BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Telaah Pustaka 1. Pengukuran Kinerja
a. Pengertian Pengukuran Kinerja
Banyak ahli memberikan pengertian kinerja. Beberapa ahli diantaranya antara lain menurut menerut Drucker 2002, p.134
kinerja adalah tingkat prestasi atau hasil nyata yang dicapai kadang– kadang digunakan untuk memperoleh hasil yang positif. Menurut
Mulyadi 2007,p.237 kinerja didefinisikan sebagai keberhasilan personil dalam mewujudkan sasaran strategik di empat perspektif,
keuangan, custumer, proses serta pembelajaran dan pertumbuhan. Menurut Larry D. Stout dalam Yuwono 2002 menyatakan bahwa
pengukuran kinerja merupakan proses mencatat dan mengukur pencapaian pelaksanaan kegiatan dalam arah pencapaian misi mission
accomplishment melalui hasil-hasil yang ditampilkan berupa produk, jasa ataupun suatu proses.
Jadi pengukuran kinerja adalah proses menilai kemajuan pencapaian tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan oleh organisasi
guna mendukung pencapaian misi organisasi, termasuk menilai efisiensi dan efektifitas dari aktivitas-aktivitas organisasi.
24
Sistem pengukuran kinerja sektor publik adalah suatu sistem yang bertujuan untuk membantu manajer publik menilai pencapaian
suatu strategi melalui alat ukur finansial dan non finansial. Sistem pengukuran kinerja dapat dijadikan sebagai alat pengendalian
organisasi, karena pengukuran kinerja dapat diperkuat dengan menetapkan reward and punishment Mardiasmo, 2002:121.
b. Tujuan Pengukuran Kinerja
Tujuan pokok pengukuran kinerja adalah memotivasi karyawan dalam penyampaian sasaran organisasi dan dalam mematuhi
standar prilaku yang yang telah ditetapkan sebelumnya, agar membuahkan hasil dan tindakan yang diinginkan. Mulyadi 2001
Tujuan pengukuran kinerja sektor publik adalah sebagai berikut Mardiasmo, 2002:122 :
1. Mengkomunikasikan strategi secara lebih mantap 2. Mengukur kinerja finansial dan non-finansial secara berimbang
sehingga dapat ditelusuri perkembangan pencapaian strategi. 3. Mengakomodasi
pemahaman kepentingan
manajer level
menengah dan bawah serta memotivasi untuk mencapai goal congruence.
4. Alat untuk mencapai kepuasan berdasarkan pendekatan individual dan kemampuan kolektif rasional.
25
a. Manfaat Pengukuran Kinerja Sektor Publik Menurut Lynch dan Cross dalam Novella, 1993,
manfaat sistem pengukuran kinerja yang baik adalah sebagai berikut:
1 Menelusuri kinerja terhadap harapan pelanggan sehingga akan
membawa perusahaan
lebih dekat
kepada pelanggannya dan membuat seluruh orang dalam
organisasi terlibat dalam upaya memberi kepuasan kepada pelanggan.
2 Memotivasi pegawai untuk melakukan pelayanan sebagai bagian dari mata rantai pelanggan dan pemasok internal.
3 Mengidentifikasi berbagai
pemborosan sekaligus
mendorong upaya-upaya
pengurangan terhadap
pemborosan tersebut reduction of waste. 4 Membuat suatu tujuan strategis yang biasanya masih kabur
menjadi lebih konkrit sehingga mempercepat proses pembelajaran.
5 Membangun konsensus untuk melakukan suatu perubahan dengan memberi reward atas perilaku tersebut.
2. Pengukuran Kinerja menurut Perspektif Tradisional a. Pengertian Pengukuran Kinerja menurut Perspektif Tradisional
26
Secara umum, industri terbagi menjadi tiga jenis yakni industri skala kecil, industri skala menengah, dan industri skala besar. Dalam
lingkungan usaha yang berskala kecil, masih menggunakan pengukuran kinerja secara tradisional dalam melakukan pengukuran
kinerja perusahaannya. Secara sederhana, pengertian pengukuran kinerja secara tradisional adalah pengukuran kerja yang hanya
berdasarkan kepada kinerja keuangan dan kemampuan perusahaan dalam mendapatkan laba. Pengukuran kinerja tradisional hanya
menitik beratkan pada sisi keuangan saja. Pengukuran berdasarkan perspektif tradisional cenderung mengandalkan pengukuran keuangan
jangka pendek sebagai standar kinerja perusahaannya dan berdasarkan atas kinerja yang telah lewat.
b. Konsep Pengukuran Kinerja Tradisional