BAB V HASIL OBSERVASI DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Observasi
Penelitian tindakan
kelas dengan
menggunakan model
pembelajaran    kooperatif  tipe  STAD  ini  dilaksanakan  di  kelas  XI  IPS  2 SMA  Negeri  1  Godean  dengan  jumlah  siswa  32  orang.  Sebelum
dilaksanakan  penelitian  ini,  peneliti  telah  melakukan  observasi  dan wawancara lisan dengan guru mata pelajaran Akuntansi untuk mengetahui
kondisi  awal  kegiatan  pembelajaran  di  kelas  XI  IPS  2  tersebut.  Untuk observasi
pendahuluan dan
pelaksanaan masing-masing
siklus membutuhkan  waktu  2x45  menit  atau  dua  jam  pelajaran.  Berikut  ini
adalah uraian hasil observasi pendahuluan: 1.  Observasi pra penelitian
Observasi  pendahuluan  dilaksanakan  pada  hari  Rabu,  19 September  2012  pada  jam  pertama  pukul  07.00-08.30.  Guru  mitra
dalam  penelitian  ini  adalah  Ibu  Erni  Dwi  Yulianti,  S.Pd  sebagai  guru bidang studi Akuntansi. Jumlah siswa kelas XI IPS 2 pada tahun 2012
2013  sebanyak  32  siswa.  Materi  yang  dipelajari  pada  saat  observasi pendahuluan  ini  adalah  mencatat  transaksi  ke  dalam  Jurnal  Umum,
dengan  standar  kompetensi  memahami  penyusunan  siklus  akuntansi
perusahaan  jasa.  Berikut  adalah  hasil  uraian  observasi  terhadap  guru, kelas, dan siswa.
a.  Observasi Guru observing teacher Pada  kegiatan  awal  pembelajaran  dimulai  dengan  doa  pagi,
salah  satu  siswa  memimpin  doa.  Selanjutnya  guru  mengucapkan salam  pembuka  dan  memeriksa  kesiapan  siswa.  Guru  juga
menyampaikan  tujuan  pembelajaran  yang  akan  dicapai  sehingga akan  menimbulkan  motif  keberhasilan  mencapai  sasaran.
Kemudian  guru  melakukan  kegiatan  apersepsi  atau  mengulang kembali  materi  yang  telah  dipelajari  pada  pertemuan  sebelumnya.
Hal ini dilakukan guru dengan tujuan untuk merangsang perhatian siswa  sebelum  memasuki  materi  yang  akan  dipelajari.  Guru
menyampaikan metode  pembelajaran dengan metode ceramah dan tanya jawab. Pertanyaan yang diberikan oleh guru kurang menarik
perhatian  siswa,  hanya  ada  beberapa  yang  menanggapinya,  tetapi pada  umumnya  siswa  kurang  aktif,  sibuk  dengan  diri  sendiri,
berbicara  dengan  teman  sebangku  maupun  teman  yang  ada  di depan  ataupun  di  belakangnya,  bahkan  ada  yang  bermain
handphone disaat  guru  sedang  menulis  di  white  board.  Hal  ini
dikarenakan  guru  kurang  menggunakan  metode  belajar  yang bervariasi, hanya sebatas menggunakan metode ceramah dan tanya
jawab,  guru  tidak  menggunakan  metode  yang  dapat  menarik perhatian siswa, seperti diskusi, simulasi ataupun permainan.
Selanjutnya pada
akhir pembelajaran,
guru memberikan
kesimpulan  dan  memberikan  tugas  untuk  dikerjakan  di  rumah. Menurut  guru  mata  pelajaran    Akuntansi,  motivasi  belajar  siswa
sangat kurang. Rangkaian  kegiatan  guru  tersebut  dapat  dilihat  pada  tabel
berikut ini:
Tabel 5.1 Hasil Observasi Kegiatan Guru dalam Proses Pembelajaran
No Butir-Butir Sasaran
Ya Tidak
Keterangan
1 Guru
membuka pelajaran
√
Mengucapkan salam
2 Guru
mengabsen menyebut nama
√
3 Suara guru jelas
√
4 Guru memakai media
√
Papan tulis 5
Guru  memakai  alat peraga
√
Metode ceramah dan tanya jawab
6 Guru  sering  bertanya
kepada siswa
√
7 Pertanyaan
guru diajukan kepada siswa
√
8 Pertanyaan
guru diajukan kepada kelas
√
9 Guru
memanfaatkan penguatan
√
10  Guru  memberi  tugas rumah
√
11  Sikap guru serius
√
12  Sikap guru santai
√
13  Guru  menulis  dipapan tulis
√
Berkaitan dengan  hal-hal
penting dan
selanjutnya hanya
berceramah
14  Guru umumnya duduk dikursi
√
No Butir-butir Sasaran
Ya Tidak
Keterangan
15  Guru  sering  berjalan ke  belakang,  samping
dan ke tengah
√
16  Guru membuat
rangkuman pelajaran
√
17  Evaluasi diberikan
kepada hal-hal
berikut: a.  Setiap
indikator tujuan
pembelajaran
b.  Sekelompok indikator
tujuan pembelajaran
√
b.  Observasi Siswa observing student Sebelum  memulai  pembelajaran  siswa  terlebih  dahulu
mempersiapkan  diri  dan  alat-alat  tulis  yang  digunakan  untuk mengikuti  pembelajaran. Setelah semua siswa mempersiapkan diri
untuk  mengikuti  pelajaran,  guru  memulai  membuka  pelajaran dengan  menyampaikan  materi  yang  akan  dipelajari  pada  hari  itu.
Pada  awal  pelajaran  semua  siswa  terlihat  antusias  menerima penjelasan  dari  guru.  Pada  pertengahan  pembelajaran  guru
memberikan  pertanyaan  spontan  kepada  siswa,  ada  siswa  yang antusias menjawab pertanyaan dari guru, tetapi ada juga siswa yang
pasif  dalam  menjawab  pertanyaan,  sehingga  terpaksa  guru  harus menunjuk  siswa.  Dalam  proses  pembelajaran  berlangsung  ada
beberapa  siswa  yang  sibuk  sendiri  yaitu  mengobrol  dengan  teman sebangkunya,  ada  juga  siswa  yang  mengobrol  dengan  teman    di
belakangnya  sehingga  siswa  tidak  memperhatikan  guru  yang tengah mengajar di depan, serta terlihat beberapa siswa yang sibuk
bermain HP.
Peneliti  menduga  kondisi  seperti  ini  dikarenakan  siswa merasa  bosan  dengan  rutinitas  mereka,  juga  kondisi  pembelajaran
yang  cenderung  membosankan,  yaitu  guru  hanya  dengan menggunakan  metode  ceramah  dan  tanya  jawab.  Dengan  keadaan
seperti  ini  jelas  akan  mengganggu  teman-teman  lain  yang  berniat dan  serius  untuk  mengikuti  kegiatan  pembelajaran.  Rangkaian
kegiatan siswa tersebut dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 5.2 Hasil Observasi Kegiatan Siswa dalam Proses Pembelajaran
No Deskripsi
Ya Tidak
Keterangan
1 Siswa siap mengikuti
proses pembelajaran √
Buku tulis dan alat tulis
2 Siswa memperhatikan
penjelasan guru √
Hanya pada awal pembelajaran
3 Siswa menanggapi
pembahasan pembelajaran
√
4 Siswa mencatat hal-hal
penting √
5 Siswa mengerjakan
tugas latihan soal dengan baik
√
6 Siswa mendapat
teguran dari guru √
7 Ada persaingan yang
sehat dari diri siswa √
No Deskripsi
Ya Tidak
Keterangan
8 Siswa aktif dalam
proses pembelajaran √
Hanya ada beberapa siswa
yang hanya memperhatikan
penjelasan dari guru
9 Siswa menjawab
pertanyaan guru √
10  Siswa mendapat penghargaan dari guru
baik verbal maupun non verbal
√
c.  Observasi Kelas Dilihat  secara  fisik,  kondisi  ruang  kelas  sudah  cukup
memadai  dan  nyaman  untuk  kegiatan  belajar  mengajar.  Di  dalam kelas  terdapat  1  papan  tulis,  1  daftar  absensi  siswa,  1  buku  untuk
mengetahui  proses  kemajuan  setiap  mata  pelajaran,  1  meja  dan  1 kursi  guru,  meja  dan  kursi  yang  digunakan  untuk  32  siswa,
ventilasi yang cukup untuk sirkulasi udara, 1 majalah dinding, dan lingkungan  yang  cukup  bersih  sehingga  sangat  mendukung  untuk
kegiatan  belajar  mengajar.  Pada  saat  itu  jumlah  siswa  yang  hadir sebanyak  32  siswa.  Suasana  kelas  pada  awal  pembelajaran  masih
cukup kondusif, terlihat siswa sangat siap untuk mengikuti kegiatan pembelajaran,  karena  jam  pembelajaran  jatuh  pada  jam  pertama.
