Pengertian Belajar Teori Belajar

commit to user 16

BAB II KAJIAN TEORETIS, KERANGKA BERPIKIR

DAN PEGAJUAN HIPOTESIS

A. Kajian Teoretis

1. Pembelajaran Inkuiri Terbimbing

a. Pengertian Belajar

Menurut Sudjana 1996 mendefinisikan belajar suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang seperti berubah pengetahuan, pemahaman, sikap dan tingkah laku, ketrampilan, kecakapan, kebiasaan, serta perubahan aspek lain yang ada pada individu yang belajar. Sedangkan Winkel 1996 mengartikan belajar adalah suatu aktivitas mentalpsikis, yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan, yang menghasilkan perubahan dalam pengetahuan-pemahaman, ketrampilan dan nilai-sikap. Berdasarkan Sudjana 1996 dan Winkel 1996 tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah belajar merupakan proses yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh perubahan tingkah laku yang terjadi karena adanya interaksi antara individu dengan lingkungannya. Interaksi melibatkan siswa dengan guru, dengan membaca buku, dengan melakukan percobaan dan siswa dengan orang lain melalui diskusi. Perubahan tingkah laku mencakup perubahan keterampilan, kebiasaan, sikap, pengetahuan, pemahaman, apresiasi, dan aspek tingkah laku yang lain. 16 commit to user 17

