99
e. Definisi Operasional
Penelitian ini menggunakan ukuran yang terkandung penilaian kinerja standar
yang ditetapkan
Rumah Sakit
dan menurut
Balanced scoredcard,adapun definisi Penelitian ini menggunakan ukuran yang
terkandung penilaian kinerja standar yang ditetapkan Rumah Sakit dan menurut Balanced scoredcard,adapun definisi operasionalnya adalah
1. Mengukur kinerja perspektif keuangan adalah tingkat perhatian dan tingkat hubungan yang diciptakan oleh rumah
sakit dengan pelanggan. Tolak ukur kinerja pelanggan adalah : Tingkat kepuasan pelanggan . Kemampuan mempertahankan pelanggan lama
retensi pelanggan Kemampuan menarik pelanggan baru akuisisi pelanggan Pangsa pasar
a. ROI Return On Invesment Adalah rasio yang digunakan untuk mengukur kekuatan penghasilan
terhadap asset rasio tersebut,menyatakan kemampuan perusahaan dalam memperoleh penghasilan terhadap operasi bisnis dan menjadi
ukuran keefektifan manajemen.Adapun rumusnya : EBIT + Penyusutan
ROI = x 100
Capital Employed EBIT adalah laba sebelum bunga dan pajak dikurangi laba dari hasil
penjualan aktiva tetap,aktiva lain lain,aktiva non produktif
100
Penyusutan adalah depresiasi dan amortisasi Capital Employed adalah posisi pada akhir tahun buku. Total aktiva
dikurangi hutang lancer. Dirjen BUK Kemenkes RI, Pedoman Penyuyunan RBA ,2011
b. Sales Growth Pertumbuhan pendapatan Pertumbuhan Pendapatan adalah gambaran tingkat pertumbuhan
pelayanan yang dapat dilihat dari peningkatan pendapatan rumah sakit untuk mengetahui pertumbuhan rumah sakit dari tahun ke tahun.
Pengukurannya; Pendapatan Tahun Berjalan - Pendapatan Tahun Lalu
Sales Growth Pendapatan Tahun Lalu
Dirjen BUK Kemenkes RI, Pedoman Penyuyunan RBA ,2011
c. Rasio Efisiensi Pertumbuhan biaya adalah gambaran tingkat perkembangan
pengendalian biaya, yang digunakan untuk mengetahui adanya peningkatan atau penurunan perubahan biaya pada rumah sakit yang
diperoleh pada periode sebelumnya. Semakin menurunnya biaya tiap tahunya berarti dapat menekan pengeluaran yang tidak perlu.
Pengukuranya dengan cara membandingkan biaya operasional dengan pendapatan operasional
101
Pengukurannya; Biaya Operasional
Rasio efisiensi = Pendapatan Operasional
Dirjen BUK Kemenkes RI, Pedoman Penyuyunan RBA ,2011
d. Profit margin Profit Margin PM adalah rasio yang digunakan untuk menunjukkan
kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan bersih. Menurut Bastian dan Suhardjono 2006, Profit Margin adalah
perbandingan antara laba bersih dengan penjualan. Rasio ini sangat penting bagi manajer operasi karena mencerminkan strategi penetapan
harga penjualan yang diterapkan perusahaan dan kemampuannya untuk mengendalikan beban usaha. Menurut Weston dan Copeland 1998,
semakin besar Profit Margin berarti semakin efisien perusahaan tersebut dalam mengeluarkan biaya-biaya sehubungan dengan kegiatan
operasinya. Semakin besar profit Margin, maka kinerja perusahaan akan semakin produktif, sehingga akan meningkatkan kepercayaan
investor untuk menanamkan modalnya pada perusahaan tersebut. Rasio ini menunjukkan berapa besar persentase laba bersih yang
diperoleh dari setiap penjualan. Semakin besar rasio ini, maka dianggap semakin baik kemampuan perusahaan untuk mendapatkan
102
laba yang tinggi. Hubungan antara laba bersih dan penjualan bersih menunjukkan kemampuan manajemen dalam menjalankan perusahaan
secara cukup berhasil untuk menyisakan margin tertentu sebagai kompensasi yang wajar bagi pemilik yang telah menyediakan
modalnya untuk suatu risiko. Para investor pasar modal perlu mengetahui kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba
Definisi : Keuntungan bersih Profit Margin, merupakan keuntungan bersih dibagi penjualan bersih, dan dinyatakan dalam persentase.