Namun  pada  pertengahan  pembelajaran,  ada  beberapa  siswa  yang mulai bosan dengan pelajaran yang sedang berlangsung, itu terlihat
dari  adanya  siswa  yang  asyik  dengan  kegiatannya  sendiri,
mengobrol  dengan  teman,  bercanda  dengan  teman  sebangku, bermain HP, dan tidur-tiduran. Hal ini disebabkan karena tidak ada
kegiatan  yang  menarik  dalam  pembelajaran  yang  dapat membangkitkan  motivasi  belajar  siswa,  itu  diakrenakan  metode
yang  digunakan  guru  dalam  pembelajaran  saat  itu  adalah  ceramah dan tanya jawab. Walaupun demikian guru tetap bijaksana dengan
memberikan  teguran  apabila  sikap  siswa  telah  melampaui  batas. Pada  akhir  pelajaran  guru  memberikan  tugas  rumah  dan
kesimpulan serta mengucapkan salam.
Tabel 5.3 Hasil Observasi Kondisi Kelas dalam Proses Pembelajaran
No Deskripsi
Ya Tidak
Keterangan
1 Fasilitas di dalam kelas
mendukung proses pembelajaran
√ White board,
almari, meja dan kursi, LCD
proyektor
2 Kondisi kelas
mendukung proses pembelajaran
√ Hanya pada awal
pembelajaran
3 Siswa membuat
kegaduhan keributan √
Ada seorang siswa yang
bermain HP yang kemudian
mengganggu siswa lainnya
4 Siswa mengerjakan
latihan soal √
Siswa mengerjakan
secara individu
5 Siswa aktif bertanya
pada guru √
Hanya ada beberapa siswa
yang bertanya tentang materi
yang sedang diajarkan guru
No Deskripsi
Ya Tidak
Keterangan
6 Adanya kegiatan yang
menarik dalam proses pembelajaran
√
7 Adanya sumber belajar
dalam kelas yang mendukung proses
pembelajaran √
Sumber belajar kurang, buku
yang digunakan hanya hand out
dari guru, tidak ada buku cetak
yang dapat menunjang
sumber pembelajaran
Berdasarkan  hasil  observasi  terhadap  guru,  siswa  dan  kelas, berikut  ini  akan  disajikan  analisis  situasi  pembelajaran  dari  hasil
observasi  pendahuluan.  Dapat  diketahui  bahwa  selama  proses pembelajaran  berlangsung  guru  hanya  menggunakan  metode
ceramah dan metode tanya jawab.
Metode  ceramah  merupakan  metode  yang  paling  sering digunakan oleh guru dalam pembelajaran di kelas XI IPS 2. Selain
menghemat  waktu,  tenaga,  dan    biaya,  metode  ini  dirasa  guru sangat mudah untuk diterapkan di dalam kelas. Sedangkan metode
tanya  jawab  digunakan  guru  untuk  merangsang  pemahaman  dan pengetahuan    siswa.    Kedua  metode  tersebut  memang  sudah  baik
apabila  diterapkan  dalam  proses  pembelajaran,  akan  tetapi  bila penggunaan  metode  tersebut  dilakukan  terus  menerus  oleh  guru
secara  rutin  dan  tidak  adanyak  kegiatan  menarik  dalam pembelajaran  tentunya  akan  menimbulkan  kebosanan  pada  diri
siswa.  Pada  saat  observasi  awal  guru  hanya  sedikit  memberikan latihan  soal,  dan  pertanyaan-pertanyaan  secara  spontanitas  kepada
bebarapa siswa. Terlihat dari sebagian siswa  yang tidak mendapat pertanyaan  dari  guru  hanya  berdiam  diri,  bersikap  acuh  tak  acuh,
asyik  berbicara  dengan  teman-temannya  di  luar  materi pembelajaran dan bermain  HP  serta tidur-tiduran. Guru juga tidak
memberikan  penghargaan  non  verbal  kepada  siswa  yang  dapat menjawab  pertanyaan.  Hal  itu  menyebabkan  tidak  adanya
semangat  dan  keinginan  dari  diri  siswa  untuk  berkompetisi  atau bersaing antar siswa.
Berdasarkan  uraian  di  atas,  peneliti  menemukan  beberapa permasalahan  pembelajaran,  salah  satunya  yaitu  rendahnya
motivasi siswa dalam mengikuti proses kegiatan belajar mengajar, sehingga  akan  berdampak  juga  pada  pemahaman  siswa  mengenai
materi  yang  diajarkan  oleh  guru.  Hal  ini  tampak  pada  kurangnya keinginan berhasil pada diri siswa, dimana  siswa kurang memiliki
ikap terhadap harapan dan cita-cita dimasa depan dan tidak adanya kegiatan yang menarik dalam pembelajaran. Peneliti menduga akar
dari  permasalahan  tersebut  dipengaruhi  oleh  beberapa  aspek, diantaranya  kebosanan  siswa  terhadap  metode  yang  diterapkan
oleh  guru  kurang  bervariasi  selama  proses  belajar  mengajar berlangsung.
Dari permasalahan
tersebut, menurut
peneliti alternatif
pemecahannya  yaitu  menciptakan  suatu  proses  belajar  mengajar yang  bervariasi  untuk  dapat  meningkatkan  motivasi  siswa  dalam
belajar,  misalnya  dengan  menggunakan  model  dan  media  yang bervariasi,  sehingga  proses  pembelajaran  di  dalam  kelas  menjadi
menyenangkan  dan  lebih  kondusif.  Ada  berbagai  model  dalam pembelajaran  yang  dapat  diterapkan  oleh  guru  dimana  masing-
masing model memiliki langkah-langkah yang bervariasi. Berdasarkan  permasalahan  di  atas,  peneliti  bekerja  sama
dengan  guru  mitra  bermaksud  menerapkan  suatu  model pembelajaran  alternatif  di  samping  metode  ceramah  dan  tanya
jawab,  yaitu  model  pembelajaran  kooperatif  tipe  Student  Teams Achievement Division STAD.
Dalam  model  ini  ada  beberapa  tahapan  yang  dapat dilakukan yaitu guru membentuk kelompok secara heterogen, guru
menyajikan pelajaran, guru memberi tugas kepada kelompok untuk dikerjakan  oleh  anggota-anggota  kelompok  sampai  anggota
kelompok  tersebut  mengerti  dan  paham,  diharapkan  dalam kelompok  tersebut  antar  siswa  saling  berinteraksi  dalam
memecahkan  soal-soal  latihan,  kemudian  guru  memberikan pertanyaan  kepada  seluruh  siswa,  serta  memberikan  evaluasi  dan
kesimpulan.  Dengan  model  ini  pembelajaran  terpusat  kepada
siswa,  sedangkan  guru  berperan  sebagai  fasilitator  dan  pengawas selama proses pembelajaran.
d.  Kuesinoer  Motivasi  Belajar  SiswaObservasi  ini  dilakukan  untuk mengetahui  tingkat  motivasi  belajar  siswa  sebelum  diterapkannya
penelitian  tindakan  kelas.  Berikut  ini  merupakan  hasil  kuesioner motivasi belajar siswa:
Tabel 5.4 Skor Kuesioner Motivasi Belajar Siswa
Sebelum Penerapan STAD No
Res Skor
1 55
2 53
3 56
4 58
5 45
6 48
7 50
8 53
9 43
10 41
11 54
12 45
13 43
14 51
15 57
16 46
17 47
18 49
19 53
20 45
21 52
22 48
23 44
24 54
25 45
26 43
No Res Skor
27 43
28 33
29 39
30 46
31 37
32 46
Jumlah
1522
Rata-rata
47,56
Dari  tabel  5.4  di  atas,  jika  diinterpretasikan  ke  dalam pendekatan PAP tipe II, maka hasilnya adalah sebagai berikut:
Tabel 5.5 Hasil Analisis Motivasi Belajar Siswa Sebelum Penerapan
Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD No
Interval Skor Frekuensi
Presentase Kategori
1 65
– 76 Sangat Tinggi
2 57
– 64 2
6,25 Tinggi
3 51
– 56 9
28,125 Sedang
4 45
– 50 12
37,5 Rendah
5 19
– 44 9
28,125 Sangat Rendah
Jumlah 32
100 Dari  hasil  perhitungan  menggunakan  PAP  tipe  II  di  atas,
terlihat bahwa sebelum penelitian , sebagian siswa termasuk dalam kategori  rendah  yaitu  ada  12  siswa  dengan  presentase  37,5,
bahkan  terdapat  9  siswa  dengan  kategori  sangat  rendah  dengan presentase  28,125.  Kategori  sangat  tinggi  tidak  ada  atau  0,
kategori  tinggi  hanya  2  siswa  dengan  presentase  6,25  dan kategori  sedang  dengan  jumlah  siswa  9  anak  atau  presentase
28,125.
