Metode Penelitian Uji Coba Instrumen

commit to user 68 penyelesaian, meliputi analisis data dan penyusunan laporan. Tahap persiapan penelitian dilaksanakan pada bulan Februari s.d. Juni 2010. Tahap pelaksanaan penelitian dilaksanakan pada bulan Juli s.d. Agustus 2010. Tahap penyelesaian penelitian dilaksanakan pada bulan September s.d. Desember 2010.

B. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode penelitian eksperimen yaitu dilakukan perlakuan manipulasi dan kontrol kondisi terhadap sampelobjek penelitian. Ada dua kelompok yang diberi perlakuan yaitu kelompok pertama diberi perlakuan pembelajaran inkuiri terbimbing metode demonstrasi dan kelompok kedua diberi perlakuan pembelajaran inkuiri terbimbing metode eksperimen. Setelah pemberian perlakuan pembelajaran dengan metode yang berbeda, langkah selanjutnya adalah dilakukan pengukuran tingkat keingintahuan siswa, tingkat perhatian siswa, dan prestasi belajar siswa untuk ranah kognitif dan afektif pada materi fisika bab listrik dinamis.

C. Populasi Penelitian, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel

1. Populasi penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas IX SMP Negeri 1 Karangmalang tahun ajaran 20102011, yang terdiri 7 kelas yaitu kelas IX A, IX B, IX C, IX D, IX E, IXF, dan IX G dengan jumlah siswa 280 orang.

2. Sampel penelitian dan teknik pengambilan sampel

Sampel penelitian ini terdiri dari dua kelas eksperimen dengan tiap kelas diisi 37 siswa. Satu kelas diberi perlakuan pembelajaran inkuiri terbimbing dengan commit to user 69 metode demonstrasi dan satu kelas yang lain diberi perlakuan pembelajaran inkuiri terbimbing dengan metode eksperimen. Dalam penelitian ini sampel ditentukan dengan teknik cluster random sampling yaitu diambil dua kelas secara acak dari populasi 7 kelas yang tersedia, sehingga diperoleh kelas XA sebagai kelas dengan perlakuan pembelajaran inkuiri terbimbing metode demonstrasi, dan kelas IXC dengan perlakuan pembelajaran inkuiri terbimbing metode eksperimen. Dua kelas sampel terpilih selanjutnya harus seimbang dalam tingkat kemampuan belajar siswa. Untuk keperluan ini dilakukan uji t terhadap data permulaan yaitu data skunder nilai UAS mata pelajaran IPA di kelas VIII pada tahun pelajaran sebelumnya, yaitu tahun pelajaran 20092010, disajikan dalam halaman lampiran 16. Data ini haruslah bersifat normal dan homogenitas. Sehingga, sebelum melakukan uji t, data perlu di uji normalitas dan uji homogenitas terlebih dahulu. Uji normalitas menggunakan uji normalitas Ryan- Joyner RJ dan uji homogenitas menggunakan uji F-Tes Normal Distribution dan uji Levene’s Test Any Continuous Distribution. Dengan menggunakan bantuan program aplikasi statistik Minitab versi 15, diperoleh keputusan uji yaitu data terdistribusi normal p-value uji RJ 0,100 dan homogen p-value sebesar 0,180 untuk uji F-tes dan p-value sebesar 0,084 untuk uji Levene’s Test. Setelah diketahui bahwa data normal dan homogen, maka dilakukan uji t dua pihak. Dengan menggunakan program aplikasi statistik Minitab versi 15 diperoleh hasil uji t dua pihak dengan p-value = 0,917 jadi p-value 0,05. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa kelas yang dijadikan sampel commit to user 70 pengambilan data pada kelas eksperimen I metode demonstrasi dan kelas eksperimen II metode eksperimen mempunyai kemampuan yang relatif seimbang atau sama dalam hal kemampuan belajar IPA fisika. Rangkuman keputusan uji untuk normalitas, homogenitas, dan uji t pada data nilai UAS kelas VIII ini dapat dilihat lampiran 17.

