Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak

PROVINSI SULAWESI UTARA 2016-2021 BAB II |GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 212 5 KAB. MINAHASA SELATAN AMURANG 17 10 167 6 KAB. MINAHASA UTARA AIRMADIDI 10 6 125 7 KAB. MINAHASA TENGGARA RATAHAN 12 9 135 8 KAB. BOLAANG MONGONDOW UTARA BOROKO 6 1 106 9 KAB. KEPULAUAN SIAU TAGULANDANG BIARO ONDONG SIAU 10 10 83 10 KAB. BOLAANG MONGONDOW TIMUR TUTUYAN 5 - 81 11 KAB. BOLAANG MONGONDOW SELATAN BOLAANG UKI 5 - 81 12 KOTA MANADO KOTA MANADO 11 87 - 13 KOTA BITUNG KOTA BITUNG 8 69 - 14 KOTA TOMOHON KOTA TOMOHON 5 44 - 15 KOTA KOTAMOBAGU KOTA KOTAMOBAGU 4 18 15 167 332 1507

2.3.1.9. Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak

Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2000 tentang Pelaksanaan Pengarusutamaan Gender dalam Pembangunan Nasional menyatakan bahwa seluruh departemen maupun lembaga pemerintah non departemen di pemerintahan nasional, provinsi, kabupatenkota harus memasukkan pengarusutamaan gender dalam perencanaan, pelaksanaan, pemantauan, dan evaluasi pada kebijakan program dalam pembangunan. Hal ini dimaksudkan untuk mencapai salah satu tujuan SDGs Sustainable Development Goals yaitu mendorong kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan. Dari segi kualitas kehidupan masih terjadi kesenjangan peran antara laki-laki dan perempuan dalam pembangunan baik secara nasional maupun daerah. Penyebabnya antara lain pembangunan belum mempertimbangkan manfaat pembangunan secara adil antara laki- laki dan perempuan. Hal ini memberi kontribusi timbulnya ketidaksetaraan dan ketidakadilan gender yang termanifestasi dalam persoalan marginalisasi, subordinasi, beban ganda, stereotype, kekerasan, diskriminasi, dan kemiskinan. Selain itu dampak dari berbagai produk peraturan perundang-undangan, kebijakan, program, dan kegiatan bias gender turut memberi andil terpuruknya kualitas hidup kaum perempuan. Rendahnya kualitas hidup perempuan berimbas pada kesejahteraan dan perlindungan anak yang masih jauh dari harapan. Partisipasi perempuan Sulawesi Utara di lembaga politik Tahun 2015 sebesar 30,25 dan Tahun 2010 sebesar 22,92 . Dari 45 anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Sulawesi Utara sebanyak 11 PROVINSI SULAWESI UTARA 2016-2021 BAB II |GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 213 perempuan duduk sebagai anggota dewan, dan keterwakilan di tingkat nasional sebesar 50 karena dari 6 orang utusan Sulawesi Utara di DPR RI, sebanyak 3 orang perempuan. Hal itu menunjukkan cukup signifikannya partisipasi perempuan di lembaga politik. Tabel 2.103. Perbandingan jumlah anggota DPRD per kabupatenkota berdasarkan jenis kelamin tahun 2016 Provinsi KabupatenKota Laki-laki Perempuan Jumlah Bolaang Mongondow 24 6 30 Minahasa 24 11 35 Kepulauan Sangihe 19 6 25 Kepulauan Talaud 19 1 20 Minahasa Selatan 22 8 30 Minahasa Utara 24 6 30 Bolaang Mongondow Utara 17 3 20 Minahasa Tenggara 17 8 25 Kepulauan Sitaro 14 6 20 Bolaang Mongondow Selatan 16 4 20 Bolaang Mongondow Timur 17 3 20 Manado 27 13 40 Bitung 24 6 30 Tomohon 13 7 20 Kotamobagu 22 3 25 Jumlah 289 101 390 Peran partai politik berkaitan dengan pemihakan terhadap peningkatan partisipasi masyarakat akan terlihat pada mekanisme pencalonan anggota legislatif. Ketentuan kuota seperti termuat dalam undang-undang mesti disikapi hati-hati. Kuota 30 bagi perempuan tidak bersifat mutlak dan mengikat sehingga tetap terbuka peluang