keuntungan bersih Profit margin =
x 100 penjualan bersih
Dirjen BUK Kemenkes RI, Pedoman Penyuyunan RBA ,2011
2. Mengukur kinerja perspektif konsumen adalah tingkat perhatian dan tingkat hubungan yang diciptakan oleh rumah
sakit dengan pelanggan. Tolak ukur kinerja pelanggan adalah : Tingkat kepuasan pelanggan . Kemampuan mempertahankan pelanggan lama
retensi pelanggan Kemampuan menarik pelanggan baru akuisisi pelanggan Pertumbuhan pangsa pasar.
a. Pertumbuhan Pangsa Pasar market share Activity Growth Menggambarkan seberapa besar
p r o s e n t a s e p e r t u m b u h a n
j u m l a h p a s i e n yang dikuasai oleh rumah sakit dalam suatu segmen
103
tertentu. Pangsa pasar dihitung berdasarkan jumlah pasien baik pasien rawat jalan dan rawat inap. Semakin besar jumlah pasien maka akan
semakin baik pangsa pasarnya Cara ukur : data sekunder yang diperoleh dengan menggunakan rumus :
Jumlah total pelanggan tahun berjalan AG= x 100
Jumlah total pelanggan tahun lalu Dirjen BUK Kemenkes RI, Pedoman Penyuyunan RBA ,2011
b. Retensi Pelanggan Mengukur
sejauh mana
keberhasilan rumah
sakit dapat
mempertahankan pelanggan lama dengan menganalisa data kunjungan rawat jalan. Pengukuran dapat dilakukan dengan mengetahui besarnya
persentase pertumbuhan bisnis dengan pelanggan yang ada saat ini dengan cara membandingkan jumlah pelanggan lama dengan total
pelanggan. Standart baik 80 dr. adilla,MARS dan dr.hadril Basudin, Sp.S MAH, 2010
Cara ukur : data sekunder yang diperoleh dengan menggunakan rumus Jumlah pelanggan lama
CR = x 100 Jumlah total pelanggan
c. Akuisisi Pelanggan Customer Acquisition,
104
Mengukur mengukur tingkat keberhasilan rumah sakit dalam menarik pelanggan baru, dengan menganalisa data kunjungan pasien. Standar
baik 15. dr. adilla,MARS dan dr.hadril Basudin, Sp.S MAH, 2010 , Cara ukur menggunakan data sekunder .
Jumlah pelanggan baru CR =
x 100 Jumlah total pelanggan
d. Kepuasan Pelanggan Kepuasan pelanggan mengukur tingkat kepuasan pelanggan terhadap
pelayanan rumah sakit. Ukuran kepuasan pelanggan ini akan memberikan umpan balik mengenai seberapa baik perusahaan
melaksanakan bisnisnya. Cara ukur diambil dari data sekunder 3. Mengukur kinerja perspektif proses Bisnis Internal
a. Inovasi pelayanan Dalam proses ini, unit bisnis menggali pemahaman tentang kebutuhan
dari pelanggan dan menciptakan produk dan jasa yang pelanggan butuhkan. Diukur berdasarkan penambahan program layanan yang
dilakukan setiap tahun 2012, 2013, 2014 Cara ukur menggunakan data sekunder .
b. BOR Bed Occupancy Rate Bed Occupancy Rate BOR merupakan persentase dari pemakaian
tempat tidur pada satu satuan waktu tertentu. Indikator ini memberikan
105
gambaran tinggi rendahnya tingkat pemanfaatan dari tempat tidur rumah sakit. Nilai parameter BOR yang ideal adalah antara 60- 85.
