Kebijakan Proteksi Tarif Impor

74 Membuka Cakrawala Ekonomi untuk Kelas XI Tetapi, walaupun pemerintah telah menerbitkan sejumlah paket deregulasi sejak pertengahan 1980an, proteksi terhadap sejumlah industri di dalam negeri masih tinggi dan antiekspor bias di dalam rezim perdagangan luar negeri Indonesia masih belum hilang sepenuhnya World Bank, 1996. Namun demikian, sesuai kesepakatan pemerintah Indonesia dengan IMF untuk mempercepat reformasi ekonomi, termasuk di bidang perdagangan luar negeri, dan untuk mewujudkan konsistensi pemerintah pada kesepakatan-kesepakatan APEC, AFTA, dan WTO mengenai perdagangan bebas, proteksi dan hambatan-hambatan terhadap ekspor di Indonesia akan terus berkurang dalam proses yang lebih cepat dibandingkan pada masa sebelum krisis ekonomi.

1. Kebijakan Proteksi

Tujuan kebijakan ini adalah untuk melindungi industri di dalam negeri dari persaingan barang-barang impor. Oleh karena itu, kebijakan ini disebut juga dengan kebijakan proteksi. Kebijakan proteksi dapat diterapkan dengan berbagai macam instrumen, baik yang berbentuk tarif maupun nontarif. Proteksi-proteksi yang dilakukan dengan tidak menggunakan tarif ini disebut nontarif barriers NTB. Logika Ekonomi Perbedaan antara tarif dan kuota salah satunya, yaitu pemerintah tidak memperoleh penerimaan pajak. Deskripsikan mengapa demikian. Gambar 4.5 Penjual Beras Kebijakan impor beras yang dilakukan oleh pemerintah yang berbentuk nontarif. Sumber: Tempo, 2006

2. Tarif Impor

Tarif impor atau bea masuk merupakan salah satu instrumen penting dari kebijakan perdagangan luar negeri, baik di negara maju maupun di negara sedang berkembang. Tarif impor pada hakikatnya adalah pajak untuk komoditas impor. Tarif impor adalah pembebanan bea masuk terhadap barang-barang yang melewati suatu negara. Dengan tarif, harga barang impor menjadi lebih mahal sehingga merugikan konsumen dalam negeri. Beberapa alasan diberlakukannya tarif adalah untuk memberikan per lindungan terhadap produsen dalam negeri, memelihara dan memperluas kesempatan kerja, serta meningkatkan penerimaan pajak negara. Dalam kaitannya, ada tiga macam tarif, yaitu bea ad. valorem atau bea harga, bea specific, dan bea compound. a. Bea ad. Valorem adalah pembebanan pungutan bea masuk yang dihitung atas dasar persentase tertentu terhadap nilai barang impor persen tarif × harga barang. Misalnya, tarif bea masuk impor mobil baru CBU 300, harga mobil itu sendiri misalnya Di unduh dari : Bukupaket.com Perekonomian Terbuka 75 US10.000.000 dengan kurs rupiah Rp8.000,00 per 1US sehingga, harga mobil itu di pasar dalam negeri Rp80 milyar, maka bea masuk mobil baru = 300 × 80 milyar = 240 milyar. b. Bea Specific adalah pembebanan pungutan bea masuk yang dihitung atas dasar satuan atau ukuran fisik tertentu dari barang yang diimpor. Misalnya, bea masuk televisi Rp100.000,00 per unit, sepatu Rp10.000,00 per pasang dan seterusnya. c. Bea Compound atau disebut juga specific ad. valorem adalah kombinasi antara bea masuk ad. valorem dan bea masuk specific. Misalnya, untuk jenis barang tertentu dikenakan bea masuk hanya 5 dari harga barang tersebut ditambah dengan Rp100,00 per unit. Perbedaan antara tarif bea masuk a dan b adalah bea ad. valorem sifatnya proporsional. Artinya jumlah bea masuk yang dibayar akan meningkat secara proporsional dengan peningkatan nilai barang. Adapun bea masuk specific bersifat represif artinya jumlah bea masuk yang dibayar relatif semakin kecil, jika barang yang diimpor semakin besar jumlahnya.

3. Kuota