Laju Inflasi Aspek Kesejahteraan Masyarakat 1. Fokus Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi

BAB II |GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 84

2.2.1.2. Laju Inflasi

Salah satu indikator utama keberhasilan pemerintah dalam mengatur perekonomiannya dapat terlihat dari kemampuan pemerintah dalam mengendalikan kenaikan harga barang dan jasa di wilayahnya. Tabel 2.22 memperlihatkan perkembangan laju Inflasi di Sulawesi Utara menunjukkan pola yang dinamis dan fluktuatif dari Tahun 2005- 2015, dengan angka inflasi tertinggi terjadi Tahun 2005 sebesar 18,73, diikuti pada tahun 2007 sebesar 10,13 dan pada tahun 2014 hampir menyentuh dua digit lagi, yaitu 9,67. Hal ini terjadi karena adanya kenaikan harga bahan bakar minyak cukup signifikan yang memicu kenaikan harga-harga barang dan jasa di pasar. Selanjutnya, Tahun 2006 angka inflasi turun menjadi 5,09 dan Tahun 2007 mengalami peningkatan menjadi 10,13 kemudian turun kembali menjadi 9,71 Tahun 2008. Tahun 2009 angka inflasi menyentuh level terendahnya pada angka 2,31. Namun, Tahun 2010 mengalami peningkatan menjadi 6,28. Tahun 2015, inflasi di Sulawesi Utara sebesar 5,56. Tabel 2.30. Inflasi Provinsi Sulawesi Utara, 2010-2015 Tahun 2010 2011 2012 2013 2014 2015 Inflasi 6.28 0.96 5.23 8.12 9,67 5,56 Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi Sulawesi Utara, 2015. Perkembangan harga berbagai komoditas pada bulan Desember 2015 secara umum menunjukkan adanya kenaikan. Kota Manado mengalami inflasi sebesar 1,74 persen atau terjadi kenaikan Indeks Harga Konsumen IHK dari 123,06 pada bulanNovember 2015 menjadi 125,20 pada bulan Desember 2015. Inflasi tahun kalender Desember 2015 terhadap Desember 2014 nilainya sama dengan inflasi year on year Desember 2015 terhadap Desember 2014 yaitu sebesar 5,56 persen. Inflasi terjadi karena adanya kenaikan indeks pada semua kelompok pengeluaran yaitu kelompok bahan makanan sebesar 5,93 persen; kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau sebesar 0,79 persen; kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar sebesar 0,40 persen, kelompok sandang sebesar 0,38 persen; kelompok kesehatan sebesar 0,30 persen; kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga sebesar 0,35 persen; dan kelompok transportasi, komunikasi dan jasa keuangan sebesar 0,29 persen. Komoditas yang mengalami kenaikan harga antara lain cabai rawit, bawang merah, beras, tomat sayur, minuman ringan, pisang, tarip PROVINSI SULAWESI UTARA 2016-2021 BAB II |GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 85 listrik, telur ayam ras, semen, lemon dan lain-lain. Sedangkan komoditas yang mengalami penurunan harga antara lain tindarung, cakalangsisik, ekor kuning, daun bawang, anggur, apel, minyak goreng, sawi hijau, seladadaun selada, ketimun dan lain-lain. Sumbanganandil inflasi masing-masing kelompok pengeluaran pada bulan Desember 2015 yaitu kelompok bahan makanan sebesar 1,3981 persen; kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau sebesar 0,1268 persen; kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar sebesar 0,1143 persen, kelompok sandang sebesar 0,0201 persen; kelompok kesehatan sebesar 0,0119 persen; kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga sebesar 0,0225 persen; dan kelompok transportasi, komunikasi dan jasa keuangan sebesar 0,0457 persen. Tantangan yang akan dihadapi oleh Sulawesi Utara di masa depan adalah bagaimana menekan harga barang dan jasa di wilayah kepulauan terkait, serta masih adanya masalah infrastruktur perhubungan di daerah-daerah terpencil.

2.2.1.3. Perkembangan Investasi Perkembangan investasi