Likuiditas dan Sumber Modal

29 Prospektus Penawaran Umum Terbatas III

11. Total Kerugian Komprehensif

Total kerugian komprehensif untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2015, terdiri dari rugi tahun berjalan serta pengukuran kembali atas program imbalan pasti setelah dikurangi pajak penghasilan terkait.

12. Pengukuran Kembali Imbalan Pasca Kerja setelah dikurangi dengan Pajak Penghasilan Terkait

Perubahan pengukuran kembali imbalan pasca kerja setelah dikurangi dengan Pajak Penghasilan Terkait menjadi keuntungan sebesar Rp8.820 juta untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2015 dibandingkan dengan kerugian yang dibebankan di tahun yang berakhir 31 Desember 2014 Rp12.836 juta, disebabkan oleh perubahan asumsi aktuaria dan penyesuaian pengalaman.

13. Jumlah Kerugian Komprehensif Tahun Berjalan

Total kerugian komprehensif untuk tahun berjalan menurun 28,0 menjadi Rp1.629.718 juta untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2015 dari Rp2.264.159 juta untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2014 seperti yang telah dijelaskan di bagian sebelumnya. Meskipun Perseroan mencatat kenaikan atas beban pokok penjualan, beban umum dan administrasi, serta beban keuangan untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2015; kenaikan pendapatan, bersama dengan penghematan biaya dan manfaat pajak penghasilan telah menghasilkan rugi tahun berjalanyang lebih rendah dibandingkan dengan periode sebelumnya.

