Kawasan Peruntukan Pemukiman Kawasan SUMBERDAYA TANAH

PROVINSI SULAWESI UTARA 2016-2021 BAB II |GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 29 2. pengembangan kawasan wisata bahari di dalam kawasan Taman Nasional Laut Bunaken; 3. pengembangan kawasan ekowisata di kawasan Taman Nasional Dumoga Nani Warta Bone; 4. pengembangan kawasan wisata Kota Pantai dan ekowisata Manado; 5. pengembangan kawasan wisata Kota Bahari dan wisata laut : Pulau Ruang, Pulau Para, Pulau Mahoro, Pulau Tagulandang dan Gunung Api Bawah Laut Mahangetang; 6. pengembangan kawasan wisata Pulau di Perbatasan antar negara, yaitu : Pulau Miangas, Marore dan Gugusan Pulau Nanusa, Intata - Kakorotan dan Pulau Bongkil, Pulau Makalehi, Pulau Mantehage. Kawasan pariwisata buatan, terdiri dari : a. Pengembangan kawasan wisata Kota Bunga di Tomohon; b. pengembangan kawasan wisata Pulau Khusus Ketangkasan, yaitu di Pulau Siladen Manado dan Pulau Gangga Minahasa Utara. Kawasan pariwisata yang bernilai strategis nasional, yaitu terdapat di Kawasan Pinabetengan dan Bukit Kasih Kanonang di Kabupaten Minahasa.

2.1.2.8. Kawasan Peruntukan Pemukiman Kawasan

Peruntukan Permukiman terdiri dari kawasan permukiman perkotaan dan perdesaan; dan kawasan permukiman perkotaan dan perdesaan di kepulauan. Kawasan permukiman perkotaan dan perdesaan, terdiri dari : a. klaster Manado - Airmadidi - Bitung; b. klaster Manado - Wori; c. klaster Manado - Tumpaan - Amurang; d. klaster Tondano - Eris - Kombi; e. klaster Tomohon - Kawangkoan - Tompaso; f. klaster Tomohon - Tondano - Airmadidi; g. klaster Manado - Pineleng - Tomohon; h. klaster Airmadidi - Tatelu - Likupang; i. klaster Amurang - Poigar - Inobonto; j. klaster Amurang - Motoling - Tompaso Baru; k. klaster Amurang - Kawangkoan; l. klaster Kotamobagu - Dumoga; m. klaster Kotamobagu - Tompaso Baru; n. klaster Kotamobagu - Inobonto; o. klaster Lolak - Bolang Itang - Boroko; p. klaster Lolak - Kotamobagu - Dumoga; q. klaster Dumoga - Molibagu - Pinolosian; r. klaster Pinolosian - Kotabunan - Belang; s. klaster Tompaso - Ratahan - Belang; dan PROVINSI SULAWESI UTARA 2016-2021 BAB II |GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 30 t. klaster Belang - Atepoko - Kema. Kawasan permukiman perkotaan dan perdesaan di kepulauan, terdiri dari : a. klaster P. Bunaken - P. Manado Tua - P. Nain - Manado; b. klaster P. Talisei - P. Bangka - Likupang; c. klaster P. Siau - P. Tagulandang - P. Biaro; d. klaster Tahuna Tatoareng Dagho - Manalu; e. klaster P. Marore - P. Kawaluso perbatasan; f. klaster Kepulauan Nanusa; g. klaster Kabupatenaruan - Salibabu - Karakelang; dan h. klaster Miangas.

2.1.2.9. Kawasan Peruntukan Lainnya

Kawasan peruntukan lainnya meliputi: a. Kawasan peruntukan pertahanan dan keamanan; dan b. Kawasan Ekonomi Khusus KEK. Kawasan peruntukan pertahaan dan keamanan meliputi: a. Kawasan Pertahanan : 1. Komando Daerah Militer KODAM di Manado; 2. Komando Resor Militer KOREM 131 Santiago; 3. Komando Distrik Militer KODIM yang tersebar di KabupatenKota di wilayah Provinsi; 4. Batalyon Artileri Medan YON ARMED Lalow di Bolaang Mongondow; 5. Kompi Kavaleri Serbu KI KAVSER Ilo-ilo Wori di Minahasa Utara; 6. Kompi Senapan B Batalyon Infantri Yonif 712 Wiratama Airmadidi di Minahasa Utara; 7. Gudang Amunisi TNI Angkatan Darat, di Tomohon; 8. Pangkalan Utama TNI Angkatan Laut LANTAMAL di Manado; 9. Pangkalan TNI Angkatan Laut LANAL di Bitung; dan 10. Pangkalan Utama TNI Angkatan Laut LANTAMAL Wori di MinahasaUtara; 11. Pangkalan TNI Angkatan Laut LANAL Melonguane di Kepulauan Talaud; 12. Pos TNI Angkatan Laut POSAL di Kabupaten Bolaang Mangondow Timur; 13. Pos TNI Angkatan Laut POSAL di Kabupaten Bolaang Mangondow; 14. Pangkalan TNI Angkatan Udara LANUD Bandar Udara Sam Ratulangi di Manado; 15. Pangkalan TNI Angkatan Udara LANUD di Talawaan Kabupaten Minahasa Utara; 16. Batalion Paskhas TNI Angkatan Udara di Talawaan PROVINSI SULAWESI UTARA 2016-2021 BAB II |GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 31 Kabupaten minahasa Utara; 17. Detasemen TNI Angkatan Udara Melonguane di Kabupaten Kepulauan Talaud; 18. Detasemen TNI Angkatan Udara Miangas di Kabupaten. Kepulauan Talaud; 19. Detasemen PASKHAS TNI Angkatan Udara di desa Kalawiran Kecamatan Kakas Kabupaten Minahasa; 20. Daerah Latihan Tempur TNI Angkatan Udara di desa Kalawiran Kecamatan Kakas Kabupaten Minahasa; 21. Pusat Latihan Olahraga Dirgantara Federasi Aerosport seluruh Indonesia di desa Kalawiran Kecamatan Kakas Kabupaten Minahasa; 22. Daerah Latihan SAR dan Survival di desa Toulimembet Kecamatan Kakas Kabupaten Minahasa. b. Kawasan Keamanan : 1. Kepolisian Sektor POLSEK yang berada dalam tingkatan KecamatanKotaPolsek KP3Polsek Bandara; 2. Kepolisian Resorth yang berada di tingkat kabupatenkota dalam wilayah provinsi. 3. Kepolisian Daerah Sulawesi Utara POLDA Manado. 4. Markas Komando Sat Brimob di Desa Kalasey II Kecamatan Mandolang Kabupaten Minahasa; 5. Detasemen A Brimob di Kelurahan Paniki BAwah Kecamatan Mapanget Kota Manado; 6. Subden A Brimob di Talaud; 7. Subden B Brimob akan ditentukan kemudian lokasinya 8. Subden C Brimob di Ratatotok; 9. Detasemen B Brimob di Kabupaten Bolmong; 10. Subden A Brimob di Bolmong; 11. Subden B Brimob di Dumoga; 12. Subden C Brimob akan ditentukan kemudian lokasinya 13. Detasemen C Brimob di Bolmut; 14. Detasemen Gegana Brimob akan ditentukan kemudian lokasinya; 15. Detasemen Kimia, Biologi dan Radioaktif KBR akan ditentukan kemudian lokasinya; 16. Sekolah Polisi Negara di Daerah Mapanget Kota Manado; 17. Puslabfor di desa Maumbi Kabupaten Minahasa Utara; 18. Direktorat Polisi Perairan di Bitung; 19. Sat Polair di Sindulang Manado; 20. Sat Polair di Tahuna; dan 21. Sat Polair di Talaud. Kawasan Ekonomi Khusus KEK berada di Kecamatan Matuari di dua Kelurahan yaitu Kelurahan Tanjung Merah, Kelurahan Manembo-nembo dan Kelurahan Sagerat, luas kurang lebih 534 Ha. PROVINSI SULAWESI UTARA 2016-2021 BAB II |GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 32

