Ketahanan Pangan Upaya untuk menjamin ketersediaan pangan di Sulawesi Utara, tahun

PROVINSI SULAWESI UTARA 2016-2021 BAB II |GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 231 2.3.1.13. Kepemudaan dan Olah Raga Kondisi yang ada sekarang lapangan Olah Raga Sparta Tikala, lapangan Koni Sario, Stadion Maesa Tondano serta beberapa stadion kecil belum memadai untuk menunjang rencana penyiapan Sulawesi Utara sebagai tempat penyelenggaraan kejuaaraan nasional maupun internasional sehingga perlu peningkatan fasilitas dan kualitas berstandar nasional dan internasional. Sejak tahun 2014 sudah dibangun berbagai sarana dan prasarana pelengkap keolahragaan seperti pembangunan stadion atletik dan sepakbola Kawangkoan Kabupaten Minahasa, yang meliputi: pembangunan lanjuta tribun stadion, infrastruktur pendukung stadion menara lampu, instalasi listrik, drainase, talud, jalan masuk serta penataan area sekitar stadion pagar, paving blok, gerbang; pembangunan lintasan berkuda Tompaso, meliputi: pembangunan track lintasan, rehabilitasi stadion pengecatan, instalasi listrik dan air, toilet serta pembangunanpenataan fasilitas pendukung pacuan pagar, drainase, paving blok, gerbang, railing, pembangunan Stadion Sepakbola Poyowa Kotamobagu, meliputi: pembangunan tempat duduk penonton dan drainase lapangan sepakbola Poyowa I dan Poyowa II serta terselenggaranya perencanaan lintasan sirkuit balap: perencanaan pembangunan lintasan sirkuit balap di kawasan Balitpalma desa Paniki Bawah. 2.3.1.14. Kesatuan bangsa dan politik dalam negeri Pemantapan sinkronisasi aparat penegak hukum dan jajarannya berkaitan dengan posisi berbatasan langsung dengan Filipina yang rawan terhadap infiltrasipenyusupan teroris, masih adanya kriminalitas. Dalam rangka memantapkan kerukunan umat beragama, maka dibentuk Badan Kerja Sama Antar Umat Beragama BKSAUA ditingkat provinsi maupun di kabupatenkota, selain itu pemerintah juga membentuk Forum Kerja Sama Umat Beragama FKUB.

2.3.1.15. Ketahanan Pangan Upaya untuk menjamin ketersediaan pangan di Sulawesi Utara, tahun

2015 telah dilaksanakan melalui kegiatan peningkatan lumbung pangancadangan pangan antara lain berupa : pengisian beras sebagai cadangan pangan masyarakat di 5 kelompok lumbung pangan sebesar + 7,5 ton dan cadangan pangan pemerintah Provinsi Sulawesi Utara yang dikerjasamakan dengan Bulog Divre Suluttenggo sebanyak 32,534 ton. Sampai dengan tahun 2015 total stok cadangan pangan pemerintah sebanyak 52,5 ton yang dititipkan di BULOG. Berdasarkan Neraca Bahan Makanan NBM, ketersediaan energi penduduk Sulawesi Utara Tahun 2015 angka sementara sebesar PROVINSI SULAWESI UTARA 2016-2021 BAB II |GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 232 4.076 kkalkapitahari dan ketersediaan protein sebesar 113,26 gramkapitahari. Angka ketersediaan Energi dan Protein ini sudah melebihi anjuran Widya Karya Pangan dan Gizi Tahun 2004 yaitu Energi 2.200 kkalkapitahr dan Protein 57 grkapitahr. Pengembangan distribusi dan harga pangan dalam rangka stabilisasi harga pangan didukung melalui : 1 Pemantauan dan Analisis Akses Pangan Masyarakat; 2 Pemantauan dan Analisis Harga Pangan Pokok; 3 Pengembangan Model Distribusi Pangan; 4 Pemantauan Pasokan Harga Pangan; 5 Apresiasi Pemantauan Harga, Pasokan dan Akses Pangan; 6 Pemantauan Harga dan Ketersediaan Pangan menjelang Hari-Hari Besar KeagamaanNasional. Tahun 2015, informasi data harga dilaksanakan di 15 kabkota pada 52 komoditi selama 52 minggu, dan informasi pasokan pangan di 15 kabupatenkota pada 11 komoditi selama 40 minggu serta informasi akses pangan dilaksanakan di 15 kabupatenkota untuk 5 komoditi sebanyak 1 kali pemantauan. Secara umum kondisi distribusi pangan di Sulawesi Utara khusus bahan pangan pokok dipasok dari dua sumber utama