Uji Hipotesis HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

commit to user 123

C. Uji Hipotesis

Setelah syarat normalitas dan homogenitas data terpenuhi maka selanjutnya dilakukan pengujian hipotesis penelitian.Uji yang dilakukan adalah melakukan uji anava. Jika berdasarkan uji anava dihasilkan hipotesis nul ditolak sehingga hipotesis alternative diterima, maka dalam keadaan ini akan dilakukan uji lanjut terhadap hipotesis tersebut. Uji lanjut yang dilakukan adalah uji anom.

a. Uji anava

Berikut ini output hasil uji analisis varians atas prestasi belajar siswa ranah kognitif ditinjau dari metode, keingintahuan siswa, dan perhatian siswa, disajikan dalam tabel 4.18. Tabel 4.18 Output Analisis Desain Faktorial Prestasi Belajar Ranah kognitif Ditinjau dari Metode, Keingintahuan, dan Perhatian Siswa General Linear Model: Kognitif versus Metode; Perhatian Si; Kengintahuan Factor Type Levels Values Metode fixed 2 1; 2 Perhatian Siswa fixed 2 0; 1 Kengintahuan fixed 2 0; 1 Analysis of Variance for Kognitif, using Adjusted SS for Tests Source DF Seq SS Adj SS Adj MS F P Metode 1 480,17 518,66 518,66 6,00 0,017 Perhatian Siswa 1 842,47 865,81 865,81 10,02 0,002 Kengintahuan 1 39,74 39,65 39,65 0,46 0,501 MetodePerhatian Siswa 1 55,44 82,94 82,94 0,96 0,331 MetodeKengintahuan 1 819,01 781,34 781,34 9,04 0,004 Perhatian SiswaKengintahuan 1 418,50 418,50 418,50 4,84 0,031 MetodePerhatian SiswaKengintahuan 1 0,02 0,02 0,02 0,00 0,988 Error 66 5703,26 5703,26 86,41 Total 73 8358,61 S = 9,29586 R-Sq = 31,77 R-Sqadj = 24,53 Unusual Observations for Kognitif Obs Kognitif Fit SE Fit Residual St Resid 71 40,0000 62,2500 2,9396 -22,2500 -2,52 R R denotes an observation with a large standardized residual. commit to user 124 Tabel 4.18 adalah output Minitab untuk analisis desain factorial dan analisis varians anava untuk prestasi belajar ranah kognitif tiga faktor yaitu: 1 metode, dengan 2 level kategori yaitu metode demonstrasi nilai kategori 1 dan metode eksperimen nilai kategori 2; 2 perhatian siswa, dengan 2 level yaitu kategori rendah 0 dan kategori tinggi 1; dan 3 keingintahuan, dengan 2 level yaitu kategori rendah 0 dan kategori tinggi 1. Berdasarkan tabel 4.18 dapat diamati analisis varians untuk tes kognitif terdiri dari 3 faktor metode, perhatian, dan keingintahuan dan 4 interaksi yaitu metode versus perhatian, metode versus keingintahuan, perhatian versus keingintahuan, dan metode versus perhatian versus keingintahuan. Tabel 4.18 juga menunjukkan adanya unusual observation yaitu data ke 71 yang memiliki nilai residual negatif. Selanjutnya, masih berdasarakan tabel 4.18, dapat diamati nilai p-value untuk tiga faktor dan empat interaksi: Faktor metode memiliki nilai p-value sebesar 0, 017; faktor perhatian memiliki nilai p-value sebesar 0, 002; faktor keingintahuan memiliki nilai p-value sebesar 0, 501; interaksi metode versus perhatian memiliki nilai p-value sebesar 0, 331; interaksi metode versus keingintahuan memiliki nilai p-value sebesar 0, 004; interaksi perhatian versus keingintahuan memiliki nilai p-value sebesar 0, 031; interaksi metode versus perhatian versus keingintahuan memiliki nilai p-value sebesar 0, 988. Selanjutnya, untuk menentukan keputusan uji hipotesis nilai p-value dibandingkan dengan nilai taraf signifikansi α yang dalam penelitian ini dipilih nilai α sebesar 5 atau 0,05. Berikut ini khusus dirangkum nilai p-value untuk uji hipotesis terhadap prestasi belajar ranah kognitif, disajikan dalam tabel 4.19. commit to user 125 Tabel 4.19 