2.  Pelaksanaan Tindakan
1 Siklus I
Penelitian  dilaksanakan  hari  Rabu,  21  November  2012  pada jam  ke  1  dan  ke  2  di  ruang  XI  IPS  2.  Peneliti  ini  menggunakan
materi pembelajaran buku besar. Guru mitra yang mengajar dalam penelitian  ini  adalah  Ibu  Erni  Dwi  Yulianti,  S.Pd.  Selaku  guru
bidang studi Akuntansi kelas XI IPS 2. Jumlah siswa kelas XI IPS 2  pada  tahun  ajaran  2012  2013  adalah  32  siswa.  Berikut  ini
diterapkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD. a.  Perencanaan
Dalam  tahap  ini  dilakukan  persiapan  dan  perencanaan pembelajaran  kooperatif  tipe  STAD.  Berikut  langkah
–langkah perencanaan yang diterapkan pada siklus pertama.
1  Peneliti  dan  guru  mitra  menggali  data  awal  tentang karakteristik  siswa  untuk  memetakan  siswa  berdasarkan
kemampuan  akademiknya.  Pemetaan  tersebut  menjadi dasar  untuk  membagi  siswa  dalam  satu  kelompok  yang
heterogen.  Cara  pembentukan  kelompok  yaitu  berdasarkan nilai  rata
–rata  nilai  harian.  Satu  kelas  terdiri  dari  delapan kelompok,  dimana  kemampuan  antara  satu  dengan  yang
lainnya  berbeda.  Delapan  kelompok  tersebut  diantaranya kelompok  1;  kas,  kelompok  2;
piutang,  kelompok  3; peralatan,  kelompok  4;  utang  usaha,  kelompok  5;
pendapatan,  kelompok  6;  beban,  kelompok  7;  prive,  dan kelompok 8; modal.
2  Peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran yang akan digunakan dalam penelitian, meliputi: Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran RPP, materi pembelajaran, soal pre test dan post  test
,  Lembar  Kerja  Siswa  LKS,  hadiah  award. Berikut uraian masing-masing perangkat pembelajaran:
a  Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP Peneliti
membuat RPP
berisi tentang
standar kompetensi,  kompetensi  dasar,  indikator,  tujuan
pembelajaran,  materi  ajar,  metode  pembelajaran,  dan evaluasi. RPP ini dibuat untuk satu kali pertemuan yaitu
pada siklus I, menguraikan secara rinci langkah-langkah kegiatan  yang  akan  dilaksanakan  selama  proses
pembelajaran. b  Materi pembelajaran
Materi  pelajaran  ini  adalah  buku  besar.  Materi  yang disampaikan  berupa  penjelasan  secara  garis  besar
mengenai  pengertian    buku  besar,  bentuk-bentuk  buku besar,  dan  melakukan  posting  jurnal  umum  ke  buku
besar dalam bentuk 4 kolom secara teliti dan benar.
c  Lembar Kerja Siswa LKS Lembar kerja siswa yaitu materi tentang buku besar dan
soal-soal yang harus dikerjakan siswa dalam kelompok. Dalam hal ini dimaksudkan supaya siswa  dapat  belajar
dalam  timnya  masing-masing.  Selain  belajar  dalam kelompok,  siswa  juga  dapat  berdiskusi  tentang  materi
buku  besar  secara  bersama-sama  antara  satu  siswa dengan siswa yang lainnya dalam satu kelompok.
d  Soal pre test dan post test Soal ini digunakan untuk mengetahui peningkatan hasil
belajar  siswa yaitu  pemahaman  siswa  dengan
membandingkan nilai pre test dengan nilai post test. e  Hadiah atau award
Hadiah  yang  dimaksudkan  sebagai  penghargaan  bagi kelompok  yang  mendapatkan  skor  terbaik.  Hadiah
berupa perlengkapan alat-alat tulis. 3  Peneliti
menyiapkan dan
menyusun instrumen
pengumpulan  data.  Instrumen  pengumpulan  data  tersebut terdiri dari:
a  Lembar observasi kegiatan guru Lembar observasi guru ini digunakan untuk mengetahui
langkah-langkah serta kegiatan-kegiatan yang dilakukan guru pada saat pembelajaran berlangsung.
b  Lembar observasi kegiatan siswa Lembar  observasi  kegiatan  siswa  ini  digunakan  untuk
mengetahui  kegiatan-kegiatan  yang  dilakukan  oleh siswa pada saat mengikuti pembelajaran.
c  Lembar observasi kegiatan kelas Lembar  observasi  kegiatan  kelas  ini  digunakan  untuk
mengetahui  kegiatan-kegiatan  di  dalam  kelas  selama proses pembelajaran berlangsung.
d  Lembar penilaian kelompok Lembar  penilaian  kelompok  ini  berisi  daftar  skor  yang
diperoleh  kelompok  selama  proses  pembelajaran STAD.
b.  Tindakan Pada  tahap  tindakan  siklus  1,  peneliti  menerapkan  model
pembelajaran  kooperatif  tipe  STAD  sesuai  rencana  tindakan. Langkah-langkah pada tahap ini sebagai berikut:
1  Guru  memberikan  penjelasan  penjelasan  tentang  tujuan pembelajaran  dan  garis  besar  materi  yang  akan  dipelajari
dengan melibatkan siswa dalam diskusi  kelas. Materi pada siklus 1 adalah tentang buku besar.
2  Guru  membagi  siswa  dalam  kelompok-kelompok  secara heterogen  yang  beranggotakan  4  siswa,  dan  membagikan
lembar  kerja  untuk  masing-masing  kelompok.  Yaitu
kelompok Kas,
Piutang, Peralatan,
Utang Usaha,
Pendapatan,  Beban,  Prive  dan  Modal.  Siswa  dalam kelompok  mengerjakan  Lembar  Kerja  Siswa  LKS
tersebut. 3  Guru  dan  siswa  mengoreksi  hasil  kerja  kelompok  secara
bersama. 4  Guru  memberikan  soal  kuis  post  test,  dan  siswa
mengerjakannya secara individual. 5  Penghargaan  kelompok
dilakukan  dengan  melihat  skor paling  tertinggi  dari  masing-masing  kelompok  tersebut.