yaitu produksi lokal Kabupaten Minahasa, Minahasa Tenggara, Minahasa Selatan, Bolaang Mongondow dan Bolaang Mongondow Utara dan produksi dari luar yaitu dari Provinsi Gorontalo, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan dan Jawa Timur. Untuk rantai pemasaran bahan pangan pokok dan strategis terdiri dari : 1 distribusi bahan pangan pokok di Sulawesi Utara didistribusikan dari Manado ke wilayah kabupatenkota di Provinsi Sulawesi Utara; 2 Kabupaten Bolaang Mongondow Raya dan Minahasa Raya umumnya distribusi bahan pangan melibatkan pedagang besardistributor di Kota Manado, Tomohon dan Kotamobagu, serta pedagang pengecer; 3 khusus untuk kabupaten dan Kepulauan Sangihe, Talaud dan Sitaro distribusi bahan pangan melibatkan pedagang pengumpul desa, pedagang besar di Kota Manado dan pedagang pengecer di Tahuna, Melonguane dan Ulu. Untuk kondisi harga beberapa bahan pangan relatif stabil, namun disadari pada kondisi-kondisi tertentu aksesibilitas masyarakat terhadap pangan cukup rendah dibanding kondisi normal misalnya menjelang hari-hari besar keagamaan, musim paceklik serta musim gelombang air laut yang besar mengakibatkan terganggunya distribusi pangan khususnya didaerah kepulauan. Adapun pangan yang sering mengalami fluktuasi harga yaitu beras, cabe, bawang merah dan tomat. Pelaksanaan Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan guna peningkatan mutu konsumsi pangan di Sulawesi Utara telah dilakukan melalui berbagai kegiatan: 1 Fasilitasi bibit, benih sayuran dan buah-buahan, pupuk untuk peningkatan konsumsi pangan PROVINSI SULAWESI UTARA 2016-2021 BAB II |GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 233 melalui pemanfaatan pekarangan bagi 8 organisasi wanitadasawisma di 7 kabupatenkota, 2 Pengembangan unit usaha pengolahan pangan lokal berupa alat penggilingan jagung bagi 2 kelompok unit usaha di Kab. Minahasa dan Kab.Minahasa Tenggara; 3 Promosi ketahanan pangan melalui Festifal Pangan Non Beras Non Terigu yang diikuti TP-PPK KabupatenKota se Sulut; sosialisasi pangan beragam, bergizi seimbang dan aman; 4 lomba cipta menú beragam bergizi seimbang dan aman berbasis sumberdaya lokal yang dilaksanakan bersamaan dengan peringatan Hari Pangan Sedunia Tingkat Provinsi tahun 2015 yang dilaksanakan di Kota Manado Gedung Graha Bumi Beringin. Dampak kegiatan Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan P2KP salah satunya untuk meningkatkan kreatifitas masyarakat dan perempuan khususnya agar mampu mengembangkan usaha pengelolaan sumberdaya pangan berbasis sumberdaya lokalwilayah sebagai upaya penambahan pendapatan dan kecukupan pangan keluarga dalam rangka peningkatan kualitas konsumsi pangan. Berdasarkan data hasil olahan Susenas 2014, konsumsi energi masyarakat Sulawesi Utara mencapai 2.095 kilokalori kapitahari atau 104,7 dari total kecukupan energigizi ideal yaitu sebesar 2.000 kilokalorikapitahari. Sedangkan konsumsi protein mencapai 60,1 gramkapitahari dan konsumsi protein ideal yaitu 52 gramkapitahari, sedangkan skor PPH mencapai skor 88,7 Berdasarkan PERPRES Nomor 22 Tahun 2009 pada tahun 2015 minimal mencapai skor 95. Capaian skor PPH ini dipengaruhi oleh beberapa kelompok pangan masih berada dibawah skor ideal seperti umbi-umbian skor 1,1 skor ideal 2,5 dan kacang-kacangan skor 3,3 skor ideal 10. Rendahnya skor PPH beberapa kelompok pangan tersebut memberikan indikasi bahwa kualitas keberagaman konsumsi pangan masyarakat Sulawesi Utara masih perlu ditingkatkan. Penanganan daerah rawan pangan dalam rangka pemberdayaan masyarakat, tahun 2015 dilaksanakan di daerah beresiko rawan pangan kronis dalam bentuk pemberian bantuan saprodi benihbibit dan pupuk di 4 desa yaitu Desa Rasi Kec.Ratahan Kab.Mitra, Desa Tule Kec. Melonguane Timur Kab. Kep.Talaud, Desa Matabulu Kec.Nuangan Kab.Bolmong, dan Desa Lahupu Kec.Tabukan selatan Kab.Kep.Sangihe. Berdasarkan hasil analisa situasi pangan dan gizi tahunan dengan menggunakan Sistem Kewaspadaan Pangan dan Gizi SKPG tahun 2015, yang hasilnya digunakan untuk deteksi dini penanganan daerah rawan pangan jangka pendek terhadap daerah beresiko rawan pangan dan gizi di Sulawesi Utara. Hasil SKPG tahun 2015 sebagai berikut : PROVINSI SULAWESI UTARA 2016-2021 BAB II |GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 234 1. Resiko RinganAman : 124 Kec. 74,25. 