2.1.3. Wilayah Rawan Bencana

Wilayah rawan bencana sebagaimana sudah diidentifikasi dalam Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Sulawesi Utara 2014- 2034 dapat diuraikan sebagai berikut: 1. Kawasan Rawan Gempa yang meliputi seluruh wilayah provinsi yaitu kawasan yang berada di sekitar wilayah patahan lempeng kulit bumi terluar 2. Kawasan rawan tanah longsor meliputi: - Kepulauan Sangihe, Kepualuan Siau Tagulandang Biaro Manganitu, Siau Timur dan Tamako. - Manado; Kecamatan Wanea, kecamatan Singkil, Kecamatan Tuminting, kecamatan Tikala, Kecamatan Mapanget, Kecamatan Bunaken, Kecamatan Malalayang dan Kecamatan Wenang. - Jalur jalan Manado-Amurang - Jalur Jalan Manado-Tomohon - Jalur Jalan Noongan-Ratahn-Belang Minahasa Tenggara - Torosik Bolaang Mongondow Selatan 3. Kawasan rawan gelombang pasang meliputi pesisir pantai utara dan selatan Provinsi yang memiliki elevasi rendah. 4. Kawasan rawan gerakan tanah meliputi Gunung Lokon Kota Tomohon, Gunung Api Klabat Minahasa utara dan Gunung Soputan di Kabupaten Minahasa Selatan serta Kawasan sekitar danau Tondano di Kabupaten Minahasa. 5. Kawasan Rawan banjir, yang meliputi daerah muara sungai, dataran banjir dan dataran alluvial terutama di sepanjang sungai di Manado, Bolaang mongondow Utara, Bolaang Mongondow, Minahasa Tenggara dan Bolaang mongondow Timur. 6. Kawasan cagar alam geologi yang terletak di Lahendong dan sekitarnya di Tomohon sebagai kawasan yang memiliki keunikan geologi, Leilem dan sekitarnya di Minahasa dan Bukit Kasih Kanonang Kawangkoan di Minahasa, Kawasan Cagar Alam Geologi yang memiliki keunikan proses geologi berupa kemunculan solfatara dan fumarol yang terletak di Gunung Awu Kabupaten Kepulauan Sangihe, Gunung Banua Wuhu di Kabupaten Kepulauan Sangihe, Gunung Ruang di Kabupaten Kepulauan Sangihe, Gunung Karakelang di Kabupaten Kepulauan Talaud, Gunung Tangkoko di Kota Bitung, Gunung Mahawu di Kota Tomohon, Gunung Lokon Empung di Kota PROVINSI SULAWESI UTARA 2016-2021 BAB II |GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 33 Tomohon dan Gunung Soputan di Kabupaten Minahasa Selatan. 7. Kawasan Rawan Letusan Gunung Berapi, yang meliputi 9 sembilan gunung berapi aktif, yaitu: Gunung Awu, dengan ketinggian kurang lebih 1.320 m dpl, berada di bagian utara Kepulauan Sangihe dan Gunung Mahangetang dibawah laut di Kec. Tatoareng, serta Gunung Api Bawah Laut P. Lipang, Kec. Marore, Kepulauan Sangihe; Gunung Karangetang, dengan ketinggian kurang lebih 1.827 m dpl, berada di bagian utara Pulau Siau Kepulauan Siau Tagulandang Biaro; Gunung Ruang, dengan ketinggian kurang lebih 714 m dpl dan Gunung Submarine Banua Wuhu di Kecamatan Tamako Kabupaten Kepulauan Sangihe; Gunung Soputan di Minahasa Selatan; Gunung Lokon, dengan ketinggian kurang lebih 1.580 m dpl dan Gunung Mahawu, dengan ketinggian kurang lebih 1.311 m dpl di Tomohon; Gunung Ambang, dengan ketinggian kurang lebih 1.689 m dpl di Bolaang Mongondow; Gunung Tangkoko di Bitung; Gunung Sub Marine 1922 di Kabupaten Kepulauan Sangihe; dan Gunung Karakelang, di Kabupaten Kepulauan Talaud. 8. Kawasan Rawan Gempa Bumi meliputi kawasan yang terletak di zona patahan aktif, yaitu: Sesar Amurang - Belang, Sesar Ratatotok, Sesar Likupang, Selat Lembeh, Sesar yang termasuk dalam sistem sesar Bolaang Mongondow, dan sesar Manado - Kema. 9. Kawasan Rawan Gelombang Tsunami meliputi daerah pesisir pantai dengan elevasi rendah danatau berpotensi atau pernah mengalami tsunami yang tersebar diseluruh wilayah provinsi. Arahan pengendalian pemanfaatan ruang wilayah provinsi berfungsi untuk menjaga kesesuaian pemanfaatan ruang dengan rencana tata ruang wilayah provinsi, menghindari penggunaan lahan yang tidak sesuai dengan rencana tata ruang, menjaga keseimbangan dan keserasian peruntukan ruang, sebagai alat pengendali pengembangan kawasan, mencegah dampak pembangunan yang merugikan; dan untuk melindungi kepentingan umum. PROVINSI SULAWESI UTARA 2016-2021 BAB II |GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 34 2.1.4. DEMOGRAFI 2.1.4.1. Jumlah Penduduk Penduduk Sulawesi Utara pada tahun 2015 berjumlah 2.412.118 jiwa. Jika dibandingkan pada periode awal RPJMD sebelumnya, pada tahun 2010 terdapat 2.270.596 jiwa. Dikaitkan dengan luas wilayah yang ada, terlihat adanya ketimpangan penyebaran penduduk di mana Kota Manado sekitar 19,5 dari jumlah penduduk Sulawesi Utara hanya memiliki 1,04 luas wilayah Sulawesi Utara. Di sisi lain, Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan yang memiliki penduduk sebesar 2,3, mendiami 11,68 wilayah Sulawesi Utara. Kota Manado merupakan wilayah yang terbanyak penduduknya dibandingkan dengan kabupatenkota lainnya di Sulawesi Utara dengan jumlah penduduk sebanyak 425 634 orang, disusul oleh Kabupaten Minahasa sebanyak 329 003 orang, dan Kabupaten Bolaang Mongondow sebanyak 233 189 orang. PROVINSI SULAWESI UTARA 2016-2021 BAB II |GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 35 Tabel 2.5.Jumlah Penduduk Provinsi Sulawesi Utara, 2005-2015 KabupatenKota 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 RegencyCity 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 01. Bolaang Mongondow 431 725 437 089 442 415 458 008 463 145 474 908 485 222 298 271 302 393 196 263 213 484 215 904 220 093 224 400 229 604 233 189 02. Minahasa 787 952 795 351 801 776 827 877 834 640 288 539 293 081 296 142 298 179 300 226 310 384 313 892 316 884 319 945 325 680 329 003 03. Kepulauan Sangihe 261 948 262 090 262 060 269 644 193 110 191 102 191 631 130 129 130 290 130 449 126 100 127 520 128 732 129 008 129 103 129 584 04. Kepulauan Talaud - - - - 78 944 74 512 74 660 74 786 74 892 74 997 83 434 84 378 85 171 85 984 87 922 88 803 05. Minahasa Selatan - - - - - 275 997 276 928 182 017 182 292 182 818 195 553 197 755 198 901 200 072 203 317 204 983 06. Minahasa Utara - - - - - 165 758 170 340 172 690 174 455 176 480 188 904 191 036 193 906 196 842 196 419 198 084 07. Bolaang Mongondow Utara - - - - - - - 79 042 80 134 80 508 70 693 71 564 71 530 71 570 75 290 76 331 08. Kepulauan Sitaro - - - - - - - 61 576 61 652 61 781 63 801 64 516 64 575 64 744 65 284 65 582 09. Minahasa Tenggara - - - - - - - 95 002 95 145 95 525 100 443 101 575 101 761 102 226 103 818 104 536 10. Bolaang Mongondow Selatan - - - - - - - - - 52 122 57 001 57 648 58 762 59 908 61 177 62 222 11. Bolaang Mongondow Timur - - - - - - - - - 59 401 63 654 64 370 65 511 66 677 67 824 68 692 71. Manado 377 949 382 834 388 435 410 870 416 771 405 715 417 654 424 111 429 149 434 845 410 481 415 114 417 483 419 596 423 257 425 634 72. Bitung 141 297 144 885 149 385 161 421 167 625 163 837 169 243 174 003 178 266 180 618 187 652 189 920 193 956 198 257 202 204 205 675 73. Tomohon - - - - - 80 649 81 882 82 684 83 200 83 718 91 553 92 583 93 857 95 157 98 686 100 373 74. Kotamobagu - - - - - - - 116 357 117 965 119 105 107 459 108 891 108 794 109 141 117 019 119 427 Sulawesi Utara 2 000 871 2 022 249 2 044 071 2 127 820 2 154 234 2 121 017 2 160 641 2 186 810 2 208 012 2 228 856 2 270 596 2 296 666 2 319 916 2 343 527 2 386 604 2 412 118 Sumber : BPS sulut 2015 RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH PROVINSI SULAWESI UTARA 2016-2021 BAB II |GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 36 Tabel 2.3 memperlihatkan Penduduk Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan adalah wilayah yang paling sedikit jumlah penduduknya dibandingkan dengan kabupatenkota se-Sulawesi Utara yaitu sebanyak 61.177 orang. Sex Ratio Penduduk Sulawesi Utara sebesar 104,18 yang artinya jumlah penduduk laki-laki 4 lebih banyak dibanding jumlah penduduk perempuan. Jika dilihat per kabupatenkota, sex ratio terbesar berada di Kabupaten Bolaang Mongondow Timur yang 109,8. Hal ini berarti penduduk laki-laki lebih banyak 10 daripada penduduk perempuan. Tabel 2.6. Jumlah Penduduk Provinsi Sulawesi Utara Berdasarkan Sex Ratio, 2014 Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi Sulawesi Utara, 2015. Jika dilihat dari jumlah penduduk berdasarkan agama yang dianut oleh masyarakat Sulawesi Utara, pada tahun 2015 penduduk yang menaganut agama Islam sebanyak 797234 orang, yang beragama Kristen sebanyak 1734783, penduduk beragama katolik sebanyak 167334, penduduk beragama RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH PROVINSI SULAWESI UTARA 2016-2021 BAB II |GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 37 hindu sebanyak 26252 dan yang beragama budha sebanyak 24717 orang. Selengkapnya dapat dilihat pada table dibawah ini. Tabel 2.7. Jumlah Penduduk Provinsi Sulawesi Utara Berdasarkan Agama, 2015 Jumlah Penduduk Menurut KabupatenKota dan Agama yang Dianut di Provinsi Sulawesi Utara, 2015 Population by RegencyCity and Religion in Sulawesi Utara Province, 2015 KabupatenKota RegencyCity Islam Islam Protestan Christian Katolik Catholic Hindu Hindu Budha Buddha 1 2 3 4 5 6 KabupatenRegency 1. BOLAANG MONGONDOW 176668 49783 3597 21144 513

