Kerjasama Regional a. Brunei Darussalam-Indonesia-Malaysia-Philippines East ASEAN Growth

BAB II |GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 72 kabupatenkota, dukungan APBN, penganggaran dunia usaha, masyarakat serta kerjasama internasional. 5. Hal-hal yang lebih teknis akan disusun kesepakatan bersama oleh badandinas terkait dan perguruan tinggi di ketiga provinsi. 2.1.6.2. Kerjasama Provinsi-Provinsi se-Sulawesi Badan Kerjasama Pembangunan Regional Sulawesi BKPRS didirikan oleh 4 empat Gubernur se-Sulawesi Tahun 2000, dimana isu keamanan menjadi fokus utama program pembangunan ekonomi di wilayah Sulawesi. Salah satu program utama BKPRS adalah memfasilitasi kerjasama regional, nasional, internasional dalam menopang pembangunan ekonomi wilayah Sulawesi sebagai bagian dari pengembangan ekonomi nasional. Kedepan diharapkan BKPRS menjadi one stop agency untuk mengurangi terjadinya tumpang tindih sejumlah regulasi yang dibuat baik ditingkat kabupatenkota sampai ke tingkat provinsi dalam rangka meningkatkan investasi.

2.1.6.3. Kerjasama Regional a. Brunei Darussalam-Indonesia-Malaysia-Philippines East ASEAN Growth

Area BIMP-EAGA Kerja sama Brunei Darussalam-Indonesia-Malaysia-Philippines East ASEAN Growth Area BIMP-EAGA dibentuk secara resmi pada Pertemuan Tingkat Menteri PTM ke-1 di Davao City, Filipina pada Tanggal 26 Maret 1994. BIMP- EAGA adalah kerjasama sub-regional yang bertujuan untuk meningkatkan Trade Tourism and Investment TTI. Pertemuan tertinggi BIMP-EAGA adalah Konferensi Tingkat Tinggi KTT kemudian Pertemuan Tingkat Menteri, Pertemuan Tingkat Pejabat Senior, dan pertemuan teknis di bawah SOM. Pertemuan teknis di bawah SOM terdiri atas cluster dan task force, yaitu: a Cluster on Natural Resources Development, diketuai oleh Indonesia b Cluster on Transport, Infrastructure, and Information, Communication, and Technology Development TIICTD, diketuai oleh Brunei Darussalam c Cluster on Joint Tourism Development JTD, diketuai Malaysia d Cluster on Small and Medium Enterprises Development SMED, diketuai oleh Filipina. e Task Force on Customs, Immigration, Quarantine, and Security, diketuai oleh Filipina. b. Coral Triangle Initiative CTI CTI merupakan tindak lanjut dari gagasan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang disampaikan di sela-sela Convention on Biological Diversity CBD ke-8 di Brazil Tahun 2006 didasari kenyataan bahwa perairan Indonesia dan kawasan di sekitarnya merupakan habitat bagi highest level of coral diversity setidaknya terdapat 5000 lebih jenis coral, sehingga dengan sendirinya memiliki kekayaan sumber daya hayati yang besar. CTI dikembangkan untuk membentuk mekanisme kerjasama antar negara-negara yang memiliki tujuan dan pandangan yang sama mengenai pengelolaan lingkungan hidup dan mempertahankan kesinambungan sumberdaya alam laut di kawasan Coral Triangle yang mencakup 6 negara: Indonesia, Filipina, Malaysia, Timor Laste, PNG, dan Kepulauan Solomon. BAB II |GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 73

2.1.6.4. Kerjasama Provinsi-Provinsi Kepulauan Provinsi-provinsi