D. Variabel Penelitian

Variabel penelitian ini terdiri dari satu variabel terikat yaitu prestasi belajar siswa, satu variabel bebas yaitu pembelajaran inkuiri terbimbing metode eksperimen dan demonstrasi, dan dua variabel moderator yaitu keingintahuan siswa dan perhatian siswa. Berikut ini diterangkan lebih lanjut mengenai variabel dalam penelitian ini.

1. Prestasi belajar siswa variabel terikat

Definisi operasional prestasi belajar siswa adalah prestasi belajar siswa pada materi fisika listrik dinamis, baik untuk kemampuan ranah kognitif dan ranah afektif, hasil dari proses pembelajaran yang diikuti oleh siswa. Indikator prestasi belajar siswa untuk ranah kognitif adalah nilai tes kognitif prestasi belajar pada konsep listrik dinamis, Sedangkan indikator prestasi belajar siswa untuk ranah afektif adalah skor angket kemampuan afektif siswa. Skala pengukuran prestasi belajar siswa, sesuai dengan indikator yang ditetapkan, adalah untuk ranah kognitif dan ranah afektif skala interval. Selanjutnya, variabel prestasi belajar siswa diberi simbolkode Y. commit to user 71

2. Pembelajaran inkuri terbimbing variabel bebas

Definisi operasional dari pembelajaran inkuri terbimbing adalah pembelajaran IPA fisika dengan siswa diberikan kesempatan pengalaman menemukan konsep pengetahuannya sendiridan guru berperan sebagai fasilitator. Indikator variabel pembelajaran inkuiri terbimbing adalah pembelajaran inkuri terbimbing dengan metode mengajar, dengan dua kategori yaitu metode demonstrasi A 1 dan metode eksperimen A 2 . Skala pengukuran dari variabel pembelajaran inkuiri terbimbing adalah skala nominal dengan dua kategori yaitu pembelajaran inkuri terbimbing metode demonstrasi dan pembelajaran inkuri terbimbing metode eksperimen. Pembelajaran inkuri terbimbing metode demonstrasi diberi simbol A 1 , sedangkan pembelajaran inkuri terbimbing metode eksperimen diberi simbol A 2 .

3. Keingintahuan siswa variabel moderator 1

Definisi operasional dari keingintahuan siswa dalam belajar fisika adalah rasa ingin tahu dan mengetahui sesuatu segala hal berkaitan dengan sains fisika materi listrik dinamis. Indikator variabel keingintahuan siswa adalah skor angket keingintahuan siswa. Skala pengukuran variabel keingintahuan siswa adalah skala interval dengan dua kategori yaitu tingkat tinggi dan tingkat rendah. Keingintahuan siswa tingkat tinggi diberi simbol B 1, dan keingintahuan siswa tingkat rendah diberi simbol B 2 . commit to user 72

4. Perhatian siswa variabel moderator 2

Definisi operasional dari perhatian siswa adalah perhatian siswa saat belajar fisika baik di kelas maupun di tempat belajar yang lain. Indikator variabel perhatian siswa adalah skor angket perhatian siswa dalam belajar fisika. Skala pengukurannya adalah interval dengan dua kategori yaitu tinggi dan rendah. Perhatian siswa tinggi diberi simbol C 1 dan perhatian siswa rendah diberi simbol C 2 .

E. Data dan Teknik Pengumpulan Data

Data dalam penelitian ini ada dua jenis, yaitu data primer dan data skunder. Data primer meliputi data hasil nilai tes kognitif prestasi belajar siswa materi listrik dinamis, data skor kemampuan afektif siswa, data skor angket keingintahuan siswa, dan data skor angket perhatian siswa. Sedangkan data skunder meliputi data nilai UAS kelas VIII tahun pelajaran 20092010 dari sampel. Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik dokumentasi, angket, dan tes.

