Uji Kuesioner METODE PENELITIAN

Penskoran item motivasi dibagi dua, yaitu item positif favorable dan item negatif unfavorable. Dalam pemberian skor, setiap respons positif selalu dan sering akan diberi bobot yang lebih tinggi daripada respons negatif jarangkadang-kadang dan tidak pernah. Sebaliknya untuk item unfavorable, respon positif akan diberi skor yang bobotnya lebih rendah daripada respons negatif Azwar , 1999: 26-27. Jumlah pernyataan positif dan negatif dibuat seimbang.

H. Uji Kuesioner

a. Pengujian Validitas Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan sesuatu instrumen Arikunto, 2006:170. Pengujian validitas instrumen dalam penelitian menggunakan teknik korelasi Product Moment sebagai berikut: Keterangan: r = Koefisien korelasi antara variabel X dengan variabel Y Y = Skor total dari seluruh item X = Skor total dari setiap item n = Jumlah responden Σ XY = Hasil kali X dan Y Jika jumlah nilai koefisien r hitung lebih besar dari r tabel , maka butir soal tersebut dapat dikatakan valid. Jika r hitung lebih kecil dari r tabel , maka butir soal tersebut dapat dikatakan tidak valid. b. Pengujian Reliabilitas Reliabilitas menunjukkan pada pengertian bahwa sesuatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik Arikunto, 2006:196. Pengujian reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan rumus Alpha, sebagai berikut: Instrumen dikatakan reliabel apabila nilai koefisien Alpha . Sebaliknya nilai koefisien Alpha , maka penelitian tersebut belum reliabel. Pengujian validitas dan reliabilitas instrumen penelitian ini pada siswa SMA Negeri 1 Godean kelas XI IPS 3 33 siswa 15 September 2012. Berikut ini disajikan rangkuman hasil pengujian validitas dan reliabilitas rasio motivasi belajar: a Rangkuman pengujian validitas motivasi belajar. Dari uji validitas motivasi belajar, menunjukkan bahwa ada 1 instrumen instrumen yang tidak valid hitung r tabel r . Butir instrumen yang tidak valid adalah butir nomor 19. Instrumen yang tidak valid tersebut dihapus atau dibuang dan dilakukan uji validitas ulang. Berikut ini disajikan hasil pengukuran uji validitas ulang. Tabel 3.6 Hasil Uji Validitas Motivasi Belajar No Pertanyaan hitung r tabel r Keterangan 1 0,411 0,344 Valid 2 0,416 0,344 Valid 3 0,422 0,344 Valid 4 0,572 0,344 Valid 5 0,508 0,344 Valid 6 0,556 0,344 Valid 7 0,584 0,344 Valid 8 0,566 0,344 Valid 9 0,564 0,344 Valid 10 0,373 0,344 Valid 11 0,488 0,344 Valid 12 0,593 0,344 Valid 13 0,550 0,344 Valid 14 0,405 0,344 Valid 15 0,467 0,344 Valid 16 0,435 0,344 Valid 17 0,397 0,344 Valid No Pertanyaan hitung r tabel r Keterangan 18 0,496 0,344 Valid 19 0,576 0,344 Valid Dari tabel 3.8 menunjukkan bahwa kesembilan belas pertanyaan motivasi belajar valid. Dengan jumlah data n sebanyak 33 responden dan derajat keyakinan α = 5 atau 0,05 maka diperoleh nilai sebesar 0,344. Karena 0,344, maka dapat disimpulkan bahwa kesembilan belas butir pertanyaan variabel motivasi belajar siswa valid. b Rangkuman Hasil Pengujian Reliabilitas Instrumen Penelitian Motivai Belajar Siswa. Instrumen dikatakan reliabel jika nilai koefisien Alpha 0,6. Sebaliknya nilai koefisien 0,6, maka penelitian tersebut tidak reliabel. Dari pengujian reliabilitas kuesioner yang dilakukan oleh peneliti didapat hasil sebagai berikut: Tabel 3.7 Rangkuman Hasil Pengujian Reliabilitas Instrumen Penelitian Variabel Keterangan Motivasi 0,878 0,6 Reliabel Dari 19 item motivasi belajar diperoleh hasil koefisien Alpha Cronbach 0,878 lebih besar dari 0,6, sehingga dapat disimpulkan bahwa item motivasi adalah reliabel.