Depkes RI, 2005 Rumus : jumlah hari perawatan di rumah sakit × 100
jlh tempat tidur × jlh hari dalam satu periode c. LOS Length Of Stay
Length of Stay LOS merupakan rasio yang mengukur jangka waktu atau periode rata-rata pasien dirawat atau menggunakan jasa
pelayanan kesehatan rumah sakit. Semakin lama angka LOS maka semakin menurun tingkat efisiensi dalam pemberian pelayanan
kesehatan di rumah sakit itu, dan sebaliknya semakin pendek angka LOS berarti juga terjadi ketidaktelitian dalam pemberian pelayanan
kesehatan di rumah sakit tersebut. Jangka waktu pelayanan yang ideal adalah enam sampai dengan sembilan hari. Depkes RI, 2005
Rumus : jumlah lama dirawat
jlh pasien keluar hidup + mati d. TOI Turn Over Interval
Turn Over Internal TOI merupakan rata-rata hari tempat tidur tidak ditempati dari saat terisi ke saat terisi berikutnya. TOI merupakan
indikator penggunaan tempat tidur oleh pasien yang dirawat di rumah sakit. Indikator ini juga memberikan gambaran tingkat efisiensi dari
106
pada penggunaan tempat tidur. Idealnya tempat tidur kosong hanya dalam jangka waktu satu sampai dengan tiga hari. Depkes RI, 2005
Rumus : jumlah tempat tidur × Periode − Hari Perawatan
jumlah pasien keluar hidup + mati
e. BTO Bed Turn Over Ratio Bed Turn Over BTO merupakan frekuensi pemakaian tempat tidur,
berapa kali dalam satu satuan waktu tertentu biasanya satu tahun tempat tidur rumah sakit dipakai oleh pasien. Indikator ini
memberikan gambaran tingkat efisiensi dari pada pemakaian tempat tidur. Menurut standar nasional, tempat tidur itu idealnya dipakai
antara 40-50 kali dalam satu tahun. Depkes RI, 2005 Rumus :
Jumlah pasien dirawat hidup + mati jumlah tempat tidur
f. GDR Gross Death Rate Gross Death Rate
GDR merupakan angka kematian umum untuk tiap-tiap 1.000 penderita keluar. GDR merupakan jumlah keseluruhan angka
kematian yang terjadi dalam rumah sakit, baik yang dirawat kurang dari 48 jam atau yang dirawat lebih dari 48 jam. Indikator ini dapat
memberikan gambaran tentang kecepatan dan ketepatan pelayanan yang diberikan rumah sakit. Nilai GDR yang ideal seharusnya tidak
107
lebih dari 45 per 1.000 penderita keluar, kecuali jika terjadi kejadian khusus, seperti wabah penyakit, bencana alam, perang dan lain-lain.
Depkes RI, 2005 Rumus :
umlah pasien mati 48 jam × 100 jumlah pasien keluar hidup + mati
g. NDR Nett Death Rate Nett Death Rate Adalah angka kematian yang lebih dari satu atau sama dengan 48 jam
setelah dirawat untuk tiap – tiap 1.000 pasien keluar. Indikator ini memberikan gambaran tentang mutu pelayanan dirumah sakit.
Depkes RI, 2005 Cara ukurnya :
pasien mati 48 jam setelah dirawat NDR =
jumlah untuk tiap-tiap 1.000 pasien keluar
h. Angka rujukan Angka rujukan adalah pasien yang dikirim ke rumah sakit lain yang
memerlukan pemeriksaan, pengobatan atau fasilitas kusus yang tidak tersedia baik peralatan, skill, ketenagaan profesional, sehingga tidak
bisa terlayani di rumah sakit PKU Muhammadiyah Delanggu. Angka rujukan ini disesuaikan dengan kemampuan kelas type rumah sakit.
Dirjen BUK Kemenkes RI, Pedoman Penyuyunan RBA ,2011
108
Cara ukur menggunakan data sekunder di ukur dengan menggunakan rumus
Jumlah pasien yang dirujuk rasio rujukan =
x 100 Jumlah total jumlah pasien Rawat inap
i. Mutu asuhan keperawatan
Asuhan keperawatan adalah rangkaian kegiatan pada praktek keperawatan yang diberikan secara langsung kepada pasien diberbagai
tatanan pelayanan kesehatan Zaidin Ali,2001. Mutu pelayanan keperawatan yang merupakan hasil kegiatan asuhan keperawatan
adalah terjaminnya penerapan standart asuhan keperawatan yang dilakukan oleh perawat berdasarkan pendekatan proses keperawatan.
Instrumen pengukurannya dengan cara menyebarkan angket kepada keluarga pasien yang memenuhi kriteria yaitu sudah dirawat inap
minimal dua hari. Dirjen Yanmed Keperawatan dan ketehnisan Medik, 2005
j. tenaga perawat
Yaitu Jumlah kebutuhan tenaga perawat secara kuantitas yang efektif untuk yang diperlukan rumah sakit dalam melayani pasien.