1. Teknik dokumentasi

Teknik dokumentasi digunakan untuk memperoleh data skunder yaitu adalah nilai UAS kelas VIII tahun pelajaran 20092010. Data ini diperoleh dengan meminta untuk menyalin dokumen yang dimiliki pihak Sekolah. Data ini digunakan untuk mengetahui apakah tingkat kemampuan sampel seimbang sebelum diberi perlakuan. commit to user 73

2. Teknik angket

Teknik angket digunakan untuk memperoleh data primer tingkat keingintahuan siswa, tingkat perhatian siswa, dan prestasi belajar siswa ranah afektif. Berikut ini penjelasan dari instrument angket tersebut.

a. Angket keingintahuan siswa

Angket keingintahuan siswa digunakan untuk memperoleh tingkat keigintahuan siswa dalam sains dan pelajaran IPA fisika khususnya materi listrik dinamis. Dalam penelitian ini tingkat keingintahuan siswa dibagi menjadi dua kategori, yaitu kategori tinggi dan rendah. Pengkategorian tingkat keingintahuan siswa ini berdasarkan pada skor angket dengan ketentuan tingkat kengintahuan siswa rendah jika skor rerata kelas sampel. Sedangkan untuk kategori tingkat keingintahuan siswa tinggi jika skor ≥ rerata kelas sampel. Bentuk angket keingintahuan siswa adalah angket langsung tertutup. Angket ini terdiri dari dua bentuk yaitu pernyataan positif dan negatif dan setiap item pernyataan diikuti dengan empat alternatif jawaban yaitu berupa pernyataan: sangat setuju SS, setuju S, tidak setuju TS, dan sangat tidak setuju STS. Nilai untuk jawaban pernyataan yang bersifat posistif adalah sebagai berikut: sangat setuju 4, Setuju 3, tidak Setuju 2, dan sangat tidak setuju 1. Sedangkan nilai untuk item jawaban pernyataan yang bersifat negatif adalah sangat setuju 1, setuju 2, tidak setuju 3, dan sangat tidak setuju 4. commit to user 74

b. Angket perhatian siswa

Angket perhatian siswa untuk memperoleh tingkat perhatian siswa dalam pelajaran IPA fisika. Dalam penelitian ini tingkat perhatian siswa dibagi menjadi dua kategori, yaitu kategori tinggi dan rendah. Pengkategorian tingkat perhatian siswa ini berdasarkan pada skor angket dengan ketentuan untuk kategiri tingkat perhatian siswa rendah jika skor rerata kelas sampel. Sedangkan untuk kategori tingkat perhatian siswa tinggi jika Skor ≥ rerata kelas sampel. Bentuk angket perhatian adalah angket langsung tertutup. Angket ini terdiri dari dua bentuk yaitu pernyataan positif dan negatif dan setiap item pernyataan diikuti dengan empat alternatif jawaban yaitu berupa pernyataan: sangat setuju SS, setuju S, tidak setuju TS, dan sangat tidak setuju STS. Nilai untuk jawaban pernyataan yang bersifat posistif adalah sebagai berikut: selalu 4, Sering 3, kadang-kadang 2, dan tidak pernah 1. Sedangkan nilai untuk item jawaban pernyataan yang bersifat negatif adalah selalu 1, sering 2, kadang- kadang 3, dan tidak pernah 4. Soal angket ini disesuaikan dengan kisi-kisi angket yang telah peneliti susun.

c. Angket kemampuan afektif siswa

Angket afektif siswa digunakan untuk memperoleh skor prestasi belajar siswa ranah afektif dalam pelajaran IPA fisika materi listrik dinamis. Bentuk angket perhatian adalah angket langsung tertutup. Angket ini terdiri dari dua bentuk yaitu pernyataan positif dan negatif dan setiap item pernyataan diikuti dengan empat alternatif jawaban yaitu berupa pernyataan: sangat setuju SS, setuju S, tidak setuju TS, dan sangat tidak setuju STS. commit to user 75 Nilai untuk jawaban pernyataan yang bersifat posistif adalah sebagai berikut: sangat setuju 4, Setuju 3, tidak Setuju 2, dan sangat tidak setuju 1. Sedangkan nilai untuk item jawaban pernyataan yang bersifat negatif adalah sangat setuju 1, setuju 2, tidak setuju 3, dan sangat tidak setuju 4. Soal angket ini disesuaikan dengan kisi-kisi angket yang telah peneliti susun. 3. Teknik tes Teknik tes digunakan untuk memperoleh data primer nilai tes prestasi belajar siswa ranah kognitif pada materi pelajaran IPA fisika listrik dinamis. Bentuk tes adalah tes obyektif pilihan ganda sejumlah 40 item, dengan empat alternatif jawaban dimana hanya satu jawaban yang benar. Soal tes kognif ini disesuaikan dengan kisi-kisi soal yang telah peneliti susun yang didasarkan pada silabus pembelajaran.

