PROVINSI SULAWESI UTARA 2016-2021
BAB II |GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH
9
13
Qa Aluvium : Kerakal, kerikil, pasir dan lanau asal gunung api, lempung, lumpur dan kepingan koral. Aluvium merupakan endapan
sungai, rawa dan pantai. Dataran alluvium yang luas terdapat di
Tabukan Utara.
14 Qhav Batuan Gunung Api Awu : Aglomerat, lava, tuf, timbunan
awan panas, endapan jatuhan dan lahar. Batuan dihasilkan oleh gunung api Awu di P. Sangihe yang letusannya berjenis St. Vincent
dan Vulkano. Lava bersusun andesit. Endapan awan panas meliputi daerah sekitar kawah, lembah dan beberapa pantai seperti Mitung
dan Bahu. Daerah laharan meliputi lembah-lembah Laine, Kalekuba, Muade, Beha, Patung , Tonggenaha, Apendakile, Biwai, Bunahe, Pato,
Sura, Maselihe, Sarukadel, Melebuhi-Akembala dan Kolongan. Formasi geologi lainnya yang terdapat di Kabupaten Kepulauan
Sangihe-Sitaro dan Talaud adalah
Qhkv batuan gunug api
Karangetang, Qhrv batuan gunung api ruang, Qpp formasi Pintareng, Qtsv batuan gunung api Sahendaruman, Qtkv batuan gunung api
Kalama, QTtv batuan gunung api Tamata, QTmv batuan gunung api Malingge, Qti batuan terobosan, Tpbv batuan gunung api Bukide,
dan Tnbv batuan gunung api Biaro.
Dengan mengetahui sifat sifat dan ciri tanah pada masing-masing kelompok tanah kelas tanah sehingga memudahkan pengguna tanah
untuk mengelola tanah tersebut agar dapat berproduksi secara optimal. Dalam hal ini peruntukan sumber daya tanah dapat dievaluasi.
2.1.1.5. Hidrologi
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia No. 7 Tahun 2004, Sumber Daya Air adalah air, sumber air dan daya air yang
terkandung di dalamnya. Air adalah semua air yang terdapat pada, di atas ataupun di bawah permukaan tanah, air tanah, air hujan dan
air laut yang berada di darat. Sedangkan air permukaan adalah semua air yang terdapat pada permukaan tanah, dan air tanah
adalah air yang terdapat dalam lapisan tanah atau butiran di bawah permukaan tanah.
Daerah Aliran Sungai DAS adalah suatu kawasan ekosistem yang dibatasi oleh topografi pemisah air punggung-punggung bukit
dan berfungsi sebagai penampung, penyimpan dan penyalur air dalam sistem sungai yang keluar melalui sungai utama lalu menuju
ke danau atau laut. Dalam sistem suatu DAS tersebut terjadi suatu proses
interaksi antara
faktor-faktor abiotik,
biotik dan
culturemanusia sehingga merupakan suatu ekosistem Asdak, 2006.
PROVINSI SULAWESI UTARA 2016-2021
BAB II |GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH
10
Berpedoman pada ekosistem DAS, maka Daerah Aliran Sungai DAS dapat dibagi menjadi:
1. Sub sistem DAS bagian hulu Upland watershed, 2. Sub sistem DAS bagian tengah Midland watershed dan
3. Sub sistem DAS bagian hilir pantai Lowland watershed.
Tabel 2.2. Luas SWP DAS Provinsi Sulawesi Utara
No. SWP DAS Ha
1 Buyat
87909 6.18
2 Dumoga Mongondow
204736 14.39
3 Essang
79737 5.60
4 Kep.Nanusa
3954 0.28
5 Kep.Nusa Tabukan
1205 0.08
6 Kep.Tatoareng
2200 0.15
7 Likupang
97951 6.88
8 Mahena
50852 3.57
9 Molibagu
116167 8.16
10 P.Biaro Ds
2726 0.19
11 P.Bunakan Ds
4891 0.34
12 P.Kabaruan
10940 0.77
13 P.Lembeh
5767 0.41
14 P.Lirung
11272 0.79
15 P.Siau Ds
13905 0.98
16 P.Tagulandang Ds
7897 0.55
17 P.Talise Ds
7476 0.53
18 Poigar
81520 5.73
19 Ranoyapo
87154 6.12
20 Ratahan Pantai
98754 6.94
21 Sangkub Langi
287019 20.17
22 Tondano
54124 3.80
23 Tumpaan
104891 7.37
J u m l a h 1423047
100.00
Sumber: RTRW Prov. Sulut, 2014
Masing-masing sub sistem DAS tersebut di atas memiliki karakteristik dan sumber daya alam yaitu sumber daya tanah,
sumber daya air, vegetasi dan aktivitas masyarakat yang berbeda- beda. Apabila salah satu dari faktor-faktor tersebut di atas
mengalami perubahan, maka hal tersebut akan mempengaruhi ekosistem DAS atau sub DAS, dan selanjutnya perubahan ekosistem
akan menyebabkan gangguan terhadap bekerjanya fungsi DAS atau sub DAS sebagaimana mestinya.
Peristiwa banjir dan kekeringan dapat terjadi karena DAS atau sub DAS telah gagal memenuhi
fungsinya sebagai penampung air hujan, penyimpanan dan penyalur air ke sungai-sungai. Kejadian tersebut akan menyebabkan
PROVINSI SULAWESI UTARA 2016-2021
BAB II |GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH
11
melimpahnya air pada musim hujan, dan sebaliknya sangat minimumnya air pada musim kemarau.
