commit to user 42
sintesis, kemampuan untuk membentuk suatu kesatuan atau pola baru, 6 evaluasi, kemampuan untuk membentuk suatu pendapat mengenai sesuatu bersama dengan
pertanggungjawaban pendapatnya berdasarkan kriteria tertentu. Dalam penelitian ini instrumen yang dikembangkan untuk pengukuran
prestasi belajar pada ranah kognitif adalah hanya sampai aspek kognitif analisis C4. Pertimbangan yang digunakan adalah menyesuaikan dengan tingkat
perkembangan berpikir dari siswa SMP belum bisa secara kompleks mencapai kemampuan kognitif tingkat tinggi, yaitu sintesis C5 dan evaluasi C6.
Sedangkan untuk ranah afektif, empat aspek tersebut di atas mengacu pada pengembangan penilaian IPA sesuai kurikulum yang berlaku di tingkat SMP.
Selanjutnya, dalam pengembangan instrumen penelitian, keempat aspek ranah kognitif dan afektif tersebut dijabarkan dalam indikator penilaian yang nantinya
digunakan dalam membuat soal prestasi belajar. Pada penelitian ini prestasi belajar pada ranah kognitif diukur menggunakan teknik tes dengan bentuk soal
pilihan ganda. Sedangkan untuk prestasi belajar pada ranah afektif diukur menggunakan teknik non tes dengan bentuk soal angket kuisoner.
7. Materi Pelajaran Fisika Listrik Dinamis
Listrik statis dan listrik dinamis merupakan salah satu materi Fisika yang dipelajari di SMP kelas IX. Untuk mengajarkan materi listrik dinamis di SMP
dapat menggunakan pembelajaran inkuiri terbimbing melalui metode eksperimen dan demonstrasi. Melalui pembelajaran inkuiri dengan eksperimen dan
demonstrasi siswa dapat mengenal peralatan secara langsung dan dapat menemukan konsep listrik dinamis melalui pengamatan dan dapat diabstraksikan
commit to user 43
di pikiran sehingga konsep akan bertahan lama dan dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari, misalnya siswa dapat menganalisis permasalahan lampu
mati dirumah dan dapat menyelesaikan permasalahan tersebut. Berikut ini adalah materi fisika listrik dinamis yang pembahasan dan
kedalaman materinya sesuai dengan cakupan Standar Kompetensi Lulusan SKL dan silabus kurikulum KTSP yang berlaku di sekolah menengah pertama SMP.
a. Arus dan Beda Potensial Listrik Arus listrik adalah aliran muatan listrik positif yang mengalir dari kutub
positif ke kutub negatif. Arus listrik dapat mengalir dalam suatu rangkaian karena adanya beda potensial dan rangkaian harus tertutup. Dalam kawat penghantar
terdapat arus elektron yang mengalir dari potensial rendah ke potensial tinggi. Sehingga arus listrik berlawanan arah dengan arah elektron. Rangkaian listrik
tertutup adalah rangkaian yang merupakan jalan yang tidak terputus bagi elektron untuk mengalir.
b. Kuat Arus Listrik I Kuat arus listrik adalah banyaknya muatan listrik positif Q yang mengalir
melalui penampang kawat konduktorpenghantar tiap sekon. Kuat arus listrik dapat dirumuskan:
t Q
I =
…………………………………………….. 1 Persamaan 1 di atas menunjukkan hubungan antara kuat arus listrik I,
muatan listrik Q, dan selang waktu t. Kuat arus listrik tergantung pada hasil bagi antara muatan listrik yang mengalir terhadap waktu. Kuat arus listrik
commit to user 44
mempunyai satuan ampere A, muatan listrik mempunyai satuan coulomb C dan selang waktu mempunyai satuan sekon s. Apabila muatan listrik yang
mengalir banyak maka arus akan besar, sedangkan apabila muatan listrik yang mengalir sedikit, maka arus listrik akan kecil.