F. Instrumen Penelitian

Penelitian ini menggunakan dua jenis instrumen penelitian yaitu: instrumen pelaksanaan penelitian, dan instrumen pengambilan data.

1. Instrumen pelaksanaan pembelajaran

Instrumen pelaksanaan penelitian meliputi silabus pembelajaran, rencana pelaksanaan pembelajaran RPP, dan lembar kegiatan siswa LKS. Instrumen pelaksanaan penelitian tersebut disusun oleh peneliti yang disesuaikan dengan silabus. Untuk menjamin bahwa instrumen pelaksanaan penelitian valid dan dapat dipertanggungjawabkan sesuai kaidah yang berlaku, maka instrumen pelaksanaan penelitian ini dibuat dengan dikonsultasikan kepada pembimbing. commit to user 76

2. Instrumen pengambilan data penelitan

Instrumen pengambilan data pada penelitian ini berupa instrumen angket dan instrumen tes. Instrumen angket berupa angket keingintahuan siswa dan angket perhatian siswa, dan angket kemampuan ranah afektif. Sedangkan instrumen tes berupa soal tes kognitif prestasi belajar siswa pada materi fisika listrik dinamis.

G. Uji Coba Instrumen

Instrumen pengambilan data disusun oleh peneliti dan dikonsultasikan dengan dosen pembimbing, kemudian diujicobakan untuk menguji bahwa item adalah instrumen baik, yaitu harus memenuhi persyaratan validitas, reliabilitas, derajat kesukaran dan daya pembeda soal instrumen. Langkah yang penulis tempuh dalam uji coba instrumen data penelitian adalah: a Menentukan sampel uji coba; b Menentukan jumlah sampel uji coba; dan c Analisis data hasil uji coba. Sampel uji coba dipilih dengan kriteria sampel harus seimbang atau setara dalam hal kemampuan belajar IPA fisika dengan siswa SMP N 1 Karangmalang. Berdasarkan kriteria tersebut dipilih sampel untuk uji coba instrumen tetap dilaksanakan di SMP N 1 Karangmalang. Sampel uji coba instrumen ditentukan secara acak dan diperoleh kelas IXF dan kelas IXD. Setelah responden atau siswa menyelesaikan uji coba, langkah selanjutnya peneliti menganalisis data hasil uji coba. Untuk instrumen angket keingintahuan, perhatian, dan kemampuan ranah afektif dilakukan uji validitas dan reliabilitas. Untuk instrumen tes kemampuan kognitif dilakukan uji validitas, reliabilitas, dan kelayakan soal ditinjau dari taraf kesukaran dan daya pembeda soal. commit to user 77 Berdasarkan analisis hasil uji coba terdapat item instrumen yang kurang atau tidak memenuhi syarat validitas, reliabilitas, daya beda. Walaupun demikian item soal tersebut tetap diikutkan sebagai instrumen final tetapi dengan revisi dan perbaikan redaksional. Hal ini diambil dengan pertimbangan bahwa instrumen tetap dapat memenuhi komponen penilaian yang sudah disusun dalam kisi-kisi angket dan kisi-kisi tes. Jika soal di drop dan tidak dipakai maka berakibat ketidaksesuaian dan ketidaklengkapan komponen yang dinilai dan diukur sesuai kisi-kisi. Berikut ini kriteria dan teknik analisis data hasil uji coba instrumen penelitian.