G. Likuiditas dan Sumber Modal

Kebutuhan likuiditas utama Perseroan adalah untuk membiayai operasional, kebutuhan modal kerja, utang dan belanja modal terkait proses produksi dan distribusi. Pada tahun 2014 dan 2015, Perseroan telah membiayai persyaratan likuiditasnya terutama melalui penerimaan kas dari pelanggan, pinjaman jangka panjang dari pihak berelasi, pinjaman bank jangka pendek dan fasilitas cerukan. Perseroan memperkirakan kebutuhan modal kerjanya akan terus didanai oleh berbagai sumber pendanaan, termasuk kas dari penerimaan pelanggan, pinjaman pihak berelasi, pinjaman bank dan fasilitas cerukan dari bank, yang berasal dari fasilitas yang sudah ada danatau fasilitas baru. Sampai tanggal 31 Desember 2015, Perseroan memiliki kas dan setara kas sebesar Rp195.289 juta dan cerukan bank sebanyak Rp976.419 juta. Dengan memperhatikan estimasi penerimaan bersih dari Penawaran Umum Terbatas III, Perseroan memperkirakan akan mendapatkan sumber yang cukup untuk memenuhi kebutuhan modal kerja. Kemampuan Perseroan untuk mendapatkan pendanaan yang cukup, termasuk fasilitas kredit baru, untuk memenuhi belanja modalnya, kewajiban kontraktual, dan hutang serta biaya bunga terkait, dapat menjadi terbatas karena kondisi keuangannya, hasil dari kegiatan usahanya, dan likuditas pasar keuangan domestik dan internasional. Perseroan tidak dapat memberikan jaminan bahwa mereka akan mendapatkan pendanaan tersebut dengan kondisi yang diterima oleh Perseroan, atau tidak sama sekali. 30 Prospektus Penawaran Umum Terbatas III 1. Arus Kas Tabel di bawah ini menunjukkan informasi tentang arus kas Perseroan selama tahun 2015 dan 2014: dalam jutaan Rupiah Keterangan 31 Desember 2015 2014 Arus kas bersih yang digunakan untuk aktivitas operasi 2.823.747 1.083.777 Arus kas bersih yang digunakan untuk aktivitas investasi 782.681 1.240.288 Arus kas bersih yang diperoleh dari aktivitas pendanaan 4.439.653 1.468.439 Kenaikanpenurunan bersih kas dan setara kas 833.225 855.626 Kas dan setara kas pada awal tahun 1.614.355 758.729 Kas dan setara kas pada akhir tahun 781.130 1.614.355 Kas dan setara kas terdiri dari: Kas dan setara kas 195.289 58.162 Cerukan 976.419 1.672.517 781.130 1.614.355 Penerimaan pinjaman pihak berelasi dan bank telah menjadi sumber utama likuiditas Perseroan selama lebih dari tiga tahun finansial terakhir. Penggunaan utama dari pendanaan tersebut oleh Perseroan adalah untuk belanja modal terkait aktivitas produksi dan distribusi, serta aktivitas operasional dan pemasaran. Peningkatan arus kas dari aktivitas pendanaan dan investasi masing-masing sebesar Rp2.971.214 dan Rp457.607, yang sebagian besar disebabkan oleh meningkatnya penerimaan pinjaman dari pihak berelasi dan penurunan atas perolehan aset tetap, mampu mengurangi dampak atas penurunan arus kas operasi sebesar Rp1.739.970. Hal ini mampu membuat perseroan mencatat kenaikan atas arus kas bersih sebesar Rp833.255. 2. Arus Kas Bersih yang Digunakan untuk Aktivitas Operasi Arus kas bersih milik Perseroan yang digunakan untuk aktivitas operasi adalah sebesar Rp2.823.747 juta untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2015, terdiri dari kas dari penerimaan pelanggan sebesar Rp17.009.250 juta, pembayaran kepada pemasok sebesar Rp16.859.637 juta, pembayaran kepada karyawan sebesar Rp1.034.386 juta, penerimaan penghasilan keuangan sebesar Rp2.875 juta, penerimaan restitusi pajak sebanyak Rp31.660 juta, pembayaran atas ketetapan pajak sebanyak Rp51.786 juta, pembayaran pajak penghasilan badan sebanyak Rp416.467 juta, pembayaran atas aktivitas marketing sebesar 1.248.880 juta, dan arus kas keluar bersih dari aktivitas operasi lainnya sebesar Rp256.376 juta. Arus kas bersih milik Perseroan yang digunakan untuk aktivitas operasi adalah sebesar Rp1.083.777 juta untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2014, terdiri dari kas dari penerimaan pelanggan sebesar Rp13.993.000 juta, pembayaran kepada pemasok sebesar Rp12.182.290 juta, pembayaran kepada karyawan sebesar Rp1.083.187 juta, penerimaan penghasilan keuangan sebesar Rp959 juta, penerimaan restitusi pajak sebanyak Rp148.867 juta, pembayaran atas ketetapan pajak sebanyak Rp40.983 juta, pembayaran pajak penghasilan badan sebanyak Rp254.036juta, pembayaran atas aktivitas marketing sebesar 1.409.501 juta, dan arus kas keluar bersih dari aktivitas operasi lainnya sebesar Rp256.606juta. 31 Prospektus Penawaran Umum Terbatas III Pembayaran kepada pemasok di tahun 2015 lebih tinggi dibandingkan tahun 2014 terutama dikarenakan peraturan cukai baru, kenaikan cukai dan pembayaran PPN. Hal ini disebabkan oleh naiknya tarif cukai ditambah dengan kenaikan volume penjualan. Untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2015 dan 2014, Perseroan telah mendanai kebutuhan operasional dan modal kerja melalui berbagai sumber pendanaan, termasuk penerimaan dari pelanggan, pinjaman jangka panjang dengan pihak berelasi, pinjaman bank jangka pendek, dan fasilitas cerukan yang dimiliki oleh perseroan 3. Arus Kas Bersih yang Digunakan untuk Aktivitas Investasi Arus kas bersih Perseroan yang digunakan untuk aktivitas investasi adalah sebesar Rp782.681 juta untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2015, terutama yang terdiri dari perolehan aset sebesar Rp553.628 juta, diimbangi dengan hasil dari penjualan aset tetap sebesar Rp38 juta, hasil dari penjualan aset yang dimiliki untuk dijual sebesar Rp8.909 juta dan perolehan entitas anak sebanyak Rp238.000 juta. Arus kas bersih Perseroan yang digunakan dalam aktivitas investasi adalah Rp1.240.288 juta untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2014, terutama yang terdiri dari perolehan aset sebesar Rp1.299.895 juta, diimbangi dengan hasil dari penjualan aset tetap sebesar Rp17.607 juta dan uang muka untuk aset yang dimiliki untuk dijual sebesar Rp42.000 juta. Beberapa tahun terakhir, Perseroan fokus pada pembaharuan kapabilitas produksi dengan banyak berinvestasi terhadap aset tetap terutama mesin. Lebih sedikitnya kas yang digunakan untuk investasi pada tahun 2015 dibandingkan dengan 2014 adalah karena lebih rendahnya aset tetap yang diakuisisi pada tahun tersebut. 4. Arus Kas Bersih yang Diperoleh dari Aktivitas Pendanaan Arus kas bersih Perseroan yang berasal dari aktivitas pendanaan adalah sebesar Rp4.439.653 juta untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2015, yang berasal dari penerimaan pinjaman jangka pendek sebesar Rp441.000 juta, penerimaan pinjaman dari pihak berelasi sebesar Rp6.700.000 juta, pembayaran beban keuangan sebesar Rp867.347 juta dan pembayaran pinjaman bank jangka pendek sebesar Rp1.834.000 juta. Arus kas bersih Perseroan yang berasal dari aktivitas pendanaan adalah sebesar Rp1.468.439 juta untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2014, terutama berasal dari penerimaan pinjaman jangka pendek sebesar Rp1.031.000 juta, penerimaan pinjaman dari pihak berelasi sebesar Rp2.000.000 juta, pembayaran beban keuangan sebesar Rp607.797 juta, pembayaran pinjaman bank jangka pendek sebesar Rp932.000 juta, dan pembayaran dividen sebesar Rp22.764 juta. Kenaikan dalam arus kas Perseroan dari aktivitas pendanaan di tahun 2015 dibandingkan tahun 2014 adalah terutama berasal dari kenaikan penerimaan pinjaman dari pihak berelasi.

H. Belanja Modal