Satu coulomb adalah muatan listrik yang melalui titik apa saja dalam rangkaian listrik ketika arus tetap satu ampere mengalir selama satu sekon. Kuat
arus listrik diukur dengan amperemeter yang dipasang seri dengan rangkaiannya. Dibawah ini gambar amperemeter dan perumusan hasil pengukuran pada basic
meter yang diformat sebagai amperemeter.
Gambar 2. 2 Basicmeter sebagai Amperemeter
Gambar 2.2 memperlihatkan basicmeter yang diseting menjadi amperemeter. Penghubung positif kabel merah dihubungkan dengan batas ukur
kuat arus yang akan diukur. Pemilihan batas ukur tersebut harus cermat karena kuat arus yang diukur tidak boleh melebihi batas ukur amperemeter. Jika besar
kuat arus yang diukur melebihi batas ukur maksimal ini maka alat bisa rusak. Selanjutnya penghubung negatif kabel biru dihubungkan dengan kutub 0 dari
basicmeter. Basicmeter memiliki dua angka skala pada panel layar skala. Angka skala atas memiliki batas maksimal skala 50, sedangkan angka skala bawah
commit to user 45
memiliki batas maksimal skala 100. Untuk mengetahui besarnya kuat arus yang diukur menggunakan basicmeter ini adalah melalui perhitungan sebagai berikut:
ukur batas
x maksimum
skala ditunjuk
yang skala
Pengukuran Hasil
=
c. Beda Potensial Listrik
Beda potensial listrik adalah banyaknya energi listrik yang diperlukan untuk memindahkan muatan listrik tiap coulomb. Satuan beda potensial adalah volt. Dua
titik pada suatu rangkaian listrik mempunyai beda potensial satu volt jika untuk memindahkan muatan sebesar 1 coulumb dari potensial tinggi ke potensial rendah
memerlukan energi sebesar 1 joule. Beda potensial dapat dirumuskan :
Q W
V =
……………………………………………. 2 Persamaan 2 diatas menunjukkan hubungan antara beda potensial V,
usaha W dan muatan listrik. Beda potensial tergantung pada hasil bagi antara usaha yang dilakukan terhadap banyaknya muatan listrik. Beda potensial
mempunyai satuan volt V, dan usaha mempunyai satuan joule J. Persamaan 2 di atas juga menunjukkan beda potensial berbanding lurus dengan usaha, dan
berbanding terbalik dengan banyak muatan yang mengalir. Apabila usaha yang dilakukan untuk memindahkan muatan listrik besar, maka beda potensial akan
besar, sedangkan apabila usaha kecil, maka beda potensial akan kecil. Apabila muatan yang akan dipindahkan banyak, maka beda potensial akan kecil,
sedangkan apabila muatan yang akan dipindahkan sedikit, maka beda potensial akan besar.