b. Teori Belajar

Untuk memberikan dasar ilmiah dalam penelitian ini, maka akan ditinjau teori teori belajar yang telah terkenal dikemukan oleh para ilmuwan. Teori belajar yang dirasa sesuai dengan penelitian ini adalah teori belajar menurut Bruner, Ausubel, dan Piaget. Berikut ini review dari teori belajar tersebut dan hubungan relevansinya dengan penelitian ini. 1 Teori Belajar Bruner Brunner memandang belajar adalah proses kognitif yang didalamnya siswa mengembangkan pengetahuan Chery 2004. Kerangka teori konstruktivisme Bruner mendukung keyakinan bahwa siswa secara aktif melakukan konstruksi ide atau konsep baru berdasarkan pada pengetahuan knowledge yang dimiliki sebelumnya Cherry 2004. Menurut konstruksi Bruner, siswa dapat menjadi pemecah masalah yang aktif dan berkemampuan mengeksplorasi materi lebih mendalam Cherry 2004. Proses belajar adalah dinamis bergerak secara konstan bergerak melibatkan siswa membentuk pengetahuan baru didasarkan pada pengetahuan yang telah dipelajari sebelumnya. Proses konstruksi pengetahuan ini diperoleh dari transformasi informasi, menghantarkan makna dari proses pengalaman langsung, pembentukan dugaan ilmiah atau hipotesis, dan penentuan pengambilan keputusan Sorensen 2002. Dalam konteks proses belajar, Bruner membagi tiga fase belajar yaitu memperoleh informasi baru, transformasi informasi dan menguji relevansi dan ketetapan pengetahuan atau evaluasi. Tiga fase ini mengkondisikan siswa melalui proses mendapat pengetahuan dan pemahaman yang baru, kemudian dikaitkan commit to user 18 dengan kerangka kognitif yang dimiliki sehingga kerangka itu berubah, dalam arti ada yang digeser, dikurangi atau ditambah. Selama belajar siswa menemukan sendiri struktur dasar atau konsep dari materi pelajaran. Cara belajar seperti ini oleh Bruner belajar dengan menemukan sendiri discovery-inquiry learning. Di dalam pandangan Bruner, belajar dengan penemuan adalah belajar untuk menemukan, dimana seorang siswa dihadapkan dengan suatu masalah atau situasi yang tampaknya ganjil sehingga siswa dapat mencari jalan pemecahan. Menurut Bruner pembelajaran dengan penemuan discovery-inquiry learning memberikan pembelajaran yang baik bagi siswa karena dapat mereka berperan sebagai pemecah masalah yang berinteraksi dengan lingkungan, menyusun dugaan hipotesis, dan mengembangkan generalisasi Hassard 2000. Konstruktivisme Bruner memposisikan pebelajar sebagai kreator dan pemikir melalui proses penemuan inquiry dan pengalaman autentik dalam pembelajaran, sehingga dapat membentuk pengetahuan baru. Pembelajaran berbasis penemuan terbimbing membuat siswa dihadapkan kepada situasi dimana siswa bebas menyelidiki dan menarik kesimpulan. Terkaan, intuisi dan mencoba-coba trial and error hendaknya dianjurkan dan guru sebagai penunjuk jalan dan membantu siswa agar mempergunakan ide, konsep dan ketrampilan yang sudah mereka pelajari untuk menemukan pengetahuan yang baru. Pada penelitian ini digunakan pembelajaran inkuiri terbimbing dengan metode eksperimen dan demonstrasi. Sesuai dengan teori Bruner mengenai pembelajaran yang bermakna, maka pembelajaran inkuiri terbimbing dengan commit to user 19 metode eksperimen dan demonstrasi yang digunakan pada penelitian ini mengarahkan siswa menemukan konsep sendiri. Salah satu contoh pada pembelajaran listrik dinamis yang sesuai dengan teori belajar Bruner yaitu untuk menemukan perbedaan konduktor dan isolator, siswa menemukan sendiri melalui eksperimen atau demonstrasi dengan menggunakan peralatan yang sederhana. 2 Teori Belajar Piaget Menurut Piaget perkembangan kognitif pada anak secara garis besar terbagi empat periode yaitu: a periode sensori motor 0 – 2 tahun; b periode praoperasional 2-7 tahun; cperiode operasional konkrit 7-11 tahun; d periode operasi formal 11-15 tahun. Batas umur tiap periode tersebut tidak berlaku mutlak. Seluruh anak pada suatu kelas yang sama belum tentu akan mempunyai tingkat perkembangan mental yang sama. Tetapi masa transisi itu penting untuk diketahui ketahui dalam rangka pengelolaan pengajaran. Dalam masalah interaksi pendidikan dengan perkembangan mental, Piaget mengatakan bahwa pendidikan harus dipandang sebagai suatu kondisi formatif yang penting diperlukan untuk menuju ke perkembangan mental anak secara alamiah. Mereka sudah berpikir secara sistematik, abstrak, dengan menggunakan logika matematika. Tetapi tentu saja tiap individu kadar perkembangan mentalnya akan berbeda, mengingat adanya perbedaan pengalaman yang menyangkut faktor pemercepat perkembangan mental, khususnya untuk faktor pengalaman sosial. Konsep dasar proses organisasi dan adaptasi intelektual menurut Piaget yaitu: skemata dipandang sebagai sekumpulan konsep; asimilasi peristiwa mencocokkan informasi baru dengan informasi lama yang telah dimiliki commit to user 20 seseorang; akomodasi terjadi apabila antara informasi baru dan lama yang semula tidak cocok kemudian dibandingkan dan disesuaikan dengan informasi lama; dan equilibrium bila keseimbangan tercapai maka siswa mengenal informasi baru. Menurut Piaget, perkembangan intelektul hanya berjalan bila seseorang mengasimilasi dan mengakomodasi rangsangan dalam lingkungannya. Asimilasi adalah proses menyesuaikan atau mencocokkan informasi yang baru dengan apa yang telah ia ketahui dengan mengubahnya bila perlu dan akomodasi adalah menyusun dan membangun kembali atau mengubah apa yang telah diketahui sebelumnya sehingga informasi yang baru dapat disesuaikan dengan lebih baik. Piaget membedakan antara dua aspek berfikir yang saling melengkapi, yaitu aspek figuratif dan aspek operatif. Aspek figuratif merupakan imitasi keadaan sesaat dan statis, sedangkan aspek operatif berkaitan dengan transformasi dari level pemikiran tertentu ke level yang lain. Setiap level keadaan dapat dimengerti sebagai akibat dari transformasi tertentu atau sebagai titik tolak transformasi yang lain. Aspek yang sangat berperan dalam pembentukan pengetahuan seseorang adalah aspek operatif. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa belajar pada dasarnya adalah aktif yaitu memasukkan proses asimilasi dan pemahaman dari diri anak, sementara mengingat dan menghafal adalah tidak dianggap sebagai belajar. Untuk itu setiap pengetahuan mengandalkan suatu interaksi dan pengalaman. Tanpa interaksi dan pengalaman, seorang anak tidak dapat mengkonstruksi pengetahuan dalam proses belajar. commit to user 21 Pembelajaran inkuiri terbimbing dengan menggunakan eksperimen dan demonstrasi pada penelitian ini mengarahkan siswa menemukan konsep dari pengamatan konkret sehingga siswa akan lebih mudah mengabstraksikannya ke dalam pikiran. Salah satu contoh pembelajaran listrik dinamis pada penelitian ini yang sesuai dengan teori belajar Piaget adalah ketika siswa mengamati eksperimen atau demonstrasi yang nyata tentang konduktor dan isolator, siswa diminta mengabstraksikan melalui kata-kata sehingga siswa memperoleh konsep sendiri. 3 Teori Belajar Ausubel Teori pembelajaran Ausubel merupakan salah satu dari sekian banyaknya teori pembelajaran yang menjadi dasar dalam cooperative learning. Menurut Ausubel bahan subjek yang dipelajari siswa haruslah “bermakna” meaningfull. Pembelajaran bermakna merupakan suatu proses mengaitkan informasi baru pada konsep-konsep relevan yang terdapat dalam struktur kognitif seseorang. Struktur kognitif ialah fakta-fakta, konsep-konsep, dan generalisasi-generalisasi yang telah dipelajari dan diingat siswa. Pembelajaran bermakna terjadi apabila siswa boleh menghubungkan fenomena baru ke dalam struktur pengetahuan mereka. Artinya, bahan subjek itu mesti sesuai dengan keterampilan siswa dan mesti relevan dengan struktur kognitif yang dimiliki siswa. Oleh karena itu, subjek mesti dikaitkan dengan konsep yang sudah dimiliki para siswa, sehingga konsep-konsep baru tersebut benar-benar terserap olehnya. Dengan demikian, faktor intelektual-emosional siswa terlibat dalam kegiatan pembelajaran. commit to user 22 Menurut Ausubel belajar dapat diklasifikasikan kedalam dua dimensi. Dimensi pertama berhubungan dengan cara informasi atau materi pelajaran itu disajikan kepada siswa melalui penerimaan atau penemuan. Dimensi kedua menyangkut bagaimana siswa dapat mengaitkan informasi itu pada struktur kognitif yang telah ada. Jika siswa hanya mencoba menghafalkan informasi baru itu tanpa menghubungkan dengan struktur kognitifnya maka terjadilah belajar dengan hafalan. Sebaliknya jika siswa menghubungkan atau mengaitkan informasi baru itu dengan struktur kognitifnya maka yang terjadi adalah belajar bermakna. Pada penelitian ini digunakan pembelajaran inkuiri terbimbing melalui eksperimen dan demonstrasi dimana siswa mengalami sendiri dalam memperoleh konsep sehingga siswa mempunyai kemampuan yang tinggi karena konsep yang didapat sendiri akan bertahan lebih lama dan lebih bermakna. Salah satu contoh pembelajaran listrik dinamis yang sesuai dengan teori belajar Ausubel adalah ketika siswa menemukan konsep konduktor dan isolator melalui pengamatan eksperimen atau demonstrasi, konsep ini akan bertahan lama karena siswa mengalami sendiri.

