Kompetisi Estimasi dan Pertimbangan Akuntansi yang Penting

22 Prospektus Penawaran Umum Terbatas III perokok dewasa untuk mengkonsumsi rokok dapat berdampak pada penurunan pendapatan, laba, serta peningkatan beban terkait kepatuhan Perseroan. Indonesia juga menerapkan peraturan ketat untuk iklan rokok, sponsor dan promosi. Penayangan iklan merek-merek rokok diperbolehkan untuk tayang di stasiun televisi di Indonesia, tetapi waktu penayangannya ditentukan dan penggambaran akan individu yang sedang merokok atau mengkonsumsi satu bungkus rokok tidak diperbolehkan dalam materi promosi apapun. Sejak bulan Desember 2013, produsen rokok juga diharuskan untuk memasang gambar-gambar peringatan kesehatan pada bungkus rokok dan semua materi promosi, termasuk televisi, billboard, iklan di dalam toko dan segala bentuk iklan berbasis internet, sementara peraturan untuk bungkus rokok mulai berlaku pada bulan Juni 2014. Baru-baru ini di tahun 2015, ada peraturan baru yang melarang iklan di luar ruangan pada beberapa tempat tertentu di Jakarta dan beberapa kota lainnya. Pemerintah telah menerapkan kawasan bebas rokok sejak tahun 2009, yang di dalamnya termasuk fasilitas kesehatan, tempat belajar, tempat bermain anak, tempat ibadah, transportasi publik, tempat kerja dan tempat-tempat publik. Di dalam sebuah kawasan bebas rokok, terdapat larangan untuk merokok, memproduksi, menjual, mengiklankan danatau mempromosikan produk rokok. Sekalipun demikian, aktifitas untuk menjual, mengiklankan dan mempromosikan rokok masih diperbolehkan di tempat-tempat yang memang ditunjuk untuk menjual rokok di kawasan bebas rokok.

7. Kompetisi

Kompetisi pada umumnya cukup ketat untuk industri tembakau di Indonesia, dimana terdapat beberapa produsen rokok. Hal ini terjadi terutama pada daerah-daerah yang jaringan distribusinya kuat dan loyalitas merek membuat hambatan untuk masuk di area-area yang telah terkonsentrasi, dimana hal ini dapat menyulitkan Perseroan untuk masuk ke dalam pasar atau meningkatan pangsa pasar. Perseroan mempertimbangkan harga produk kompetitor ketika menetapkan atau merubah harga produknya. Perseroan mungkin perlu membatasi kenaikan harga produknya danatau secara substansial melakukan investasi pada penjualan dan pemasaran untuk menjaga atau meningkatkan pangsa pasar. Kondisi persaingan, termasuk kenaikan harga pada produk milik kompetitor dapat mempengaruhi harga produk Perseroan, dimana hal ini dapat berdampak secara material terhadap pendapatan dan laba Perseroan.

8. Estimasi dan Pertimbangan Akuntansi yang Penting

Estimasi dan pertimbangan yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasian selalu dievaluasi secara berkelanjutan dan didasarkan pada pengalaman historis dan berbagai macam faktor lainnya, termasuk ekspektasi dari dari kejadian-kejadian di masa depan yang mungkin terjadi. Hasil aktual dapat berbeda dengan jumlah yang diestimasi. Pertimbangan, estimasi dan asumsi yang mempunyai pengaruh signifikan terhadap jumlah tercatat atas aset dan liabilitas akan disajikandi bawah ini. Aset Tetap Secara periodik Perseroan menelaah estimasi masa manfaat aset tetap berdasarkan beberapa faktor, diantaranya spesifikasi teknis dan kebutuhan operasi Perseroan. Selain itu, Perseroan juga menelaah estimasi nilai residu untuk kendaraan dan bangunan berdasarkan informasi estimasi harga pasar yang relevan terhadap aset tersebut. Laporan keuangan konsolidasian dapat terpengaruh secara material akibat perubahan dalam estimasi tersebut. 23 Prospektus Penawaran Umum Terbatas III Aset tetap ditelaah untuk penurunan nilai apabila terdapat kejadian atau perubahan keadaan yang mengindikasikan bahwa jumlah tercatat aset melebihi nilai yang dapat diperoleh kembali. Nilai yang dapat diperoleh kembali suatu aset atau unit penghasil kas ditentukan berdasarkan yang lebih tinggi antara nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual dan nilai pakai, dihitung berdasarkan asumsi dan estimasi manajemen. Jika nilai yang dapat diperoleh kembali suatu aset atau unit penghasil kas lebih rendah dibandingkan dengan nilai buku aset tetap, Perseroan akan mengakui penurunan nilai tambahan atas aset dan perlu untuk mengurangi nilai tercatat mesin. Liabilitas Imbalan Pasca Kerja Nilai liabilitas imbalan pasca kerja saat ini tergantung pada beberapa faktor yang ditentukan dengan dasar aktuarial berdasarkan beberapa asumsi. Asumsi yang digunakan dalam menentukan biaya bersih mencakup tingkat diskonto dan kenaikan gaji di masa datang. Setiap perubahan dalam asumsi ini akan mempengaruhi nilai tercatat liabilitas imbalan pasca kerja. Untuk tingkat kenaikan gaji masa datang, Perseroan menggunakan data historis kenaikan gaji karyawan, disesuaikan dengan perencanaan bisnis di masa datang. Asumsi penting lainnya untuk liabilitas imbalan pasca kerja sebagian didasarkan pada kondisi pasar saat ini. Perhitungan atas Pajak Penghasilan dan Pencadangan Pajak Perseroan melakukan estimasi dan pertimbangan dalam menentukan provisi dan perhitungan atas pajak di dalam laporan keuangan konsolidasian. Estimasi dan pertimbangan tersebut terjadi dalam perhitungan beban pajak, manfaat pajak dan pengurangan atas pajak, yang berasal dari interpretasi dan penerapan peraturan perpajakan tertentu serta dalam perhitungan aset dan liabilitas pajak yang timbul dari perbedaan temporer antara perbedaan basis akuntansi dan pajak. Perubahan signifikan atas estimasi ini mungkin berdampak atas kenaikan atau penurunan atas provisi pajak . Perseroan juga mengevaluasi kemungkinan atas keterpulihan aset pajak tangguhan. Perseroan berkeyakinan akan dapat menggunakan aset pajak tangguhan yang tercatat di laporan posisi keuangan konsolidasian dan menghasilkan laba kena pajak di masa datang dimana kerugian pajak yang ada bisa dikompensasikan. Manajemen Perseroan telah menelaah kemungkinan tidak tertagihnya klaim tersebut dan menentukan jumlah pencadangan pajak atas klaim pengembalian pajak tersebut. Penentuan ini memerlukan pertimbangan yang signifikan. Dalam pertimbangan ini, Perseroan telah mengevaluasi berbagai faktor, antara lain perkembangan terkini proses keberatan dan banding pajak, pengalaman terdahulu atas kasus serupa dan bukti-bukti pendukung.

C. Perubahan Kebijakan Akuntansi