Metode Eksperimen Keingintahuan Siswa

commit to user 35 5 Memerlukan banyak waktu sedangkan hasilnya terkadang sangat minimum; 6 Diperlukan ketelitian dan kesabaran.

3. Metode Eksperimen

Eksperimen berarti suatu percobaan untuk mengetahui hasil suatu pertandingan, perubahan dengan adanya variabel tertentu, atau pengaruh suatu variabel. Suharno 1995. Menurut Sagala 2007 metode eksperimen adalah cara penyajian bahan pelajaran di mana siswa melakukan percobaan dengan mengalami untuk membuktikan sendiri suatu pertanyaan atau hipotesis yang dipelajari. Dengan demikian, metode eksperimen adalah metode mengajar di mana pengajar atau pelajar mencoba mengerjakan sesuatu serta mengamati proses dan hasil percobaan itu. Metode eksperimen mempunyai kelebihan dan kelemahan Sagala 2007. Kelebihan metode eksperimen adalah: 1 Membuat siswa lebih percaya atas kebenaran atau kesimpulan berdasarkan percobaannya sendiri dari pada hanya menerima kata guru atau buku saja; 2 Dapat mengembangkan sikap untuk mengadakan studi eksploratoris tentang sains dan teknologi; 3 Didukung oleh asas didaktik modern, antara lain: a Siswa belajar dengan mengalami atau mengamati sendiri suatu proses atau kejadian, b Siswa terhindar jauh dari verbalisme, c Memperkaya pengalaman objektif dan realistis, d Mengembangkan sikap berpikir ilmiah, e Hasil belajar terinternalisasi. Kelemahan penggunaan metode eksperimen adalah: 1 Pelaksanaan metode ini sering memerlukan berbagai fasilitas peralatan dan bahan yang tidak selalu mudah diperoleh dan murah; 2 Setiap eksperimen tidak selalu memberikan commit to user 36 hasil yang diharapkan karena mungkin ada faktor tertentu yang berada diluar jangkauan kemampuan dan pengendalian; 3 Sangat menuntut penguasaan perkembangan materi, fasilitas peralatan dan bahan mutakhir.

4. Keingintahuan Siswa

Keingintahuan curiosity adalah aspek emosional dari makhluk hidup untuk melakukan eksplorasi, investigasi dan pembelajaran. Secara filosofis, keingintahuan didorong oleh rasa kagum karena rasa yang tuntas terhadap hal tidak mengerti di sekitarnya Poedjawijatna 1991. Pemicu rasa keingintahuan adalah lingkungan dan gejala atau fenomena di sekitar manusia melalui pancaindra yang dimilikinya. Keingintahuan adalah faktor yang berasal dari dalam diri makhluk hidup yang mendorongnya unutk belajar mengenai alam dan lingkungan Howe 2006. Tingkah laku curious sering digambarkan dengan istilah lain seperti exploratory, manipulative, atau aktif yang kurang lebih memiliki arti yang sama dengan tingkah laku curious itu. Menurut Loewenstein 1994, curiousity adalah hal kognitif berdasarkan emosi yang muncul ketika siswa menyadari bahwa ada diskrepansi atau konflik antara apa yang ia percayai benar tentang dunia dan apa yang sebenarnya terjadi. Menurut Berlyne dalam Borowske 2005 keingintahuan manusia ada dua macam, yaitu keingintahuan umum diversive curiousity dan keingintahuan khusus specific curiousity. Keingintahuan umum adalah kecenderungan umum manusia untuk mencari hal baru, mengmbil risiko, dan pencarian untuk petualangan. Keingintahuan khusus adalah kecenderungan untuk menyelidiki commit to user 37 objek atau masalah khusus agar dapat memahaminya. Menurut Berlyne keingintahuan dapat dibangun oleh stimulan luar diri manusia berdasarkan karakterisitiknya yaitu: kompleksitas, hal baru, ketidaktentuan, dan konflik. Tingkat stimulan luar tersebut adalah sebagai berikut: 1 Jika stimulan luar terlalu kecil maka tidak terdapat motivasi untuk eksplorasi sesuatu; 2 Jika stimulan luar terlalu besar maka akan timbul ketertarikan; dan 3 Jika stimulan luar adalah keharusan maka akan menghasilkan kebiasaan bereksplorasi. Keingintahuan dapat juga diartikan sebagai keinginan untuk tahu. Keinginan adalah dorongan nafsu untuk menuju ke suatu hal yang kongkrit, sehingga keinginan untuk tahu adalah dorongan untuk mengetahui suatu hal yang kongkrit. Menurut Hamalik 2002 keadaan selalu ingin tahu merupakan salah satu komponen dalam dari motivasi. Siswa yang memiliki keingintahuan yang tinggi akan sangat sensitif terhadap rangsangan yang mengenainya. Dalam kelas siswa seperti ini akan tampak dari antusiasmenya mengikuti pembelajaran dan banyaknya dia mengajukan pertanyaan. Pertanyaan yang diajukan merupakan eksplorasinya terhadap lingkungan dan rangsangan yang datang padanya. Menurut Arikunto 1998 Siswa dengan keingintahuannya yang tinggi akan bersikap positif terhadap pelajaran yang disampaikan oleh gurunya, karena dia akan mengangap bahwa pembelajaran itu merupakan hal yang baru yang harus diketahuinya dan bisa menjawab ketidaktahuannya. Contohnya adalah ketika siswa ingin mencari tahu mengapa dibutuhkan saklar pada suatu rangkaian listrik, mengapa kabel listrik dibungkus plastik, bagaimana caranya menyalakan lampu senter agar lebih terang, kenapa sering terjadi listrik anjlok di rumah, mengapa kawat tembaga bisa commit to user 38 menghantarkan listrik, dan lain-lain peristiwa fisika kelistrikan yang ada di lingkungan kehidupan sehari-hari dari siswa. Untuk mengetahui tingkat keingintahuan siswa, maka guru dapat mengukurnya dengan angket yang diisi siswa. Menurut Ridwan 2004, angket adalah daftar pertanyaan yang diberikan kepada orang lain yang bersedia memberikan respon responden sesuai dengan permintaan pengguna. Sedangkan angket sendiri dibedakan menjadi dua, yaitu angket terbuka tidak terstruktur dan tertutup terstruktur. Angket terbuka memungkinkan responden memberikan respon sesuai dengan keadaan dan kehendaknya, sedangkan angket tertutup responden diminta untuk memilih respon yang ditawarkan oleh peneliti. Dalam penelitian ini digunakan angket tertutup dengan empat pilihan jawaban. Berdasarkan uraian tersebut di atas dapat diambil kesimpulan jika tingkat keingintahuan siswa tersebut tinggi, maka diharapkan siswa memiliki prestasi belajar yang tinggi pula. Sehingga terdapat hubungan yang linier positif antara keingintahuan siswa dengan prestasi belajar siswa.