Wilayah Provinsi Sulawesi Utara terdiri dari 23 Satuan Wilayah Pengelolaan Daerah Aliran Sungai SWP DAS yang terbagi dalam 66
SWP SUBDAS- dengan luas 1.423.047 ha. SWP DAS berperan dalam tata hidroorologis wilayah, yaitu dalam hal pasokan air pengaturan
secara alamiah yang mampu mengendalikan aliran air dan penyediaan air dalam bentuk reservoir alami. Bencana alam dalam
bentuk banjir dan tanah longsor di musim hujan dan kekeringan sungai, anak sungai serta pendangkalan danau yang melanda
Sulawesi Utara adalah indikasi sangat diperlukannya penanganan yang terencana, sistematis dan berkelanjutan di wilayah SWP DAS.
SWP DAS terluas di Sulawesi Utara adalah Sangkub Langi yang diikuti Dumoga Mongondow, Molibagu, Tumpaan, Ratahan Pantai,
Likupang, Ranoyapo, Poigar,
Esang, Tondano, Mahena dan seterusnya. Perhatian terhadap lingkungan SWP DAS sangat
berperan dalam menunjang pembangunan berkelanjutan yang berwawasan lingkungan.
Harmonisasi pembangunan dan lingkungan harus dijamin kelangsungannya secara berkelanjutan.
Perencanaan tata ruang wilayah, dengan demikian perlu menganalisis penataan ruang yang optimal antara kawasan lindung dan kawasan
budidaya secara jangka panjang.
Nilai tingkat kualitas suatu DAS atau sub DAS dapat diukur dari dua parameter yaitu tingkat erosi dan fluktuasi debit sungai yang
mengalir dalam beberapa kondisi curah hujan yang berbeda. Kandungan lumpur yang terbawa oleh aliran sungai berasal dari
daerah aliran sungai yang mengalami proses erosi. Dengan demikian, kualitas lahan akan mempengaruhi kuantitas dan kualitas sumber
daya air.
Provinsi Sulawesi Utara memiliki enam belas Daerah Aliran Sungai DAS, yaitu DAS Tondano, DAS Kosibidan, DAS Sangkup,
DAS Ranoyapo, DAS Pororosen, DAS Poigar, DAS Ongkak Mongondow, DAS Nuangan, DAS RanowangkoNimangan, DAS
Likupang, DAS Buyat, DAS Bolangitang, DAS Ayong, DAS Andegile, DAS Dumoga dan DAS Bone berdasarkan Peta Pembagian DAS
Sulawesi Utara.
Berdasarkan Keputusan Presiden No.12 Tahun 2012 tentang Pembagian Wilayah Sungai, Provinsi Sulawesi Utara
terbagi atas 3 tiga Wilayah Sungai yang menjadi kewenangan Balai Wilayah Sungai Sulawesi 1 adalah:
1 Wilayah
Sungai Tondano-Sangihe-Talaud-Miangas
Wilayah Sungai Strategis Nasional; 2
Wilayah Sungai Dumoga Sangkub Wilayah Sungai Lintas Propinsi; dan
3 Wilayah Sungai Poigar-Ranoyapo Wilayah Sungai Lintas
Kabupaten.
PROVINSI SULAWESI UTARA 2016-2021
BAB II |GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH
12
Keadaan sumber daya air di Provinsi Sulawesi Utara dipengaruhi oleh air permukaan atau sungai-sungai yang mengalir.
Terdapat sungai-sungai besar diwilayah ini yaitu antara lain Sungai Talawaan, Sungai Tondano, Sungai Ranowangko, Sungai Ranoyapo,
Sungai Poigar, Ongkak Mongondow, dan Sungai Sangkup. Sungai sungaii tersebut sampai saat ini belum ditetapkan kawasan
sempadannya. Bersamaan dengan pemanfaatan sumberdaya air permukaansungai, maka di Provinsi Sulawesi Utara telah dilakukan
pengembangan wilayah sungai PWS seiring dengan pengembangan daerah irigasi pada 12 dua belas lokasi yang tersebar di empat
kabupaten yang ada dengan luas total 66.902 ha BAPPEDA Provinsi SULUT, 2014.
Di antara kedua belas lokasi tersebut, PWS Dumoga-
Mongondow di Kabupaten Bolaang Mongondow merupakan salah satu PWS terbesar yang telah dikembangkan. Sebagai prasarana
penunjang bagi kegiatan budidaya pertanian tanaman pangan lahan basah atau persawahan, maka pengembangan sistem irigasi pada
dasarnya mengikuti potensi pengembanganperluasan daerah persawahan. Proyek-proyek irigasi yang relatif besar ada di daerah
irigasi Kasinggolan-Toraut, daerah irigasi Dumoga, daerah irigasi Sangkup, daerah irigasi Ayong-Bolangat dan daerah Irigasi Lolak.
Danau-danau di Sulawesi Utara secara potensial mempunyai nilai ekonomi
bagi pengembangan
bidang-bidang kepariwisataan,
pengairan, dan energi. Danau-danau tersebut adalah Danau Tondano luas 4.278Ha di Kabupaten Minahasa, Danau Moat seluas 617ha di
Kabupaten Bolaang Mongondow Timur. Pada umumnya sungai- sungai dimanfaatkan untuk berbagai keperluan antara lain irigasi,
sumber tenaga listrik, dan sumber air minum. Sungai-sungai tersebut terletak di Kabupaten Minahasa yaitu: Sungai Tondano
40Km, Sungai Poigar 54,2Km, Sungai Ranoyapo 51,9Km, Sungai Talawaan 34,8Km. Sungai besar lainnya terdapat di daerah
Kabupaten Bolaang Mongondow yaitu Sungai Dumoga 87,2Km, Sungai Sangkup 53,6Km, Sungai Ongkaw 42,1Km, dan lainnya.
2.1.1.6. Klimatologi