PROVINSI SULAWESI UTARA 2016-2021
BAB II |GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH
138
berangkat sejumlah 23.624 orang, dibandingkan tahun lalu mengalami penurunan sebesar 0,76. Angkutan cargobarang pada
penerbangan dalam negeri tahun 2014 sebanyak 11.252.598 kg yang terdiri dari bongkar barang sebanyak 7.089.041 kg dan muat barang
sebanyak 4.163.557 kg, bila dibandingkan dengan tahun lalu mengalami peningkatan sebesar 0.99 sedangkan angkutan barang
penerbangan luar negeri sebanyak 361.378 kg yang terdiri dari bongkar barang sebanyak 117.053 kg dan muat barang sebanyak
244.325 kg, jika dibandingkan dengan tahun lalu mengalami penurunan sebesar 4,63 . Angkutan bagasi pada penerbangan
dalam negeri tahun 2011 sebanyak 17.976.501 kg yang terdiri dari bongkar sebanyak 9.297.676 kg dan muat sebayak 8.678.825 kg, jika
dibandingkan dengan tahun lalu mengalami peningkatan sebesar 3,88 , sedangkan angkutan bagasi penerbangan luar negeri sebanyak
946.671 kg yang terdiri dari bongkar sebanyak 495.440 kg dan muat sebanyak 451.231 kg, bila dibandingkan dengan tahun lalu
mengalami peningkatan sebesar 3,81. Angkutan Pos pada tahun 2014
hanya melalui Bandara Sam Ratulangi Manado untuk penerbangan dalam negeri sebanyak 297.488 kg yang terdiri dari
bongkar sejumlah 201.634 kg dan muat sebanyak 95.854 kg,
dibandingkan dengan tahun lalu mengalami penurunan sebesar 3,63 .
Dalam rangka memudahkan transportasi, meningkatkan pariwisata dan kesejahteraan masyarakat di pulau Miangas yang merupakan
pulau terluar di Provinsi Sulawesi Utara maka sedang dilaksanakan pembangunan bandar udara, yang selanjutnya akan menjadi bandar
udara transit Manado
Filipina.
2.3.1.7. Lingkungan Hidup Dalam konteks pembangunan negara dan pemberdayaan masyarakat,
segala aktivitas dan kegiatan tidak dapat mengenyampingkan eksistensi lingkungan pada titik dan batas tertentu. Karenanya,
pembangunan dan pemberdayaan yang tidak memberikan perhatian serius terhadap lingkungan, sebaliknya justru akan menghasilkan
anti-pembangunan dan anti-pemberdayaan, bahkan dapat berakibat pada kemerosotan kesejahteraan masyarakat sehingga meningkatkan
angka kemiskinan.
Permasalahan lingkungan hidup pada Tahun 2016-2021, masih akan diperhadapkan pada pencemaran air, udara, tanah, persampahan,
dan limbah B3 serta kerusakan lingkungan baik darat, pesisir, dan laut. Sebagian besar masalah lingkungan ini bersumber dari kegiatan
domestik, industri agro, industri manufaktur, industri pertambangan,
PROVINSI SULAWESI UTARA 2016-2021
BAB II |GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH
139
industri jasa, dari sektor tranportasi serta lemahnya law enforcement yang dapat menyebabkan terjadinya perubahan iklim. Pengendalian
pencemaran air dan kerusakan lingkungan serta penurunan emisi Gas Rumah Kaca GRK adalah salah satu upaya dalam
meminimalisasi permasalahan lingkungan tersebut.
Target Indonesia untuk secara sukarela menurunkan emisi GRK sebesar 26 pada tahun 2020 merupakan komitmen yang harus
ditindaklanjuti dalam pelaksanaan berbagai program dan kegiatan Tahun 2016-2021, diantaranya melalui pengendalian sumber-sumber
pencemaran dan perusakan SDA, peningkatan kualitas lingkungan DAS, pengendalian kemerosotan KEHATI, peningkatan peran serta
masyarakat serta menahan laju deforestasi.
Posisi geografis Sulawesi Utara yang terletak di daerah tropis dan kepulauan rentan terhadap dampak perubahan iklim. Dampak
perubahan iklim yang terjadi seperti kenaikan temperatur, perubahan intensitas dan periode hujan, pergeseran musim hujankemarau, dan
kenaikan muka air laut sehingga perlunya antisipasi dalam melestarikan lingkungan hidup.Sumberdaya air mempunyai peran
penting sebagai sumber vital kehidupan manusia. Pasokan air juga digunakan untuk berbagai sektor pembangunan diantaranya air
minum perkotaan, air industri dan air irigasi. Pada kenyataannya pemanfaatan air untuk memenuhi kebutuhan sektor industri dan jasa
masih mengandalkan air tanah secara berlebih sehingga dapat menimbulkan dampak negatif terhadap sumberdaya air tanah
maupun lingkungan antara lain penurunan muka air tanah, intrusi air laut, serta amblesan tanah. Potensi air tanah di pulau Sulawesi
digambarkan dengan jumlah cekungan airtanah makro yang telah dikenali dimana distribusi cekungan air tanah tersebut pada Provinsi
Sulawesi Utara sebanyak 6 cekungan.
Tabel 2.55.Cekungan Air Tanah di Prov. Sulawesi Utara, 2014.