commit to user 46
Alat yang digunakan untuk mengukur beda potensial adalah voltmeter yang dipasang secara paralel dengan rangkaiannya. Dibawah ini gambar voltmeter
dan perumusan hasil pengukuran pada voltmeter:
Gambar 2.3 Basicmeter sebagai Voltmeter
Gambar 2.3 memperlihatkan basicmeter yang diformat menjadi voltmeter. Penghubung positif kabel merah dihubungkan dengan batas ukur tegangan yang
akan diukur. Pemilihan batas ukur tersebut harus cermat karena tegangan yang diukur tidak boleh melebihi batas ukur voltmeter. Jika besar tegangan yang diukur
melebihi batas ukur maksimal ini maka alat bisa rusak. Selanjutnya penghubung negatif kabel biru dihubungkan dengan kutub 0 dari basicmeter. Basicmeter
memiliki dua angka skala pada panel layar skala. Angka skala atas memiliki batas maksimal skala 50, sedangkan angka skala bawah memiliki batas maksimal skala
100. Untuk mengetahui besarnya tegangan yang diukur menggunakan basicmeter ini adalah melalui perhitungan sebagai berikut:
ukur batas
x maksimum
skala ditunjuk
yang skala
Pengukuran Hasil
=
commit to user 47
d. Rangkaian Seri dan Rangkaian Paralel Rangkaian seri adalah rangkaian yang komponen listriknya dihubungkan
membentuk rangkaian yang tidak memiliki percabangan di antara kutub sumber arus. Elektron mengalir dari kutub negatif sumber arus listrik melalui kabel
masing-masing komponen secara berurutan dan akhirnya kembali ke sumber arus listrik melalui kutub positif. Kuat arus yang mengalir selalu sama di setiap titik
sepanjang rangkaian. Rangkaian paralel adalah rangkaian yang komponen listriknya membentuk
percabangan di antara kutub sumber arus listrik. Setiap bagian dari percabangan disebut rangkaian percabangan. Arus listrik yang mengalir dari sumber arus listrik
akan terbagi ketika memasuki titik percabangan, dan ketika keluar daripercabangan, arus listrik akan menyatu kembali sebelum menuju kutub positif
sumber arus listrik.
e. Hukum Ohm Hubungan antara beda potensial dan kuat arus pertama kali ditemukan oleh
George Simon Ohm dan dikenal dengan hukum Ohm. Bunyi hukum Ohm adalah: Kuat arus yang melalui suatu konduktor adalah sebanding dengan beda potensial
antara ujung konduktor asalkan suhu konduktor tetap. Hubungan antara tegangan dan kuat arus secara matematis dituliskan:
V = I x R ……………………. 3
I V
R =
……………………. 4
V R
I ´
= 1
……………………. 5
commit to user 48
Persamaan 3, 4, dan 5 menunjukkan hubungan antara beda potensial, kuat arus dan hambatan listrik R. Beda potensial tergantung pada hasil kali
antara arus listrik dengan hambatan listrik. Adapun hambatan listrik tergantung pada hasil bagi antara beda potensial terhadap arus listrik. Satuan hambatan listrik
adalah ohm Ω. Apabila beda potensial besar, arus yang mengalir akan besar, sedangkan apabila beda potensial kecil, arus yang mengalir kecil. Apabila
hambatan besar, arus yang mengalir akan kecil, sedangkan apabila hambatan kecil, maka arus yang mengalir akan besar.
f. Hambatan pada Penghantar
Hambatan suatu penghantar ialah hasil bagi beda potensial antara ujung penghantar dengan kuat arus yang mengalir dalam penghantar. Hambatan dapat
dirumuskan sesuai dengan hukum Ohm pada persamaan 3 di atas. Hambatan kawat penghantar ditentukan oleh luas penampang, jenis kawat
dan panjang kawat. Besarnya hambatan kawat penghantar: a. sebanding dengan panjag kawat; b. sebanding dengan hambatan jenis kawat; dan c. berbanding
terbalik dengan luas penampang kawat. Besarnya hambatan pada kawat penghantar dapat dihitung dengan persamaan:
A R
l
r
=
………………………………………….. 6 Persamaan 6 di atas menunjukkan hubungan antara hambatan listrik,
hambatan jenis kawat penghantar ρ, panjang kawat l dan luas penampang A. Hambatan pada kawat penghantar tergantung pada perkalian antara hambatan