c. Inkuiri Terbimbing

Dokumen yang terkait

PERBANDINGAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING DENGAN METODE EKSPERIMEN DAN DEMONSTRASI

0 9 56

PEMBELAJARAN METODE EKSPERIMEN DAN INKUIRI TERBIMBING DITINJAU DARI SIKAP ILMIAH DAN KEMAMPUAN DALAM MENGGUNAKAN ALAT UKUR

2 12 111

PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN PENDEKATAN INKUIRI TERBIMBING MELALUI METODE EKSPERIMEN SERTA DEMONSTRASI DITINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL DAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA

0 3 10

Pembelajaran kimia dengan inkuiri terbimbing melalui metode eksperimen dan demonstrasi ditinjau dari kemampuan awal dan sikap ilmiah siswa

0 13 156

PEMBELAJARAN FISIKA MENGGUNAKAN INKUIRI TERBIMBING DENGAN METODE EKSPERIMEN DAN METODE PROYEK DITINJAU DARI KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN KREATIVITAS SISWA.

0 1 19

Pembelajaran Fisika dengan Pendekatan Inkuiri melalui Metode Eksperimen dan Metode Demonstrasi ditinjau dari Kreativitas dan Motivasi Berprestasi Siswa.

0 0 17

PEMBELAJARAN FISIKA DENGAN PENDEKATAN INKUIRI TERBIMBING MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI DISKUSI DAN EKSPERIMEN DITINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL DAN AKTIVITAS BELAJAR MAHASISWA.

0 0 17

PEMBELAJARAN IPA MENGGUNAKAN PENDEKATAN INKUIRI TERBIMBING MELALUI METODE EKSPERIMEN DAN DEMONSTRASI DITINJAU DARI KEMAMPUAN ANALISIS DAN SIKAP ILMIAH SISWA.

0 0 13

PEMBELAJARAN FISIKA DENGAN PENDEKATAN INKUIRI TERBIMBING MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI DISKUSI DAN EKSPERIMEN DITINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL DAN AKTIVITASBELAJAR SISWA | Puspita | Inkuiri 9238 19645 1 SM

0 0 9

PEMBELAJARAN FISIKA MENGGUNAKAN PENDEKATAN INKUIRI TERBIMBING DENGAN METODE EKSPERIMEN DAN DEMONSTRASI DISKUSI DITINJAU DARI KEMAMPUAN BERPIKIR DAN GAYA BELAJAR SISWA | Mujazin | Inkuiri 9674 20552 1 SM

0 0 14