Hipotesis kelima Hipotesis keenam

commit to user 144 penelitian hal ini disebabkan karena dengan pembelajaran eksperimen atu demonstrasi, siswa yang mempunyai perhatian yang tinggi atau rendah sama-sama sangat tertarik dalam pembelajaran sehingga aktif dalam penemuan konsep listrik dinamis, sehingga akan memiliki penguasaan konsep yang meningkat dan prestasi belajarnya dapat meningkat. Juga dapat diamati selama pembelajaran guru selalu memberikan pengawasan yang ketat agar seluruh siswa memperhatikan.

4. Hipotesis keempat

Berdasarkan uji statistik diperoleh hipotesis 4 untuk ranah kognitif mempunyai nilai p-value = 0,331 atau p-value α. Sedangkan untuk ranah afektif mempunyai nilai p-value = 0,442 atau p-value α. Dengan demikian, dapat dinyatakan H 4 tidak ditolak, yang berarti bahwa tidak terdapat interaksi antara metode pembelajaran dengan keingintahuan siswa terhadap prestasi belajar siswa. Berdasarkan uji lanjut juga menguatkan temuan dari penelitian ini. Pada proses pembelajaran, siswa yang mempunyai keingintahuan tinggi akan lebih memperhatikan dan memiliki rasa ingin tahu yang lebih sehingga penguasaan konsep akan lebih baik, tidak perduli metode pembelajaran apa yang digunakan oleh guru. Sebaliknya, apapun metode pembelajaran yang digunakan, jika keingintahuan siswa rendah maka akan berakibat pada siswa yang kurang antusias terhadap kegiatan pembelajaran.

5. Hipotesis kelima

Berdasarkan uji statistik diperoleh hipotesis 5 untuk ranah kognitif mempunyai nilai p-value = 0,004 atau p-value α. Sedangkan untuk ranah afektif commit to user 145 mempunyai nilai p-value = 0,002 atau p-value α. Dengan demikian, dapat dinyatakan H 5 ditolak, yang berarti bahwa terdapat interaksi antara metode pembelajaran dengan perhatian siswa terhadap prestasi belajar siswa. Berdasarkan uji lanjut juga menguatkan temuan dari penelitian ini. Pada proses pembelajaran, siswa yang mempunyai perhatian tinggi jika diajar dengan metode eksperimen akan mempunyai penguasaan kompetensi yang lebih baik daripada dengan metode demonstrasi, begitu juga dengan siswa yang mempunyai perhatian sedang jika diajar dengan metode eksperimen akan memiliki penguasaan kompetensi yang lebih baik dari pada dengan metode demonstrasi. Karena dengan menggunakan eksperimen, siswa akan memiliki perhatian yang tinggi terhadap percobaan fisika yang sedang dilakukannya sendiri, sedangkan pada demonstrasi, siswa hanya melihat demonstrasi fisika dari guru yang kadang kurang bisa terlihat dari tempat duduk siswa. Sehingga, terbukti bahwa ada interaksi antara metode pembelajaran dengan perhatian siswa terhadap prestasi belajar siswa.

6. Hipotesis keenam

Berdasarkan uji statistik diperoleh hipotesis 6 untuk ranah kognitif mempunyai nilai p-value = 0,031 atau p-value α. Sedangkan untuk ranah afektif mempunyai nilai p-value = 0,020 atau p-value α. Dengan demikian, dapat dinyatakan H 6 ditolak, yang berarti bahwa Terdapat interaksi antara keingintahuan siswa dengan perhatian siswa terhadap prestasi belajar siswa. Berdasarkan uji lanjut juga menguatkan temuan dari penelitian ini. commit to user 146 Pada proses pembelajaran, siswa yang memiliki keingintahuan tinggi dan perhatian tinggi akan memiliki prestasi belajar yang tinggi. Namun apabila keingintahuan tinggi, tetapi perhatian dalam belajar rendah, maka prestasi belajar siswa akan menurun. Siswa yang mempunyai keingintahuan rendah apabila dia memiliki perhatian yang tinggi, kemungkinan prestasi belajar siswa akan baik. Sehingga, terbukti bahwa ada interaksi antara keingintahuan siswa dengan perhatian siswa dalam belajar fisika terhadap prestasi belajar siswa.

7. Hipotesis ketujuh

Dokumen yang terkait

PERBANDINGAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING DENGAN METODE EKSPERIMEN DAN DEMONSTRASI

0 9 56

PEMBELAJARAN METODE EKSPERIMEN DAN INKUIRI TERBIMBING DITINJAU DARI SIKAP ILMIAH DAN KEMAMPUAN DALAM MENGGUNAKAN ALAT UKUR

2 12 111

PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN PENDEKATAN INKUIRI TERBIMBING MELALUI METODE EKSPERIMEN SERTA DEMONSTRASI DITINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL DAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA

0 3 10

Pembelajaran kimia dengan inkuiri terbimbing melalui metode eksperimen dan demonstrasi ditinjau dari kemampuan awal dan sikap ilmiah siswa

0 13 156

PEMBELAJARAN FISIKA MENGGUNAKAN INKUIRI TERBIMBING DENGAN METODE EKSPERIMEN DAN METODE PROYEK DITINJAU DARI KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN KREATIVITAS SISWA.

0 1 19

Pembelajaran Fisika dengan Pendekatan Inkuiri melalui Metode Eksperimen dan Metode Demonstrasi ditinjau dari Kreativitas dan Motivasi Berprestasi Siswa.

0 0 17

PEMBELAJARAN FISIKA DENGAN PENDEKATAN INKUIRI TERBIMBING MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI DISKUSI DAN EKSPERIMEN DITINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL DAN AKTIVITAS BELAJAR MAHASISWA.

0 0 17

PEMBELAJARAN IPA MENGGUNAKAN PENDEKATAN INKUIRI TERBIMBING MELALUI METODE EKSPERIMEN DAN DEMONSTRASI DITINJAU DARI KEMAMPUAN ANALISIS DAN SIKAP ILMIAH SISWA.

0 0 13

PEMBELAJARAN FISIKA DENGAN PENDEKATAN INKUIRI TERBIMBING MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI DISKUSI DAN EKSPERIMEN DITINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL DAN AKTIVITASBELAJAR SISWA | Puspita | Inkuiri 9238 19645 1 SM

0 0 9

PEMBELAJARAN FISIKA MENGGUNAKAN PENDEKATAN INKUIRI TERBIMBING DENGAN METODE EKSPERIMEN DAN DEMONSTRASI DISKUSI DITINJAU DARI KEMAMPUAN BERPIKIR DAN GAYA BELAJAR SISWA | Mujazin | Inkuiri 9674 20552 1 SM

0 0 14