Hipotesis ketiga Hipotesis keempat

commit to user 143 tinggi lebih memiliki prestasi belajar yang lebih baik dibandingkan siswa dengan tingkat keingintahuan yang rendah. Keingintahuan tentang materi IPA antara satu siswa dengan siswa lainnya berbeda-beda, hal ini dikarenakan motivasi atau dorongan untuk mengetahui sesuatu hal yang baru yang dimiliki oleh setiap siswa berbeda-beda. Siswa yang memiliki keingintahuan yang tinggi akan sangat sensitif terhadap rangsangan yang mengenainya. Dalam kelas siswa seperti ini akan tampak dari antusiasmenya mengikuti pembelajaran dan banyaknya dia mengajukan pertanyaan. Semakin tinggi keingintahuan siswa maka motivasi untuk mengikuti pembelajaran IPA fisika semakin tinggi, sehingga prestasi belajar siswa juga akan baik pula. Hal ini dapat terlihat dalam dokumentasi penelitian pada lampiran 18.

3. Hipotesis ketiga

Perhatian adalah suatu keadaan, sikap dan keaktifan jiwa yang dipusatkan dan diarahkan pada suatu obyek tertentu. Perhatian merupakan kunci terpenting untuk membuka pintu keberhasilan belajar. Siswa yang mempunyai perhatian tinggi akan mudah menangkap dan memahami konsep yang disampaikan guru, sehingga penguasaan konsep dan prestasi belajarnya akan lebih baik bila dibandingkan dengan siswa yang mempunyai perhatian rendah. Namun demikian, berdasarkan hasil analisis penelitian, didapatkan harga pada p-value = 0,501 atau p α untuk ranah kognitif dan p-value = 0,637 atau p α untuk ranah afektif. Hal ini berarti hipotesis nol tidak ditolak dan hipotesis alternatif ditolak, sehingga berakibat bahwa tidak terdapat pengaruh antara perhatian siswa kategori tinggi dan rendah terhadap prestasi belajar siswa. Hasil commit to user 144 penelitian hal ini disebabkan karena dengan pembelajaran eksperimen atu demonstrasi, siswa yang mempunyai perhatian yang tinggi atau rendah sama-sama sangat tertarik dalam pembelajaran sehingga aktif dalam penemuan konsep listrik dinamis, sehingga akan memiliki penguasaan konsep yang meningkat dan prestasi belajarnya dapat meningkat. Juga dapat diamati selama pembelajaran guru selalu memberikan pengawasan yang ketat agar seluruh siswa memperhatikan.

4. Hipotesis keempat

Berdasarkan uji statistik diperoleh hipotesis 4 untuk ranah kognitif mempunyai nilai p-value = 0,331 atau p-value α. Sedangkan untuk ranah afektif mempunyai nilai p-value = 0,442 atau p-value α. Dengan demikian, dapat dinyatakan H 4 tidak ditolak, yang berarti bahwa tidak terdapat interaksi antara metode pembelajaran dengan keingintahuan siswa terhadap prestasi belajar siswa. Berdasarkan uji lanjut juga menguatkan temuan dari penelitian ini. Pada proses pembelajaran, siswa yang mempunyai keingintahuan tinggi akan lebih memperhatikan dan memiliki rasa ingin tahu yang lebih sehingga penguasaan konsep akan lebih baik, tidak perduli metode pembelajaran apa yang digunakan oleh guru. Sebaliknya, apapun metode pembelajaran yang digunakan, jika keingintahuan siswa rendah maka akan berakibat pada siswa yang kurang antusias terhadap kegiatan pembelajaran.

5. Hipotesis kelima

Dokumen yang terkait

PERBANDINGAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING DENGAN METODE EKSPERIMEN DAN DEMONSTRASI

0 9 56

PEMBELAJARAN METODE EKSPERIMEN DAN INKUIRI TERBIMBING DITINJAU DARI SIKAP ILMIAH DAN KEMAMPUAN DALAM MENGGUNAKAN ALAT UKUR

2 12 111

PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN PENDEKATAN INKUIRI TERBIMBING MELALUI METODE EKSPERIMEN SERTA DEMONSTRASI DITINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL DAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA

0 3 10

Pembelajaran kimia dengan inkuiri terbimbing melalui metode eksperimen dan demonstrasi ditinjau dari kemampuan awal dan sikap ilmiah siswa

0 13 156

PEMBELAJARAN FISIKA MENGGUNAKAN INKUIRI TERBIMBING DENGAN METODE EKSPERIMEN DAN METODE PROYEK DITINJAU DARI KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN KREATIVITAS SISWA.

0 1 19

Pembelajaran Fisika dengan Pendekatan Inkuiri melalui Metode Eksperimen dan Metode Demonstrasi ditinjau dari Kreativitas dan Motivasi Berprestasi Siswa.

0 0 17

PEMBELAJARAN FISIKA DENGAN PENDEKATAN INKUIRI TERBIMBING MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI DISKUSI DAN EKSPERIMEN DITINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL DAN AKTIVITAS BELAJAR MAHASISWA.

0 0 17

PEMBELAJARAN IPA MENGGUNAKAN PENDEKATAN INKUIRI TERBIMBING MELALUI METODE EKSPERIMEN DAN DEMONSTRASI DITINJAU DARI KEMAMPUAN ANALISIS DAN SIKAP ILMIAH SISWA.

0 0 13

PEMBELAJARAN FISIKA DENGAN PENDEKATAN INKUIRI TERBIMBING MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI DISKUSI DAN EKSPERIMEN DITINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL DAN AKTIVITASBELAJAR SISWA | Puspita | Inkuiri 9238 19645 1 SM

0 0 9

PEMBELAJARAN FISIKA MENGGUNAKAN PENDEKATAN INKUIRI TERBIMBING DENGAN METODE EKSPERIMEN DAN DEMONSTRASI DISKUSI DITINJAU DARI KEMAMPUAN BERPIKIR DAN GAYA BELAJAR SISWA | Mujazin | Inkuiri 9674 20552 1 SM

0 0 14