38
Prospektus Penawaran Umum Terbatas III
Setiap kesulitan yang dialami Perseroan dalam pengadaan bahan baku yang diperlukan untuk memproduksi produk-produknya, serta setiap kenaikan biaya bahan baku tersebut yang
disebabkan oleh kondisi cuaca, fenomena alam, kondisi pasar komoditas, keterbatasan regulasi pemerintah atau alasan lainnya, dapat berdampak negatif terhadap usaha dan hasil usaha
Perseroan.
Berdasarkan perencanaan Perseroan jangka panjang, setiap tahun Perseroan melakukan pembelian bahan baku utama tembakau dan cengkeh, dan menjaga agar Perseroan memiliki
persediaan bahan baku utama yang cukup sesuai dengan perkiraan pemakaian.
2. Perseroan juga terekspos pada fluktuasi dan inflasi harga daun tembakau dan cengkeh.
Perseroan pada umumnya memperoleh pasokan daun tembakau dan seluruh pasokan cengkeh secara domestik di Indonesia, dimana harga daun tembakau dan cengkeh dapat berfluktuasi
secara dramatis. Pada tahun 2015 dan 2014, biaya bahan baku masing-masing sekitar 82 dan 67 dari total beban pokok penjualan rokok Perseroan setelah dikurangi dengan beban pita
cukai dan PPN terkait, dimana sebagian besar terdiri dari biaya untuk daun tembakau dan cengkeh.
Seperti komoditas pertanian lainnya, harga daun tembakau dan cengkeh dipengaruhi oleh harga pasokan dan permintaan termasuk biaya produksi dan permintaan untuk komoditas pertanian
lainnya seperti pangan atau tanaman bio-energi yang mempengaruhi penanaman daun tembakau dan cengkeh di daerah-daerah dimana tanaman tersebut tumbuh. Harga daun
tembakau dan cengkeh dalam negeri terutama didorong oleh pasokan dan permintaan domestik, yang dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti kondisi cuaca. Karena faktor-faktor tersebut,
harga daun tembakau dan cengkeh telah berfluktuasi selama beberapa tahun terakhir. Perseroan mungkin tidak dapat mengalihkan seluruh atau sebagian dari kenaikan harga tersebut kepada
pelanggannya, dan setiap peningkatan substansial pada harga bahan baku, terutama daun tembakau dan cengkeh, dapat secara negatif mempengaruhi kegiatan usaha, kondisi finansial,
hasil usaha dan prospek serta marjin Perseroan.
Selain melakukan pemantauan harga cengkeh secara teratur, Perseroan juga selalu berusaha untuk memiliki persediaan yang cukup sehingga Perseroan mempunyai posisi tawar untuk tidak
wajib membeli tembakau dan cengkeh ketika harga sedang mengalami peningkatan.
3. Kegiatan usaha Perseroan dapat dipengaruhi oleh konsumsi rokok yang bersifat musiman serta harga daun tembakau dan cengkeh.
Perubahan musim dapat mempengaruhi penjualan rokok pada waktu tertentu dalam setahun dan efek musiman termasuk kenaikan pajak dan waktu dimana perokok dewasa berupaya untuk
berhenti merokok. Di Indonesia, penjualan rokok biasanya akan menurun di awal bulan puasa, diikuti dengan peningkatan selama seminggu sebelum Lebaran, dan akan kembali normal setelah
Lebaran.Penjualan rokok juga menurun pada Tahun Baru, dikarenakan perokok dewasa mengejar resolusi untuk berhenti atau mengurangi konsumsi rokok. Faktor-faktor ini dapat
menyebabkan dampak yang mendadak dan negatif terhadap usaha Perseroan dan kondisi keuangan.
Perseroan selalu menjaga distribusi produknya di pasar untuk memastikan ketersediaan produknya kapanpun konsumen memerlukannya.