Rangkuman p-value Uji Hipotesis Ranah Kognitif Untuk α = 0,05 Hipotesis ke- p-value keputusan 1 0,017 p α H 1 ditolak 2 0,002 p α H 2 ditolak 3 0,501 p α H 3 tidak ditolak 4 0,331 p α H 4 tidak ditolak 5 0,004 p α H 5 ditolak 6 0,031 p α H 6 ditolak 7 0,988 p α H 7 tidak ditolak sumber: data primer, diolah Berdasarkan tabel 4.19 diperoleh keputusan uji 4 hipotesis null ditolak dan 3 hipotesis null tidak ditolak diterima. Hipotesis null yang ditolak adalah H 1, H 2, H 5, dan H 6. Sedangkan hipotesis null yang tidak ditolak adalah H 3, H 4, dan H 7. Berikut ini output hasil uji analisis varians atas prestasi belajar siswa ranah afektif ditinjau dari metode, keingintahuan siswa, dan perhatian siswa, disajikan dalam tabel 4.20. Tabel 4.20 Output Analisis Desain Faktorial Prestasi Belajar Ranah afektif Ditinjau dari Metode, Keingintahuan, dan Perhatian Siswa General Linear Model: Afektif versus Metode; Perhatian Si; Kengintahuan Factor Type Levels Values Metode fixed 2 1; 2 Perhatian Siswa fixed 2 0; 1 Kengintahuan fixed 2 0; 1 Analysis of Variance for Afektif, using Adjusted SS for Tests Source DF Seq SS Adj SS Adj MS F P Metode 1 395,15 436,83 436,83 5,00 0,029 Perhatian Siswa 1 961,34 979,60 979,60 11,22 0,001 Kengintahuan 1 19,09 19,56 19,56 0,22 0,637 MetodePerhatian Siswa 1 29,87 52,32 52,32 0,60 0,442 MetodeKengintahuan 1 933,48 889,60 889,60 10,19 0,002 Perhatian SiswaKengintahuan 1 498,67 498,67 498,67 5,71 0,020 MetodePerhatian SiswaKengintahuan 1 3,01 3,01 3,01 0,03 0,853 Error 66 5760,88 5760,88 87,29 Total 73 8601,50 S = 9,34270 R-Sq = 33,02 R-Sqadj = 25,92 Unusual Observations for Afektif Obs Afektif Fit SE Fit Residual St Resid 23 95,000 114,050 2,954 -19,050 -2,15 R 71 90,000 112,250 2,954 -22,250 -2,51 R R denotes an observation with a large standardized residual. commit to user 126 Berdasarkan tabel 3.18 menunjukkan adanya unusual observation yaitu data ke 23 dan 71 yang memiliki nilai residual negatif. Selanjutnya, masih berdasarakan tabel 4.18, dapat diamati nilai p-value untuk tiga faktor dan empat interaksi: Faktor metode memiliki nilai p-value sebesar 0, 029; faktor perhatian memiliki nilai p-value sebesar 0, 001; faktor keingintahuan memiliki nilai p-value sebesar 0, 637; interaksi metode versus perhatian memiliki nilai p-value sebesar 0, 442; interaksi metode versus keingintahuan memiliki nilai p-value sebesar 0, 002; interaksi perhatian versus keingintahuan memiliki nilai p-value sebesar 0, 020; interaksi metode versus perhatian versus keingintahuan memiliki nilai p-value sebesar 0, 853. Selanjutnya, untuk menentukan keputusan uji hipotesis nilai p- value dibandingkan dengan nilai taraf signifikansi α yang dalam penelitian ini dipilih nilai α sebesar 5 atau 0,05. Berikut ini khusus dirangkum nilai p-value untuk uji hipotesis terhadap prestasi belajar ranah kognitif, dalam tabel 4.21. Tabel 4.21 Rangkuman p-value Uji Hipotesis Terhadap Prestasi Ranah Afektif Hipotesis ke- p-value keputusan 1 0,029 p α H 1 ditolak 2 0,001 p α H 2 ditolak 3 0,637 p α H 3 tidak ditolak 4 0,442 p α H 4 tidak ditolak 5 0,002 p α H 5 ditolak 6 0,020 p α H 6 ditolak 7 0,853 p α H 7 tidak ditolak Sumber: data primer diolah Berdasarkan tabel 4.19 diperoleh keputusan uji 4 hipotesis null ditolak dan 3 hipotesis null tidak ditolak diterima. Hipotesis null yang ditolak adalah H 1, H 2, H 5, dan H 6. Hipotesis null yang tidak ditolak adalah H 3, H 4, dan H 7 commit to user 127 Berdasarkan hasil uji hipotesis tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:

a. Pengujian hipotesis 1

Hipotesis 1 dari penelitian ini dinyatakan bahwa: “Terdapat pengaruh pembelajaran fisika pendekatan inkuiri terbimbing menggunakan metode eksperimen dan metode demonstrasi terhadap prestasi belajar siswa”. Berdasarkan uji statistik diperoleh hipotesis 1 untuk ranah kognitif mempunyai nilai p-value = 0,017 atau p-value α. Sedangkan untuk ranah afektif mempunyai nilai p-value = 0,029 atau p-value α. Dengan demikian, dapat dinyatakan H 1 ditolak, yang berarti bahwa terdapat terdapat pengaruh pembelajaran fisika pendekatan inkuiri terbimbing menggunakan metode eksperimen dan metode demonstrasi terhadap prestasi belajar siswa.

b. Pengujian hipotesis 2

Hipotesis 2 dari penelitian ini dinyatakan bahwa: “Terdapat pengaruh antara keingintahuan siswa kategori tinggi dan rendah terhadap prestasi belajar siswa”. Berdasarkan uji statistik diperoleh hipotesis 2 untuk ranah kognitif mempunyai nilai p-value = 0,002 atau p-value α. Sedangkan untuk ranah afektif mempunyai nilai p-value = 0,001 atau p-value α. Dengan demikian, dapat dinyatakan H 2 ditolak, yang berarti bahwa terdapat pengaruh antara keingintahuan siswa kategori tinggi dan rendah terhadap prestasi belajar siswa. commit to user 128

c. Pengujian hipotesis 3

Hipotesis 3 dari penelitian ini dinyatakan bahwa: “Terdapat pengaruh antara perhatian siswa kategori tinggi dan rendah terhadap prestasi belajar siswa”. Berdasarkan uji statistik diperoleh hipotesis 3 untuk ranah kognitif mempunyai nilai p-value = 0,501 atau p-value α. Sedangkan untuk ranah afektif mempunyai nilai p-value = 0,637 atau p-value α. Dengan demikian, dapat dinyatakan H 3 diterima, yang berarti bahwa tidak terdapat pengaruh antara perhatian siswa kategori tinggi dan rendah terhadap prestasi belajar siswa.

d. Pengujian hipotesis 4

Hipotesis 4 dari penelitian ini dinyatakan bahwa: “ Terdapat interaksi antara metode pembelajaran dengan keingintahuan siswa terhadap prestasi belajar siswa”. Berdasarkan uji statistik diperoleh hipotesis 4 untuk ranah kognitif mempunyai nilai p-value = 0,331 atau p-value α. Sedangkan untuk ranah afektif mempunyai nilai p-value = 0,442 atau p-value α. Dengan demikian, dapat dinyatakan H 4 diterima, yang berarti bahwa tidak terdapat interaksi antara metode pembelajaran dengan keingintahuan siswa terhadap prestasi belajar siswa.

e. Pengujian hipotesis 5

Hipotesis 5 dari penelitian ini dinyatakan bahwa: “Terdapat interaksi antara metode pembelajaran dengan perhatian siswa terhadap prestasi belajar siswa”. commit to user 129 Berdasarkan uji statistik diperoleh hipotesis 5 untuk ranah kognitif mempunyai nilai p-value = 0,004 atau p-value α. Sedangkan untuk ranah afektif mempunyai nilai p-value = 0,002 atau p-value α. Dengan demikian, dapat dinyatakan H 5 ditolak, yang berarti bahwa Terdapat interaksi antara metode pembelajaran dengan perhatian siswa terhadap prestasi belajar siswa.

f. Pengujian hipotesis 6

Hipotesis 6 dari penelitian ini dinyatakan bahwa: “Terdapat interaksi antara keingintahuan siswa dengan perhatian siswa terhadap prestasi belajar siswa.” Berdasarkan uji statistik diperoleh hipotesis 6 untuk ranah kognitif mempunyai nilai p-value = 0,031 atau p-value α. Sedangkan untuk ranah afektif mempunyai nilai p-value = 0,020 atau p-value α. Dengan demikian, dapat dinyatakan H 6 ditolak, yang berarti bahwa terdapat interaksi antara keingintahuan siswa dengan perhatian siswa terhadap prestasi belajar siswa.

g. Pengujian hipotesis 7

Hipotesis 7 dari penelitian ini dinyatakan bahwa: “Terdapat interaksi antara metode pembelajaran, keingintahuan siswa dan perhatian siswa terhadap prestasi belajar siswa.” Berdasarkan uji statistik diperoleh hipotesis 7 untuk ranah kognitif mempunyai nilai p-value = 0,988 atau p-value α. Sedangkan untuk ranah afektif mempunyai nilai p-value = 0,853 atau p-value α. Dengan demikian, dapat commit to user 130 dinyatakan H 7 diterima, yang berarti bahwa tidak Terdapat interaksi antara metode pembelajaran, keingintahuan siswa dan perhatian siswa terhadap prestasi belajar siswa.

b. Uji lanjut

Hipotesis nul yang berdasarkan uji anava memperoleh keputusan uji ditolak selanjutnya dilakukan uji lanjut. Empat hipotesis null yang ditolak adalah H 1, H 2, H 5, dan H 6. Jika hipotesis null ditolak maka yang berlaku adalah hipotesis penelitian yaitu: 1 H1: Terdapat pengaruh pembelajaran fisika pendekatan inkuiri terbimbing menggunakan metode eksperimen dan metode demonstrasi terhadap prestasi belajar siswa; 2 H2: Terdapat pengaruh antara keingintahuan siswa kategori tinggi dan rendah terhadap prestasi belajar siswa; 3 H5: Terdapat interaksi antara metode pembelajaran dengan perhatian siswa terhadap prestasi belajar siswa; dan 4 H6: Terdapat interaksi antara keingintahuan siswa dengan perhatian siswa terhadap prestasi belajar siswa. Uji lanjut analisis variance of means dilakukan untuk mengetahui bagaimana perbedaan pengaruh perbedaan metode pengajaran terhadap prestasi belajar, bagaimana perbedaan pengaruh perbedaan keingintahuan siswa terhadap prestasi belajar, bagaimana interaksi antara metode pengajaran dengan perhatian siswa terhadap prestasi belajar siswa, dan agaimana interaksi antara keingintahuan siswa dengan perhatian siswa terhadap prestasi belajar siswa. commit to user 131 2 1 61 60 59 58 57 56 55 54 Met ode M e a n 55,339 60,188 57,764 One-Way Normal ANOM for Kognitif Alpha = 0,05 1 Uji lanjut analisis variansi untuk menentukan pengaruh metode Berdasarkan uji hipotesis diketahui bahwa terdapat ada pengaruh pembelajaran fisika inkuiri terbimbing menggunakan metode eksperimen dan metode demonstrasi terhadap prestasi belajar siswa. Metode eksperimen sebagai kategori 2 dan metode demonstrasi sebagai kategori 1. Berikut ini output grafik hasil uji lanjut analisis varians untuk metode pengajaran terhadap prestasi belajar, disajikan dalam gambar 4.19 untuk ranah kognitif. Gambar 4.19 Grafik Uji Lanjut Anava Metode Pembelajaran Terhadap Prestasi Belajar Ranah Kognitif Gambar 4.19 menunjukkan grafik uji lanjut anava untuk faktor metode. Berdasarkan gambar 4.19 dapat diketahui rerata nilai kognitif siswa kelompok metode demonstrasi sebesar 55,339 dan rerata nilai kognitif siswa kelas metode eksperimen sebesar 55,339. Sedangkan rerata nilai kognitif total adalah 57,764. Berdasarkan kondisi ini dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar siswa ranah kognitif pada kategori 2 metode eksperimen mempunyai nilai rerata lebih tinggi commit to user 132 2 1 111 110 109 108 107 106 105 Met ode M e a n 105,526 110,474 108 One-Way Normal ANOM for Afektif Alpha = 0,05 daripada pada kategori 1 metode demonstrasi. Sehingga, dapat disimpulkan pembelajaran inkuiri terbimbing dengan menggunakan metode eksperimen dalam pembelajaran fisika materi listrik dinamis memberikan pengaruh prestasi belajar yang lebih signifikan daripada menggunakan metode demonstrasi. Berikut ini output grafik hasil uji lanjut analisis varians untuk metode pengajaran terhadap prestasi belajar, disajikan dalam gambar 4.20 untuk ranah afektif. Gambar 4.20 Grafik Uji Lanjut Anava Metode Pengajaran Terhadap Prestasi Belajar Ranah Afektif Gambar 4.20 menunjukkan grafik uji lanjut anava untuk faktor metode. Berdasarkan gambar 4.20 dapat diketahui rerata skor afektif siswa kelompok metode demonstrasi sebesar 105,526dan rerata skor afektif siswa kelompok metode eksperimen sebesar 110,474. Sedangkan skor rerata total adalah 108. Berdasarkan kondisi ini dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar siswa ranah afektif pada kategori 2 metode eksperimen mempunyai skor rerata lebih tinggi commit to user 133 1 62 61 60 59 58 57 56 55 54 M e a n 57.764 55.390 60.137 One-Way Normal ANOM for Kognitif Alpha = 0.05 daripada pada kategori 1 metode demonstrasi. Sehingga, dapat disimpulkan pembelajaran inkuiri terbimbing dengan menggunakan metode eksperimen dalam pembelajaran fisika materi listrik dinamis memberikan pengaruh prestasi belajar ranah afektif yang sangat signifikan daripada menggunakan metode demonstrasi. 