Skor masing-masing
kelompok diperoleh
dengan menjumlahkan  point  perbaikan  masing-masing  anggota
dalam satu
kelompok, kemudian
dirata-rata dan
dikonversikan ke dalam tabel skor penghargaan kelompok. c.  Observasi
Hasil  pengamatan  observasi  pada  pelaksanaan  penelitian tindakan kelas ini dapat dijabarkan sebagai berikut:
1  Pengamatan terhadap guru Observasi  dilaksanakan  bersamaan  dengan  tindakan
pelaksanaan  penelitian.  Aktivitas  guru  selama  proses pembelajaran disajikan dalam tabel berikut ini:
Tabel 5.6 Aktivitas Guru Selama Proses Pembelajaran
Siklus I No
Deskripsi Ya
Tidak
1 Guru membuka pelajaran
√ 2
Guru menjelaskan
model pembelajaran  kooperatif  tipe
STAD
√
3 Guru  memberikan  materi  yang
akan  dipelajari  dalam  kegiatan belajar
mengajar melalui
presentasi kelas
√
4 Guru
mengorganisasikan pokok
bahasan untuk
membantu  siswa  memahami materi
√
5 Guru  memberikan  dorongan
bagi  siswa  untuk  lebih  aktif berberan
dalam model
pembelajaran  kooperatif  tipe STAD
√
6 Guru  memotivasi  siswa  agar
terlibat  dalam  kegiatan  diskusi kelompok
√
7 Guru
membantu dan
mengarahkan siswa
dalam pengerjaan lembar kegiatan
√
8 Guru  memberikan  dorongan
bagi  siswa  untuk  bekerja  sama dengan baik dalam kelompok
√
9 Guru
memberikan pengembangan  bagi  kelompok
yang memiliki skor terbaik
√
10 Guru  memberikan  kesempatan
bagi  siswa  untuk  menentukan peran  masing-masing  anggota
dalam kelompok
√
11 Guru
mengamati kegiatan
kelas  selama  proses  belajar mengajar berlangsung
√
12 Guru berinteraksi dengan siswa
di depan
kelas untuk
menjelaskan  prosedur  model pembelajaran  kooperatif  tipe
STAD
√
No Deskripsi
Ya Tidak
13 Guru berinteraksi dengan siswa
di  dalam  kelompok  untuk menjelaskan  prosedur  model
pembelajaran  kooperatif  tipe STAD
√
14 Guru berinteraksi dengan siswa
untuk  menumbuhkan  motivasi dan  semangat  melaksanakan
pembelajaran  dalam  mencapai tujuan
√
15 Guru
kurang berinteraksi
dengan siswa
√
16 Guru  tidak  membantu  siswa
yang  kesulitan  menentukan peran dalam kelompok
√
17 Guru  hanya  berinteraksi  dalam
kelompok tertentu
√
18 Guru  membiarkan  siswa  yang
membuat  kegaduhan  di  dalam kelas
√
19 Guru  hanya  mengamati  kelas
selama pembelajaran
berlangsung
√
20 Guru
melakukan evaluasi
terhadap  hasil  belajar  melalui ulangan  pada  akhir  pokok
bahasan
√
21 Guru  mengajak  siswa  untuk
melakukan refleksi
√
Tabel  5.6  menunjukkan  bahwa  secara  garis  besar  guru mampu mengelola pembelajaran kooperatif tipe STAD. Dalam
penelitian  ini  dapat  dilihat  bahwa  guru  mampu  menjelaskan materi  secara  terperinci,  detail  serta  memberikan  petunjuk
kepada  siswa  mengenai  pembelajaran  kooperatif  tipe  STAD. Guru  juga  mampu  memotivasi  siswa  untuk  turut  serta  terlibat
aktif dalam kelompok. Kondisi kelas menjadi menarik dan para siswa terlibat aktif di dalam masing-masing kelompok. Setelah
selesai  mengerjakan  LKS,  siswa  mengerjakan  soal  post  test. Setelah  post  test  selesai,  guru  mengumumkan  kelompok  yang
mendapat juara I, II, III. 2  Pengamatan terhadap siswa
Tabel 5.7 Aktivitas Siswa Selama Penerapan Model Pembelajaran
Kooperatif Tipe STAD Siklus I
No Deskripsi
Ya Tidak
1 Siap mengikuti pelajaran
√ 2
Siswa mengerjakan
tugas yang
diberikan selama
kegiatan pembelajaran  dengan  menggunakan
model  kooperatif  tipe  STAD  dengan baik
√
3 Siswa
berinteraksi dengan
baik selama kegiatan pembelajaran dengan
menggunakan  model  kooperatif  tipe STAD berlangsung
√
4 Perhatian  diarahkan  pada  materi
diskusi √
5 Siswa  membagikan  materi  yang
dipelajari kepada anggota kelompok √
6 Mendengarkan penjelasan teman
√ 7
Mencatat hal-hal yang penting √
8 Antusias
√ 9
Mengajukan  pertanyaan  kepada  guru teman
√ 10  Menjawab pertanyaan
√ Tabel  5.7 menunjukkan  bahwa dari awal  pembelajaran
siswa siap mengikuti  pelajaran. Selama kegiatan  pembelajaran siswa  tertuju  pada  materi.  Dalam  berdiskusipun  seluruh  siswa
terlibat  aktif  dalam  mengerjakan  tugas.  Tetapi  ada  diantara beberapa  siswa  yang  masih  belum  dapat  berinteraksi  dengan
baik,  dikarenakan  siswa-siswa  tersebut  masih  bingung
mengenai  model  pembelajaran  kooperatif  tipe  STAD.  Jadi antara siswa yang satu dengan yang lain saling bertanya. Tetapi
dalam  berdiskusi  mereka  saling  menghargai  pendapat.  Dan setiap  kelompok  saling  memotivasi  supaya  mereka  mampu
menguasai  materi  posting  dari  jurnal  umum  ke  buku  besar. Supaya anggota kelompok dapat mengerjakan soal post test.
3  Pengamatan Terhadap Kelas
Tabel 5.8 Aktivitas Kelas Selama Proses Pembelajaran
Siklus I
No Deskripsi
Ya Tidak
1 Kelas terdiri dari beberapa individu  yang
berbeda dalam hal kemampuan belajar √
2 Siswa  menaati  aturan-aturan  yang  ada  di
dalam pembelajaran √
3 Siswa  membentuk  kelompok-kelompok
tertentu di kelas √
4 Buku-buku  dan  fasilitas  pembelajaran
mudah  ditemukan  dalam  lingkungan siswa
√
5 Ruangan  kelas  tertata  dengan  bersih  dan
rapi √
6 Lingkungan
kelas kondusif
untuk pembelajaran
√ 7
Aktivitas  di  kelompok  kurang  baik karena  ada  siswa  yang  tidak  memainkan
perannya dengan baik √
8 Siswa  kurang  mampu  untuk  membagi
peran di dalam kelompok √
9 Siswa tidak mampu memanfaatkan waktu
dengan baik
di dalam
kegiatan pembelajaran  dengan  model  kooperatif
tipe STAD √
10  Siswa  kurang  mengenal  teman  satu kelasnya
√ 11  Kondisi  berjalan  dengan  baik  selama
pembelajaran dengan
menggunakan model kooperatif tipe STAD dengan baik
√
No Deskripsi
Ya Tidak
12  Beberapa siswa
menolak untuk
bergabung  dengan  siswa  yang  lain  di kelas itu
√
13  Siswa-siswa  tertentu  nampaknya  tidak menghargai siswa-siswa lainnya
√ 14  Beberapa  siswa  dalam  kelas  lebih
diandalkan daripada yang lainnya √
15  Hampir semua siswa menganggap materi mudah
√ 16  Kerja  sama  dalam  kelas  sering  macet
karena ada siswa yang malas √
17  Kelas  ini  terorganisasi  dengan  baik  dan efisien
√ 18  Setiap  siswa  memperlihatkan  kepedulian
yang sama untuk keberhasilan kelas √
19  Setiap anggota kelas diberi keistimewaan yang sama
√ 20  Para  siswa  bersaing  untuk  menunjukkan
siapa  yang  melakukan  pekerjaan  yang paling baik
√
Tabel  5.8  menunjukkan  suasana  kelas  kondusif  pada saat  proses  pembelajaran  berlangsung.  Semua  siswa  terlibat
aktif  di  dalam  kelompok  masing-masing.  Situasi  kelas  sangat mampu  dikendalikan  oleh  guru  yang  berperan  penting  dalam
proses  pembelajaran.  Pada  dasarnya  tipe  STAD  sangat mendukung suasana pembelajaran yang baik. Tetapi masih ada
beberapa siswa yang masih belum fokus secara penuh ke dalam proses pembelajaran, hal ini dikarenakan siswa tersebut duduk
di  belakang,  mereka  saling  bersenda  gurau,  sehingga  guru bertindak  tegas,  menegur  siswa  tersebut  kemudian  perhatian
beberapa siswa tersebut dialihkan kembali ke arah guru.
d.  Refleksi Dalam  tahap  ini  dilakukan  evaluasi,  pemaknaan,  analisis,
dan  penyimpulan  hasil  observasi  dengan  menggunakan  model pembelajaran  tipe  STAD.  Refleksi  yang  dilakukan  merupakan
refleksi  segera  setelah  pertemuan  berkahir  sekaligus  sebagai refleksi  pada  akhir  pelaksanaan  tindakan  penelitian  ini.
Refleksi  dilakukan  pada  guru  mitra  maupun  pada  siswa. Berikut tabel hasil refleksi pada saat pelaksanaan pembelajaran
dengan model STAD: 1  Kesan  guru  mitra  terhadap  perangkat  pembelajaran  dan
model pembelajaran kooperatif tipe STAD:
Tabel 5.9 Kesan Guru Mitra Terhadap Model Pembelajaran
Kooperatif Tipe STAD Siklus I
No Uraian
Komentar
1 Kesan  guru  terhadap  komponen
pembelajaran yang
digunakan dalam
menggunakan model
pembelajaran kooperatif
tipe STAD
Baik, tergantung
materi dan waktu
2 Kesan  guru  terhadap  motivasi
belajar siswa
dalam proses
pembelajaran dengan
menggunakan model
pembelajaran kooperatif
tipe STAD
Sangat  aktif,  dan bagus, tetapi masih
ada beberapa siswa yang
masih bingung dan belum
begitu  termotivasi dalam
proses pembelajaran ini
3 Hambatan  yang  dihadapi  apabila
nanti  guru  hendak  melaksanakan pembelajaran
dengan menggunakan
model pembelajaran
kooperatif tipe
STAD Dalam  manajemen
waktu yang kadang terasa kurang
No Uraian
Komentar
4 Hal-hal  yang  mendukung  apabila
guru  nanti  akan  menggunakan model
pembelajaran dengan
model  pembelajaran  kooperatif tipe STAD
Siswanya yang
kooperatif
5 Manfaat  yang  diperoleh  dengan
merencanakan rencana
pembelajaran dan
membuat perangkat  pembelajaran  dengan
menngunakan model
pembelajaran kooperatif
tipe STAD
Anak-anak menjadi  lebih  aktif
dan saling
berkoordinasi
6 Hal-hal apa saja yang masih harus
diperbaiki  dalam  pembelajaran dengan
menggunakan model
pembelajaran kooperatif
tipe STAD
Manajemen  waktu, sesuai dengan anak
dan materi
Tabel  5.9  menunjukkan  kesan  guru  mitra  terhadap perangkat  pembelajaran  dan  model  pembelajaran  kooperatif
tipe  STAD  setelah  melakukan  tindakan  kelas.  Kesan  guru tentang  komponen  pembelajaran  yang  telah  diterapkan  secara
umum  sudah  baik  dan  sangat  bervariasi,  tidak  seperti  model pembelajaran  sebelumnya  yang  hanya  mencatat,  berceramah
dan  berdiskusi.  Model  pembelajaran  ini  sangat  baik,  tetapi masih  butuh  persiapan  yang  lebih  matang.  Serta  adapun
kendala dalam pembelajaran ini,  yaitu masih adanya beberapa siswa  yang  ramai  dan  belum  fokus  dalam  mengikuti  proses
pembelajaran  dikarenakan  masih  ada  beberapa  siswa  yang belum memahami tentang model pembelajaran kooperatif  tipe
STAD.