4. Perseroan mengalami persaingan yang ketat.
Kompetitor terbesar Perseroan adalah empat produsen rokok besar Indonesia lainnya, yaitu PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk. anak perusahaan dari Philip Morris International Inc. “HM
Sampoerna”, PT Gudang Garam Tbk. Gudang Garam, PT Djarum Djarum dan PT
39
Prospektus Penawaran Umum Terbatas III
Nojorono ”Nojorono”. Perseroan bersaing dalam segi kualitas produk, pengakuan merek, loyalitas merek, inovasi, rasa, kemasan, layanan, distribusi, pemasaran, iklan, dan harga, serta
berbagai faktor lainnya. Lingkungan dan posisi pasar Perseroan yang kompetitif dapat secara signifikan dipengaruhi oleh kondisi perekonomian yang lemah, penurunan kepercayaan perokok
dewasa, pengenalan produk baru kompetitor dengan harga yang lebih rendah atau produk yang lebih inovatif, pajak produk tembakau yang lebih tinggi, serta regulasi produk yang menurunkan
kemampuan untuk membedakan produk tembakau.
Salah satu atau semua perkembangan tersebut dapat secara negatif mempengaruhi usaha, kondisi keuangan, hasil usaha dan arus kas Perseroan.
Oleh karena itu untuk menjaga kepercayaan konsumen terhadap produk Perseroan, Perseroan selalu menjaga kualitas dan keunggulan produk yang Perseroan hasilkan dan pasarkan.
Perseroan secara teratur menganalisa harga produk Perseroan dan menerapkan kebijakan penetapan harga yang sesuai dengan kondisi pasar, kompetisi dan aspek profitabilitas.
5. Peningkatan perdagangan gelap produk tembakau.
Salah satu masalah signifikan yang dihadapi oleh industri tembakau adalah peningkatan perdagangan gelap atau kegiatan pemalsuan produk tembakau, termasuk penyelundupan
tembakau dan pemalsuan produk tembakau.
Setiap penyelundupan, pemalsuan atau kegiatan ilegal lainnya yang melibatkan produk Perseroan secara signifikan dapat merusak kredibilitas dan nilai mereknya, yang nantinya dapat
mempengaruhi secara negatif hasil usaha Perseroan.
Perseroan dapat mengambil langkah-langkah untuk mencegah penyelundupan dan pemalsuan produk tembakau, atau untuk menyelesaikan klaim yang berkaitan dengan perdagangan gelap
dalam atau di luar Indonesia yang dapat mengharuskan Perseroan untuk mengeluarkan biaya yang signifikan sehingga dapat merugikan arus kas, hasil usaha dan kondisi keuangan
Perseroan.
6. Perseroan mungkin gagal mengimbangi kemajuan teknologi dan mempertahankan kehandalan fasilitas produksi.
Pengembangan atau penerapan teknologi, standar atau alternatif baru di masa depan dapat mengakibatkan perubahan yang signifikan terhadap model bisnis, perolehan atau penggunaan
fasilitas produksi atau peralatan baru dan pengembangan produk baru, serta investasi substansial baru oleh Perseroan. Perseroan tidak dapat memprediksi secara akurat bagaimana
perubahan teknologi di masa mendatang akan mempengaruhi operasi Perseroan atau daya saing fasilitas produksi atau produk Perseroan. Perseroan tidak bisa menjamin bahwa teknologi
Perseroan tidak akan usang, atau dihadapi kompetisi dari teknologi-teknologi baru di masa depan, atau bahwa Perseroan akan mampu untuk memiliki teknologi baru yang diperlukan untuk
bersaing dalam keadaan yang telah berubah dalam kondisi komersial yang dapat diterima.
Perseroan menerapkan prosedur pemeliharaan untuk mempertahankan kehandalan mesin dan fasilitas produksinya. Melalui Kretek Center of Excellence, Perseroan juga terus berinovasi untuk
menghasilkan produk dengan kualitas premium dengan mempertimbangkan daya beli konsumen dewasa.