2. MINAHASA

23163 413434 53245 623 298 3. KEPULAUAN SANGIHE 31648 95987 1721 28 253

4. KEPULAUAN TALAUD

2774 75725 4483 9 194

5. MINAHASA SELATAN

23111 168531 7191 42 1462 6. MINAHASA UTARA 35827 193846 20157 52 347

7. BOLAANG

MONGONDOW UTARA 62045 15427 164 25

8. SIAU TAGULANDANG

BIARO 2290 67755 1020 5 10

9. MINAHASA

TENGGARA 19056 89177 1426 6 3

10. BOLAANG

MONGONDOW SELATAN 59090 2573 120 36 3

11. BOLAANG

MONGONDOW TIMUR 47605 18949 3597 19 5 KotaCity 1. MANADO 130517 289530 36816 2309 14327

2. BITUNG

87076 169575 8275 703 3739

3. TOMOHON

4040 65542 23482 119 1828

4. KOTAMOBAGU

92324 18949 2040 1132 1735 SULAWESI UTARA 797234 1734783 167334 26252 24717 RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH PROVINSI SULAWESI UTARA 2016-2021 BAB II |GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 38 Tabel. 2.8. Sebaran Jumlah Aparatur Sipil Negara Asn Berdasarkan Jenis Kelamin Di ProvinsiKabupatenKota NO. PROVINSIKABUPATENKOTA JENIS KELAMIN LAKI-LAKI PEREMPUAN JUMLAH A. Provinsi: 1 Sulawesi Utara 2.788 2.645 5.433 B. Kabupaten: 1 Kepulauan Talaud 1.746 2.905 4.651 2 Kepulauan Sangihe 1.928 2.845 4.773 3 Kepulauan Siau-Tagulandang-Biaro 865 1.703 2.568 4 Bolaang Mongondow 2.238 4.628 6.866 5 Bolaang Mongondow Utara 1.050 1.590 2.640 6 Bolaang Mongondow Selatan 818 1.095 1.913 7 Bolaang Mongondow Timur 902 1.110 2.012 8 Minahasa 2.193 3.000 5.193 9 Minahasa Tenggara 1.079 1.821 2.900 10 Minahasa Selatan 1.852 2.416 4.268 11 Minahasa Utara 1.358 2.625 3.983 C. Kota: 1 Kotamobagu 1.004 1.679 2.683 2 Tomohon 1.133 2.076 3.209 3 Bitung 1.403 2.516 3.919 4 Manado 2.729 5.152 7.881 JUMLAH 25.086 39.806 64.892 Tabel diatas menjelaskan sebaran Aparatur Sipil Negara di Provinsi Sulawesi Utara pada tahun 2015 dimana jumlah ASN mencapai 64.892 orang, terdiri dari 25080 ASN pria dan 39806 ASN perempuan. Dari angka ini dapat disimpulkan bahwa tingkat pelayanan public di Sulawesi Utara yang diukur dari cakupan ketersediaan aparatur sipil Negara per jumlah penduduk diperoleh angka 38. Hal ini berarti 1 ASN melayani 38 penduduk.