jenis dengan panjang penghantar dibagi luas penampang kawat. Satuan hambataan
commit to user 49
jenis kawat adalah ohm meter Ωm, satuan panjang kawat adalah meter m dan satuan luas penampang adalah meter persegi m
2
. g. Konduktor, Isolator dan Semikonduktor
Kemampuan zat untuk menghantarkan arus listrik berbeda. Konduktor adalah bahan yang dapat menghantarkan listrik dengan baik. Bahan konduktor dapat
menghantarkan listrik karena pada bahan ini memiliki elektron bebas yang banyak sehingga mudah mengalir. Contoh konduktor: logam, karbon, air raksa, badan
manusia,larutan elektrolit. Isolator adalah bahan yang tidak dapat atau sukar menghantarkan arus listrik. Bahan isolator sukar menghantarkan arus karena tidak
mempunyai elektron bebas. Contoh isolator: karet, kaca, ebonite, porselin, plastik. Semikonduktor adalah bahan yang dalam keadaan normal bersifat isolator dan
bila dipanaskan bersifat konduktor. Contoh semi konduktor: germanium, silikon. Bahan konduktor dapat menghantarkan listrik karena mempunyai banyak
elektron bebas, sedangkan pada bahan isolator tidak terdapat elektron bebas. Ketika tidak ada beda potensial, elektron bebas pada bahan konduktor mengalir ke
segala arah sehingga tidak mampu menghasilkan energi yang besar, tetapi ketika ada beda potensial, elektron bebas diarahkan ke satu arah sehingga dihasilkan
energi yang besar yang mampu menyalakan lampu listrik. h. Hukum I Kirchoff
Hukum I Kirchoff berbunyi: Jumlah arus yang memasuki suatu titik percabangan sama dengan jumlah arus yang meninggalkan percabangan. Hukum I
Kirchoff ini dapat dirumuskan dengan persamaan 7 di bawah ini:
commit to user 50
å å
=
keluar masuk
I I
…………………. 7
3 2
1
I I
I =
+ ……………......................... 8
Persamaan 7 dan 8 di atas menunjukkan arus yang masuk pada percabangan I
1
dan I
2
jika dijumlahkan akan menghasilkan nilai yang sama dengan arus yang keluar dari percabangan I
3
. Pada rangkaian seri, kuat arus yang mengalir pada setiap komponen tidak
mengalami percabangan sehingga besar kuat arus dimana-mana sama. Rangkaian seri dapat dilihat pada gambar 2.4.
Gambar 2.4. Rangkaian Hambatan Listrik Tersusun Seri
Gambar 2.4 menunjukkan hambatan listrik resistor yang disusun secara seri, yaitu R
1
, R
2
, dan R
3
. Jika resistor dirangkai seri maka kuat arus listrik yang mengalir melewati di tiap resistor tersebut adalah sama besar yaitu:
I
1
= I
2
= I
3
……………….…. 9 Persamaan 9 menunjukkan besar arus pada rangkaian seri adalah sama di
semua tempat. Hal ini disebabkan karena rangkaian seri tidak mempunyai percabangan sehingga tidak ada pembagian arus.
Pada rangkaian paralel, kuat arus induk I yang mengalir pada rangkaian terbagi menjadi I
1
, I
2
dan I
3
. Dalam hal ini berlaku jumlah kuat arus yang masuk I
1
I
2
I
3
commit to user 51
pada titik percabangan P sama dengan jumlah kuat arus yanag keluar dari titik percabangan itu P. Rangkaian paralel dapat dilihat pada gambar 2.5.
Gambar 2.5 Rangkaian Hambatan Listrik Susun Paralel
Gambar 2.4 menunjukkan hambatan listrik resistor yang disusun secara paralel, yaitu R
1
dan R
2
. Jika resistor dirangkai paralel maka kuat arus listrik yang mengalir masuk titik P dan melewati resistor R1 dan R2, lalu keluar percabangan
memalui titik Q, maka besarnya kuat arus adalah:
å å
=
keluar masuk
I I
3 2
1
I I
I I
+ +
= …………………10
Persamaan 10 di atas menunjukkan jumlah arus yang masuk pada percabangan I sama dengan jumlah arus yang keluar dari percabangan I
1
, I
2
, dan I
3
. Hal ini berlaku karena pada rangkaian paralel memiliki percabangan sehingga arus terbagi-bagi pada titik percabangan dan berlaku hukum I Kirchoff.
