Kode Numerical Kode Desimal

Siklus Akuntansi untuk Perusahaan Jasa 113 c. Faktur, yaitu bukti pendukung atas transaksi penjualan faktur penjualan dan transaksi pembelian faktur pembelian. d. Nota kredit, yaitu bukti untuk transaksi pengembalian barang yang telah dijual kepada pelanggan retur penjualan. e. Nota debet, yaitu bukti untuk transaksi pengembalian barang yang sudah dibeli retur pembelian. Gambar 5.4 Macam-Macam Bukti Transaksi Data keuangan yang ada dalam bukti transaksi digunakan sebagai sumber pencatatan transaksi keuangan ke dalam jurnal. Jika Anda membeli buku, bukti transaksi apa yang Anda peroleh? Berdasarkan transaksi atau bukti transaksi yang ada, selanjut nya dilakukan pencatatan transaksi ke dalam jurnal dengan langkah- langkah sebagai berikut. a. Identifikasi transaksi yang terdapat dalam dokumen sumber, seperti cek, faktur, kuitansi, nota debet, atau nota kredit. b. Tentukan akun yang akan digunakan dan klasifikasikan berdasarkan kelompok aktiva, kewajiban, dan modal. c. Tetapkan apakah transaksi akan menambah atau mengurangi akun serta apakah penambahan atau pengurangan tersebut diletakkan di sebelah debet atau kredit. d. Catat transaksi tersebut ke dalam jurnal disertai dengan keterangan singkat.

3. Posting Jurnal ke Buku Besar

Setelah dilakukan pencatatan transaksi ke dalam jurnal umum, se lanjut nya data yang terdapat dalam jurnal umum dipindahkan ke dalam buku besar. Buku besar ledger adalah sekelompok akun yang digunakan perusahaan. Buku besar berisi akun-akun yang ada dalam perusahaan beserta nilainya. Proses pemindahan data dari jurnal ke buku besar disebut posting. Akun-akun yang digunakan dalam proses akuntansi suatu perusahaan akan disusun berdasarkan kelompok aktiva, kewajiban, modal, pendapatan, dan beban. Selain itu, akun-akun tersebut juga diberi kode tertentu sehingga mudah diidentifikasi. Aktiva biasanya diberi kode dengan awalan 1, kewajiban dengan awalan 2, ekuitas atau modal pemilik dengan awalan 3, pendapatan dengan awalan 4, dan beban-beban dengan awalan 5. Kode akun dapat dibuat dengan menggunakan angka, huruf, atau kombinasi angka dan huruf.

a. Kode Numerical

Kode numerical dibuat dengan menggunakan angka mulai dari 0 sampai 9 secara berurutan. Berikut contoh kode akun numerical. 1 Kas 2 Piutang usaha 3 Perlengkapan kantor 4 Peralatan kantor Sumber: Dokumentasi Penerbit Di unduh dari : Bukupaket.com 114 Membuka Cakrawala Ekonomi untuk Kelas XI 5 Gedung 6 Akumulasi penyusutan gedung 7 Utang usaha 8 Utang bank 9 Modal Tuan Kuncoro 10 Pengambilan pribadi Tuan Kuncoro 11 Pendapatan jasa 12 Beban iklan 13 Beban asuransi 14 Beban perlengkapan Pengodean akun secara numerical memiliki kelemahan, yaitu pada saat terjadi penambahan akun, kodenya tidak akan berurutan dengan kode akun sejenis. Misalnya terjadi penambahan akun sewa dibayar di muka. Akun tersebut seharusnya berada dalam urutan aktiva lancar, yaitu setelah piutang usaha. Namun, karena akun yang ada sudah diberi kode sampai 14, akun tersebut berada dalam urutan 15. Dengan demikian, urutannya menjadi berada setelah beban. Jika tidak teliti pada saat menghitung jumlah aktiva, mungkin akun sewa dibayar di muka tidak ikut dihitung. Hal ini tentu akan menyebabkan kesalahan penghitungan jumlah akun.

b. Kode Desimal

Kode desimal dibuat dengan menggunakan angka. Setiap akun diberi kode lebih dari satu angka. Kode desimal dapat dibuat dengan menggunakan dua desimal, tiga desimal, atau empat desimal bergantung kebutuhan atau banyaknya akun yang digunakan. Pengodean akun secara desimal dapat dibuat dalam bentuk kode kelompok dan kode blok. 1 Kode Kelompok Pengodean akun secara kelompok diawali dengan menge- lompokkan akun menjadi beberapa kelompok. Misalnya, harta atau aktiva diberi kode kelompok 1, kewajiban diberi kode kelompok 2, modal diberi kode kelompok 3, pendapatan diberi kode kelompok 4, dan beban diberi kode kelompok 5. Jika akan dibuat kode akun dua desimal, angka kelompok tersebut ditambah satu angka lagi. Berikut contoh kode akun dua desimal untuk kelompok aktiva. Kode Akun Nama Akun 1 Aktiva 11 Kas 12 Piutang usaha 13 Perlengkapan kantor Jika jumlah akun yang digunakan banyak, pengodean dapat dikembangkan menjadi kode kelompok tiga desimal. Contoh kelompok aktiva dengan kode tiga desimal, seperti berikut. Kode Akun Nama Akun 1 Aktiva 11 Aktiva lancar 111 Kas 112 Piutang usaha 113 Perlengkapan kantor Kode 111 untuk kas berarti angka 1 pertama menunjukkan kelompok aktiva, angka 1 kedua menunjukkan golongan aktiva lancar, dan angka 1 ketiga menunjukkan nomor urut aktiva berdasarkan urutan aktiva yang paling lancar. Sumber: Dokumentasi Penerbit Gambar 5.5 Contoh Kode pada Sampul Buku Pengodean tidak hanya dibuat untuk akun perusahaan. Pengodean juga dapat dibuat untuk barang, misalnya kode yang ada dalam pembungkus makanan, minuman, atau sampul buku. Di unduh dari : Bukupaket.com Siklus Akuntansi untuk Perusahaan Jasa 115 Jika kode akun tiga desimal belum mencukupi, dapat digunakan kode angka empat desimal. Misalnya, kas diberi kode 1101, utang usaha diberi kode 2101, modal diberi kode 3101, pendapatan diberi kode 4101, dan beban usaha diberi kode 5101. 2 Kode Blok Pengodean akun blok diawali dengan mengelompokkan akun- akun yang digunakan menjadi beberapa blok. Misalnya, aktiva berada dalam kode blok 100—199, kewajiban 200—299, modal 300—399, pendapatan 400—499, dan beban 500—699. Berdasarkan kode blok tersebut, setiap kelompok akun dapat dibagi menjadi beberapa blok golongan dan nomor. Misalnya, untuk kelompok aktiva diberi kode seperti berikut. Aktiva 100—199 Aktiva lancar 100—149 Kas 101 Piutang usaha 102 Perlengkapan 103 Aktiva tetap 150—199 Peralatan kantor 151 Akumulasi penyusutan peralatan kantor 152 Gedung 153 Akumulasi penyusutan gedung 154

c. Kode Mnemonik