2 Tujuan Penelitian Tindakan Kelas
Suhardjono 2006: 61 mengemukakan tujuan dari PTK, yaitu: a. Meningkatkan mutu isi, proses, serta, hasil pendidikan dan
pembelajaran di sekolah. b. Membantu guru dan tenaga kependidikan lainnya mengatasi
masalah pembelajaran dan pendidikan di dalam dan luar kelas. c. Meningkatkan
sikap profesional
pendidik dan
tenaga kependidikan.
d. Menumbuhkembangkan budaya akademik di lingkungan sekolah sehingga tercipta sikap proaktif di dalam melakukan
perbaikan mutu
pendidikan dan
pembelajaran secara
berkelanjutan sustainable.
3. Model-model Penelitian Tindakan Kelas
Menurut Wijaya Kusumah 2009: 24 ada lima model Penelitian Tindakan Kelas PTK, yaitu:
1 Model Kurt Lewin Model Kurt Lewin menjadi acuan pokok atau dasar adanya
berbagai model penelian tindakan yang lain, khususnya PTK. Dikatakan
demikian karena
dialah yang
pertama kali
memperkenalkan Action Research atau penelitian tindakan. Konsep pokok penelitian tindakan Model Kurt Lewin terdiri dari
empat komponen, yaitu a perencanaan planning, b tindakan acting,
c pengamatan observing, dan d refleksi reflecting.
Dapat digambarkan dalam siklus:
Acting
Planning Observing
Reflecting
2 Model Kemmis MC Taggart Model ini merupakan pengembangan dari konsep dasar yang
diperkenalkan oleh Kurt Lewin sebagaimana yang diutarakan di atas. Hanya saja, komponen tindakan acting dengan pengamatan
observing dijadikan sebagai satu kesatuan. Disatukannya kedua
komponen tersebut disebabkan oleh adanya kenyataan bahwa antara penerapan acting dan observing merupakan dua kegiatan
yang tidak terpisahkan. Maksudnya, kedua kegiatan ini harus dilakukan dalam satu kesatuan waktu, ketika tindakan dilaksanakan
begitu pula observasi juga harus dilaksanakan. Untuk lebih tepatnya, berikut ini dikemukakan bentuk desainnya Kemmis
McTaggart, 1990: 14.
Apabila dicermati, model yang dikemukakan oleh Kemmis McTaggart pada hakekatnya berupa perangkat atau untaian-untaian
dengan satu perangkat terdiri dari empat komponen, yaitu: perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi. Keempat
komponen yang berupa untaian tersebut dipandang sebagai satu siklus. Oleh karena itu, pengertian siklus pada kesempatan ini
adalah putaran kegiatan yang terdiri dari perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi. Pada gambar di atas, tampak bahwa di
dalamnya terdiri dari dua perangakt komponen yang dapat dikatakan sebagai dua siklus. Untuk pelaksanaan sesungguhnya,
jumlah siklus sangat bergantung kepada permasalahan yang perlu diselesaikan.
3 Model John Illiot Desain John Illiot tampak bahwa di dalam satu tindakan acting
terdiri dari beberapa step atau langkah tindakan, yaitu langkah1, langkah tindakan 2, langkah tindakan 3. Adanay langkah-langkah
untuk setiap tindakan ini dengan dasar pemikiran bahwa di dalam
mata pelajaran terdiri dari beberapa pokok bahasan, dan setiap pokok bahasan terdiri dari beberapa materi, yang tidak dapat
diselesaikan dalam satu kali tindakan. Oleh karenanya, untuk menyelesaikan satu pokok bahasan tertentu diperlukan beberapa
kali langkah tindakan, yang terealisasi di dalam kegiatan belajar mengajar.
Siklus I Siklus II
Siklus III
Ide awal
Temuan dan Analisis
Perencanaan Umum Langkah Tindakan 1,2,3
Penjelasan Kegagalan tentang Implementasi
Implementasi Langkah Tindakan
Model PTK John Illiot
Monitoring Implementasi dan Efeknya
Revisi Perencanaan Umum
Implementasi Langkah Berikutnya
Revisi Ide Umum
Implementasi Langkah Berikutnya
Perbaikan Perencanaan Langkah Tindakan 1,2,3
Monitoring Implementasi dan Efek
Penjelasan Kegagalan Efek
Monitoring Implementasi dan Efek
Perbaikan Perencanaan Langkah Tindakan 1,2,3
4 Model Hopkins Berpijak pada desain-desain model PTK para ahli pendahulunya,
selanjutnya Hopkins 1993: 191 menyusun desain tersendiri, yaitu sebagai berikut:
Perencanaan Tindakan Target, Tugas, Kriteria,
Keberhasilan
Implementasi
Menopang Komitmen
Mengatasi Problem Evaluasi
Cek Kemajuan
Cek hasil Pengambilan stok
Pelaporan Audit
Ambil start
Perencanaan Konstruksi
5 Model Mc. Kernan Menurut Mc. Kernan ada tujuh langkah yang harus dicermati
dalam PTK, yaitu: 1.
Analisis situasi reconnaissance 2. Perumusan dan klarifikasi permasalahan
3. Hipotesis tindakan 4. Perencanaan tindakan
5. Penerapan tindakan dengan monitoringnya 6. Evaluasi hasil tindakan
7. Refleksi dan pengambilan keputusan untuk pengembangan selanjutnya
B. Model Pembelajaran Cooperative Learning