2.1.4.2. Rasio Ketergantungan

Rasio ketergantungan penduduk Sulawesi Utara Tahun 2015 sebesar 46,6, dimana 100 penduduk berusia kerja produktif menanggung 46 orang RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH PROVINSI SULAWESI UTARA 2016-2021 BAB II |GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 39 penduduk yang belum produktif dan tidak produktif. Menurut kabupatenkota rasio ketergantungan yang paling tinggi adalah Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan sebesar 58,56. Kemudian menyusul Kabupaten Minahasa Selatan sebesar 58,15 dan yang terendah Kota Manado sebesar 43,99. Periode 2015- 2020 merupakan puncak bonus demografi Sulut lihat grafis. Penduduk usia produktif 15 sampai 65 tahun, lebih banyak dari kelompok 0-15 tahun dan 65 tahun ke atas. Bonus demografi ini bila dimanfaatkan optimal, bisa menjadi kekuatan dahsyat Sulut untuk maju. Bonus demografi ini harus dimanfaatkan dengan optimal. Karena penduduk usia produktif melebihi kelompok usia tak produktif. Periode 2015-2020 adalah puncak demografi Sulut. Namun sebaliknya, tanpa manajemen cerdas, maka bonus demografi ini malah bisa menimbulkan bencana. Karena jika penduduk usia produktif menganggur, maka memicu kemiskinan dan kriminalitas. Bonus penduduk ini bisa jadi anugerah tetapi juga bisa jadi bencana jika tak dikelola dengan baik. Berdasar data Badan Pusat Statistik BPS Indonesia, Sulut telah masuk masa bonus demografi sekira tahun 2003 lihat grafis. Dan puncaknya pada 2015-2020. Di masa ini, penduduk usia produktif Sulut melimpah jumlahnya. Banyak berkesempatan menghasilkan uang secara mandiri. Tak perlu bergantung pada keluarga atau orang lain. Sedangkan anak-anak, balita, remaja, dan oma opa yang ditanggung hidupnya, jumlahnya tinggal sedikit. Misalnya, dari lima anggota keluarga, tiga orang bisa bekerja lalu menghasilkan uang. Dan dua anggota keluarga ditanggung hidupnya oleh tiga orang itu. Sebaliknya, periode sebelum atau sesudah masa bonus demografi, dari lima anggota keluarga, tiga keluarga tak bisa kerja. Sehingga dua yang kerja menanggung beban tiga anggota keluarga mereka. Rasio ketergantungan penduduk Sulut era ini di bawah 50 persen. Sedangkan penduduk produktif atau yang bisa bekerja lebih dari 50 persen. Saat angka ketergantungan di bawah 50 persen, maka saat itulah masa bonus demografi. Bonus demografi Provinsi Sulawesi Utara akan dinikmati sekira 25 sampai 30 tahun. Puncaknya pada 2015-2020 ini. Setelahnya, 2020 ke atas, rasio ketergantungan semakin besar. Sampai pada sekira tahun 2040, bonus demografi Sulut berakhir. Puncak demografi saat ini, harus dimanfaatkan dengan baik oleh pemerintah. Ada beberapa hal yang harus dilakukan agar bonus demografi ini bisa bermanfaat. Pertama, suplai tenaga kerja yang besar dan berkualitas. Sehingga akan meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat. Kedua, perempuan harus semakin terdidik memasuki pasar kerja. Agar lebih banyak membantu peningkatan pendapatan keluarga. Ketiga tabungan masyarakat yang meningkat harus diinvestasikan secara produktif. Dan keempat, kebijakan investasi pemerintah dan swasta yang membuka lapangan kerja. 2.1.4.3. Laju Pertumbuhan Penduduk Laju pertumbuhan penduduk Tahun 2000-2010 menurut data BPS provinsi Sulawesi Utara dalam buku Sulut dalam Angka tahun 2015 sebesar 1,41. Kota Bitung adalah daerah yang laju pertumbuhan penduduknua paling tinggi RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH PROVINSI SULAWESI UTARA 2016-2021 BAB II |GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 40 dibandingkan kabupatenkota lain di Sulawesi Utara yakni sebesar 2,99, sedangkan yang terendah Kabupaten Sangihe dengan pertumbuhan minus 0,09. Kota Bitung memiliki karakteristik ekonomi industri serta merupakan sasaran migrasi masuk, terlebih dengan ketersediaan lahan yang masih memungkinkan untuk permukiman. Hal ini menyebabkan pengembangan area permukiman di Kota Bitung maju dengan sangat pesat. Sebaliknya Kota Manado yang merupakan pusat pertumbuhan penduduk di Sulawesi Utara mengalami kejenuhan pertumbuhan penduduk yakni hanya 0,92 yang disebabkan oleh keterbatasan lahan. Pertumbuhan penduduk ke arah suburban menyebabkan daerah Kabupaten Minahasa Utara sebagai daerah pertumbuhan tertinggi kedua setelah Kota Bitung yakni sebesar 2,49. 2.1.4.4. Struktur Ketenagakerjaan Tahun 2015 menunjukkan fakta bahwa penduduk yang termasuk angkatan kerja masih lebih banyak dari bukan angkatan kerja. Demikian juga untuk penduduk yang termasuk angkatan kerja yaitu penduduk yang bekerja masih lebih banyak dari yang menganggur. Sedangkan struktur penduduk yang termasuk bukan angkatan kerja yaitu penduduk yang mengurus rumah tangga masih menduduki tempat teratas, kemudian bersekolah dan lainnya kegiatan selain mengurus rumah tangga maupun bersekolah. Struktur ketenagakerjaan di Sulawesi Utara pada Agustus 2015 menunjukkan adanya kenaikan jumlah angkatan kerja, jumlah penduduk bekerja, dan tingkat pengangguran. Jumlah angkatan kerja di banding Agustus 2014 bertambah sebanyak 39 ribu orang. Hal serupa terjadi pada penduduk yang bekerja, pada Agustus 2015 jika dibanding keadaan Agustus 2014 mengalami kenaikan sebanyak 19,3 ribu orang . Sementara jumlah penganggur pada Agustus 2015 mengalami kenaikan yaitu sebanyak 19,2 ribu orang jika dibanding keadaan Agustus 2014. Keadaan ketenagakerjaan di Sulawesi Utara pada semester satu tahun 2014 menunjukkan adanya peningkatan jumlah angkatan kerja, jumlah penduduk bekerja, dan kenaikan tingkat pengangguran. Jumlah angkatan kerja pada Februari 2014 bertambah sebanyak 124 ribu orang dibanding keadaan Agustus 2013 dan bertambah sebanyak 40,0 ribu orang dibanding keadaan Februari 2013. Penduduk yang bekerja pada Februari 2014 bertambah sebanyak 109,7 ribu orang dibanding keadaan Agustus 2013, atau bertambah sebanyak 38,9 ribu orang dibanding keadaan setahun yang lalu Februari 2013. Sementara jumlah penganggur pada Februari 2014 mengalami kenaikan yaitu sebanyak 14,0 ribu orang jika dibanding keadaan Agustus 2013, dan bertambah sebanyak 1,0 ribu orang dibanding keadaan Februari 2013. Dalam setahun terakhir, besaran Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja TPAK tidak mengalami perubahan yang berarti. Jumlah pengangguran pada Agustus 2015 mencapai 99,2 ribu orang, dengan Tingkat Pengangguran Terbuka TPT selama setahun terakhir mengalami kenaikan, dimana TPT Agustus 2014 sebesar 7,54 persen naik menjadi RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH PROVINSI SULAWESI UTARA 2016-2021 BAB II |GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 41 sebesar 9,03 persen Agustus 2015. Hal ini disebabkan salah satunya karena terjadinya