Rasio Keuangan Umum Prospektus of PUT III Perseroan (4.08 mb)

17 Prospektus Penawaran Umum Terbatas III Keterangan 31 Desember 2015 2014 Hasil penjualan aset tetap 38 17.607 Uang muka untuk aset yang dimiliki untuk dijual - 42.000 Arus kas bersih yang digunakan untuk aktivitas investasi 782.681 1.240.288 Arus kas dari aktivitas pendanaan Penerimaan pinjaman jangka pendek 441.000 1.031.000 Penerimaan pinjaman dari pihak berelasi 6.700.000 2.000.000 Pembayaran beban keuangan 867.347 607.797 Pembayaran dividen - - 22.764 Pembayaran pinjaman bank jangka pendek 1.834.000 932.000 Arus kas bersih yang diperoleh dari aktivitas pendanaan 4.439.653 1.468.439 Kenaikanpenurunan bersih kas dan setara kas 833.225 855.626 Kas dan setara kas pada awal tahun 1.614.355 758.729 Kas dan setara kas pada akhir tahun 781.130 1.614.355 Kas dan setara kas terdiri dari - Kas dan setara kas 195.289 58.612 - Cerukan 976.419 1.672.517 781.130 1.614.355

D. Rasio Keuangan

Keterangan 31 Desember 2015 2014 Rasio rugi bersih terhadap jumlah aset 13 21 Rasio rugi bersih terhadap ekuitas 52 176 Rasio rugi bersih terhadap pendapatan bersih 10 16 Rasio lancar 220 102 Rasio jumlah liabilitas terhadap ekuitas 502 945 Rasio jumlah liabilitas terhadap jumlah aset 125 112 18 Prospektus Penawaran Umum Terbatas III Bagian ini memuat pembahasan atas sejarah kinerja usaha dan kondisi keuangan Bentoel pada tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014, serta penilaian terhadap faktor yang berpengaruh kepada kinerja Perseroan dan prospeknya di masa depan. Pembahasan di bawah ini harus dibahas secara bersama-sama dengan mengacu kepada Laporan Keuangan Konsolidasian Auditan milik Perseroan dan entitas anak pada dan untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014. Analisis dan pembahasan oleh manajemen juga harus dibaca bersama- sama dengan bagian “Ikhtisar Data Keuangan Penting” dalam Prospektus ini. Pembahasan dan analisis ini mengandung pernyataan-pernyataan atas keadaan yang akan datang yang merefleksikan perspektif Perseroan pada saat ini dengan memperhatikan kejadian-kejadian di masa depan dan kinerja keuangannya. Hasil aktual dari kinerja Perseroan tersebut dapat berbeda secara material dari apa yang sudah diantisipasi dalam pernyataan-pernyataan keadaan yang akan datang ini karena berbagai macam faktor, termasuk yang akan dibahas di dalam bagian ini dengan judul “Risiko Usaha”. Setiap perbedaan yang terjadi antara jumlah dan saldo yang terdapat di dalam table disebabkan oleh pembulatan. Selanjutnya, angka yang tertera pada total di tabel-tabel tertentu mungkin bukan hasil penjumlahan dari angka-angka yang mendahuluinya.