2  Kesan  siswa  terhadap  perangkat  pembelajaran  dan  model pembelajaran kooperatif tipe STAD:
Tabel 5.10 Kesan Siswa Terhadap Model Pembelajaran Kooperatif
Tipe STAD Siklus I
No Uraian
Komentar
1 Bagaimana
menurut Anda
tentang  pembelajaran  dengan menggunakan
model pembelajaran  kooperatif  tipe
STAD topik
pembahasan, media,  pembelajaran,  situasi
kelas, penampilan
guru, lingkungan kelas, dll
Sangat baik
2 Apakah  Anda  berminat  dan
termotivasi mengikuti
pembelajaran dengan
menggunakan model
pembelajaran  kooperatif  tipe STAD
Iya
3 Apakah  Anda  lebih  paham
tentang materi
pelajaran akuntansi
dengan menggunakan
model pembelajaran  kooperatif  tipe
STAD Paham,
tetapi masih
bingung mengenai  perngkat
pembelajaran  dan model
pembelajaran STAD
4 Hambatan  apa  yang  Anda
temui  selama  melaksanakan proses
pembelajaran berlangsung
dengan menggunakan
model pembelajaran  kooperatif  tipe
STAD Manajemen  waktu
yang kurang
5 Manfaat
apa yang
Anda peroleh
pada pembelajaran
dengan  menggunakan  model pembelajaran  kooperatif  tipe
STAD Siswa
menjadi aktif
Tabel  5.10  menunjukkan  respon  siswa  terhadap model  pembelajaran  kooperatif  tipe  STAD.  Secara  umum
pada  proses  pembelajaran  siklus  I  semua  siswa  sangat menikmati  model  pembelajaran  kooperatif  tipe  STAD.
Mereka menganggap bahwa pembelajaran kooperatif model STAD  dirasa  lebih  modern.  Selain  itu,  mereka  jadi  lebih
berminat  mengikuti  proses  pembelajaran  dan  lebih  fokus terhadap  materi  yang  diajarkan.  Hal-hal  yang  masih  perlu
diperbaiki  yaitu  mengenai  soal-soal  yang  diberikan  siswa harus  menggunakan  bahasa  yang  sederhana  lebih  mudah
dipahami siswa. Berikut disajikan hasil skor motivasi siswa dan hasil
pre test - post test pada siklus I:
a  Motivasi belajar siswa
Tabel 5.11 Hasil Skor Kuesioner Motivasi Belajar Siswa Setelah
Penerapan STAD Siklus I No Res
Sesudah Penelitian
Siklus I
1
56
2
54
3
57
4
60
5
57
6
57
7
51
8
55
9
57
10
45
11
55
No Res
Sesudah Penelitian
Siklus I
12
53
13
45
14
54
15
66
16
57
17
51
18
55
19
56
20
51
21
54
22
51
23
52
24
57
25
57
26
45
27
57
28
45
29
43
30
57
31
45
32
54
Jumlah
1709
Rerata
53,41 Dari  tabel  tersebut  di  atas,  hasil  motivasi  belajar
sesudah  penelitian  Student  Teams  Achievement  Division STAD
pada siklus I terlihat bahwa setelah dilaksanakan penelitian
rerata siklus
I yaitu
53,41. Jika
diinterpretasikan  dengan  pendekatan  PAP  tipe  II,  maka hasilnya adalah sebagai berikut:
Tabel 5.12 Distribusi Frekuensi Penilaian Motivasi Belajar
Siswa Siklus I
Interval Skor Frekuensi
Presentase Kategori
65 – 76
1
3,125
Sangat Tinggi 57
– 64 10
31,25
Tinggi 51
– 56 15
46,875
Sedang 45
– 50 5
15,625
Rendah 19
– 44 1
3,125
Sangat Rendah Jumlah
32 100
Dari  hasil  perhitungan  berdasarkan  pendekatan PAP tipe II di atas, terlihat bahwa motivasi belajar siswa
sebagian berada pada kategori sedang, yaitu sebanyak 15 siswa dengan presentase 46,875. Kategori sangat tinggi
ada  1  siswa  dengan  presentase  3,125,  kategori  tinggi ada 10 siswa dengan presentase 31,25, kategori rendah
ada  5  orang  siswa  dengan  presentase  15,625,  dan masih  ada  1  anak  dengan  kategori  sangat  rendah  yaitu
presentase 3,125. b Pemahaman siswa
Pemahaman  belajar  siswa  setelah  diterapkannya  model pembelajaran  kooperatif  tipe  STAD  siklus  I  dilihat
melalui nilai pre test dan post test berikut ini:
Tabel 5.13 Hasil Nilai Pre Test dan Post Test
Siklus I No
Nama Siswa Pre
Test Post
Test
Kriteria Ketuntasan
Ya Tidak
1 A.Ety Kurniasih
55 90
√ 2
Achmady Sophiaan 45
85 √
3 Andrias Davin K
50 80
√ 4
Anggita Triadana 80
100 √
5 Ardhana RHP
55 80
√ 6
Abagus Rhizky WS 45
95 √
7 Bonyfasius AP
55 80
√ 8
Elisabeth Erika W 80
90 √
9 Ema Anagefi
35 95
√ 10  Epriliana Rifanty
50 65
√ 11  Florentina Maya W
65 90
√ 12  Fredericko Dananto
75 95
√ 13  Hadiah Putri P
65 90
√ 14  Hana Hayuningrum
40 90
√ 15  Husnandiarti
40 95
√ 16  Iftakh Nurlatifah
70 100
√ 17  Johan Tobias K
50 40
√ 18  Laila Sari Ananda
70 95
√ 19  Nuha Latifah
50 95
√ 20  Paulina Erica S
60 95
√ 21  Priska Mariana
60 100
√ 22  Rayhan Ar Rasyid
55 80
√ 23  Rihandi Priasmoyo
35 60
√ 24  Rusmiyati
65 100
√ 25  Salma Fauziyyah
45 80
√ 26  Satrio Bimo
50 90
√ 27  Widi Astuti
65 80
√ 28  Yosef Ivon Indra P
60 55
√ 29  Yuliana Dyah AVK
55 85
√ 30  Yuni Puspitasari
60 65
√ 31  Zaza Khoirunisa
30 55
√ 32  Zusliha Zulkarni
65 100
√
Jumlah
1780 2695
Nilai tertinggi 80
100 Nilai terendah
30 40
Rata-rata 56
84
Pada  siklus  I,  hasil  nilai  pre  test  dan  post  test  pada siklus  I kelas XI  IPS 2,  dari 32 siswa di  kelas tersebut  ada 26
siswa  atau  81,25  yang  mengalami  ketuntasan  belajar  dari yang  telah  ditargetkan  nilai  KKM  yaitu  70,  dan  ada  6  siswa
atau 18,75  yang tidak tuntas. Rata-rata pada pre test siklus I yaitu 56, kemudian rata-rata post test naik menjadi 84.
Dari  tabel  tersebut  di  atas,  jika  pre  test  dan  post  test diinterpretasikan  ke  dalam  pendekatan  PAP  tipe  II,  maka
hasilnya adalah sebagai berikut:
Tabel 5.14 Distribusi Frekuensi Penilaian Pemahaman Siswa
Siklus I Pre Test
Interval Skor Frekuensi
Presentase Kategori
81 – 100
Sangat Tinggi
66 – 80
5
15,625
Tinggi
56 – 65
9
28,125
Sedang
46 – 55
10
31,25
Rendah
– 45
8
25
Sangat Rendah Jumlah
32 100
Berdasarkan tabel  5.14 dapat  dilihat dari nilai  pre test, yaitu  sebelum  diterapkannya  model  pembelajaran  kooperatif
tipe STAD, pemahaman siswa dikategorikan rendah, tidak ada satupun  siswa  yang  berada  pada  kategori  sangat  tinggi,  ada  5
siswa  pada  kategori  tinggi,  ada  9  siswa  pada  kategori  sedang, dan bahkan ada 8 siswa pada kategori sangat rendah.