2 Uji lanjut analisis variansi untuk menentukan pengaruh keingintahuan Berdasarkan uji hipotesis diketahui bahwa terdapat ada pengaruh keingintahuan siswa terhadap prestasi belajar siswa. Keingintahuan siswa dibagi menjadi dua kategori yaitu sebagai kategori keingintahuan tinggi kategori 1 dan keingintahuan rendah kategori 0. Berikut ini output grafik hasil uji lanjut analisis varians untuk metode pengajaran terhadap prestasi belajar, disajikan dalam gambar 4.21 untuk ranah kognitif. Gambar 4.21 Grafik Uji Lanjut Anava Keingintahuan Siswa Terhadap Prestasi Belajar Ranah Kognitif Gambar 4.21 menunjukkan grafik uji lanjut anava untuk faktor keingintahuan siswa. Berdasarkan gambar 4.21 dapat diketahui rerata nilai kognitif kelompok siswa keingintahuan tinggi sebesar 55,390 dan rerata nilai commit to user 134 1 112 111 110 109 108 107 106 105 104 M e a n 105,608 110,392 108 One-Way Normal ANOM for Afektif Alpha = 0,05 kognitif kelompok siswa keingintahuan rendah sebesar 60,137. Sedangkan skor rerata total adalah 57,764. Berdasarkan kondisi ini dapat disimpulkan Berdasarkan gambar 4.21 dapat diketahui bahwa prestasi belajar siswa ranah kognitif pada kategori 1 keingintahuan tinggi mempunyai nilai rerata lebih tinggi daripada pada kategori 0 keingintahuan rendah. Sehingga, dapat disimpulkan keingintahuan siswa yang tinggi memberikan pengaruh prestasi belajar ranah kognitif yang cukup signifikan daripada keingintahuan siswa yang rendah. Berikut ini output grafik hasil uji lanjut analisis varians untuk keingintahuan siswa terhadap prestasi belajar ranah afektif, disajikan dalam gambar 4.22. Gambar 4.22 Grafik Uji Lanjut Anava Keingintahuan Siswa Terhadap Prestasi Belajar Ranah Afektif Gambar 4.22 menunjukkan grafik uji lanjut anava untuk faktor keingintahuan siswa. Berdasarkan gambar 4.21 dapat diketahui rerata skor afektif kelompok siswa keingintahuan tinggi sebesar 110,392 dan rerata skor afektif kelompok siswa keingintahuan rendah sebesar 105,608. Sedangkan skor rerata commit to user 135 1 64 62 60 58 56 54 52 Kengint ahuan M e a n 1 2 Metode I nteraction Plot for Kognitif Data Means total adalah 108. Berdasarkan kondisi ini dapat disimpulkan Berdasarkan gambar 4.21 dapat diketahui Berdasarkan gambar 4.22 dapat diketahui bahwa prestasi belajar siswa ranah afektif pada kategori 1 keingintahuan tinggi mempunyai nilai rerata lebih tinggi daripada pada kategori 0 keingintahuan rendah. Sehingga, dapat disimpulkan keingintahuan siswa yang tinggi memberikan pengaruh prestasi belajar ranah afektif yang lebih baik daripada keingintahuan siswa yang rendah. 3 Uji lanjut analisis variansi untuk menentukan interaksi antara metode pembelajaran dengan perhatian siswa terhadap prestasi belajar siswa Berdasarkan uji hipotesis diketahui bahwa terdapat interaksi antara metode pembelajaran dengan perhatian siswa terhadap prestasi belajar siswa. Berikut ini output grafik hasil uji lanjut analisis varians, disajikan dalam gambar 4.23 untuk ranah kognitif. Gambar 4.23 Grafik Uji Lanjut Anava Interaksi Keingintahuan siswa dengan Metode Pembelajaran Terhadap Prestasi Belajar Ranah Kognitif commit to user 136 1 114 112 110 108 106 104 102 Ke ngint a hua n M e a n 1 2 Meto d e I nt eraction Plot f or Afekt if Data Means Gambar 4.23 adalah grafik interaction-plot metode versus keingintahuan. Grafik tegas menunjukkan faktor metode kategori 1 metode demonstrasi sedangkan grafik putus-putus menunjukkan faktor metode kategori 2 metode eksperimen. Faktor keingintahuan ditunjukkan dengan kode 0 untuk kategori rendah dan kode 1 untuk kategori tinggi. Berdasarkan gambar 4.23 tersebut dapat dilihat