Pajak Pertambahan Nilai dan Cukai

19 Prospektus Penawaran Umum Terbatas III - Club Mild 12mg tar dan 1,0mg nikotin diluncurkan pada tahun 2008 dan sejak saat itu menjadi merek regional yang memiliki terobosan baru di Sumatera Utara. Dengan nilai kedekatan yang tinggi dengan konsumen, Club Mild telah berhasil menjadikan dirinya sebagai salah satu merek terdepan di antara merek nasional lainnya di Sumatera Utara. Selain merek-merek di atas, Perseroan juga memproduksi dan mendistribusikan merek-merek lain seperti Bentoel Biru, Neo Mild, Uno Mild, Star Mild, Lucky Strike Mild, Bintang Buana Filter dan Tali Jagat Filter di bawah kategori sigaret kretek mesin. Perseroan juga memproduksi i sigaret kretek tangan dengan merek Tali Jagat Raya, Bintang Buana Raya, Joged Super, Bentoel Sejati dan Rawit Special, dan ii rokok “putih” di bawah merek Lucky Strike dan Dunhill dan Country. Pada tahun 2015 dan 2014, Perseroan menjual masing-masing 22,2 miliar dan 21,7 miliar batang rokok di Indonesia. 37 kantor sales marketing, outlet distribusi yang tersebar luas, memberikan cakupan penjualan yang luas ke seluruh negeri, sehingga mendukung Perseroan dalam menjangkau penjualan eceran yang luas. Hal ini ditambah dengan sepuluh fasilitas produksi milik Perseroan di Indonesia – tiga untuk sigaret kretek mesin dan tiga untuk sigaret kretek tangan. Di tahun 2015 dan 2014, pendapatan bersih Perseroan adalah masing-masing Rp16.814,4 miliar dan Rp14.489,5 miliar dan rugi bersih sebesar masing-masing Rp1.638,5 miliar dan Rp2.251,3 miliar.

B. Faktor yang Mempengaruhi Kondisi Keuangan dan Kinerja Operasi Perseroan

Berikut ini merupakan faktor-faktor penting yang mempengaruhi hasil kinerja Perseroan dan diprediksi akan terus berpengaruh terhadap kondisi keuangan Perseroan di masa depan.

1. Pajak Pertambahan Nilai dan Cukai

Produk tembakau di Indonesia dikenakan Pajak Pertambahan Nilai “PPN”, pajak daerah dan cukai, dimana biaya pajak tersebut dibebankan Perseroan kepada konsumen eceran dan grosir, yang secara bertahap meningkat seiring dengan peningkatan cukai. Cukai merupakan komponen yang signifikan dari beban pokok penjualan dan harga eceran rokok. Pada tahun 2015 dan 2014, proporsi cukai termasuk PPN dan pajak daerah terhadap penjualan bersih Perseroan masing- masing sebesar 68,9 dan 63,6. Cukai Indonesia terus mengalami peningkatan dalam beberapa tahun terakhir, dan Perseroan memperkirakan tarif cukai tersebut akan terus meningkat. Peningkatan tarif cukai terbaru di Indonesia diberlakukan mulai bulan Januari 2016 akan menghasilkan peningkatan rata-rata sebesar 11,3 untuk rokok yang dijual di Indonesia dibandingkan dengan tahun 2015. Tarif cukai yang dikenakan atas rokok bergantung kepada tipe rokok dan volume produksi rokok tersebut. Semakin tinggi volume produksi rokok, semakin tinggi cukai yang akan dikenakan, yang mana hasilnya adalah efek “step up” yaitu kemungkinan dimana keuntungan produsen mungkin dapat menurun seiring dengan peningkatan volume penjualan yang melewati batasan tarif cukai. Peningkatan cukai dan PPN mengakibatkan peningkatan harga jual eceran rokok, dimana produsen rokok biasanya membebankan beban cukai dan PPN tersebut kepada konsumen eceran dan grosir yang kemudian membebankan lebih lanjut pada perokok dewasa. Harga jual eceran rokok yang lebih tinggi dapat berdampak negatif secara keseluruhan terhadap tingkat konsumsi yang mendorong perokok dewasa untuk beralih dari produk rokok dengan harga lebih tinggi ke produk rokok yang memiliki harga lebih rendah atau bahkan rokok ilegal. Setiap kenaikan cukai dapat menghambat Perseroan untuk meningkatkan volume penjualan, harga dan marjin dari produk rokoknya. Dalam situasi terjadinya peningkatan yang signifikan pada cukai dan PPN, Perseroan, seperti produsen rokok lainnya, mungkin hanya dapat membebankan kenaikan biaya tersebut kepada perokok dewasa dalam jangka waktu yang lebih panjang, dimana hal tersebut dapat berdampak negatif pada marjin Perseroan untuk periode tersebut. Sebaliknya, 20 Prospektus Penawaran Umum Terbatas III peningkatan pajak cukai yang lebih rendah atau penundaan peningkatan pajak cukai dapat mendorong pertumbuhan volume penjualan danatau peningkatan harga jual serta marjin produk Perseroan.

2. Perubahan Permintaan Perokok Dewasa dan Komposisi Produk