a. Validitas

Untuk menentukan validitas item-item dalam instrumen digunakan rumus korelasi product moment yang dikemukakan oleh Karl Pearson sebagai berikut: [ ] [ ] 2 2 2 2 Y Y N X X N Y X XY N r xy S - S S - S - = å å å ……………… 1 Arikunto, 2006 Koefisien korelasi r xy tiap item angket pada persamaan 1 di atas dipengaruhi oleh skor item X, skor total item Y dan jumlah responden N. Untuk mengetahui validitas dari tiap-tiap item, maka r xy yang telah diperoleh dikonsultasikan dengan r tabel dengan N = 38 dan taraf signifikan 5 yaitu 0,320. Setiap item dikatakan valid apabila nilai r xy r tabel, berarti item angket dikatakan valid apabila r xy 0,320. Rangkuman validitas item isntrumen pengambilan data penelitian disajikan dalam tabel 3.2 berikut ini. commit to user 78 Tabel 3.2 Validitas Item Instrumen Pengambilan Data Penelitian Instrumen Jumlah Item Uji Coba Jumlah item valid Item tidak Valid Keterangan Tes Kemampuan Kognitif 40 35 5; 15; 19; 23; 38 Angket Kemampuan Afektif 44 36 11; 14; 20; 21; 25; 27; 29; 36 Angket Perhatian 40 32 3; 9; 10; 20; 25; 35; 36; 37 Angket Keingintahuan 43 36 2; 3; 14; 15; 20; 30; 38 Item tidak valid tetap digunakan untuk instrumen final, tetapi dengan revisi redaksional sumber: data primer, diolah Berdasarkan tabel 3.2 dapat dijelaskan bahwa untuk tes kemampuan kognitif dari 40 butir item diketahui item tidak valid 5 atau 12,5 dari item uji coba tes kognitif. Untuk angket kemampuan afektif diketahui item item tidak valid 8 butir atau 18,2 dari item uji coba angket afektif. Untuk angket perhatian siswa diketahui item valid 8 butir atau 20 dari item uji coba angket perhatian. Untuk angket keingintahuan diperoleh item tidak valid 7 butir atau 16,3 dari item uji coba angket keingintahuan. Setelah diketahui item yang valid atau tidak valid, langkah selanjutnya adalah memperbaiki atau merevisi item tidak valid. Sehingga, ditinjau dari validitas, keputusan final instrumen yang digunakan adalah: 1 tes kemampuan kognitif 40 item soal, 2 angket kemampuan afektif 44 item soal, 3 angket perhatian 40 item soal, dan 4 angket keingintahuan 43 soal.

b. Reliabilitas

Untuk menguji reliabilitas instrumen angket, dalam penelitian ini digunakan teknik Alpha sebagai berikut: commit to user 79 ú ú û ù ê ê ë é å - úû ù êë é - = 2 2 11 1 1 t i n n r d d ……………………………… 2 Arikunto, 2006: 109 Untuk menguji reliabilitas instrumen tes, dalam penelitian ini digunakan rumus Kuder dan Richardson K – R 20 sebagai berikut: ú ú û ù ê ê ë é å - úû ù êë é - = 2 2 11 1 S pq S n n r ………………………….. 4 Arikunto, 2006: 100-101 Harga r 11 yang diperoleh dikonsultasikan dengan harga produk momen dengan ketentuan r 11 r tabel maka soal dikatakan reliabel, dengan α = 5. Klasifikasi korelasi reliabilitas soal dapat dilihat pada tabel 3.3. Tabel 3.3 Klasifikasi korelasi reliabilitas Nilai koefisien korelasi Kualifikasi 0,91 - 1,00 Sangat tinggi 0,71 - 0,90 Tinggi 0,41 - 0,70 Cukup 0,21 - 0,40 Rendah Negatif - 0,20 Sangat rendah Sumber: Masidjo 1995 Berdasarkan tabel 3.3 dapat diketahui bahwa: 1 untuk nilai koefisien korelasi 0,91 s.d 1,00 disimpulkan kualifikasi reliabilitas sangat tinggi; 2 untuk nilai koefisien korelasi 0,71 s.d 0,90 disimpulkan kualifikasi reliabilitas tinggi; 3 untuk nilai koefisien korelasi 0,41 s.d 0,70 disimpulkan kualifikasi reliabilitas cukup; 4 untuk nilai koefisien korelasi 0,21 s.d 0,40 disimpulkan kualifikasi reliabilitas tinggi kualifikasi rendah; dan 5 untuk nilai koefisien korelasi negatif s.d. 0,20 disimpulkan kualifikasi reliabilitas sangat rendah. commit to user 80 Js B DK = Tabel 3.4 Reliabilitas Instrumen Pengambilan Data Penelitian Instrumen Jumlah Item Uji Coba Koefisien Reliabilitas r hitung Kriteria Tes Kognitif Prestasi Belajar Siswa 40 0,936 Sangat Tinggi Angket Afektif Prestasi Belajar Siswa 44 0,971 Sangat Tinggi Angket Perhatian Siswa 40 0,887 Tinggi Angket Keingintahuan Siswa 43 0,899 Tinggi Berdasarkan tabel 3.4 dapat diketahui bahwa untuk instrumen yang memiliki criteria reliabilitas sangat tinggi adalah instrumen tes kognitif dan angket afektif, dengan nilai koefisien reliabilitas masing-masing sebesar 0,936 dan 0,971. Sedangkan untuk angket perhatian dan angket keingintahuan memperoleh criteria reliabilitas tinggi, dengan nilai koefisien masing-masing sebesar 0,887 dan 0,899. Berdasarkan hasil perhitungan reliabilitas instrument tersebut, dapat disimpulkan instrumen soal siap untuk digunakan untuk mengukur kemampuan kognitif, kemampuan afektif, keingintahuan sisswa, dan perhatian siswa.

