum 1975 dengan pendekatan tujuan dan kurikulum 1984 dengan tujuan pendekatan proses. Zahara Idris dan Lisma Jamal berpendapat
bahwa kurikulum ini memberlakukan muatan lokal serta penyempurnaan tiga kemampuan dasar, membaca, menulis, dan menghitung yang fungsional Trianto,
2009. Produk peneliti tidak lagi menggunakan pembelajaran muatan lokal, tetapi muatan nasional. Tiga kemampuan dasar membaca, menulis, menghitung sudah
tertuang dalam setiap muatan pembelajaran namun ditekankan pada beberapa muatan pembelajaran agar dapat memahami konsep lebih mendalam. Pendekatan
yang digunakan peneliti lebih menekankan pada pendekatan scientifik dan tematik
integratif atau pendekatan berbasis tema. Pendekatan ini siswa aktif, dan guru hanya sebagai fasilitator.
Kesembilan , Kurikulum 2004. Kurikulum ini belum diterapkan di seluruh
sekolah di Indonesia. Kurikulum 2004 biasanya dipanggil menjadi kurikulum “Kurikulum Berbasis Kompetensi”
KBK, sehingga pada kurikulum sudah berbasis kompetensi. Kompetensi merupakan perpaduan dari pengetahuan,
keterampilan, nilai, dan sikap dalam kebiasaan ketika berpikir dan bersikap Trianto, 2009. Kurikulum KBK memiliki empat komponen yaitu Kurikulum dan
Hasil Belajar KHB, Penilaian Berbasis Kelas PBK, Kegiatan Belajar Mengajar KBM, dan Pengelolaan Kurikulum Berbasis Sekolah PKBS Trianto, 2009.
Produk yang dikembangkan juga menggunakan berbasis kompetensi, hampir sama dengan kurikulum ini. Perbedaannya kompetensi yang digunakan adalah
terpadu, yaitu kegiatan pembelajaran menggunakan beberapa kompetensi dari beberapa muatan pembelajaran yang dipadukan. Pendekatan yang peneliti
gunakan adalah pendekatan saintifik atau metode ilmiah, pendekatan tematik integrative atau berbasis tema, sedangkan penialaian yang digunakan adalah
penilaian auntentik atau penilaian aspek yang dikembangkan. Kesepuluh
, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan KTSP. Kurikulum 2006 adalah penyempurnaan dari KBK yang telah diuji coba kelayakannya secara
publik, melalui beberapa sekolah yang menjadi sasaran proyek.. Kurikulum ini biasa dikenal dengan nama Kurikulum KTSP, yang mana tujuan pada pendidikan
dasar meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lanjut Trianto,
2009. Standar kompetensi dan kompetensi dasar digunakan sebagai acuan
dalam penyusunan kurikulum ini yang dikembangkan oleh BSNP Badan Standar Nasional Pendidikan Sanjaya, 2010. Komponen produk yang peneliti
kembangkan hampir sama dengan kurikulum ini hanya saja ada sedikit perubahan, yaitu
produk menggunakan
pembelajaran terpadu
untuk semua
mata pelajarannya.
Paparan diatas menunjukkan bahwa perubahan kurikulum dari tahun ke tahun dapat menjadi tolak ukur kekurangan dari kurikulum sebelumnya.
Perkembangan kurikulum diperlukan untuk menjawab tantangan masa depan yang dihadapi bangsa yaitu terkait arus globalisasi, kemajuan ilmu pengetahuan dan
teknologi, perkembangan budaya, dan perkembagan pendidikan di tingkat internasional. Adanya penyempurnaan dari kurikulum sebelumnya dimaksudkan
agar terwujudnya tujuan pendidikan nasional yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa.