Ikhtisar Prospek Usaha Perseroan

102 Prospektus Penawaran Umum Terbatas III Nilai Perjanjian : Rp1.200.000.000.000,00 Jangka Waktu, Perpanjangan, Dan Pengakhiran : 30 November 2016 Pembatasan : Tidak terdapat pembatasan-pembatasan negative covenants dalam perjanjian ini. Pembebanan : Fasilitas diberikan tanpa suatu jaminan kebendaan tertentu oleh Perseroan. K. Perkara yang Dihadapi Perseroan dan Entitas Anak Perseroan, Anggota Direksi dan Anggota Dewan Komisaris Perseroan Pada tanggal Prospektus ini diterbitkan, Perseroan, Entitas Anak, maupun masing-masing anggota Direksi dan Dewan Komisaris Perseroan dan Entitas Anak, tidak sedang terlibat perkara-perkara perdata, pidana, danatau perselisihan di lembaga peradilan danatau di lembaga perwasitan atau arbitrase baik di Indonesia maupun di luar negeri atau perselisihan administratif dengan instansi pemerintah yang berwenang termasuk perselisihan sehubungan dengan kewajiban perpajakan atau perselisihan yang berhubungan dengan masalah perburuhanhubungan industrial atau tidak pernah dinyatakan pailit, yang dapat mempengaruhi secara material kegiatan usaha danatau kelangsungan kegiatan usaha Perseroan danatau Entitas Anak serta rencana PUT III ini.

L. Prospek Usaha Perseroan

1. Ikhtisar

Perseroan adalah produsen rokok terbesar keempat di Indonesia dengan keseluruhan pangsa pasar sekitar 7 per Desember 2015 berdasarkan AC Nielsen Retail Index Indonesia, telah menjual lebih dari 23 miliar rokok pada tahun 2015, dengan 22,2 miliar rokok yang dijual di dalam negeri dan sisanya diekspor. Perseroan memiliki sejarah lebih dari 85 tahun beroperasi di bisnis rokok, setelah mulai beroperasi pada tahun 1930 dengan nama Strootjes Fabriek Ong Hok Liong. Ini kemudian berubah nama menjadi PT Perusahaan Tjap Bentoel pada tahun 1954, PT Rimba Niaga Idola pada tahun 1987 dan kembali berubah pada tahun 2000 dengan pemakaian nama hingga saat ini. Sejak tahun 2009, Perseroan telah menjadi bagian dari British American Tobacco Group BAT, perusahaan global dengan lebih dari 200 merek yang dijual di lebih dari 200 negara dan salah satu dari 2.324 perusahaan yang tercatat di London Stock Exchange. Fokus utama Perseroan adalah penjualan rokok dalam negeri yang merupakan sumber utama pendapatannya. Rokok di Indonesia dijual dalam dua jenis utama - kretek, yang merupakan rokok dengan rasa tradisional Indonesia, mengandung campuran tembakau, cengkeh dan rasa lainnya; dan non- kretek, yang juga dikenal sebagai rokok putih. Rokok kretek yang dibuat dari campuran tembakau, cengkeh dan bumbu dianggap sebagai ciptaan khas Indonesia sejak 1800-an. Baik dibuat dengan cara linting tangan atau digulung oleh mesin pabrik dan dibungkus seperti rokok konvensional dengan kelobot cornhusks atau kertas putih, hitam atau coklat. Rokok kretek diproduksi baik dengan dan tanpa filter. Rokok kretek mendominasi pasar Indonesia dengan pangsa pasar sekitar 93,75. 103 Prospektus Penawaran Umum Terbatas III Portofolio merek rokok Bentoel di Indonesia mencakup rokok kretek dan non-kretek yang diproduksi baik sebagai rokok lintingan dikenal sebagai sigaret kretek tangan atau SKT atau dengan mesin pembuat rokok dikenal sebagai sigaret kretek mesin atau SKM - dan rokok putih yang dibuat dengan mesin dikenal sebagai sigaret putih mesin atau SPM untuk membedakan dari rokok kretek dalam penyebutan lokal. Berikut nama-nama merek strategis yang merupakan bagian dari portofolio SKM-nya: - Dunhill Fine Cut Mild 13mg tar dan 1,0mg nikotin diluncurkan pada bulan Maret 2012 dan merupakan merek kretek internasional pertama dari BAT yang sukses dipasarkan di Indonesia sebagai merek internasional. Merek tersebut diluncurkan untuk menangkap peluang yang sedang tumbuh pada segmen “premium mild”. − Mengikuti jejak kesuksesan dari peluncuran Dunhill Fine Cut Mild, Bentoel meluncurkan Dunhill Fine Cut Filter 21mg tar dan 1,5mg nikotin pada bulan November 2014, sebagai sebuah merek internasional lainnya untuk rokok kretek. Dengan tagline “Taste the Power, ”Dunhill Fine Cut Filter berkomitmen untuk memberikan penawaran produk superior kepada konsumen. − Club Mild 12mg tar dan 1,0mg nikotin diluncurkan pada tahun 2008 dan sejak saat itu menjadi merek regional yang memiliki terobosan baru di Sumatera Utara. Dengan nilai kedekatan yang tinggi dengan konsumen, Club Mild telah berhasil menjadikan dirinya sebagai salah satu merek terdepan di antara merek nasional lainnya di Sumatera Utara. Terlepas dari merek-merek di atas, Perusahaan juga memproduksi dan mendistribusikan merek lain seperti Bentoel Biru, Neo Mild, Uno Mild, Star Mild, Lucky Strike Mild, Bintang Buana Filter, dan Tali Jagat Filter di bawah kategori sigaret kretek mesin. Perusahaan juga memproduksi i sigaret kretek tangan di bawah merek-merek Tali Jagat Raya, Bintang Buana Raya, Joged Super, Bentoel Sejati dan Rawit Special dan ii rokok putih di bawah merek Lucky Strike, Dunhill, dan Country. Pada tahun 2015, rokok SKM menyumbang 88,7 dari total penjualan rokok domestik Perseroan, dengan SKT dan SPM masing-masing terhitung sebesar 7,0 dan 4,3. Dalam beberapa tahun terakhir, pasar rokok telah mengalami pergeseran preferensi konsumen, dengan perokok dewasa beralih dari rokok lintingan kesigaret kretek mesin. Meskipun perokok Indonesia secara keseluruhan tetap memilih rokok dengan kandungan getah tembakau tar yang lebih tinggi, rokok tar rendah secara perlahan mulai disukai. Dengan sekitar 88,7 dari total penjualan rokok domestik Perusahaan dihasilkan dari merek di bawah portofolio sigaret kretek mesin, tren ini diharapkan dapat mendukung pertumbuhan Perusahaan di masa mendatang. Pada tahun 2015dan2014, Perseroan menjual sebanyak 22,2 miliar dan 21,7 milar batang rokok di Indonesia. Perseroan memiliki 37 Kantor Regional Pemasaran dan Penjualan, lebih dari satu juta gerai distribusi dan lebih dari 2.700 agen penjual di Desember 2015, yang telah mencakup penjualan berskala nasional menyebabkan Perseroan dapat menjangkau jumlah konsumen yang luas. Hal ini ditambah dengan 10 fasilitas produksi Perseroan di Indonesia – di antaranya tiga untuk sigaret kretek mesin dan tiga untuk sigaret kretek tangan. Pada tahun 2015 dan 2014, Perseroan menghasilkan pendapatan konsolidasi bersih sebesar Rp16.814 miliar dan Rp14.489,5 miliar dan dengan rugi bersih tahun tersebut sebesar Rp1.638,5 miliar dan Rp2.251,3 milliar. Bentoel telah tercatat di Bursa Efek Indonesia sejak tahun 1990, sebelumnya dengan nama PT Perusahaan Tjap Bentoel, sebelum kembali merubah namanya dengan PT Rimba Niaga Idola dan merubah nama untuk terakhir kalinya dengan PT Bentoel International Investama Tbk di tahun 2000. Perseroan melakukan perdagangan di bawah kode saham RMBA. 104 Prospektus Penawaran Umum Terbatas III

2. Keunggulan Kompetitif