c. Derajat kesukaran item tes

Soal yang baik untuk alat ukur adalah soal yang mempunyai derajat kesukaran yang memadai, dalam arti soal tidak terlalu sukar dan tidak terlalu mudah. Untuk mengetahui derajat kesukaran soal ditunjukkan dengan indeks kesukaran. Besarnya indeks kesukaran dicari dengan rumus: dengan DK adalah indeks untuk setiap butir soal, B adalah banyaknya siswa yang menjawab benar setiap butir soal, dan Js adalah banyaknya siswa yang memberikan jawaban pada soal yang dimaksudkan Suharsimi Arikunto, 1987. sumber: data primer, diolah commit to user 81 Berdasarkan perhitungan indeks kesukaran soal menggunakan rumus di atas, diperoleh angka indeks. Menurut Arikunto 1987 angka indeks kesukaran soal diklasifikasikan menjadi 3 kriteria, yaitu: 1 Soal kategori sukar jika memiliki indeks kesukaran 0,00 s.d. 0,30; 2 Soal kategori sedang jika memiliki indeks kesukaran 0,31 s.d. 0,70; dan 3 Soal kategori mudah jika memiliki indeks kesukaran 0,71 s.d. 1,00. Berikut ini rekap distribusi tingkat kesukaran item tes kemampuan kognitif siswa, disajikan dalam tabel 3.5. Tabel 3.5 Distribusi Tingkat Kesukaran Soal Tes Kognitif Prestasi Belajar Siswa Tingkat kesukaran Jumlah Soal Item Nomor Soal Sukar 8 7; 8; 9; 22; 30; 31; 35; 39 Sedang 27 2; 3; 4; 10; 11; 12; 13; 14; 15; 16; 18; 19; 20; 21; 23; 24; 25; 26; 27; 28; 29; 32; 33; 34; 37; 38; 40 Mudah 5 1; 5; 6; 17; 36 Jumlah Soal 40 sumber: data primer diolah Berdasarkan tabel 3.5 dapat diketahui bahwa dari 40 100 item soal tes kemampuan kognitif siswa terdapat 8 item atau 20,0 soal kategori sukar, 27 item atau 67,5 soal kategori sedang, dan 5 item atau 12,5 soal kategori mudah. Distribusi dan komposisi soal dengan criteria sukar, sedang, dan mudah tersebut dirasa sudah proporsional untuk mengukur kemampuan kognitif siswa.