bahwa untuk keingintahuan rendah diperoleh rerata nilai kognitif metode kategori 2 siswa kelompok metode eksperimen signifikan lebih tinggi dibandingkan rerata nilai kognitif metode kategori 1 metode demonstrasi. Sedangkan untuk keingintahuan tinggi diperoleh rerata nilai kognitif metode kategori 1 metode demonstrasi lebih tinggi daripada rerata nilai kognitif metode kategori 2 metode eksperimen. Berikut ini output grafik hasil uji lanjut analisis varians untuk interaksi antara metode pembelajaran dengan keingintahuan siswa terhadap prestasi belajar siswa ranah afektif, disajikan dalam gambar 4.24. Gambar 4.24 Grafik Uji Lanjut Anava Interaksi Keingintahuan siswa dengan Metode Pengajaran Terhadap Prestasi Belajar Ranah Afektif commit to user 137 Gambar 4.24 adalah grafik interaction-plot metode versus keingintahuan. Grafik tegas menunjukkan faktor metode kategori 1 metode demonstrasi sedangkan grafik putus-putus menunjukkan faktor metode kategori 2 metode eksperimen. Faktor keingintahuan ditunjukkan dengan kode 0 untuk kategori rendah dan kode 1 untuk kategori tinggi. Berdasarkan gambar 4.23 tersebut dapat dilihat bahwa untuk keingintahuan rendah diperoleh rerata skor afektif metode kategori 2 siswa kelompok metode eksperimen signifikan lebih tinggi dibandingkan rerata skor afektif metode kategori 1 metode demonstrasi. Sedangkan untuk keingintahuan tinggi diperoleh rerata skor afektif metode kategori 1 metode demonstrasi lebih tinggi daripada rerata skor afektif metode kategori 2 metode eksperimen. 4 Uji lanjut analisis variansi untuk menentukan interaksi antara keingintahuan siswa dengan perhatian siswa terhadap prestasi belajar Berdasarkan uji hipotesis diketahui bahwa terdapat interaksi antara keingintahuan siswa dengan perhatian siswa terhadap prestasi belajar siswa. Berikut ini output grafik hasil uji lanjut analisis varians, disajikan dalam gambar 4.25 untuk ranah kognitif. commit to user 138 1 64 62 60 58 56 54 52 50 Kengint ahuan M e a n 1 Sisw a Perhatian I nteraction Plot for Kognitif Data Means Gambar 4.25 Grafik Uji Lanjut Anava Interaksi Keingintahuan siswa dengan Perhatian Siswa Terhadap Prestasi Belajar Ranah Kognitif Gambar 4.25 adalah grafik interaction-plot keingintahuan versus perhatian siswa. Grafik tegas menunjukkan grafik faktor perhatian siswa kategori rendah sedangkan grafik putus-putus menunjukkan grafik faktor perhatian siswa kategori tinggi. Faktor keingintahuan ditunjukkan dengan kode 0 untuk kategori rendah dan kode 1 untuk kategori tinggi. Berdasarkan gambar 4.25 tersebut dapat dilihat bahwa untuk keingintahuan rendah diperoleh rerata nilai kognitif perhatian rendah rendah lebih tinggi dibandingkan dengan rerata nilai kognitif perhatian tinggi. Sedangkan untuk keingintahuan tinggi diperoleh rerata nilai kognitif perhatian tinggi signifikan lebih tinggi dibandingkan dibandingkan dengan rerata nilai kognitif perhatian rendah. Berikut ini output grafik hasil uji lanjut analisis varians untuk interaksi antara perhatian siswa dengan keingintahuan siswa terhadap prestasi belajar siswa, disajikan dalam gambar 4.26. commit to user 139 1 114 112 110 108 106 104 102 100 Kengint ahuan M e a n 1 Sisw a Perhatian I nteraction Plot for Afektif Data Means Gambar 4.26 Grafik Uji Lanjut Anava Interaksi Keingintahuan siswa dengan Perhatian Siswa Terhadap Prestasi Belajar Ranah Afektif Gambar 4.25 adalah grafik interaction-plot keingintahuan versus perhatian siswa. Grafik tegas menunjukkan grafik faktor perhatian siswa kategori rendah sedangkan grafik putus-putus menunjukkan grafik faktor perhatian siswa kategori tinggi. Faktor keingintahuan ditunjukkan dengan kode 0 untuk kategori rendah dan kode 1 untuk kategori tinggi. Berdasarkan gambar 4.25 tersebut dapat dilihat bahwa untuk keingintahuan rendah diperoleh rerata nilai kognitif perhatian rendah rendah lebih tinggi dibandingkan dengan rerata nilai kognitif perhatian tinggi. Sedangkan untuk keingintahuan tinggi diperoleh rerata nilai kognitif perhatian tinggi signifikan lebih tinggi dibandingkan dibandingkan dengan rerata nilai kognitif perhatian rendah.