2. Resiko SedangWaspada : 17 Kec. 10,18 3. Resiko TinggiRawan : 26 kec. 15,57 Terdapat 26 Kecamatan Resiko Tinggi, sebagian besar terdapat di Kabupaten Kepulauan Talaud dan Kabupaten Sangihe. Berdasarkan hasil analisa penyusunan Peta Ketahanan dan Kerentanan Pangan Food Security and Vulnerability AtlasFSVA dimana perhitungannya dilakukan 3 tahun sekali sebagai deteksi dini untuk penanganan jangka panjang, menunjukkan daerah-daerah dengan tingkatan prioritas penanganan sebagai berikut : a. Perioritas 1 sangat rentan : 0 kecamatan b. Perioritas 2 rentan : 0 kecamatan c. Perioritas 3 agak rentan : 0 kecamatan d. Perioritas 4 cukup tahan : 1 kecamatan 1 e. Perioritas 5 tahan : 25 kecamatan 19 f. Perioritas 6 sangat tahan : 107 kecamatan 80 Pengembangan Desa Mandiri Pangan, melalui pemberdayaan masyarakat miskin di daerah beresiko rawan pangan dilakukan dengan pemberian fasilitasi bantuan berupa bibit ternak itikmanila, tahun 2015 sebanyak 3 desa yang diberdayakan yaitu Kelurahan Manawas Kecamatan Tondano Utara Kabupaten Minahasa, Desa Maulit Kecamatan Pasan Kabupaten Minahasa Tenggara, Desa Blongko Kecamatan Sinonsayang Kabupaten Minahasa Selatan. Pada tahun 2015, pengawasan pangan segar dilaksanakan melalui 1 Pengawasan dan Pembinaan Keamanan Pangan Segar; 2 Sosialisasi Keamanan Pangan Segar. Tahun 2015, pengawasan dilaksanakan di pasar tradisional dan pasar swalayan yang ada di ibukota provinsi selama 10 bulan. Pengawasan yang dilakukan meliputi asal produk, jenis komoditi buah dan sayur serta kondisi produk dan tempat pemajangan, selain itu juga dilakukan pemantauan pada produk industri rumah tangga. Hasil pemantauan dengan antara lain bahwa produk-produk pangan segar yang dipasarkan dalam keadaan layak konsumsi. Namun ditemui pula terdapat produk industri RT yang kode registrasi tidak diperbaharui tetapi telah disarankan kepada para produsen untuk melakukan registrasi kembali di Dinas Kesehatan, dan pada saat pengawasan selanjutnya sudah berjalan sesuai aturan yang dianjurkan. Kegiatan selanjutnya yaitu sosialisasi keamanan pangan segar yang diikuti oleh petugas dan produsen pelaku pangan dari 15 kabupatenkota dengan tujuan yaitu produk-produk yang dihasilkan oleh peserta sosialisasi akan menghasilkan produk yang terregistrasi. PROVINSI SULAWESI UTARA 2016-2021 BAB II |GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 235 2.3.1.16. Komunikasi dan Informatika Database perekonomian dan pusat informasi bisnis merupakan prasyarat pengembangan ekonomi di Sulawesi Utara namun kebanyakan database tersebut masih bersifat parsial dan tersebar pada satuan kerja pemerintah daerah dan instansi-instansi lainnya. Sampai saat ini Sulawesi Utara belum memiliki pusat informasi bisnis yang representatif untuk menyediakan data secara lengkap, akurat dan terbaru. Pada saat ini sebagian besar Satuan Kerja Perangkat Daerah SKPD telah membangun situs web internet, namun belum menunjukkan arah pengembangan situs web sebagai aplikasi E-Government. Pembangunan situs web masih bersifat statis, dimana belum tersedianya fasilitas transaksi pelayanan publik, belum adanya jaringan interaktif dengan dunia usaha, serta masih terbatasnya fasilitas dialog publik.

2.3.1.17. Perpustakaan Perpustakaan