penurunan penduduk yang bekerja di sektor industri terutama di industri pertanian karena dampak kekeringan yang terjadi di hampir semua wilayah di Sulawesi Utara mengakibatkan hasil produksi pun menurun dan berimbas pada dirumahkan PHK buruhkaryawan pada industri-industri tersebut. Pada Agustus 2015, TPT untuk pendidikan Sekolah Menengah Kejuruan menempati posisi tertinggi yaitu sebesar 19,18 persen, disusul oleh TPT Sekolah Menengah Atas sebesar 13,92 persen, sedangkan TPT terendah terdapat pada tingkat pendidikan SD kebawah yaitu sebesar 3,74 persen. Jika dibandingkan keadaan Agustus 2014 dan 2015, TPT hanya pada tingkat pendidikan universitas yang mengalami penurunan. Penyerapan tenaga kerja hingga Agustus 2015 masih didominasi oleh penduduk bekerja berpendidikan SD kebawah sebanyak 347,0 ribu orang 34,70 persen dan Sekolah Menengah Atas Umum sebanyak 229,29 ribu orang 22,93 persen. Penduduk bekerja berpendidikan tinggi hanya sebanyak 127,1 ribu orang mencakup 24,08 ribu orang 2,41 persen berpendidikan Diploma dan sebanyak 103,6 ribu orang 10,31 persen berpendidikan Universitas. Kualitas penduduk yang bekerja tergolong baik ditunjukkan oleh kecenderungan menurunnya penduduk bekerja berpendidikan rendah SD kebawah dan meningkatnya penduduk bekerja berpendidikan tinggi Diploma IIIIII dan Universitas. Penduduk bekerja berpendidikan rendah menurun dari 353,2 ribu orang 36,02 persen menjadi 347, 0 ribu orang 34,70 persen dan penduduk bekerja berpendidikan tinggi meningkat dari 108,8 ribu orang 11,09 persen pada Agustus 2014 menjadi 127,7 ribu orang 12,77 persen pada Agustus 2015. RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH PROVINSI SULAWESI UTARA 2016-2021 BAB II |GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 42 Tabel 2.9. Penduduk Usia Kerja dan Indikator Ketenagakerjaan Provinsi Sulawesi Utara Agustus 2010 Februari 2014 000 jiwa STATUS Tahun 2010 Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015 Februar i Agustus Februar i Agustus Februari Agustus Februari Agustus Februari Agustus Februar i Agustus Angkatan Kerja 1.074, 3 1.036, 6 1.068, 4 1.084.20 3 1.114,4 5 1.060,97 1.119,47 1.035,80 1.159,4 1.060. 8 1.180. 3 1.099. 2 Bukan Angkatan Kerja 636,7 600,8 582,6- 575.611 553,4 638,103 596.000 593,6 Bekerja ribu jiwa 961,6 936,9 970,2 990,7 1.048,1 2 977,0 1.036.270 965,50 1.075,2 980,8 1.077, 7 1.000. Penganggur 112,6 99,6 98,2 93,5 92,7 80,8 83,20 70,30 84,20 80,0 102.6 99.2 Tingkat Pengangguran Terbuka TPT 10,48 9,61 9,19- 8,62 8,42 7,91 7,43 6,79 7,27 7,54 8,69 9,03 Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja TPAK 62,79 63,31 64,71 65,32 66,79 61,56 64,58 59,41 66,14 59,99 66,24 61,28 Pekerja Tak PenuhSeteng ah Pengangguran 269,1 240,1 253,4 266 271,3 280 295,3 296,6 303,3 272,8 320 261,8 RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH PROVINSI SULAWESI UTARA 2016-2021 BAB II |GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 43 Secara umum, komposisi jumlah penduduk yang bekerja menurut jam kerja seluruhnya selama seminggu yang lalu di bulan Agustus 2015 tidak mengalami perubahan berarti dari waktu ke waktu. Penduduk yang dianggap sebagai pekerja penuh waktu full time worker, yaitu penduduk yang bekerja pada kelompok 35 jam keatas perminggu, pada Agustus 2015 jumlahnya mencapai 738,2 ribu orang 73, 82 persen. Sementara itu, dalam setahun terakhir pekerja tidak penuh jumlah jam kerja kurang dari 35 jam per minggu menurun sebanyak 11,06 ribu orang 5,50 persen. Penduduk yang bekerja kurang dari 15 jam perminggu pada Agustus 2015 mencapai 40,5 ribu orang 4,05 persen. Apabila dibandingkan dengan kondisi makro ketenagakerjaan Sulawesi Utara pada semester awal tahun 2012 yang menunjukan belum adanya geliat yang signifikan. Digambarkan dengan adanya penurunan jumlah penduduk yang bekerja walaupun tingkat penggangguran juga menurun. Hal ini dapat terjadi karena jumlah angkatan kerja berkurang dari 1,115 juta orang menjadi 1,038 juta orang atau ada 76,5 ribu angkatan kerja yang berubah status menjadi bukan angkatan kerja sekolah, mengurus rumahtangga dan kegiatan lainnya Akibatnya Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja TPAK pada periode tersebut terkoreksi menjadi 61,93 persen dari 66,82 persen. Penurunan jumlah angkatan kerja sebesar 76,5 ribu orang selama periode Februari 2012 Agustus 2012 terjadi karena adanya drop out penduduk bekerja secara relatif sebesar 64,7 ribu orang serta berkurangnya pencari kerja sebesar 11,9 ribu. Struktur lapangan pekerjaan hingga Februari 2014 tidak mengalami perubahan, dimana Sektor Pertanian, Perdagangan, Jasa Kemasyarakatan, dan Sektor Transportasi secara berurutan masih menjadi penyumbang terbesar penyerapan tenaga kerja di Sulawesi Utara. Jika dibandingkan dengan keadaan Februari 2013, jumlah penduduk yang bekerja mengalami kenaikan pada hampir semua sektor terutama di Sektor Perdagangan sebanyak 15,3 ribu orang 7,31 persen, Sektor Pertanian sebanyak 14,2 ribu orang 4,32 persen, serta Sektor Jasa Kemasyarakatan sebanyak 7,2 ribu orang 3,57 persen, sedangkan yang mengalami penurunan paling besar yaitu Sektor Lembaga Keuangan sebanyak 5,2 ribu orang 18,63 persen. RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH PROVINSI SULAWESI UTARA 2016-2021 BAB II |GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 44 Jumlah pengangguran pada Februari 2014 mencapai 84,2 ribu orang, dengan Tingkat Pengangguran Terbuka TPT selama setahun terakhir mengalami fluktuasi, dimana TPT Februari 2014 sebesar 7,27 persen naik dari TPT Agustus 2013 sebesar 6,79 persen dan turun dari TPT Februari 2013 sebesar 7,43 persen. Pada Februari 2014, TPT untuk pendidikan Sekolah Menengah Atas menempati posisi tertinggi yaitu sebesar 10,72 persen, disusul oleh TPT Diploma sebesar 10,56 persen, sedangkan TPT terendah terdapat pada tingkat pendidikan SD kebawah yaitu sebesar 4,75 persen. Jika dibandingkan keadaan Februari 2013, TPT hanya pada sebagian tingkat pendidikan yang mengalami penurunan. Tabel 2.10. Penduduk Usia 15 Tahun keatas yang bekerja Menurut Sektor Lapangan Pekerjaan Utama, Februari 2010 Februari 2014 000 Jiwa Lapangan Pekerjaan Utama Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014 Feb Agts Feb Ags Feb Agts Feb Pertanian, Perkebunan, Kehutanan, Peternakan, dan Perikanan. 