Air Tanah Peringkat
Penyelidikan Kuantitas Air Tanah
juta m3tahun No
Nama Luas KM
Bebas Tertekan
1 Manado
1.042 Pendahuluan
525 67
2 Kotamobagu
3.386 Pendahuluan
1.110 100
3 Dumoga
2.578 Diketahui
1.166 93
4 Kotabunan
1.168 Diketahui
620 24
5 Maelang
1.023 Diketahui
460 23
6 Ponigu
2.605 Diketahui
909 45
Sumber : Kementerian PU, RI 2014
Menurut data Badan Pertanahan Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2014, Provinsi Sulawesi Utara memiliki 30 sungai dengan sungai
terpanjang yaitu Sungai Dumoga dengan panjang 87,2 kilometer di Kabupaten Bolaang Mongondow diikuti oleh Sungai Poigar dengan
panjang 54,2 kilometer dan Sungai Sangkub di Kabupaten Bolaang
PROVINSI SULAWESI UTARA 2016-2021
BAB II |GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH
140
Mongondow Utara dengan panjang 53,6 kilometer. Sungai terpendek adalah sungai Salongo di Bolaang Mongondow Selatan dengan
panjang 9,1 kilometer.
Sulawesi Utara memiliki ketersediaan air yang melimpah di wilayah daratan namun di wilayah kepulauan kuantitas terbatas
karena sebagian besar topografinyaberbukit-bukit dengan Kualitasnya rata-rata cukup baik. Isu global lingkungan hidup terkait dengan
permasalahan sumber air di Sulawesi Utara dapat dirumuskan sebagai berikut :
a. Permasalahan kuantitas air, yaitu perbedaan debit air sungai yang
signifikan antara musim kemarau dan musim hujan, yang menunjukkan telah terjadi degradasi pada sempadan, Daerah
Aliran Sungai DAS dan Daerah Tangkapan Air DTA. Permasalahan ini terjadi pada sungai-sungai maupun danau-danau
di Sulawesi Utara, permasalahan lainnya yakni khususnya Danau Tondano mengalami penurunan dari tahun 1934 kedalaman danau
masih mencapai 40 m, 28 m tahun 1974, 27 meter tahun 1983, 23 m Tahun 1999 dan tahun 2001 menjadi 20 m, telah terjadi
pendangkalan Danau Tondano rata-rata per tahun 1,5 m Unima- JICA, 2000, selain faktor alamiah, pendangkalan Danau Tondano
di pengaruhi oleh banyaknya enjeng gondok.
b. Permasalahan kualitas air, yaitu penurunan kualitas air akibat berbagai aktifitas seperti pertanian, pembukaan lahan baru,
perikanan, peternakan, dan penambangan Galian C atau mineral non logam, penambangan mineral logam emas, pasir besi, mangan
dan Penambangan Emas Tanpa Izin PETI. Khusus untuk daerah perkotaan cenderung disebabkan akibat aktifitas domestik dan
industri, baik dari pabrik maupun dari usaha mikro, kecil dan menengah UMKM.
Dalam penyajian analisisnya dilakukan beberapa pendekatan- pendekatan, hal ini dilakukan agar analisis lebih fokus serta untuk
mengatasi keterbatasan data yang ada.Dengan pendekatan ini, diharapkan informasi yang disajikan dapat mewakili kondisi sumber
air di Sulawesi Utara. Berikut ini adalah pendekatan yang dimaksud:
Kondisi Umum Sumber Air di Sulawesi Utara
Sulawesi Utara memiliki 40 sungai yang tersebar di 15 KabupatenKota, dari 40 sungai tersebut terdapat 2 sungai skala
prioritas Nasional yakni Sungai Tondano dan Sungai Talawaan serta 1 sungai lintas Provinsi yakni Sungai Sangkub. Untuk jelasnya
pembagian kewenangan sumber air sungai di Sulawesi Utara dapat dilihat pada Tabel II. 4.
Tabel 2.56. Jumlah SungaiDanauEmbung Di Sulawesi Utara
PROVINSI SULAWESI UTARA 2016-2021
BAB II |GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH
141
No Sumber Air
Keterangan
A. Air Sungai
I Sungai Lintas Provinsi
1 satu Sungai
1. Sungai Sangkub Provinsi Sulawesi Utara Provinsi
Gorontalo II
Sungai Lintas KabupatenKota 9 Sembilan sungai
1. Sungai Tondano Kab. Minahasa, Kota Tomohon, Kab.
Minahasa Utara Kota Manado 2. Sungai Dumoga
Kab. Bolaang Mongondow Kota Kotamobagu
3. Sungai Ranoyapo Kab. Minahasa Selatan Kab. Minahasa
4. Sungai Ranowangko Kab. Tomohon Kab. Minahasa
5. Sungai Maruasey Kota Tomohon, Kab. Minahasa Kab.
Minahasa Selatan 6. Sungai MalalayangMinangga
Kota Tomohon, Kab. Minahasa Kota Manado
7. Sungai Sario Kab. Minahasa Kota Manado
8. Sungai SawanganTikala Kab. Minahasa Kota Manado
9. Sungai Poigar Kab. Minahasa Selatan Kab. Bolaang
Mongondow
III Total Sungai
40 empat puluh sungai B
Air Danau Embung
I Danau Lintas KabKota
1. Danau Moat
Kab. Minahasa Selatan Kab. Bolaang Mongondow Timur
II Total Danau
20 dua puluh Danau Sumber: Badan Lingkungan Hidup Prov. Sulut
a. Sungai Status Kuantitas Air dan Kecenderungannya