D. Pembahasan

Dokumen yang terkait

PERBANDINGAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING DENGAN METODE EKSPERIMEN DAN DEMONSTRASI

0 9 56

PEMBELAJARAN METODE EKSPERIMEN DAN INKUIRI TERBIMBING DITINJAU DARI SIKAP ILMIAH DAN KEMAMPUAN DALAM MENGGUNAKAN ALAT UKUR

2 12 111

PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN PENDEKATAN INKUIRI TERBIMBING MELALUI METODE EKSPERIMEN SERTA DEMONSTRASI DITINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL DAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA

0 3 10

Pembelajaran kimia dengan inkuiri terbimbing melalui metode eksperimen dan demonstrasi ditinjau dari kemampuan awal dan sikap ilmiah siswa

0 13 156

PEMBELAJARAN FISIKA MENGGUNAKAN INKUIRI TERBIMBING DENGAN METODE EKSPERIMEN DAN METODE PROYEK DITINJAU DARI KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN KREATIVITAS SISWA.

0 1 19

Pembelajaran Fisika dengan Pendekatan Inkuiri melalui Metode Eksperimen dan Metode Demonstrasi ditinjau dari Kreativitas dan Motivasi Berprestasi Siswa.

0 0 17

PEMBELAJARAN FISIKA DENGAN PENDEKATAN INKUIRI TERBIMBING MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI DISKUSI DAN EKSPERIMEN DITINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL DAN AKTIVITAS BELAJAR MAHASISWA.

0 0 17

PEMBELAJARAN IPA MENGGUNAKAN PENDEKATAN INKUIRI TERBIMBING MELALUI METODE EKSPERIMEN DAN DEMONSTRASI DITINJAU DARI KEMAMPUAN ANALISIS DAN SIKAP ILMIAH SISWA.

0 0 13

PEMBELAJARAN FISIKA DENGAN PENDEKATAN INKUIRI TERBIMBING MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI DISKUSI DAN EKSPERIMEN DITINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL DAN AKTIVITASBELAJAR SISWA | Puspita | Inkuiri 9238 19645 1 SM

0 0 9

PEMBELAJARAN FISIKA MENGGUNAKAN PENDEKATAN INKUIRI TERBIMBING DENGAN METODE EKSPERIMEN DAN DEMONSTRASI DISKUSI DITINJAU DARI KEMAMPUAN BERPIKIR DAN GAYA BELAJAR SISWA | Mujazin | Inkuiri 9674 20552 1 SM

0 0 14