338,9 321,1 359,1 2 321,81 328,4 9 333,10 342,69 Industri Pengolahan 69,2 66,0 74,42 58,85 68,11 52,06 73,111 Konstruksi 61,3 63,90 77,70 81,01 74,32 81,98 Perdagangan, Hotel dan Restoran 186,7 196,2 218,0 3 193,43 209,0 2 190,92 224,30 Transportasi, Pergudangan, dan Komunikasi 69,6 86,86 80,38 82,36 72,46 87,27 Keuangan, Lembaga Keuangan, Real Estate, Usaha Persewaan dan Jasa Perusahaan 19,7 31,32 25,11 27,65 31,04 22,50 Jasa Kemasyarakatan 182,1 199,6 173,1 6 185,90 201,6 9 184,70 208,90 Lainnya 42,7 207,8 41,31 33,82 37,94 26,86 34,43 T o t a l 970,2 990,7 1.048, 12 9770,0 1.036, 27 965,46 1.075,18 Sumber : Badan Pusat Statistik Sulawesi Utara, 2014 Ket : Tergabung pada Lapangan Pekerjaan Utama Lainnya . RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH PROVINSI SULAWESI UTARA 2016-2021 BAB II |GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 45 Komposisi penduduk Sulawesi Utara yang bekerja menurut sektor lapangan pekerjaan utama sedikit mengalami perubahan dibanding keadaan Februari 2012. Sektor pertanian pertanian, perkebunan, kehutanan, perburuan, dan perikanan masih merupakan lapangan pekerjaan utama sebagian besar penduduk yang bekerja yaitu 312.2 persen. Disusul dua lapangan pekerjaan lain yang juga cukup dominan yakni berturut-turut perdaganganrumah makanjasa akomodasi 189,5 serta jasa kemasyarakatansosialperorangan 183,3. Ketiga lapangan lebih dari usaha utama tersebut menyerap lebih dari setengah lapangan pekerjaan di Sulawesi Utara. Lapangan usaha lain memiliki kontribusi penyerapan tenaga kerja dari 10 persen. Selengkapnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini.. Pada tahun 2014, Sektor pertanian pertanian, perkebunan, kehutanan, perburuan, dan perikanan masih merupakan lapangan pekerjaan utama sebagian besar penduduk yang bekerja yaitu 342.69 persen. Disusul dua lapangan pekerjaan lain yang juga cukup dominan yakni berturut-turut perdagangan, hotel dan restoran 224,30 serta jasa kemasyarakatansosialperorangan 208,90. Jika dibandingkan dengan perkembangan di tahun 2013, sektor pertanian pertanian, perkebunan, kehutanan, perburuan, dan perikanan masih menunjukkan fakta bahwasanya penduduk Sulawesi Utara lebih cenderung bekerja di sektor ini karena data memperlihatkan bahwa lapangan pekerjaan utama sebagian besar penduduk bekerja di sektor pertanian sebanyak 333,10 persen. Disusul oleh sektor perdagangan, hotel dan restoran 190,92 serta jasa kemasyarakatansosialperorangan 184,70. Sektor yang peling sedikit distribusi tenaga kerja penduduk Sulawesi Utara adalah sector Keuangan, lembaga Keuangan, real Estate, Usaha Persewaan dan jasa perusahaan. Secara kasar, kegiatan formal dan informal dari penduduk bekerja dapat diidentifikasi berdasarkan status pekerjaan. Dari tujuh kategori status pekerjaan utama, pendekatan pekerja formal mencakup kategori berusaha dengan dibantu buruh tetap dan kategori buruhkaryawan, sisanya sebagian besar termasuk pekerja informal. Berdasarkan pendekatan identifikasi ini, maka pada Agusutus 2012 RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH PROVINSI SULAWESI UTARA 2016-2021 BAB II |GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 46 sekitar 374,0 ribu pekerja 44,4 bekerja pada kegiatan formal dan 545,2 ribu pekerja 55,6 bekerja pada kegiatan informal. Pada tahun 2013 penduduk yang berusaha sendiri pada periode Agustus 2013 sebanyak 270.190 ribu orang sementara penduduk yang berusaha dibantu buruh tidak tetapburuh tidak dibayar berjumlah 69,83 ribu orang. Pekerja bebas di pertanian pada tahun 2013 sebanyak 74,160 ribu jiwa sementara pekerja bebas di non pertanian sebanyak 46.340 ribu jiwa. Penduduk yang bekerja tidak dibayar atau pekerja keluarga pada tahun 2013 sebanyak 87.150 ribu jiwa, dan tahun 2014 sebanyak 122.210 jiwa. Table 2.11. Status Pekerjaan Penduduk yang Bekerja di Provinsi Sulawesi Utara Februari 2010 Agustus 2014 000 Jiwa Status Pekerjaan Tahun 2010 Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013 2014 Feb Agt s Feb Agt s Feb Agts Feb Agts Feb Berusaha Sendiri 259,6 242,9 250,2 270,8 280,1 255,3 278,66 270,19 280,11 Berusaha dibantu Buruh Tidak Tetap Buruh tdk Dibayar 128,0 102,4 131,9 114,5 127,3 89,5 115,11 69,83 116,87 Berusaha Dibantu Buruh Tetap 41,0 45,9 47,0 42,4 39,1 38,2 51,89 34,99 43,08 Buruh Karyawan 322, 3 332, 7 335, 9 347, 7 349,3 374,0 370,37 382,81 381,93 Pekerja Bebas di Pertanian 52,0 74,3 43,3 55,1 47,5 51,0 43,28 74,16 43,14 Pekerja Bebas di Non Pertanian 58,5 40,4 52,3 60,3 57,2 53,0 59,49 46,34 87,84 Pekerja Tidak Dibayar Pekerja Keluarga 100, 3 98,6 109, 6 99,9 121,4 96,3 117,47 87,15 122,21 T O T A L 961,6 936,9 970,2 990,7 1,022,0 957,3 1.036,27 965,46 1.075,18 RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH PROVINSI SULAWESI UTARA 2016-2021 BAB II |GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 47 Secara sederhana kegiatan formal dan informal dari penduduk yang bekerja dapat diidentifikasi berdasarkan status pekerjaan. Dari tujuh kategori status pekerjaan utama, pekerja formal mencakup kategori berusaha dengan dibantu buruh tetap dan kategori buruhkaryawan, sisanya termasuk pekerja informal. Dilihat menurut status pekerjaan penduduk, pada Februari 2014 sebanyak 425,0 ribu orang 39,53 persen bekerja pada kegiatan formal dan 650,2 ribu orang 60,47 persen bekerja pada kegiatan informal. Pada tahun 2013-2014 Februari 2013 Februari 2014, penduduk bekerja dengan status berusaha dibantu buruh tetap berkurang 8,8 ribu orang dan penduduk bekerja berstatus buruhkaryawan bertambah sebanyak 11,6 ribu orang. Keadaan ini menyebabkan jumlah pekerja formal secara absolut bertambah sekitar 2,8 ribu orang namun secara persentase pekerja formal turun dari 40,75 persen pada Februari 2013 menjadi 39,53 persen pada Februari 2014. Komponen pekerja informal terdiri dari penduduk bekerja dengan status berusaha sendiri, berusaha dibantu buruh tidak tetap, pekerja bebas di pertanian, pekerja bebas di nonpertanian dan pekerja keluargatak dibayar. Dalam setahun terakhir Februari 2013 Februari 2014, pekerja informal bertambah sebanyak 36,2 ribu orang, dan persentase pekerja informal bertambah dari 59,25 persen pada Februari 2013 menjadi 60,47 persen pada Februari 2014. Pada awal tahun 2014, perkembangan status pekerjaan penduduk yang bekerja di Provinsi Sulawesi Utara dapat diuraikan sebagai berikut. Penduduk yang berusaha sendiri pada periode Februari 2014 sebanyak 280.110 ribu orang sementara penduduk yang berusaha dibantu buruh tidak tetapburuh tidak dibayar berjumlah 116,870 ribu orang. Pekerja bebas di pertanian pada tahun 2014 sebanyak 43.140 ribu jiwa sementara pekerja bebas di non pertanian sebanyak 87.840 ribu jiwa. Penduduk yang bekerja tidak dibayar atau pekerja keluarga pada tahun 2014 sebanyak 122,210 ribu jiwa. Tingkat Partisiasi Angkatan Kerja Sulawesi Utara sampai dengan bulan Agustus 2012 sebesar 61,93. Angka ini mengalami penurunan dibanding keadaan Tahun 2011 sebesar 65,32. TPAK Tahun 2010 di daerah perkotaan dan perdesaan masing-masing sebanyak 62,95 dan RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH PROVINSI SULAWESI UTARA 2016-2021 BAB II |GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 48 63,52. Sedangkan untuk year on year, TPAK untuk daerah perkotaan mengalami penurunan 0,99 dan perdesaan mengalami kenaikan sebesar 2,7. Jumlah pengangguran Tahun 2012 sebesar 7,79 orang, mengalami penurunan sebanyak 8,62 orang dari Tahun 2011. Digambarkan dengan adanya penurunan jumlah penduduk yang bekerja walaupun tingkat pengangguran juga menurun. Hal ini dapat terjadi karena jumlah angkatan kerja berkurang dari 1,115 juta orang menjadi 1,038 juta orang atau ada 76,5 ribu angkatan kerja yang berubah status menjadi bukan angkatan kerja sekolah, mengurus rumah tangga dan kegiatan lainnya. Akibat Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja TPAK pada periode tersebut terkoreksi menjadi 61,93 dari 66,82. Penurunan TPAK merupakan indikasi adanya penurunan potensiekonomi dari sisi suplai tenaga kerja. Pada tahun 2013, tingkat partisipasi angkatan kerja mencapai 64,63 dan pada tahun 2014 meningkat lagi hingga mencapai 66,14. Tingkat pengangguran terbuka tahun 2013 sebesar 6,79 dan meningkat menjadi 7,27. Tingkat Pengangguran Terbuka TPT Provinsi Sulawesi Utara selama tiga tahun terakhir terus mengalami perubahan, yaitu 9,61 pada tahun 2010, berubah menjadi 8,62 Tahun 2011, dan turun lagi menjadi 7,79 pada tahun 2012. Walaupun ada perbaikan angka pengangguran di provinsi Sulawesi Utara masih diatas angka pengganguran nasional. Perkotaan masih menjadi kantong pengangguran ditunjukkan dengan tingkat pengangguran terbuka yang mencapai 10,38 dibanding pedesaan yang 5,50.Atau secara absolut 50,5 ribu orang pengangguran perkotaan disbanding 30,4 ribu dipedesaan. Berbeda dengan semester sebelumnya, untuk semester Februari 2012-Agustus 2012 penurunan pengangguran lebih cepat terjadi di perkotaan dimana sebagian besar penyerapan tenaga kerja adalah kegiatan ekonomi formal dan informal sektor konstruksi. Jumlah pengangguran pada Februari 2014 mencapai 84,2 ribu orang, dengan Tingkat Pengangguran Terbuka TPT selama setahun terakhir mengalami fluktuasi, dimana TPT Februari 2014 sebesar 7,27 persen naik dari TPT Agustus 2013 sebesar 6,79 persen dan turun dari TPT Februari 2013 sebesar 7,43 persen. Pada Februari 2014, TPT untuk pendidikan Sekolah Menengah Atas menempati posisi tertinggi yaitu sebesar 10,72 persen, disusul oleh TPT Diploma sebesar 10,56 persen, RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH PROVINSI SULAWESI UTARA 2016-2021 BAB II |GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 49 sedangkan TPT terendah terdapat pada tingkat pendidikan SD kebawah yaitu sebesar 4,75 persen. Jika dibandingkan keadaan Februari 2013, TPT hanya pada sebagian tingkat pendidikan yang mengalami penurunan Data dari BPS Sulawesi utara tahun 2014 menyebutkan bahwa secara umum, komposisi jumlah penduduk yang bekerja menurut jam kerja seluruhnya selama seminggu yang lalu tidak mengalami perubahan berarti dari waktu ke waktu. Penduduk yang dianggap sebagai pekerja penuh waktu full time worker, yaitu penduduk yang bekerja pada kelompok 35 jam keatas perminggu, pada Februari 2014 jumlahnya mencapai 771,9 ribu orang 71,79 persen. Sementara itu, dalam setahun terakhir pekerja tidak penuh jumlah jam kerja kurang dari 35 jam per minggu meningkat sebanyak 8,0 ribu orang 2,70 persen. Di samping itu, penduduk yang bekerja kurang dari 15 jam perminggu pada Februari 2014 mencapai 60,7 ribu orang 5,65 persen. Badan Pusat Statistik menempatkan Provinsi Sulawesi Utara sebagai provinsi dengan tingkat pengangguran terbuka TPT tertinggi keenam, yakni di angka 7,27. Angka pengangguran terbuka di pedesaan tidak naik tajam,karena sambil mencari dan menunggu panggilan kerja mereka memanfaatkan peluang yang ada di desa dan bekerja serabutan. Pengangguran terbuka secara total tidak meningkat, namun angkatan kerja baru terus meningkat. Karena tidak ada jaminan sosial pengangguran terbuka maka hanya angkatan kerja yang berasal dari keluarga mampu yang berani menganggur. Kebijakan pengangguran diarahkan pada peningkatan daya serap sektor formal dengan mendorong dunia usaha yang bersifat padat karya sepertinya belum menunjukkan pengaruh yang signifikan. Setengah penganggur disektor pertanian terjadi karena kepemilikan tanah pertanian di Sulawesi Utara sudah semakin terbatas. Sebagian besar keluarga petani memiliki 0,5 ha lahan serta umumnya dikelola secara tradisional. RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH PROVINSI SULAWESI UTARA 2016-2021 BAB II |GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 50 Tabel 2.12. Tenaga Kerja Menurut Sektor Lapangan Pekerjaan Utama, Provinsi Sulawesi Utara, Februari 2006-Februari 2014 Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi Sulawesi Utara, 2015. Sektor Ekonomi 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 Feb Agus t Feb Agus t Feb Feb Agt s Feb Ags Feb Agt s Feb Agust Feb Agus t Feb Pertanian, Perkebunan, Kehutanan, Peternakan, dan Perikanan 403,179 341,347 378,631 373,329 363,771 338,9 321,1 359,12 321,81 328,49 333,10 342,69 362,615 386,873 345,595 332,981 Pertambangan dan Penggalian 4,756 10,402 18,229 8,703 14,806 69,2 66,0 74,42 58,85 68,11 52,06 73,111 12,804 19,048 18,301 31,052 Industri Pengolahan 49,813 42,273 65,290 44,497 61,270 61,3 63,90 77,70 81,01 74,32 81,98 43,846 57,094 57,520 57,452 Listrik, Gas, dan Air Minum 3,123 3,888 2,872 1,338 3,223 186,7 196,2 218,03 193,43 209,02 190,92 224,30 3,915 4,312 4,048 4,747 Konstruksi 40,168 65,268 54,819 61,209 56,406 69,6 86,86 80,38 82,36 72,46 87,27 67,121 53,091 68,843 57,296 Perdagangan, Hotel dan Restoran 154,952 131,614 174,127 164,718 144,155 19,7 31,32 25,11 27,65 31,04 22,50 163,693 175,012 173,432 178,341 Transportasi, Pergudangan, dan Komunikasi 73,350 111,385 89,220 86,287 136,047 182,1 199,6 173,16 185,90 201,69 184,70 208,90 90,561 102,115 93,012 97,458 Lembaga Keuangan, Real Estate, Usaha Persewaan dan Jasa Perusahaan 12,254 12,021 12,900 15,627 10,127 42,7 207,8 41,31 33,82 37,94 26,86 34,43 13,850 14,496 16,546 19,300 Jasa Kemasyarakatan, Sosial dan Perorangan 113,705 110,352 148,547 152,795 127,558 970,2 990,7 1.048,1 2 9770,0 1.036,2 7 965,46 1.075,1 8 153,757 150,586 162,876 183,021 Total 855,30 828,550 944,63 5 908,503 917,36 3 912,198 962,627 940,173 961,648 BAB II |GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 51 Tabel 2.13. Pengangguran Terbuka menurut daerah kota desa Provinsi Sulawesi Utara 2014-2015 Daerah Agustus 2014 Agustus 2015 Perubahan Jumlah 000 jiwa Jumlah 000 jiwa Jumlah 000 jiwa Perkotaan 49,1 10,1 1 62,7 11,5 4 13,6 1,43 Perdesaan 30,9 5,37 36,5 6,57 5,6 1,2 Sulawesi Utara