i. Rangkaian Pengganti Seri – Paralel
Hambatan pada rangkaian listrik dapat disusun seri maupun paralel. Ada dua prinsip penting dalam susunan seri pada gambar 2.4, yaitu:
a. Kuat arus adalah besarnya sama pada semua titik dalam rangkaian. I
1
= I
2
= I
3
commit to user 52
b. Jumlah beda potensial pada ujung-ujung rangkaian seri sama dengan jumlah beda potensial masing-masing hambatan. Hal ini dapat dirumuskan pada
persamaan 10 di bawah ini: V
AD
= V
AB
+ V
BC
+ V
CD
………………………………. 11 Menurut hukum Ohm, V
AD
= I.R
seri ;
V
AB
= I.R
1 ;
V
BC
= I.R
2 ;
V
CD
= I.R
3
. Dari persamaan 11 dan hukum Ohm tersebut, maka di dapatkan:
V
AD
= V
AB
+ V
BC
+ V
CD
I.R
seri
= I.R
1
+ I.R
2
+ I.R
3
dari persamaan 8, arus di setiap titik pada rangkaian seri sama, maka : R
seri
= R
1
+ R
2
+ R
3
Jadi, hambatan pengganti untuk rangkaian seri adalah : R
seri
= R
1
+ R
2
+ R
3
+ R
4
+ …… + R
n
…………………… 12 Persamaan 12 menunjukkan hambatan pengganti untuk rangkaian seri.
Hambatan pengganti untuk rangkaian seri adalah jumlah tiap hambatan dipasang. Ada dua prinsip penting dalam susunan paralel pada gambar 2.5, yaitu:
a. Tiap penghambat dalam susunan paralel memiliki beda potensial yang sama pada ujung-ujungnya. Hal ini dapat dirumuskan pada persamaan 13 di bawah
ini : V
1
= V
2
= V
3
= V
PQ
……………………………. 13 b. Pada rangkaian paralel berlaku hukum Kirchoff I.
Dari persamaan 10, persamaan hukum Ohm, dan persamaan 13, maka:
3 2
1
I I
I I
+ +
=
commit to user 53
3 3
2 2
1 1
R V
R V
R V
R V
paralel PQ
+ +
= V
1
= V
2
= V
3
= V
PQ
3 2
1
1 1
1 1
R R
R R
paralel
+ +
=
Jadi, hambatan pengganti untuk rangkaian paralel adalah :
Rn R
R R
R R
paralel
1 .......
1 1
1 1
1
4 3
2 1
+ +
+ +
+ =
………………….. 14 Persamaan 14 di atas adalah hambatan pengganti rangkaian paralel.
B. Penelitian yang Relevan
Berdasarkan penelusuran pustaka yang telah dilakukan, terdapat beberapa penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian ini. Penelusuran pustaka
dipilah menjadi dua yaitu: 1 penelusuran penelitian yang dilakukan di luar negeri, 2 penelusuran penelitian yang dilakukan di dalam negeri. Penelitian yang
dilakukan di luar negeri diantaranya oleh Mao dan Chang 1999; Wallace, Tsoi, Calkin, dan Darley 2003; dan Brickman, Gormally, Armstrong, dan Hallar
2009. Penelitian yang dilakukan di dalam negeri antara lain oleh Lestari 2007, Saraswati 2008, Broto 2009, Sudarmi 2009, Kholifudin 2009, dan Siswoyo
2009. Berikut ini penjelasan dan uraian hasil temuan dari penelitian terdahulu.
1. Penelitian Mao dan Chang 1998
Mao dan Chang 1998 meneliti Pengaruh metode pengajaran inkuiri pada mata pelajaran Sains Bumi terhadap hasil belajar dan sikap siswa tingkat
sembilan. Penelitian ini dilakukan di Taiwan dengan sampel penelitian adalah 557 siswa kelas Sembilan yang mengikuti mata pelajaran sains Bumi yang dibagi