A. Umum

Perseroan adalah produsen rokok terbesar keempat di Indonesia dengan pangsa pasar keseluruhan sebesar sekitar 7 pada tahun 2015 berdasarkan pada AC Nielsen Retail Index Indonesia, dengan penjualan rokok sebesar 23 miliar batang pada tahun 2015, yang mana 22,2 miliar batang di antaranya terjual di dalam negeri sementara sisanya diekspor. Perseroan telah beroperasi selama 85 tahun di industri rokok, dimana Perseroan memulai aktivitas bisnisnya pertama kali pada tahun 1930 di bawah nama “Strootjes Fabriek Ong Hok Liong.” Nama tersebut selanjutnya diubah menjadi CV Rimba Niaga di tahun 1979, PT Rimba Niaga Idola di tahun 1987, PT Transindo Multi Prima,Tbk. di tahun 1997 dan sekali lagi di tahun 2000 diubah dengan nama yang digunakan saat ini. Sejak tahun 2009, Perseroan telah menjadi bagian dari British American Tobacco Group “BAT”, perusahaan global dengan lebih dari 200 merek yang dijual di lebih dari 200 negara dan salah satu dari 10 perusahaan yang tercatat di London Stock Exchange. Fokus utama Perseroan adalah penjualan rokok dalam negeri yang merupakan sumber utama pendapatannya. Rokok di Indonesia dijual dalam dua jenis utama – kretek, yang merupakan rokok dengan rasa tradisional Indonesia, mengandung campuran tembakau, cengkeh dan rasa lainnya; dan non-kretek, yang juga dikenal sebagai rokok “putih.” Rokok kretek mendominasi 93,75 dari pangsa pasar Indonesia sumber: Nielsen Retail Audit Desember 2015. Profil merek rokok milik Bentoel mencakup rokok kretek dan non-kretek – yang diproduksi sebagai SKT, SKM, dan SPM. Merek-merek utama milik Perseroan yang termasuk di dalam portfolio SKM adalah Dunhill Fine Cut Mild, Dunhill Fine Cut Filter dan Club Mild. - Dunhill Fine Cut Mild 13mg tar dan 1,0mg nikotin diluncurkan pada bulan Maret 2012 dan merupakan merek kretek internasional pertama dari BAT yang sukses dipasarkan di Indonesia sebagai merek internasional. Merek tersebut diluncurkan untuk menangkap peluang yang sedang tumbuh pada segmen “premium mild”. - Mengikuti jejak kesuksesan dari peluncuran Dunhill Fine Cut Mild, Bentoel meluncurkan Dunhill Fine Cut Filter 21mg tar dan 1,5mg nikotin pada bulan November 2014, sebagai sebuah merek internasional lainnya untuk rokok kretek. Dengan tagline “Taste the Power, ”Dunhill Fine Cut Filter berkomitmen untuk memberikan penawaran produk superior kepada konsumen.

V. ANALISIS DAN PEMBAHASAN OLEH MANAJEMEN

19 Prospektus Penawaran Umum Terbatas III - Club Mild 12mg tar dan 1,0mg nikotin diluncurkan pada tahun 2008 dan sejak saat itu menjadi merek regional yang memiliki terobosan baru di Sumatera Utara. Dengan nilai kedekatan yang tinggi dengan konsumen, Club Mild telah berhasil menjadikan dirinya sebagai salah satu merek terdepan di antara merek nasional lainnya di Sumatera Utara. Selain merek-merek di atas, Perseroan juga memproduksi dan mendistribusikan merek-merek lain seperti Bentoel Biru, Neo Mild, Uno Mild, Star Mild, Lucky Strike Mild, Bintang Buana Filter dan Tali Jagat Filter di bawah kategori sigaret kretek mesin. Perseroan juga memproduksi i sigaret kretek tangan dengan merek Tali Jagat Raya, Bintang Buana Raya, Joged Super, Bentoel Sejati dan Rawit Special, dan ii rokok “putih” di bawah merek Lucky Strike dan Dunhill dan Country. Pada tahun 2015 dan 2014, Perseroan menjual masing-masing 22,2 miliar dan 21,7 miliar batang rokok di Indonesia. 37 kantor sales marketing, outlet distribusi yang tersebar luas, memberikan cakupan penjualan yang luas ke seluruh negeri, sehingga mendukung Perseroan dalam menjangkau penjualan eceran yang luas. Hal ini ditambah dengan sepuluh fasilitas produksi milik Perseroan di Indonesia – tiga untuk sigaret kretek mesin dan tiga untuk sigaret kretek tangan. Di tahun 2015 dan 2014, pendapatan bersih Perseroan adalah masing-masing Rp16.814,4 miliar dan Rp14.489,5 miliar dan rugi bersih sebesar masing-masing Rp1.638,5 miliar dan Rp2.251,3 miliar.

B. Faktor yang Mempengaruhi Kondisi Keuangan dan Kinerja Operasi Perseroan