Permasalahan Pembangunan Nasional Tahun

8 Membuka Cakrawala Ekonomi untuk Kelas XI 1 terwujudnya kehidupan masyarakat, bangsa, dan negara yang aman, bersatu, rukun dan damai; 2 terwujudnya masyarakat, bangsa, dan negara yang menjunjung tinggi hukum, kesetaraan, dan hak asasi manusia; 3 terwujudnya perekonomian yang mampu menyediakan kesempatan kerja dan penghidupan yang layak serta mem-berikan pondasi yang kokoh bagi pembangunan yang ber-kelanjutan.

b. Misi Pembangunan Nasional

Selanjutnya, berdasarkan visi pembangunan nasional tersebut ditetapkan 3 tiga Misi Pembangunan Nasional tahun 2004–2009, yaitu: 1 mewujudkan Indonesia yang aman dan damai; 2 mewujudkan Indonesia yang adil dan demokratis; 3 mewujudkan Indonesia yang sejahtera.

c. Strategi Pokok Pembangunan

Di dalam mewujudkan visi dan menjalankan misi pembangunan nasioal tersebut, ditempuh dua Strategi Pokok Pem bangunan, yaitu sebagai berikut. 1 Strategi Penataan Kembali Indonesia Diarahkan untuk menyelamatkan sistem ketatanegaraan Republik Indonesia berdasarkan semangat, jiwa, nilai, dan konsensus dasar yang melandasi berdirinya Negara Kebangsaan Republik Indonesia yang meliputi Pancasila; Undang-Undang Dasar 1945 terutama Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945; tetap tegaknya Negara Kesatuan Republik Indonesia; dan tetap berkembangnya pluralisme dan keberagaman dengan prinsip Bhinneka Tunggal Ika. 2 Strategi Pembangunan Indonesia Diarahkan untuk membangun Indonesia di segala bidang yang merupakan perwujudan dari amanat yang tertera jelas dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945, terutama dalam pemenuhan hak dasar rakyat dan penciptaan landasan pembangunan yang kokoh.

d. Agenda Pembangunan Nasional

Berdasarkan visi, misi, dan strategi pembangunan tersebut, disusun tiga Agenda Pembangunan Nasional tahun 2004–2009, yaitu: 1 menciptakan Indonesia yang aman dan damai; 2 mewujudkan Indonesia yang adil dan demokratis; 3 meningkatkan kesejahteraan rakyat Indonesia. Ketiga agenda pokok pembangunan tahun 2004–2009 tersebut selanjutnya akan diterjemahkan ke dalam program-program pembangunan yang hendak dicapai dalam lima tahun mendatang.