Pengukuran yang digunakan adalah dengan menggunakan Gillies, dengan toleransi cadangan 30
109
Adapun rumus hitungannya A x B x 365
365 – C X jam kerjahari Keterangan
A : jam efektif 24 jam Waktu perawatan yang dibutuhkan per hari B : rata-rata jumlah paienhari BOR x jumlah tempat tidur
C : Jumlah hari liburtahun 92 hari 365 : jumlah hari kerja selama 1 tahun
4. Mengukur kinerja perspektif pembelajaran dan pertumbuhan Adalah penilaian kemampuan rumah sakit dalam mengelola sumber daya
manusia,organisasi, dan tehnologi informasi. A. Tingkat Kemampuan Pegawaikapabilitas karyawan
adalah penilaian terhadap kemampuan RSU PKU Muhammadiyah Delanggu dalam mengelola sumberdaya manusianya guna peningkatan
produktivitas rumah sakit yang dilihat dari : tingkat kepuasan pegawai, kompetensi pegawai, turnover per pegawai
a. Retensi Karyawan Penilainan dilakukan untuk menilai tingkat komitmen karyawan
yang dapat dinilai dari tingkat retensi karyawan. Jumlah karyawan yang keluar
Perputaran karyawan = X 100
Total karyawan pada tahun berjalan
110
Tingkat retensi karyawan dinilai baik apabila selama periode pengamatan mengalami penurunan, dinilai sedang apabila
fluktuatif dan dinilai kurang apabila mengalami peningkatan
.
b. Kompetensi Karyawan Kompetensi karyawan adalah kemampuan dan karakteristik yang
dimiliki oleh seorang pegawai berupa pngetahuan, ketrampilan dan sikap perilaku yang diperlukan pada tugas jabatanya sehingga
pegawai tersebut dapat melaksanakan tugasnya. Permenkes RI No 971 Tahun 2009 tentang kompetensi karyawan . Adapun yang
diukur meliputi, pendidikan, pelatihan, pengalaman, DP3 Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan
c. Kepuasan Karyawan
Adalah keadaan
emosional yang
menyenangkan dimana karyawan memandang pekerjaan mereka. Cara pengukuran kepuasan kerja pegawai dilakukan dengan cara
angket dengan meggunakan kuesioner kepuasan dari dengan 20 item yang dibagi atas 5 tipe kepuasan terhadap gaji, kepuasan terhadap
pengawas atau atasan, kepuasan terhadap pekerja sendiri dan kepuasan kerja keselurahan dengan menggunakan 5 point skala
likert . B. Modal Organisasi
111
Modal organisasi adalah bagaimana menjadikan organisasi RSU PKU Muhammadiyah Delanggu memiliki kapabilitas utama yaitui : learning,
Capacity for change, boundarylessness, dan accountability. Cara pengukurannya dilakukan dengan cara angket dengan meggunakan
kuesioner dengan menggunakan 5 point skala likert Mulyadi,2009 a. Learning
Learning adalah kemampuan organisasi untuk menghasilkan inovasi, menciptakan ide baru, memanfaatkan ilmu dan pengetahuan .
b. capacity for change capacity for change adalah kemampuan organisasi untuk bertindak
secara gesit, bergerak dengan cepat dan efektif dalam merespon perubahan, dan bertindak secara fleksibel.
c. Boundarylessness Boundarylessness adalah kemampuan organisasi untuk berkolaborasi
dalam tim, melintasi unit organisasi, dan bertindak sebagai organisasi maya.
d. Akuntabilitas Akuntabilitas adalah kemampuan organisasi dalam berdisiplin,
merekayasa proses pekerjaan, dan menciptakan kepemilikan karyawan atas hasil.
C. Transaction processing application
112
Adalah kemampuan rumah sakit untuk menyediakan dan mengelola tehnologi informasi, mengitegrasikan dan mengotomatisasi berbagai
proses yang digunakan oleh karyawan dan organisasi untuk menghasilkan nilai bagi pelanggan.
Cara pengukurannya dilakukan dengan melakukan chek list pada prosentase capaian implementasi program yang telah diterapkan
f. Metode Pengumpulan Data