Tabel 5.15 Distribusi Frekuensi Penilaian Pemahaman Siswa
Siklus I Post Test
Interval Skor Frekuensi
Presentase Kategori
81 – 100
19
59,375
Sangat Tinggi
66 – 80
7
21,875
Tinggi
56 – 65
3
9,375
Sedang
46 – 55
2
6,25
Rendah
– 45
1
3,125
Sangat Rendah Jumlah
32 100
Berdasarkan tabel 5.15 dapat dilihat dari nilai post test, yaitu setelah diterapkannya model pembelajaran kooperatif tipe
STAD,  pemahaman  siswa  dikategorikan  sangat  tinggi,  yaitu ada  19  siswa  pada  kategori  sangat  tinggi  dengan  presentase
59,375. Ada 7 siswa pada kategori tinggi atau 21,875, ada 3  siswa  pada  kategori  sedang  atau  9,375,  ada  2  siswa  pada
kategori  rendah  atau  6,25  dan  ada  1  siswa  pada  kategori sangat rendah atau 3,125.
2 Siklus II
Penelitian  dilaksanakan  pada  hari  Rabu  tanggal  5  Juni  2013 pada jam ke 1 dan ke 2 pukul 07.00
– 08.30 di ruang kelas XI IPS 2.  Materi  pembelajaran  pada  siklus  II  adalah  jurnal  penutup.
Jumlah  siswa  yang  hadir  pada  siklus  II  ada  32  siswa,  dimana semua  siswa  hadir  dalam  penelitian  ini.  Pada  siklus  II,  peneliti
mengajar  di  depan  kelas,  dikarenakan  guru  ada  tugas  di  luar sekolah. Tujuan dari siklus II ini adalah untuk memantapkan siklus
I,  sekaligus  sebagai  pembanding  hasil  yang  dicapai  pada  siklus pertama.  Berikut  ini  diuraikan  penerapan  model  pembelajaran
kooperatif tipe STAD pada siklus II: a.  Perencanaan
Dalam  siklus  II  dilakukan  persiapan  dan  perencanaan pembelajaran  kooperatif  tipe  STAD.  Berikut  langkah-langkah
yang diterapkan pada siklus II. 1  Pada  kegiatan  awal  sebelum  pembelajaran  guru  menyapa
siswa  dan  memeriksa  kesiapan  siswa.  Pada  kegiatan  ini guru  kembali  mengulas  tentang  model  pembelajaran
kooperatif  tipe  STAD.  Setelah  siswa  mulai  memahami kembali tentang model pembelajaran kooperatif tipe STAD,
kemudian  guru  membacakan  nama-nama  kelompok  yang sebelumnya  sudah  dipetakan  oleh  guru  melalui  siklus  I.
Dan  nama-nama  kelompok  sama  dengan  siklus  I sebelumnya. Ada 8 kelompok  yang terbentuk.  Masih  sama
dengan siklus 1, nama kelompoknya yaitu kelompok 1; kas; kelompok  2;  piutang,  kelompok  3;  peralatan,  kelompok  4;
utang usaha, kelompok 5; pendapatan, kelompok 6; beban, kelompok 7; prive dan kelompok 8; modal.
2  Peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran yang akan digunakan  meliputi:  Rencana  Pelaksanaan  Pembelajaran
RPP,  materi  pembelajaran,  soal  pre  test  dan  post  test,
Lembar Kerja Siswa LKS, hadiah award. Berikut uraian masing-masing perangkat pembelajaran:
a  Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP Peneliti
membuat RPP
berisi tentang
standar kompetensi,  kompetensi  dasar,  indikator,  tujuan
pembelajaran,  materi  ajar,  metode  pembelajaran,  dan evaluasi.  RPP  dibuat  untuk  satu  kali  pertemuan.  RPP
menguraikan  secara  rinci  langkah-langkah  kegiatan yang  akan  dilaksanakan  selama  proses  pembelajaran
pada siklus II. b  Materi Pembelajaran
Materi  pembelajaran  pada  siklus  II  adalah  jurnal penutup.  Materi  yang  disampaiakan  pada  siklus  II  ini
adalah  berupa  penjelasan  secara  garis  besar  tentang pengertian  jurnal  penutup,  menyebutkan  dua  tujuan
jurnal penutup dan menyusun jurnal penutup. c  Lembar Kerja Siswa LKS
Lembar  kerja  siswa  pada  siklus  II  yaitu  materi  tentang jurnal  penutup  yang  harus  didiskusikan  siswa  dalam
kelompok.  Hal  ini  dimaksudkan  agar  siswa  dapat belajar dalam tim, berdiskusi, dan berbagi pengetahuan
antara siswa yang satu dengan siswa yang lain.
d  Soal post test Dalam  siklus  II  ini  materi  soal  post  test  yaitu  jurnal
penutup.  Soal  dalam  post  test  ini  digunakan  untuk mengetahui  peningkatan  hasil  belajar  siswa  dengan
membandingkan  nilai  post  test  siklus  I  dan  post  test pada siklus II.
e  Hadiah atau award Hadiah  yang  dimaksudkan  sebagai  penghargaan  bagi
kelompok  yang  mendapatkan  skor  terbaik  pada  siklus II.  Hadiah  berupa  alat-alat  tulis.  Dalam  hal  ini  masih
sama  seperti  hadiah  sebelumnya  yang  diberikan  pada siklus I.
3  Peneliti menyiapkan
dan menyusun
instrumen pengumpulan data. Instumen pengumpulan data pada siklus
II ini sama dengan instrumen yang digunakan pada siklus I. Instrumen pengumpulan data terdiru dari:
a  Lembar observasi kegiatan guru Lembar observasi guru ini digunakan untuk mengetahui
langkah-langkah serta kegiatan-kegiatan yang dilakukan guru pada saat pembelajaran pada siklus II.
b  Lembar observasi kegiatan siswa Lembar kegiatan siswa ini digunakan untuk mengetahui
kegiatan-kegiatan  yang  dilakukan  oleh  siswa  pada  saat mengikuti pembelajaran pada siklus II.
c  Lembar observasi kegiatan kelas Lembar kegiatan kelas ini digunakan untuk mengetahui
kegiatan-kegiatan  di  dalam  kelas  selama  proses pembelajaran pada siklus II.
d  Lembar penilaian kelompok Lembar  penilaian  kelompok  ini  berisi  daftar  skor  yang
diperoleh kelompok selama proses pembelajaran STAD pada siklus II.
b.  Tindakan Langkah-langkah  tahapan  siklus  II  pada  umumnya  sama
dengan  tahapan  tindakan  pada  siklus  I.  Berikut  tahapan tindakan siklus II:
1  Guru  memberikan  penjelasan  tentang  tujuan  pembelajaran dan  garis  besar  materi  yang  akan  dipelajari  dengan
melibatkan siswa dalam diskusi kelas. Materi pada siklus II adalah tentang jurnal penutup.
2  Guru  membagi  siswa  dalam  kelompok-kelompok  secara heterogen  yang  beranggotakan  4  siswa,  dan  membagikan
lembar  kerja  untuk  masing-masing  kelompok.  Yaitu
kelompok Kas,
Piutang, Peralatan,
Utang Usaha,
Pendapatan,  Beban,  Prive  dan  Modal.  Siswa  dalam kelompok  mengerjakan  Lembar  Kerja  Siswa  LKS
tersebut. 3  Guru  dan  siswa  mengoreksi  hasil  kerja  kelompok  secara
bersama. 4  Guru memberikan soal post test dan siswa mengerjakannya
secara individual. 5  Penghargaan  kelompok  dilakukan  dengan  melihat  skor
paling tertinggi masing-masing kelompok pada siklus II ini. Skor
masing-masing kelompok
diperoleh dengan
menjumlahkan  point  perbaikan  masing-masing  anggota dalam
satu kelompok,
kemudian dirata-rata
dan dikonversikan ke dalam tabel skor penghargaan kelompok.