80, 7,5

4 99, 2 9,0 3 19, 2 1,4 9 Dilihat perbandingan desa-kota, tingkat pengangguran lebih tinggi terjadi di wilayah perkotaan. Sebanyak 11,54 persen angkatan kerja di perkotaan berstatus sebagai penganggur terbuka pencari kerja, setara dengan 62,7 ribu orang. Sedangkan di perdesaan rural area tingkat pengangguran 5,6 persen atau 36,5 ribu orang. Dibandingkan Agustus 2014 jumlah penganggur di daerah perkotaan dan perdesaan terjadi peningkatan. Tabel 2.14. Angkatan Kerja dan Pengangguran Terbuka Menurut Jenis Kelamin di Sulawesi Utara Agustus 2014 - Agustus 2015 Agustus 2014 Agustus 2015 Jenis Kelamin Jumlah 000 jiwa Jumlah 000 jiwa Pengangguran Terbuka TPT : Laki-Laki Perempuan 80,0 43,3 36,7 7,5 4 6,0 3 10,7 1 99,2 53,1 46,1 9,0 3 7,1 3 13,0 2 Angkatan Kerja TPAK : Laki-Laki Perempuan 1 6

0, 7

7 1 8 , 2 3 4 2 , 5 59,9 9 79,7 6 39,4 7

1099, 2

745, 354, 2 61,2 8 81,5 4 40,2 6 Disparitas gender pada pengangguran dan partisipasi angkatan kerja terjadi ketimpangan. Tingkat pengangguran perempuan sebesar 13,02 persen hampir dua kali lipat tingkat pengangguran laki-laki yang hanya 7,13 persen. Pada satu sisi tingkat pengangguran perempuan yang tinggi bermakna positif karena berarti ada potensi yang tinggi pada partisipasi kerja perempuan. Jika dibandingkan dengan keadaan Agustus 2014, tingkat partisipasi angkatan kerja laki-laki dan perempuan mengalami kenaikan. BAB II |GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 52

2.1.5. Sumber Daya Alam

Sumber daya alam adalah sumber daya yang terkandung dalam bumi, air, dan dirgantara yang dapat didayagunakan untuk memenuhi kebutuhan dan kepentingan manusia baik secara langsung maupun tidak langsung. Sumber daya dicirikan dengan : 1. Diketahui keberadaannya. 2. Berguna, mempunyai manfaat atau mempunyai nilai guna. 3. Bukan artificial bukan merupakan buatan manusia, bukan barang sebagai hasil buatan manusia menkombinasikan alam, tenaga, modal dan teknologi. Secara umum Sumber Daya Alam dapat diklasifikasikan berdasarkan skala waktu pembentukannya : a. Kelompok stock yaitu : Sumber daya alam ini dianggap memiliki cadangan terbatas sehingga eksploitasi dapat menghabiskan SDA, dengan kata lain tidak dapat diperbaharui non renewable. b. Kelompok flows yaitu : Jumlah fisik dari SDA berubah sepanjang waktu artinya berapa jumlah yang dimanfaatkan sekarang bisa mempengaruhi keterbatasan SDA masa datang. Dengan kata lain SDA ini dapat diperbaharui renewable dan untuk regenerasinya ada yang tergantung pada proses biologi dan ada yang tidak. Sumber daya alam juga dapat diklasifikasikan menurut jenis penggunaan akhir: a. Sumberdaya material : Sumber daya alam yang dimanfaatkan sebagai bagian dari komoditas. b. Sumberdaya energi : Sumber daya alam yang digunakan untuk menggerakkan energi melalui proses transformasi panasenergi. Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 tahun 2009 tentang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup disebutkan bahwa yang dimaksud dengan sumber daya alam adalah unsur lingkungan hidup yang terdiri atas sumber daya hayati dan nonhayati yang secara keseluruhan membentuk kesatuan ekosistem

2.1.5.1. SUMBERDAYA TANAH

Struktur tanah di Provinsi Suawesi Utara sebagian besar adalah berupa Latosol seluas 531.000 ha tersebar di beberapa wilayah antara lain: Tagulandang, Tamako, Manganitu, Kendahe, Tabukan Utara, Esang, Pineleng, Tomohon, Tombariri, Airmadidi, Kakas, Eris, Kombi, Tareran, Passi, Modayag, BAB II |GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 53 Pinolosian dan Bolaang. Struktur tanah aluvial seluas 75.000 ha tersebar di beberapa wilayah antara lain: Tabukan Tengah, Lirung, Likupang, Wori, Tombasian, Tenga, Tompaso Baru, Belang dan Tondano. Struktur tanah regosol seluas 81.000 ha tersebar di beberapa wilayah antara lain, Gunung Klabat, Dua Saudara, Soputan serta Bitung Utara, Dimembe, AIrmadidi, Langowan, Tombasian, Tombatu dan Tumpaan. Struktur tanah andosol seluas 15.000 ha, tersebar di beberapa wilayah antara: di Tomohon, Kawangkoan, Tompaso, Langowan, dan Modoinding. Selain dari struktur tanah yang disebutkan, ada pula yang termasuk jenis tanah kompleks yang meliputi luas kurang lebih 76,5 persen dari luas seluruh Provinsi Sulawesi Utara sehingga daerah ini merupakan wilayah yang subur untuk pertanian. Kawasan cagar alam geologi di Provinsi Sulawesi Utara terletak di Kota TomohonLahendong dan sekitarnya; Kabupaten Minahasa Leilem, Bukit Kasih Kanonang dan sekitarnya. Kawasan cagar alam geologi di wilayah Sulawesi Utara berupa kawasan yang memiliki keunikan proses geologi, yakni dengan kemunculan solfatara dan fumarola,air atau uap panas fluida. Para ahli keilmu-bumian menyatakan bahwa kekayaan geologi yang sangat unik di miliki Indonesia utamanya di daerah Sulawesi Utara yaitu keberadaan tumbukan antara 2dua island arc Sangihe dan Halmahera yang menumpang diatas lempeng laut Maluku, sementara di tempat-tempat lain dibagian dunia ini: lempeng benua bertumbukan dengan lempeng samudera. Halini menjadikan Sulawesi Utara memiliki keunggulan geologi yang unik untuk dijadikan dayatarik wisata tetapi juga sebagai pusat studi keilmu-bumian dibandingkan dengan daerah lainnya. Sulawesi Utara sangat kaya dengan Potensi pertambangan batuan, diantaranya ada pada sebaran di semua Kabupatenkota, yaitu 1 Andesit terdapat di Kabupaten Minahasa Tenggara Kecamatan Belang; Kabupaten Minahasa Kecamatan Sonder, Pineleng dan Langowan; Kabupaten Kepulauan Talaud Pulau Karakelang; Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro Kecamatan Siau Tengah; Kabupaten Kepulauan Sangihe Manganitu; Kabupaten Minahasa Utara Kecamatan Kauditan; Kota Bitung Bitung Utara; 2 Batu apung di Woloan dan Tara-tara, perkiraan luas sebaran kurang lebih 373,88 Ha dengan cadangan diperkirakan sebanyak kurang lebih 44.478.125 m3; 3 Perlit di Kasuang, perkiraan luas sebaran kurang lebih 100 Ha dengan cadangan diperkirakan sebanyak kurang lebih 1.000.000 m3; 4 Tras di Tomohon dan Enemawira Kabupaten Kepulauan Sangihe; 5 Batu Belah, terdapat di lereng Gunung Tumpaan; Lempung, terdapat di daerah Radey, Tokin, Karimbow, Mangkit, Basaan, dan Ratatotok; 6 Pasir, terdapat di sebagian endapan sungai, pantai dan hasil endapan gunung api, terutama di sekitar kaki Gunung Soputan dengan ketebalan sekitar kurang lebih 30 meter; BAB II |GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 54 7 Batu Gamping dan kapur, terdapat di Bolaang Mongondow Lolak, Passi, Dumoga, Domisili Pangi; Kabupaten Minahasa Tenggara; Kabupaten Talaud Kecamaan Rainis; Basaan, Mangkit, Ratatotok, dan Blongko; 8 Basalt terdapat di Bebali Siau, Pangulu Manganitu, dengan cadangan diperkirakan sebanyak kurang lebih 10.250.600 m3; 9 Pasir Volkanis terdapat di Tabukan Utara dan Tagulandang Pulau Ruang; 10 Zeolit terdapat di Lamango Pulau Biaro; 11 Batu apung terdapat di Pulau Mahangetang, dengan cadangan diperkirakan sebanyak kurang lebih 240.000 m3; 12 Batu setengah permata terdapat di Tagulandang; 13 Lempung terdapat di Mengawa Tamako, dengan cadangan diperkirakan sebanyak kurang lebih 2.200.000 m3; 14 Sirtu terdapat di Minahasa Selatan Sinonsayang, Ranoyapo, Tenga, Amurang, Tumpaan, Tatapaan, Amurang Timur, Amurang Barat; dan sekitar Gunung Awu, Gunung Karangetang; 15 Barit, terdapat di Tabukan Selatan, dengan cadangan diperkirakan sebanyak kurang lebih 6.240 ton. 16 Semen, terdapat di Kabupaten Minahasa Tenggara dan Kabupaten Bolaang Mongondow Timur.

2.1.5.2. SUMBERDAYA AIR