5. Perhatian Siswa

Dokumen yang terkait

PERBANDINGAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING DENGAN METODE EKSPERIMEN DAN DEMONSTRASI

0 9 56

PEMBELAJARAN METODE EKSPERIMEN DAN INKUIRI TERBIMBING DITINJAU DARI SIKAP ILMIAH DAN KEMAMPUAN DALAM MENGGUNAKAN ALAT UKUR

2 12 111

PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN PENDEKATAN INKUIRI TERBIMBING MELALUI METODE EKSPERIMEN SERTA DEMONSTRASI DITINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL DAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA

0 3 10

Pembelajaran kimia dengan inkuiri terbimbing melalui metode eksperimen dan demonstrasi ditinjau dari kemampuan awal dan sikap ilmiah siswa

0 13 156

PEMBELAJARAN FISIKA MENGGUNAKAN INKUIRI TERBIMBING DENGAN METODE EKSPERIMEN DAN METODE PROYEK DITINJAU DARI KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN KREATIVITAS SISWA.

0 1 19

Pembelajaran Fisika dengan Pendekatan Inkuiri melalui Metode Eksperimen dan Metode Demonstrasi ditinjau dari Kreativitas dan Motivasi Berprestasi Siswa.

0 0 17

PEMBELAJARAN FISIKA DENGAN PENDEKATAN INKUIRI TERBIMBING MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI DISKUSI DAN EKSPERIMEN DITINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL DAN AKTIVITAS BELAJAR MAHASISWA.

0 0 17

PEMBELAJARAN IPA MENGGUNAKAN PENDEKATAN INKUIRI TERBIMBING MELALUI METODE EKSPERIMEN DAN DEMONSTRASI DITINJAU DARI KEMAMPUAN ANALISIS DAN SIKAP ILMIAH SISWA.

0 0 13

PEMBELAJARAN FISIKA DENGAN PENDEKATAN INKUIRI TERBIMBING MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI DISKUSI DAN EKSPERIMEN DITINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL DAN AKTIVITASBELAJAR SISWA | Puspita | Inkuiri 9238 19645 1 SM

0 0 9

PEMBELAJARAN FISIKA MENGGUNAKAN PENDEKATAN INKUIRI TERBIMBING DENGAN METODE EKSPERIMEN DAN DEMONSTRASI DISKUSI DITINJAU DARI KEMAMPUAN BERPIKIR DAN GAYA BELAJAR SISWA | Mujazin | Inkuiri 9674 20552 1 SM

0 0 14