c.  Observasi Hasil  pengamatan  observasi  siklus  II    pada  pelaksanaan
penelitian tindakan kelas dapat dipaparkan sebagai berikut: 1  Pengamatan terhadap guru
Aktivitas  guru  selama  proses  pembelajaran  pada  siklus  II disajikan dalam tabel berikut ini:
Tabel 5.16 Aktivitas Guru Selama Proses Pembelajaran
Siklus II No
Deskripsi Ya
Tidak
1 Guru membuka pelajaran
√ 2
Guru menjelaskan
model pembelajaran  kooperatif  tipe
STAD
√
3 Guru  memberikan  materi  yang
akan  dipelajari  dalam  kegiatan belajar
mengajar melalui
presentasi kelas
√
4 Guru
mengorganisasikan pokok
bahasan untuk
membantu  siswa  memahami materi
√
5 Guru  memberikan  dorongan
bagi  siswa  untuk  lebih  aktif berberan
dalam model
pembelajaran  kooperatif  tipe STAD
√
6 Guru  memotivasi  siswa  agar
terlibat  dalam  kegiatan  diskusi kelompok
√
7 Guru
membantu dan
mengarahkan siswa
dalam pengerjaan lembar kegiatan
√
8 Guru  memberikan  dorongan
bagi  siswa  untuk  bekerja  sama dengan baik dalam kelompok
√
9 Guru
memberikan pengembangan  bagi  kelompok
yang memiliki skor terbaik
√
10  Guru  memberikan  kesempatan bagi  siswa  untuk  menentukan
peran  masing-masing  anggota dalam kelompok
√
11  Guru mengamati
kegiatan kelas  selama  proses  belajar
mengajar berlangsung
√
12  Guru berinteraksi dengan siswa di
depan kelas
untuk menjelaskan  prosedur  model
pembelajaran  kooperatif  tipe STAD
√
No Deskripsi
Ya Tidak
13  Guru berinteraksi dengan siswa di  dalam  kelompok  untuk
menjelaskan  prosedur  model pembelajaran  kooperatif  tipe
STAD
√
14  Guru berinteraksi dengan siswa untuk  menumbuhkan  motivasi
dan  semangat  melaksanakan pembelajaran  dalam  mencapai
tujuan
√
15  Guru kurang
berinteraksi dengan siswa
√
16  Guru  tidak  membantu  siswa yang  kesulitan  menentukan
peran dalam kelompok
√
17  Guru  hanya  berinteraksi  dalam kelompok tertentu
√
18  Guru  membiarkan  siswa  yang membuat  kegaduhan  di  dalam
kelas
√
19  Guru  hanya  mengamati  kelas selama
pembelajaran berlangsung
√
20  Guru melakukan
evaluasi terhadap  hasil  belajar  melalui
ulangan  pada  akhir  pokok bahasan
√
21  Guru  mengajak  siswa  untuk melakukan refleksi
√
Pada  tabel  5.16  secara  keseluruhan  guru  mampu mengelola  proses  model  pembelajaran  kooperatif  tipe
STAD  dengan  sangat  baik.  Pada  siklus  II  ini  guru  sangat mampu  mengelola  proses  pembelajaran  dari  awal  sampai
akhir.  Guru  juga  terlibat  aktif  pada  siswa,  ada  siswa  yang bertanya  kepada  guru  dan  gurupun  menjawab  pertanyaan
siswa  dengan  baik.  Dari  awal  sampai  akhir  proses pembelajaran  guru  dapat  berperan  penuh  mengelola  kelas.
Pada  akhir  pembelajaran  guru  mengajak  siswa  untuk melakukan  refleksi  terhadap  proses  pembelajaran  yang
telah dilakukan pada siklus II. 2  Pengamatan terhadap siswa
Tabel 5.17 Aktivitas Siswa Selama Penerapan Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Siklus II
No Deskripsi
Ya Tidak
1 Siap mengikuti pelajaran
√ 2
Siswa  mengerjakan  tugas  yang diberikan
selama kegiatan
pembelajaran dengan
menggunakan  model  kooperatif tipe STAD dengan baik
√
3 Siswa  berinteraksi  dengan  baik
selama  kegiatan  pembelajaran dengan
menggunakan model
kooperatif tipe
STAD berlangsung
√
4 Perhatian  diarahkan  pada  materi
diskusi √
5 Siswa  membagikan  materi  yang
dipelajari kepada
anggota kelompok
√
6 Mendengarkan penjelasan teman
√ 7
Mencatat hal-hal yang penting √
8 Antusias
√ 9
Mengajukan  pertanyaan  kepada guru teman
√ 10  Menjawab pertanyaan
√ Dari  tabel  tersebut  di  atas  dapat  dilihat  bahwa  dari
awal  pembelajaran  pada  siklus  II  siswa  sudah  siap mengikuti  pelajaran.  Semua  siswa  sangat  antusias
menyambut proses pembelajaran, dikarenakan siswa sudah mulai  memahami  apa  itu  model  pembelajaran  kooperatif
tipe  STAD.  Siswa  dapat  berinteraksi  dengan  baik  dan saling mendengarkan penjelasan dari teman selama diskusi
kelompok berlangsung. Setiap kelompok saling memotivasi supaya  mereka  mampu  menguasai  materi  jurnal  penutup.
Agar anggota kelompok dapat mengerjakan soal post test.
3  Pengamatan terhadap kelas
Tabel 5.18 Aktivitas Kelas Selama Proses Pembelajaran
Siklus II No
Deskripsi Ya
Tidak
1 Kelas
terdiri dari
beberapa individu  yang  berbeda  dalam  hal
kemampuan belajar √
2 Siswa menaati  aturan-aturan  yang
ada di dalam pembelajaran √
3 Siswa
membentuk kelompok-
kelompok tertentu di kelas √
4 Buku-buku
dan fasilitas
pembelajaran  mudah  ditemukan dalam lingkungan siswa
√
5 Ruangan  kelas  tertata  dengan
bersih dan rapi √
6 Lingkungan  kelas  kondusif  untuk
pembelajaran √
7 Aktivitas  di  kelompok  kurang
baik  karena  ada  siswa  yang  tidak memainkan perannya dengan baik
√
8 Siswa  kurang  mampu  untuk
membagi peran
di dalam
kelompok √
9 Siswa
tidak mampu
memanfaatkan waktu dengan baik di  dalam  kegiatan  pembelajaran
dengan  model  kooperatif  tipe STAD
√
10  Siswa  kurang  mengenal  teman satu kelasnya
√
No Deskripsi
Ya Tidak
11  Kondisi  berjalan  dengan  baik selama
pembelajaran dengan
menggunakan  model  kooperatif tipe STAD dengan baik
√
12  Beberapa  siswa  menolak  untuk bergabung dengan siswa yang lain
di kelas itu √
13  Siswa-siswa  tertentu  nampaknya tidak
menghargai siswa-siswa
lainnya √
14  Beberapa siswa dalam  kelas lebih diandalkan daripada yang lainnya
√ 15  Hampir semua siswa menganggap
materi mudah √
16  Kerja  sama  dalam  kelas  sering macet  karena  ada  siswa  yang
malas √
17  Kelas  ini  terorganisasi  dengan baik dan efisien
√
18  Setiap siswa
memperlihatkan kepedulian  yang  sama  untuk
keberhasilan kelas √
19  Setiap anggota
kelas diberi
keistimewaan yang sama √
20  Para siswa
bersaing untuk
menunjukkan siapa
yang melakukan  pekerjaan  yang  paling
baik √
Tabel  5.18  tersebut  di  atas  menunjukkan  bahwa suasana di dalam kelas berjalan dengan baik. Suasana kelas
kondusif , hal ini di dukung oleh sebagian siswa yang sudah mulai  memahami  proses  pembelajaran  kooperatif  tipe
STAD.  Dimana  sebelumnya  pada  siklus  I  masih  ada beberapa  siswa
yang  belum  memahami  apa  itu pembelajaran  kooperatif  tipe  STAD.  Kelas  dapat
terorganisasi  dengan  baik  dan  efisien,  karena  guru  juga dapat  mengelola  serta  memberikan  kepedulian  penuh
terhadap  kondisi  kelas.  Hal  ini  membuat  proses pembelajaran  dari  awal  sampai  akhir  berlangsung  dengan
baik dan kondusif. d.  Refleksi
1  Kesan  guru  mitra  terhadap  perangkat  pembelajaran kooperatif tipe STAD:
Tabel 5.19 Kesan Guru Mitra Terhadap Model Pembelajaran
Koopratif Tipe STAD Siklus II
No Uraian
Komentar
1 Kesan  guru  terhadap  komponen
pembelajaran yang
digunakan dalam
menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe STAD Sangat baik
2 Kesan  guru  terhadap  motivasi
belajar siswa
dalam proses
pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe
STAD Sangat
termotivasi
3 Hambatan  yang  dihadapi  apabila
nanti  guru  hendak  melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan
