dan hal-hal yang berhubungan dengan kesejahteraan pegawai upahgaji, jaminan sosial, keamanan kerja.
3 Supra sarana, yaitu hal-hal yang berhubungan dengan kebijaksanaan
pemerintah dan hubungan industrial manajemen.
c. Tujuan dalam menilai kinerja
Menurut Sedarmayanti dalam Widodo , 2015:138, tujuan dari penilaian kinerja adalah sebagai berikut:
1 Mengetahui keterampilan dan kemampuan pegawai.
2 Sebagai dasar perencanaan bidang kepegawaian khususnya
penyempurnaan kondisi kerja, peningkatan mutu dan hasil kerja. 3
Sebagai dasar pengembangan dan pendayagunaan pegawai seoptimal mungkin, sehingga dapat diarahkan jenjangrencana kariernya,
kenaikan pangkat dan kenaikan jabatan. 4
Mendorong terciptanya hubungan timbal balik yang sehat antara atasan dan bawahan.
5 Mengetahui kondisi organisasi secara keseluruhan dari bidang
kepegawaian khususnya kinerja pegawai dalam bekerja. 6
Secara pribadi, pegawai mengetahui kekuatan dan kelemahannya sehingga dapat memacu perkembangannya. Bagi atasan yang menilai
akan lebih memperhatikan dan mengenal bawahan dan pegawainya, sehingga dapat lebih memotivasi pegawai.
7 Hasil penilaian pelaksanaan pekerjaan dapat bermanfaat bagi
penelitian dan pengembangan di bidang kepegawaian.
3. Persepsi
a. Pengertian persepsi
Istilah persepsi sering disebut juga dengan pandangan, gambaran atau anggapan, sebab dalam persepsi terdapat tanggapan seseorang
mengenai suatu hal atau obyek. Menurut Robbins dalam Ramadhan, 2009:7 persepsi merupakan kesan yang diperoleh individu melalui panca
indera kemudian dianalisa diorganisir, diinterprestasi dan kemudian dievaluasi, sehingga individu tersebut memperoleh makna. Persepsi
adalah kemampuan seseorang untuk mengorganisir suatu pengamatan, kemampuan tersebut antara lain: kemampuan untuk membedakan,
kemampuan untuk
mengelompokkan, dan
kemampuan untuk
memfokuskan. Oleh karena itu seseorang bisa saja memiliki persepsi yang berbeda, walaupun obyeknya sama. Hal tersebut dimungkinkan
karena adanya perbedaan dalam hal sistem nilai dan ciri kepribadian individu yang bersangkutan Sarwono dalam Ramadhan, 2009:6.
Persepsi mempunyai sifat subyektif, karena bergantung pada kemampuan dan keadaaan dari masing-masing individu, sehingga akan
ditafsirkan berbeda oleh individu satu dengan yang lain. Dengan demikian persepsi merupkan proses perlakuan individu yaitu pemberian
tanggapan, arti, gambaran, atau penginterprestasian terhadap apa yang dilihat, didengar, atau dirasakan oleh inderanya dalam bentuk sikap,
pendapat, dan tingkah laku atau disebut sebagai perilaku individu.
4. Kompensasi
a. Pengertian Kompensasi
Menurut Panggabean dalam Widodo, 2015:154 kompensasi disebut juga dengan penghargaan dan dapat didefinisikan sebagai setiap
bentuk penghargaan yang diberikan kepada karyawan sebagai balas jasa atas kontribusi yang mereka berikan kepada organisasi.
Swasto 2011:79 menyebutkan bahwa kompensasi adalah adalah segala sesusatu yang diterima karyawan sebagai balas jasa atas
kontribusi tenaga dan pikiran yang telah disumbangkan pada organisasi. Definisi kompensasi menurut William B. Werther dan Keith Davis
dalam Sofyandi 2008:160 didefinisikan sebagai berikut:
compensation is what employee receive in exchange of their work. Whetther hourly wages or periodic salaries, the personnel
departement usually
designs and
administers employe
compensation
artinya adalah bahwa kompensasi merupakan sesuatu yang diterima karyawan sebagai balas jasa atas pekerjaan
yang telah dilakukannya, baik dalam bentuk upah per jam ataupun gaji secara periodik yang didesain dan dikelola oleh bagian
personalia. Kompensasi adalah total seluruh imbalan yang diterima para karyawan
sebagai pengganti jasa yang telah mereka berikan Mondy, 2008:4. Berdasarkan beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa
kompensasi adalah penghargaan atau imbalan yang diterima oleh