2. Permasalahan Pembangunan Nasional Tahun

2004–2009 Permasalahan pembangunan yang dihadapi negara-negara berkembang pada umumnya memiliki ciri standar hidup yang rendah, tingkat pertumbuhan penduduk dan ketergantungan yang tinggi, tingkat pengangguran, ketergantungan terhadap produksi pertanian dan ekspor barang-barang primer, pasar yang tidak sempurna, dan kerapuhan dalam hubungan internasional. Namun, permasalahan dan tantangan pembangunan yang dihadapi bangsa Indonesia dalam RPJMN adalah sebagai berikut. Pertama , masih rendahnya pertumbuhan ekonomi sehingga menurunnya tingkat kesejahteraan rakyat dan munculnya berbagai masalah sosial yang mendasar, seperti pengangguran dan kemiskinan. Negara-negara di Asia, termasuk Indonesia mencatat laju pertumbuhan ekonomi menakjubkan pada awal tahun 90-an. Tidak heran jika para ekonom mencatatnya sebagai Dekade Kebangkitan Asia. Bank Dunia menyebutkan kondisi ini sebagai keajaiban Asia Timur East Asian Miracle. Indonesia telah memasuki tahap pembangunan yang oleh Rostow, disebut sebagai tahap tinggal landas menuju pertumbuhan berkelanjutan Take off into Sustain. Namun apa daya, krisis ekonomi 1997 telah memporakporandakan pembangunan selama tiga dekade dan menempatkan Indonesia pada posisi di mana pembangunan baru dimulai. Sumber : Majalah Indikator, Juli 1999 Ekonomika Di unduh dari : Bukupaket.com Ketenagakerjaan dan Dampaknya terhadap Pembangunan Ekonomi 9 Kedua , kualitas SDM Indonesia masih rendah. Pembangunan pendidikan belum mampu memenuhi hak-hak dasar warga negara, terutama disebabkan oleh kurang dan belum meratanya pendidik, baik secara kuantitas maupun kualitas serta kesejahteraan pendidik juga masih rendah, fasilitas belajar juga belum tersedia secara memadai, dan masih banyak peserta didik yang tidak memiliki buku pelajaran. Ketiga , kualitas manusia dipengaruhi juga oleh kemampuan dalam mengelola sumber daya alam dan lingkungan hidup. Permasalahan pokok yang dihadapi dalam pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup adalah tidak menyatunya kegiatan perlindungan fungsi lingkungan hidup dengan kegiatan pemanfaatan sumber daya alam sehingga sering melahirkan konflik kepentingan antara ekonomi sumber daya alam pertambangan, kehutanan dengan lingkungan. Kebijakan ekonomi selama ini cenderung lebih berpihak terhadap kegiatan eksploitasi sumber daya alam sehingga mengakibatkan lemahnya kelembagaan pengelolaan dan penegakan hukum. Keempat , kesenjangan pembangunan antardaerah masih lebar, seperti antara Jawa, luar Jawa, antara Kawasan Barat Indonesia KBI, Kawasan Timur Indonesia KTI, serta antara kota dan desa. Ketimpangan telah berakibat langsung pada munculnya semangat kedaerahan, pada titik yang paling ekstrem, muncul dalam bentuk upaya-upaya separatis. Selain itu, adanya kesenjangan antara desa dan kota disebabkan oleh investasi ekonomi infrastruktur dan kelembagaan yang cenderung terkonsentrasi di daerah perkotaan. Akibatnya, kota mengalami pertumbuhan yang lebih cepat, sedangkan wilayah perdesaan relatif tertinggal. Kelima , perbaikan kesejahteraan rakyat sangat ditentukan oleh dukungan infrastruktur dalam pembangunan. Pembangunan infrastruktur dihadapkan pada terbatasnya kemampuan pemerintah untuk menyediakan. Pada sebagian infrastruktur, pemerintah masih bertanggung jawab terhadap pembangunan dan pemeliharaannya, misalnya pembangunan jalan dan jalan kereta api, jaringan irigasi, air bersih dan fasilitas sanitasi di perdesaan, pelabuhan dan bandar udara pada daerah-daerah yang belum maju, serta listrik perdesaan. Keenam , belum tuntasnya penanganan secara menyeluruh terhadap aksi separatisme di Papua bagi terjaminnya integritas Negara Kesatuan Republik Indonesia dan masih adanya potensi konflik horizontal di berbagai wilayah Indonesia seperti Maluku, Poso, dan Mamasa. Sementara itu, peran pemerintah sebagai fasilitator dan mediator dalam penyelesaian konflik belum berjalan secara efektif serta rekonsiliasi nasional yang belum berjalan dengan baik. Ketujuh , masih tingginya kejahatan konvensional dan trans- nasional. Meskipun terkendali, variasi kejahatan konvensional cenderung meningkat dengan kekerasan yang meresahkan masyarakat. Selanjutnya, kejahatan transnasional seperti penye lundupan, narkotika, pencucian uang dan sebagainya terus meningkat. Sementara itu, efektivitas pendeteksian dini dan upaya preventif, pengamanan sasaran vital, pengungkapan kasus, pengenalan faktor-faktor pemicu terorisme, dan perlindungan masyarakat umum dari terorisme dirasakan belum memadai. Kedelapan , dengan wilayah yang sangat luas, serta kondisi sosial, ekonomi dan budaya yang beragam, dan potensi ancaman, baik dari luar maupun dalam negeri yang tidak ringan, TNI dihadapkan pada masih kurangnya kemampuan dan personel serta per masalahan yang jauh dari mencukupi. Logika Ekonomi Bagaimana pendapat Anda. Apakah peran hukum sudah dapat dikatakan berhasil terhadap adanya kegiatan eksploitasi alam besar-besaran? Sumber: Tempo, 7 September 2003 Gambar 1.4 Aksi Separatisme di Papua Penanganan terhadap aksi separatisme merupakan upaya untuk mempertahankan persatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia NKRI. Di unduh dari : Bukupaket.com 10 Membuka Cakrawala Ekonomi untuk Kelas XI Kesembilan , masih banyaknya peraturan perundang-undangan yang belum mencerminkan keadilan, kesetaraan, dari penghormatan serta perlindungan terhadap hak asasi manusia, masih besarnya tumpang tindih peraturan perundangan di tingkat pusat dan daerah yang menghambat iklim usaha yang akhirnya menghambat peningkatan kesejahteraan masyarakat. Selain itu juga, belum ditegakkannya hukum secara tegas, adil, tidak diskriminatif, dan belum memihak kepada rakyat kecil, serta belum dirasakan putusan hukum oleh masyarakat sebagai suatu putusan yang adil dan tidak memihak melalui proses yang transparan. Kesepuluh , rendahnya kualitas pelayanan umum kepada masyarakat antara lain karena tingginya penyalahgunaan ke wenangan dan penyimpangan, rendahnya kinerja sumber daya aparatur, belum memadainya sistem kelembagaan organisasi dan ketatalaksanaan manajemen pemerintahan, rendahnya kese-jahteraan PNS, serta banyaknya peraturan perundang-undangan yang sudah tidak sesuai dengan perkembangan keadaan dan tuntutan pembangunan. Kesebelas , belum menguatnya pelembagaan politik lembaga penyelenggara negara dan lembaga kemasyarakatan, masih rendahnya internalisasi nilai-nilai demokratis dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, masih belum tuntasnya persoalan- persoalan masa lalu, seperti pelanggaran HAM berat dan tindakan- tindakan kejahatan politik, adanya ancaman terhadap komitmen persatuan dan kesatuan, dan adanya kecenderung unilateralisme dalam hubungan internasional. Pelaksanaan misi tersebut akan bermuara pada terbangunnya sistem politik yang demokratis dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia, terwujudnya supremasi hukum dan pemerintahan yang bersih, pulihnya ekonomi yang bertumpu pada sistem ekonomi kerakyatan, meningkatnya kesejahteraan rakyat, kualitas kehidupan beragama, dan budaya, serta meningkatnya pembangunan daerah.

3. Tolok Ukur Pembangunan Ekonomi