model pembelajaran kooperatif tipe STAD
Tidak ada
hambatan
4 Hal-hal  yang  mendukung  apabila
guru  nanti  akan  menggunakan model  pembelajaran  dengan  model
pembelajaran kooperatif tipe STAD Kondisi  kelas
kondusif  dan banyaknya
siswa
yang kooperatif
serta termotivasi
No Uraian
Komentar
5 Manfaat  yang  diperoleh  dengan
merencanakan rencana
pembelajaran dan
membuat perangkat  pembelajaran  dengan
menggunakan  model  pembelajaran kooperatif tipe STAD
Siswa  menjadi lebih  aktif  dan
bertindak kooperatif
antara
yang satu
dengan yang lain
6 Hal-hal  apa  saja  yang  masih  harus
diperbaiki dalam
pembelajaran dengan
menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe STAD Manajemen
waktu
Tabel 5.19 menunjukkan kesan guru mitra terhadap perangkat pembelajaran dan model pembelajaran kooperatif
tipe STAD setelah melakukan tindakan kelas pada siklus II. Secara  keseluruhan  untuk  pembelajaran  kooperatif  tipe
STAD  yang  diterapkan  pada  siklus  II  ini  sudah  dapat berjalan  dengan  baik  dan  sesuai  apa  yang  telah
direncakanan guru dan peneliti. Pada siklus II ini, guru dan peneliti  tidak  menemukan  hambatan,  semua  berjalan
dengan  baik  dari  awal  sampai  akhir.  Guru  mengatakan bahwa
pembelajaran kooperatif
sangat mendukung
terbentuknya kelas yang menjadi kondusif. 2  Kesan  siswa  terhadap  perangkat  pembelajaran  dan  model
pembelajaran kooperatif tipe STAD:
Tabel 5.20 Kesan Siswa Terhadap Perangkat dan Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Siklus II
No Uraian
Komentar
1 Bagaimana
menurut Anda
tentang  pembelajaran  dengan menggunakan
model pembelajaran  kooperatif  tipe
STAD topik
pembahasan, media,  pembelajaran,  situasi
kelas, penampilan
guru, lingkungan kelas, dll
Sangat  membantu pemahaman
2 Apakah  Anda  berminat  dan
termotivasi mengikuti
pembelajaran dengan
menggunakan model
pembelajaran  kooperatif  tipe STAD
Ya,  karena  lebih modern
3 Apakah  Anda  lebih  paham
tentang materi
pelajaran akuntansi
dengan menggunakan
model pembelajaran  kooperatif  tipe
STAD Ya, sangat paham
4 Hambatan  apa  yang  Anda
temui  selama  melaksanakan proses
pembelajaran berlangsung
dengan menggunakan
model pembelajaran  kooperatif  tipe
STAD Tidak
ada hambatan
5 Manfaat
apa yang
Anda peroleh
pada pembelajaran
dengan  menggunakan  model pembelajaran  kooperatif  tipe
STAD Mempercepat
pemahaman
Tabel  5.20  menunjukkan  bahwa  respon  siswa terhadap  model  pembelajaran  kooperatif  tipe  STAD  pada
siklus  II.  Secara  umum  siswa  mengatakan  bahwa  model
pembelajaran  kooperatif  tipe  STAD  sangat  baik,  karena dapat  membantu  siswa  lebih  memahami  materi  yang
diajarkan  guru.  Mereka  menjadi  lebih  berminat  dan termotivasi  mengikuti  pembelajaran  dengan  menggunakan
model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Berikut disajikan hasil skor motivasi siswa dan hasil
post test siklus I dan  post test siklus II:
a  Motivasi belajar siswa
Tabel 5.21 Hasil Skor Kuesioner Motivasi Belajar Siswa Setelah
Penerapan STAD Siklus II
No Res Sesudah
Penelitian Siklus II
1 58
2 62
3 61
4 66
5 62
6 65
7 58
8 59
9 63
10 52
11 59
12 57
13 51
14 64
15 61
16 59
17 59
18 62
19 57
20 53
21 58
22 53
23 58
24 57
25 61
No Res Sesudah
Penelitian Siklus II
26 59
27 63
28 53
29 54
30 59
31 57
32 64
Jumlah 1884
Rerata 58,88
Dari  tabel  5.21,  menunjukkan  hasil  skor  kuesioner motivasi belajar siswa pada siklus II, pada penelitian siklus
II terlihat bahwa sesudah dilaksanakan penelitian tindakan, rerata
menjadi 58,88.
Dari tabel
di atas,
jika diinterpretasikan  dengan  pendekatan  PAP  tipe  II,  maka
hasilnya adalah sebagai berikut:
Tabel 5.22 Distribusi Frekuensi Penilaian Motivasi Belajar
Siswa Siklus II
Interval Skor Frekuensi
Presentase Kategori
65 – 76
2
6,25
Sangat Tinggi 57
– 64 24
75
Tinggi 51
– 56 6
18,75
Sedang 45
– 50 Rendah
19 – 44
Sangat Rendah Jumlah
32 100
Dari  hasil  perhitungan  berdasarkan  pendekatan PAP tipe II di atas, terlihat bahwa motivasi belajar siswa
pada siklus II sebagian berada pada kategori tinggi, yaitu sebanyak  24  siswa  dengan  presentase  75.  Kategori
sangat  tinggi  ada  2  siswa  dengan  presentase  6,25,
kategori  sedang  ada  6  siswa  dengan  presentase  18,75, kategori  rendah  tidak  ada  atau  0,  dan  kategori  sangat
rendah juga tidak ada atau 0. b Pemahaman siswa
Pemahaman  belajar  siswa  setelah  diterapkannya model  pembelajaran  kooperatif  tipe  STAD  siklus  II
dilihat melalui nilai post test siklus I dan post test siklus II.  Berikut  adalah  hasil  post  test  siklus  I  dan  post  test
siklus II:
Tabel 5.23 Hasil Nilai Post Test Siklus I dan Post Test Siklus II
Siklus II
No Nama Siswa
Post Test
Siklus I Post
Test
Siklus II
Kriteria Ketuntasan
Ya Tidak
1 A.Ety Kurniasih
90 95
√ 2
Achmady Sophiaan 85
85 √
3 Andrias Davin K
80 95
√ 4
Anggita Triadana 100
100 √
5 Ardhana RHP
80 90
√ 6
Abagus Rhizky WS 95
85 √
7 Bonyfasius AP
80 95
√ 8
Elisabeth Erika W 90
90 √
9 Ema Anagefi
95 100
√ 10  Epriliana Rifanty
65 95
√ 11  Florentina Maya W
90 60
√ 12  Fredericko Dananto
95 95
√ 13  Hadiah Putri P
90 90
√ 14  Hana Hayuningrum
90 95
√ 15  Husnandiarti
95 100
√ 16  Iftakh Nurlatifah
100 100
√ 17  Johan Tobias K
40 60
√ 18  Laila Sari Ananda
95 100
√ 19  Nuha Latifah
95 95
√ 20  Paulina Erica S
95 90
√ 21  Priska Mariana
100 95
√ 22  Rayhan Ar Rasyid
80 100
√ 23  Rihandi Priasmoyo
60 95
√
No Nama Siswa
Post Test
Siklus I Post
Test
Siklus II
Kriteria Ketuntasan
Ya       Tidak
24  Rusmiyati 100
60 √
25  Salma Fauziyyah 80
95 √
26  Satrio Bimowibowo 90
95 √
27  Widi Astuti 80
100 √
28  Yosef Ivon Indra P 55
95 √
29 Yuliana Dyah AVK
85 95
√ 30  Yuni Puspitasari
65 100
√ 31  Zaza Khoirunisa
55 100
√ 32  Zusliha Zulkarni
100 95
√
Jumlah
2695 2940
Nilai tertinggi 100
100
Nilai terendah 40
60
Rata-rata 84
92
Dari  tabel  tersebut  di  atas,  hasil  nilai  post  test siklus  I dan  post test pada siklus  II, terlihat bahwa dari 32
siswa,  ada  29  siswa  yang  mengalami  ketuntasan  belajar atau  90,625  dari  yang  telah  ditargetkan  nilai  KKM  yaitu
70,  dan  ada  3  siswa  yang  tidak  tuntas  atau  9,375.  Rata- rata pada post  test siklus I yaitu 84, kemudian rata-rata post
test siklus II naik menjadi 92.
Tabel 5.24 Distribusi Frekuensi Penilaian Pemahaman Siswa
Siklus II Post Test
Interval Skor Frekuensi
Presentase Kategori
81 – 100
29
90,625
Sangat Tinggi
66 – 80
Tinggi
56 – 65
3
9,375
Sedang
46 – 55
Rendah
– 45
Sangat Rendah Jumlah
32 100
Berdasarkan  tabel  5.24  dapat  dilihat  dari  nilai  post test
siklus II, pemahaman siswa dikategorikan sangat tinggi, yaitu  ada  29  siswa  pada  kategori  sangat  tinggi  dengan
presentase  90,625.  Tidak  ada    siswa  pada  kategori  tinggi atau  0,  tetapi  ada  3  siswa  pada  kategori  sedang  dengan
presentase  9,375,  tidak  ada  satupun  siswa  pada  kategori rendah dan sangat rendah atau 0.
B. Analisis Komparasi Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe