No Nama
Nilai Pre Test
sebelum PTK
Siklus I
Nilai Post Test
Siklus I Nilai
Post Test Siklus II
Target KKM
Ketuntasan Ya Tidak
31 Zaza Khoirunisa 30
55 100
70 √
32 Zusliha Zulkarni 65
100 95
70 √
Jumlah 1780
2695 2940
Rata-rata 56
84 92
Dari tabel 5.27 di atas, menunjukkan komparasi peningkatan hasil pre test siklus I, post test siklus I dan post test siklus II. Sebanyak
29 siswa atau 90,625 tuntas, 3 siswa atau 9,375 tidak tuntas, tetapi rata-rata pada siklus II mengalami peningkatan dari siklus I, yaitu rata-
rata pre test siklus I hanya 56, rata-rata post test siklus I naik menjadi 84, dan rata-rata post test siklus II meningkat menjadi 92.
Pada penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD tersebut, dari 32 siswa dapat terlihat bahwa seluruh siswa mengalami
peningkatan tetapi tidak 100 mencapai KKM.
C. Pembahasan
1. Peningkatan motivasi belajar setelah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division STAD.
Berdasarkan kuesioner motivasi belajar sebelum penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD bahwa tidak ada satupun
siswa atau 0 yang berada pada kategori sangat tinggi, ada 2 siswa dengan kategori tinggi dengan presentase 6,25, ada 9 siswa dengan
presentase 28,125 pada kategori sedang, 12 siswa dengan presentase 37,5 pada kategori rendah dan ada 9 siswa dengan presentase
28,125 pada kategori sangat rendah. Setelah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada siklus I terdapat 1 siswa
dengan presentase 3,125 pada kategori sangat tinggi, 10 siswa dengan presentase 31,25 pada kategori tinggi, 15 siswa dengan
presentase 46,875 kategori sedang, 5 siswa dengan presentase 15,625 kategori rendah, dan ada 1 siswa dengan presentase 3,125
pada kategori sangat rendah. Pada siklus II terdapat 2 siswa dengan presentase 6,25 kategori sangat tinggi, 24 siswa dengan presentase
75 pada kategori tinggi, 6 siswa dengan presentase 18,75 kategori sedang, tidak ada siswa yang berada pada kategori rendah atau 0,
dan sama halnya dengan kategori rendah, untuk kategori sangat rendah juga tidak ada satupun siswa atau 0. Dari sebelum penerapan
model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division STAD
sampai pada tahap siklus II motivasi belajar siswa mengalami peningkatan.
Menurut Slavin dalam Nur, 2006: 26 berpendapat bahwa model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat membantu siswa
bekerja dalam tim. Para siswa lebih lebih aktif dalam berdiskusi, setiap peserta di dalam tim memastikan bahwa seluruh anggota tim
telah menguasai pelajaran tersebut. Saat berdiskusi siswa dapat bertukar pendapat dan saling membantu di dalam tim, sehingga dapat
memberikan kesempatan kepada siswa yang satu dengan yang lain untuk mengembangkan rasa menghargai, menghormati pribadi
temannya, dan menghargai pendapat orang lain. Dan pada akhir pembelajaran ini ada penghargaan di tiap-tiap kelompok. Dengan
adanya penghargaan di tiap-tiap kelompok inilah yang dapat memotivasi siswa karena dianggap sangat menarik.
Kegiatan berdiskusi antar siswa dalam satu tim dan pada akhir pembelajaran adanya penghargaan kelompok, pada model
pembelajaran kooperatif tipe STAD besar pengaruhnya dalam meningkatkan motivasi belajar siswa, karena adanya kegiatan bertukar
pendapat, bertukar informasi dan wawasan antara siswa yang satu dengan siswa yang lain. Dimana materi yang dijelaskan oleh guru
mungkin belum dimengerti oleh setiap anggota tim sehingga siswa tertarik dan termotivasi untuk mempelajari lebih lanjut. Maka dengan
model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division STAD
dapat memotivasi siswa dalam pembelajarannya. 2. Peningkatan pemahaman siswa setelah penerapan model pembelajaran
kooperatif tipe Student Teams Achievement Division STAD. Pemahaman
siswa mengalami
peningkatan setelah
diterapkannya model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Hal tersebut dilihat dari hasil nilai pre test - post test dan jumlah siswa
yang mencapai KKM pada siklus I dan siklus II. Pada siklus I nilai pre test
sebelum penerapan PTK rata-ratanya yaitu sebesar 56, pada saat post test
setelah penerapan PTK rata-rata meningkat yaitu sebesar 84. Pada siklus II rata-rata nilai post test mengalami peningkatan yaitu
sebesar 92. Jika dilihat dari nilai post test siklus I dan post test siklus II mengalami peningkatan rata-rata skor sebesar 8. Sedangkan jumlah
siswa yang mencapai KKM, pada siklus I siswa yang lulus KKM sebanyak 26 siswa atau 81,25 dan pada siklus II siswa yang lulus
KKM sebanyak 29 siswa atau 90,625, artinya terjadi peningkatan sebesar 9,375.
Menurut Em Zul, Fajri Ratu Aprilia Senja, 2008 : 607- 608 pemahaman merupakan suatu proses perbuatan cara memahami,
cara mempelajari baik-baik supaya paham dan pengetahuan menjadi lebih banyak. Peningkatan pemahaman belajar siswa dapat disebabkan
oleh penggunaan model pembelajaran yang tepat. Terbukti bahwa dari kegiatan belajar mengajar di dalam kelas XI IPS 2 ini sebagian besar
siswa terlihat sangat antusias. Antara siswa yang satu dengan yang lainnya saling memberikan semangat, dan pembelajaran di kelas
terlihat sangat menyenangkan. Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD ini juga menarik para siswa, adanya diskusi
kelompok beserta LKS yang membuat siswa tidak bosan dan lebih bersemangat karena adanya variasi pembelajaran. Dengan adanya
LKS ini mendorong para siswa untuk aktif dalam kelompoknya dan harus bersaing dengan kelompok lain. Tiap masing-masing kelompok
akan bekerja sama untuk mendapatkan keberhasilan dengan mencapai skor tertinggi. Hal tersebut tampak pada pencapaian skor yang
didapatkan tiap-tiap kelompok. Dalam penerapan model pembelajaran
kooperatif tipe STAD ini, diterapkan juga adanya pemberian hadiah atau reward atas hasil kerja para siswa pada saat pengelompokan,
membuat siswa termotivasi untuk memahami materi pembelajaran di dalam kelas. Dengan demikian, menunjukkan bahwa ketika proses
pembelajaran berlangsung, pemberian penghargaan yang diberikan oleh guru pada hasil belajar akan meningkatkan pemahaman belajar
siswa di dalam kelas. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian yang menunjukkan adanya peningkatan pemahaman siswa kelas XI IPS 2
SMA Negeri 1 Godean seperti yang sudah ditulis di atas, yaitu adanya peningkatan rata-rata post test siklus I dan post test siklus II sebesar 8.
BAB VI KESIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang dipaparkan pada BAB V, dapat diambil kesimpulan bahwa :
1. Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division
STAD dapat meningkatkan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran akuntansi kelas XI IPS 2 SMA Negeri 1
Godean. 2. Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams
Achievement Division STAD dapat meningkatkan pemahaman siswa
pada mata pelajaran akuntansi kelas XI IPS 2 SMA Negeri 1 Godean.
B. Keterbatasan Penelitian
Adapun keterbatasan dalam penelitian adalah sebagai berikut:
1. Pada penelitian siklus II, peneliti sudah melakukan pengamatan pada setiap kelompok namun pengamatan tersebut tidak secara mendetail
dari awal sampai akhir proses pembelajaran dikarenakan pada siklus II peneliti justru yang mengajar di depan kelas. Tentunya kemampuan
mengajar peneliti banyak kekurangan dan masih sangat jauh dibandingkan dengan seorang guru pada umumnya. Sehingga pada
siklus II peneliti kurang mengamati tiap-tiap kelompok.