I. Teknik Analisis Data

1. Analisis Deskriptif Analisis deskriptif yaitu pemaparan data informasi tentang suatu gejala yang diamati. Dalam penelitian ini akan dideskripsikan informasi tentang data observasi, wawancara, kuesioner dan tes. Observasi disajikan dalam bentuk tabel dan paparan isi tabel. Wawancara disajikan dalam bentuk paparan. 2. Analisis Komparatif Analisis komparatif adalah analisis data yang membandingkan antara beberapa data dalam penelitian. Analisis komparatif digunakan untuk menganalisis peningkatan motivasi belajar siswa dan pemahaman belajar siswa dengan cara membandingkan data tentang motivasi belajar dan siswa dan tingkat pemahaman sebelum dan sesudah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division STAD. a. Motivasi Belajar Mengukur motivasi belajar siswa sebelum dan sesudah penerapan model pembelajaran tipe Student Teams Achievement Division STAD dengan cara memberikan daftar pertanyaan yang berupa kuesioner. Adapun kuesioner pertama yaitu kuesioner dibagikan terlebih dahulu sebelum penerapan model pembelajaran tipe Student Teams Achievement Division STAD dan kuesioner kedua yaitu kuesioner dibagikan sesudah penerapan model pembelajaran tipe Student Teams Achievement Division STAD. Kriteria meningkatnya motivasi siswa dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD tersebut yaitu jika penilaian motivasi setiap siswa lebih dari atau sama dengan target yaitu skor minimal berkategori tinggi, sebesar 57 dan diharapkan kelas dapat mencapai kategori tinggi. Sementara kuesioner dipaparkan menggunakan PAP tipe II Masidjo, 1995: 235. Berikut acuan patokan PAP tipe II untuk motivasi belajar siswa: Tabel 3.8 Penilaian Acuan Patokan PAP Tipe II Untuk Motivasi Belajar No Interval Skor Kategori 1. 65 – 76 Sangat Tinggi 2. 57 – 64 Tinggi 3. 51 – 56 Sedang 4. 45 – 50 Rendah 5. 19 – 44 Sangat Rendah Sumber: Data Primer b. Pemahaman Siswa Pengukuran tingkat pemahaman belajar siswa sebelum dan sesudah penerapan model pembelajaran tipe Student Teams Achievement Division dengan cara memberikan soal pre test pada saat sebelum penerapan model pembelajaran Student Teams Achievement Division STAD dan soal post test pada saat setelah penerapan model pembelajaran tipe Student Teams Achievement Division STAD. Penelitian ini dikatakan berhasil jika pemahaman mengalami peningkatan. Kriteria keberhasilan penerapan model pembelajaran tersebut jika rata-rata peningkatan pemahaman lebih dari atau sama dengan target yaitu 70 sesuai dengan KKM.

BAB IV GAMBARAN UMUM SEKOLAH

Dokumen yang terkait

Perbedaan hasil belajar biologi siswa antara pembelajaran kooperatif tipe stad dengan metode ekspositori pada konsep ekosistem terintegrasi nilai: penelitian quasi eksperimen di SMA at-Taqwa Tangerang

0 10 192

Penerapan model pembelajaran kooperatif dengan teknik Student Teams Achievement Division (STAD) untuk meningkatkan hasil belajar fiqih di MTs Nurul Hikmah Jakarta

0 9 145

Penerapan model pembelajaran kooperatif student teams achievement division dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran fiqih: penelitian tindakan kelas VIII-3 di MTs Jami'yyatul Khair Ciputat Timur

0 5 176

Komparasi hasil belajar metode teams games tournament (TGT) dengan Student Teams Achievement Division (STAD) pada sub konsep perpindahan kalor

0 6 174

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Student Teams Achievement Division dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Fiqih (Penelitian Tindakan Kelas VIII-3 di Mts. Jam'yyatul Khair Ciputat Timur)

0 5 176

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Division (STAD) untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa.

0 1 30

PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA MENGENAI PEMBENTUKAN TANAH.

0 0 30

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD) dalam meningkatkan partisipasi belajar dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran akuntansi siswa kelas XI akuntansi SMK Sanjaya Pakem.

1 1 237

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) GUNA MENINGKATKAN KETERAMPILAN SOSIAL DAN HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI

0 0 300

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DALAM MATA PELAJARAN AKUNTANSI

0 1 239