Prestasi Belajar Kurikulum Kajian Teori
kesenian, dan pendidikan jasmani Trianto, 2009. Produk yang peneliti kembangkan hampir sama muatannya dengan kurikulum 1947, bedanya produk
ini lebih menekankan pada kebiasaan atu kejadian sehari-hari. Kesenian dan pendidikan jasmani hanyan sebaai tambahan pembelajaran. Produk yang
dikembangkan juga mengutamakan pendidikan watak atau sekarang disebut dengan pendidikan karakter.
Kedua , Rencana Pelajaran 1950. Kurikulum ini lahir karena adanya UU
Nomor 4 Tahun 1950 tentang Dasar- Dasar Pendidikan dan Pengajaran di sekolah. Kurikulum ini masih relative sama dengan Rencana Pelajaran 1947. Kurikulum
ini termasuk kurikulum dengan mata pelajaran yang terpisah-pisah separated curriculum
Suparlan, 2011. Berbeda dari kurikulum ini, produk yang peneliti kembangkan menggunakan pembelajaran terpadu atau mata pelajaran yang tidak
terpisah- pisah. Kegiatan pembelajaran dilakukan secara bersama- sama terpadu dalam satu tema yang didalmnya berisi beberapa subtema dan didalam satu
subtema berisi enam muatan pembelajaran yang dipadukan. Agama tidak termasuk dalam muatan pembelajaran yang dipadukan.
Ketiga , kurikulum 1952 merupakan rencana pelajaran lebih rinci lagi pada
setiap pelajarannya, yang dikenal dengan istilah “Rencana Pelajaran Terurai 1952”
. Rencana Pelajaran 1958 merupakan penyempurnaan dari Rencana Pelajaran 1950. Kurikulum ini di setiap mata pelajaran diajarkan oleh satu orang
guru dan silabus untuk mata pelajarannya sangat jelas sekali Trianto, 2009. Produk yang peneliti kembangkan juga akan memakai satu guru kelas, bedanya
guru harus menguasai seluruh muatan pembelajaran kecuali Pendidikan Jasmani
PJOK dan Agama. Silabus sudah dibuat oleh Pemerintah, sehingga guru tinggal mengembangkan dari yang sudah ada sebagai acuan pembuatan RPP.
Keempat, Rencana Pelajaran 1964 merupakan penyempurnaan dari
kurikulum Rencana Pelajaran Terurai 1952, dalam kurikulum ini terdapat pembagian kelompok cipta, rasa, karsa, dan krida Suparlan, 2011. Produk yang
peneliti kembangkan juga mengacu pada kurikulum ini yaitu pada pembagian kelompok tersebut, bedanya kelompok tersebut dimasukkan dalam kompetensi
untuk mengukur tingkat kemampuan siswa. Kompetensi yang dipakai oleh peneliti adalah Kompetensi Inti berupa spiritual, sosial, pengetahuan, dan
keterampilan. Kelima
, Kurikulum 1968. Kurikulum ini, untuk pertama kali istilah “Kurikulum”
digunakan di Indonesia Suparlan, 2011. Adanya kurikulum 1968 bertujuan
untuk menciptakan
masyarakat sosialis
Indonesia diberangus,
pendidikan pada masa ini lebih ditekankan untuk membentuk manusia Pancasila sejati. Kurikulum 1968 bersifat correlate subject curriculum, yang artinya materi
tingkat bawah mempunyai korelasi dengan kurikulum sekolah lanjutan. Bidang studi pada kurikulum ini dikelompokkan pada 3 kelompok besar yaitu pembinaan
Pancasila, pengetahuan dasar, dan kecakapan khusus. Materi pelajarannya hanya teoritis tidak mengkaitkan hal-hal faktual di lingkungan. Trianto, 2009. Produk
yang peneliti kembangkan lebih menekankan pada hal-hal faktual di lingkungan atau kebiasaan pada kehidupan sehari- hari, beda halnya pada kurikulum ini yang
lebih menekankan pembelajaran secara teori. Kesimpulannya bahwa pada kurikulum 1968 guru terlihat lebih aktif dari siswa.