d. Daya pembeda item tes

Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan antara siswa yang pandaiberkemampuan tinggi dengan siswa yang bodohberkemampuan rendah Arikunto, 2006, dengan rumus: commit to user 82 B A B B A A P P J B J B D - = - = Daya pembeda atau indeks diskriminasi D dipengaruhi oleh banyaknya peserta kelompok atas J A , banyaknya peserta kelompok bawah J B , banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal dengan benar B A , banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal dengan benar B B , proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar P A , dan proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar P B . Klasifikasi harga indeks diskriminasi: 0,00-0,20 = soal jelek 0,21-0,40 = soal cukup 0,41-0,70 = soal baik 0,71-1,00 = soal sangat baik Berikut ini rekap distribusi tingkat kesukaran item tes kemampuan kognitif siswa, disajikan dalam tabel 3.6. Tabel 3.6 Distribusi Daya Pembeda Soal Tes Kognitif Prestasi Belajar Siswa Daya Pembeda Jumlah Soal Item Nomor Soal Jelek 1 23; Cukup 9 7; 8; 9; 11; 22; 30; 31; 35; 39 Baik 30 1; 2; 3; 4; 5; 6; 10; 12; 13; 14; 15; 16; 17; 18; 19; 20; 21; 24; 25; 26; 27; 28; 29; 32; 33; 34; 36; 37; 38; 40 Sangat baik - Jumlah 40 sumber: data primer diolah Berdasarkan tabel 3.6 dapat diketahui bahwa dari 40 soal tes kognitif 100 terdapat 1 item atau 4 soal dengan kategori daya pembeda jelek; 9 item atau commit to user 83 22,5 soal dengan kategori daya pembeda cukup; dan 30 item atau 75 soal dengan kategori dayaa pembeda Berdasarkan hasil analisis tersebut disimpulkan bahwa distribusi daya pembeda instrumen soal tes kognitif sejumla 40 soal adalah sudah proporsional untuk digunakan mengukur prestasi siswa ranah kognitif. Berdasarkan uji validitas, uji reliabilitas, derajat kesukaran item soal, dan daya pembeda soal, maka diputuskan jumlah item soal dalam instrumen pengambilan data penelitian yang digunakan adalah: 1 tes kemampuan kognitif 40 item soal, 2 angket kemampuan afektif 44 item soal, 3 angket perhatian 40 item soal, dan 4 angket keingintahuan 43 soal.

G. Teknik Analisis Data 1.

Dokumen yang terkait

PERBANDINGAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING DENGAN METODE EKSPERIMEN DAN DEMONSTRASI

0 9 56

PEMBELAJARAN METODE EKSPERIMEN DAN INKUIRI TERBIMBING DITINJAU DARI SIKAP ILMIAH DAN KEMAMPUAN DALAM MENGGUNAKAN ALAT UKUR

2 12 111

PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN PENDEKATAN INKUIRI TERBIMBING MELALUI METODE EKSPERIMEN SERTA DEMONSTRASI DITINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL DAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA

0 3 10

Pembelajaran kimia dengan inkuiri terbimbing melalui metode eksperimen dan demonstrasi ditinjau dari kemampuan awal dan sikap ilmiah siswa

0 13 156

PEMBELAJARAN FISIKA MENGGUNAKAN INKUIRI TERBIMBING DENGAN METODE EKSPERIMEN DAN METODE PROYEK DITINJAU DARI KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN KREATIVITAS SISWA.

0 1 19

Pembelajaran Fisika dengan Pendekatan Inkuiri melalui Metode Eksperimen dan Metode Demonstrasi ditinjau dari Kreativitas dan Motivasi Berprestasi Siswa.

0 0 17

PEMBELAJARAN FISIKA DENGAN PENDEKATAN INKUIRI TERBIMBING MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI DISKUSI DAN EKSPERIMEN DITINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL DAN AKTIVITAS BELAJAR MAHASISWA.

0 0 17

PEMBELAJARAN IPA MENGGUNAKAN PENDEKATAN INKUIRI TERBIMBING MELALUI METODE EKSPERIMEN DAN DEMONSTRASI DITINJAU DARI KEMAMPUAN ANALISIS DAN SIKAP ILMIAH SISWA.

0 0 13

PEMBELAJARAN FISIKA DENGAN PENDEKATAN INKUIRI TERBIMBING MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI DISKUSI DAN EKSPERIMEN DITINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL DAN AKTIVITASBELAJAR SISWA | Puspita | Inkuiri 9238 19645 1 SM

0 0 9

PEMBELAJARAN FISIKA MENGGUNAKAN PENDEKATAN INKUIRI TERBIMBING DENGAN METODE EKSPERIMEN DAN DEMONSTRASI DISKUSI DITINJAU DARI KEMAMPUAN BERPIKIR DAN GAYA BELAJAR SISWA | Mujazin | Inkuiri 9674 20552 1 SM

0 0 14