bagi partai politik menempatkan calon perempuan sekadar pengumpul suara vote getter atau alat legitimasi. PROVINSI SULAWESI UTARA 2016-2021 BAB II |GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 214 Selain itu, partai politik juga mungkin secara sepihak menempatkan wakil-wakil perempuan yang tidak memiliki perspektif dan keberpihakan terhadap nilai, prinsip, dan aspirasi masyarakat. Perempuan Sulawesi Utara pada kenyataannya menjadi penentu kebijakan dan kini saatnya perempuan diperhitungkan di politik, 15 anggota dewan perempuan dari total 45 anggota DPRD Sulawesi Utara mempengaruhi kebijakan pembangunan pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak yang responsive gender, yang holistik, terpadu dan terintegrasi. Di lembaga pemerintah sekitar 20 perempuan menduduki posisi strategis sebagai pemimpin daerah di kabupatenkota dimana saat ini terdapat 3 Bupati dan 1 walikota perempuan, 1 Wakil Bupati perempuan dan 1 Wakil Walikota perempuan. Diantara berbagai keberhasilan Program Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak harus diakui bahwa Pemerintah Sulawesi Utara masih perlu memberikan perlindungan terhadap anggota masyarakat yang berusia 60 tahun keatas, karena adalah tanggung jawab dan kewajiban bagi pemerintah, masyarakat, dan keluarga. Di bidang pendidikan perempuan masih tertinggal, dapat dilihat dari rata-rata lamanya sekolah dimana laki-laki adalah 9,16 tahun sedangkan perempuan adalah 9,09 tahun. Di bidang ekonomi, usaha mikro dan kecil 45 dikelola oleh perempuan dan lebih dari 60 pelaku usaha mikro adalah perempuan yang jika dikembangkan lebih jauh akan dapat membuka lapangan kerja, terutama di tingkat perdesaan. Sementara dukungan untuk mereka masih terbatas, program pembangunan dapat mendorong perkembangan lebih jauh untuk membentuk wiraswasta-wiraswasta baru yang mendukung perekonomian di Sulawesi Utara. PROVINSI SULAWESI UTARA 2016-2021 BAB II |GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 215 Tabel 2.104. Indeks Pembangunan Gender Provinsi dan Kabupaten Kota se-Sulawesi Utara Tahun 2014 Indeks Pembangunan Gender Provinsi Sulawesi Utara merupakan parameter untuk mengukur tingkat pencapaian kemampuan dasar yakni Harapan Hidup, Tingkat Pendidikan dan Pendapatan dengan memperhitungkan ketimpangan gender, Angka Harapan Hidup Perempuan baik di Provinsi maupun KabupatenKota lebih tinggi dari Angka Harapan Hidup Laki-laki. Angka melek huruf dan rata-rata lama sekolah cenderung lebih tinggi, laki-laki daripada perempuan, Sumbangan pendapatan laki-laki lebih tinggi daripada perempuan. PROVINSI SULAWESI UTARA 2016-2021 BAB II |GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 216 Tabel 2.105. Indeks Pemberdayaan Gender Provinsi dan Kabupaten Kota se-Sulawesi Utara Tahun 2014 Di bidang pendidikan perempuan masih tertinggal, dapat dilihat dari rata-rata lamanya sekolah dimana laki-laki adalah 9,07 tahun sedangkan perempuan adalah 8,72 tahun. Di bidang ekonomi, usaha mikro dan kecil 45 dikelola oleh perempuan dan lebih dari 60 pelaku usaha mikro adalah perempuan yang jika dikembangkan lebih jauh akan dapat membuka lapangan kerja, terutama di tingkat perdesaan. Sementara dukungan untuk mereka masih terbatas, program pembangunan dapat mendorong perkembangan lebih jauh untuk membentuk wiraswasta-wiraswasta baru yang mendukung perekonomian di Sulawesi Utara.

2.3.1.10. Ketenagakerjaan Struktur ketenagakerjaan di Sulawesi Utara pada tahun 2015