40
Prospektus Penawaran Umum Terbatas III
C. Risiko Umum
1. Perubahan aturan cukai dan peningkatan pajak-pajak terkait rokok dapat mempengaruhi profitabilitas Perseroan.
Industri rokok di Indonesia dikenakan pajak yang substansial. Produsen rokok diwajibkan untuk membayar pajak cukai, pajak daerah dan PPN atas rokok yang dijual di Indonesia, dan importir
juga diwajibkan untuk membayar bea masuk atas rokok impor di Indonesia.
Perseroan merupakan salah satu produsen terbesar di Indonesia berdasarkan volume dan merupakan salah satu kontributor terbesar di Indonesia terhadap pendapatan cukai. Pada
umumnya, Pemerintah meningkatkan tarif cukai untuk rokok setiap tahun. Tidak ada jaminan dimana tarif cukai saat ini dan pajak lainnya tidak akan meningkat, dan peraturan pajak umum di
Indonesia dapat berubah di masa yang akan datang. Perubahan aturan cukai produk rokok yang tidak menguntungkan dapat berdampak negatif terhadap kegiatan usaha Perseroan, kinerja
finansial, dan prospek usaha Perseroan.
Kenaikan pajak yang mengakibatkan kenaikan harga penjualan eceran rokok dapat menurunkan konsumsi atau menyebabkan permintaan perokok dewasa menjadi beralih ke produk dengan
harga yang lebih rendah, produk dalam kategori yang berbeda ataupun produk-produk ilegal. Sementara penyerapan peningkatan pajak tanpa peningkatan harga jual dapat menurunkan
profitabilitas Perseroan.
Dalam menghadapi tantangan meningkatnya cukai dan pajak-pajak terkait dengan produk rokok, Perseroan berhati-hati dalam menaikkan harga jual produknya, yaitu dengan mempertimbangkan
kondisi pasar dan toleransi perokok dewasa terhadap perubahan harga, termasuk dampak terhadap jumlah penjualan rokok dan reaksi dari para kompetitor berdasarkan pola historis.
2. Perseroan dapat dipengaruhi oleh perubahan kebijakan pemerintah sehubungan dengan industri rokok.
Industri rokok di Indonesia sangat diatur oleh Pemerintah. Tidak terdapat kepastian dimana Pemerintah tidak akan mengeluarkan pembatasan baru atau lebih ketat, atau mengubah
kebijakan sehubungan dengan rokok. Di banyak pasar lainnya, peraturan pemerintah telah menyebabkan penurunan tingkat konsumsi dan volume penjualan industri. TheWorld Health
Organization’s Framework Convention on Tobacco Control, FCTC, yang mulai berlaku pada tahun 2005, telah terus mendorong perkembangan regulasi rokok di pasar global selama
beberapa tahun terakhir. FCTC merupakan perjanjian kesehatan masyarakat internasional yang pertama tentang tembakau, dengan tujuan untuk membentuk agenda global dalam regulasi
tembakau. FCTC telah menyebabkan peningkatan upaya oleh para pendukung pengendalian tembakau dan organisasi kesehatan masyarakat untuk mengendalikan konsumsi tembakau dan
mengurangi daya tarik produk tembakau di kalangan perokok dewasa. Meskipun Indonesia belum meratifikasi FCTC, inisiatif peraturan global yang serupa akan terus berpotensi mempengaruhi
kebijakan Pemerintah terkait dengan industri tembakau. Setiap inisiatif regulasi, seperti yang sedang berlangsung, dapat menyebabkan penurunan permintaan produk Perseroan secara
signifikan serta peningkatan biaya dalam rangka memenuhi aturan yang berlaku yang dapat mempengaruhi kegiatan usaha, hasil usaha, kondisi keuangan, dan prospek usaha Perseroan.
Perseroan terus membangun komunikasi internal serta mitigasi eksternal kepada semua pemangku kepentingan terkait termasuk DPR dan Pemerintah melalui dan bersama asosiasi
perusahaan yang bergerak dibidang industri rokok memberikan pengetahuan dan pengertian tentang industri dan kegiatan usaha Perseroan yang dapat berdampak pada respon positif
terhadap industri rokok.