Perekonomian Terbuka
75
US10.000.000 dengan kurs rupiah Rp8.000,00 per 1US sehingga, harga mobil itu di pasar dalam negeri Rp80 milyar, maka bea
masuk mobil baru = 300 × 80 milyar = 240 milyar. b. Bea
Specific adalah pembebanan pungutan bea masuk yang
dihitung atas dasar satuan atau ukuran fisik tertentu dari barang yang diimpor. Misalnya, bea masuk televisi Rp100.000,00 per
unit, sepatu Rp10.000,00 per pasang dan seterusnya. c. Bea
Compound atau disebut juga specific ad. valorem adalah
kombinasi antara bea masuk ad. valorem dan bea masuk specific. Misalnya, untuk jenis barang tertentu dikenakan bea masuk
hanya 5 dari harga barang tersebut ditambah dengan Rp100,00 per unit.
Perbedaan antara tarif bea masuk a dan b adalah bea ad.
valorem sifatnya proporsional. Artinya jumlah bea masuk yang
dibayar akan meningkat secara proporsional dengan peningkatan nilai barang. Adapun bea masuk specific bersifat represif artinya
jumlah bea masuk yang dibayar relatif semakin kecil, jika barang yang diimpor semakin besar jumlahnya.
3. Kuota
Kuota merupakan salah satu cara melakukan proteksi yang bersifat nontarif NTB. Kuota adalah kebijakan pembatasan secara
fi sik jumlah barang yang masuk impor dan jumlah barang yang
keluar ekspor melalui pasar domestik. Kuota yang diterapkan pada barang impor disebut kuota impor, dan kuota yang dikenakan
pada barang ekspor disebut kuota ekspor. Pengaruh kuota terhadap permintan dan penawaran barang di pasar domestik sama dengan
pengaruh tarif. Dari kebijakan dengan kuota, pemerintah tidak memperoleh penerimaan pajak.
4. Larangan Ekspor
Jumlah ekspor dapat dibatasi. Pembatasan jumlah ekspor ini bertujuan, antara lain:
a. mencegah barang-barang yang penting agar tidak jatuh ke negara yang dianggap dapat membahayakan;
b. menjamin ketersediaan barang dalam negeri dalam proporsi yang cukup;
c. melakukan pengawasan produksi serta pengendalian harga dalam menjamin stabilitas ekonomi dalam negeri.
5. Larangan Impor
Larangan impor untuk produk-produk tertentu untuk selamanya atau selama jangka waktu tertentu dilakukan dengan menetap kan
jumlah maksimumnya. Contoh larangan impor untuk modal narkoba dan senjata.
Larangan impor pada hakikatnya adalah menutup kembali sektor- sektor tertentu dalam perekonomian dengan maksud untuk melindungi
produsen di dalam negeri dari produk sejenis di luar negeri.
6. Subsidi
Subsidi merupakan salah satu kebijakan proteksi yang bersifat nontarif. Subsidi biasanya diberikan dalam bentuk sejumlah uang
tertentu secara langsung atau tidak langsung melalui penurunan harga bahan mentah, BBM, keringanan pajak, pengembalian pajak,
dan fasilitas kredit dengan bunga rendah pada industri di dalam negeri. Subsidi diberikan jika pemerintah ingin mendorong produksi
Dalam perdagangan internasional, subsidi terutama sangat banyak
digunakan sebagai instrumen proteksi bagi komoditas-komoditas
pertanian, baik di negara-negara maju, seperti Prancis dan AS maupun
di negara sedang berkembang, seperti Indonesia. Dengan demikian,
harga komoditas pertanian di negara- negara tersebut terlalu rendah hingga
merugikan para petani.
Sumber : Perdagangan Internasional dan Neraca
Pembayaran, Tulus Tambunan 2000
Ekonomika
Di unduh dari : Bukupaket.com
76
Membuka Cakrawala Ekonomi untuk Kelas XI dalam negeri atau menargetkan bahwa impor suatu barang tidak
melebihi jumlah tertentu. Dengan subsidi, pemerintah berharap agar produsen di dalam negeri dapat menjual barangnya lebih
murah, sehingga bersaing dengan barang impor. Pemberian subsidi akan berpengaruh terhadap menurunnya biaya produksi
perusahaan per unit.
Gambar 4.6 Antrian BBM
Harga BBM sudah termasuk subsidi yang diberikan oleh pemerintah untuk
masyarakat.
Sumber: Tempo, 3-9 Januari 2005
Kurva 4.3
Diskriminasi Harga