Strategi Pembelajaran Think-Talk-Write Deskripsi Teoretis
Aktivitas berpikir Think dapat dilihat dari proses membaca suatu teks. Kemampuan membaca, dan membaca secara komprehensif reading
comprehension secara umum dianggap berpikir, meliputi membaca baris- demi baris reading the lines atau membaca yang penting saja reading
between the lines Wiederhold, 1997.
14
Makna dan proses berpikir dapat ditinjau dari dua sisi pandangan yang berbeda yakni pandangan filsafat dan psikologi. Para ahli filsafat
memandang bahwa otak manusia mind sebagai tempat muncul serta tumbuh alasan-alasan dan nalar. Bidang filsafat memberikan penekanan
lebih besar pada studi tentang berpikir kritis critical thinking melalui analisis terhadap argumen serta aplikasi logik. Sementara ahli psikologi
lebih memfokuskan pengajiannya mengenai berpikir pada aspek mekanismenya mechanism of mind. Lebih khusus lagi, ahli psikologi
kognitif cenderung memberi penekanan pada berpikir kreatif yaitu bagaimana ide-ide yang merupakan proses berpikir dihasilkan oleh otak
manusia. Menurut Marzano, dkk, menyebutkan bahwa berpikir yang dilakukan
manusia meliputi lima dimensi yaitu: 1
Metakognisi, merupakan kesadaran seseorang tentang proses berpikirnya pada saat melakukan tugas tertentu dan kemudian
menggunakan kesadaran tersebut untuk mengontrol apa yang dilakukan.
2 Berpikir kritis dan kreatif, merupakan dua komponen yang sangat
mendasar. Edward Glaser mendefinisikan berpikir kritis sebagai: a
Suatu sikap mau berpikir secara mendalam tentang masalah- masalah dan hal-hal yang berada dalam jangkauan pengalaman
seseorang; b
Pengetahuan tentang metode-metode pemeriksaan dan penalaran yang logis; dan
14
Martinis Yamin dan Bansu I. Ansari, Taktik Mengembangkan Kemampuan Individual Siswa, Jakarta: Gaung Persada, cet ke 2, 2009, h. 85
c Semacam suatu keterampilan untuk menerapkan metode-metode
tersebut. Berpikir kritis adalah suatu proses berpikir sistematik yang penting bagi seorang profesional. Berpikir kritis adaah
berpikir dengan tujuan dan mengarah sasaran yang membantu individu membuat penilaian berdasarkan data bukan perkiraan
Ayaro-Lefevie, 1995.
15
Sedangkan berpikir kreatif Creative thingking yaitu merupakan keterampilan individu dalam menggunakan proses berpikirnya
untuk menghasilkan gagasan yang baru, konstruktif berdasarkan konsep-konsep dan prinsip-prinsip yang rasional maupun persepsi,
dan intuisi individu.
16
3 Proses berpikir, memiliki delapan komponen utama yaitu pembentukan
konsep, pembentukan prinsip, pemahaman, pemecahan masalah, pengambilan keputusan, penelitian, penyusunan dan berwacana secara
oral. 4
Kemampuan berpikir utama, juga memiliki delapan komponen yaitu: memfokuskan, kemampuan mendapatkan informasi, kemampuan
mengingat, kemampuan menganalisis, kemampuan mengorganisasikan, kemampuan
menghasilkan, kemampuan
mengintegrasi, serta
kemampuan mengevaluasi. 5
Berpikir matematik tingkat tinggi, pada hakekatnya merupakan non- prosedural yang antara lain mencakup hal-hal berikut: kemampuan
menggunakan fakta-fakta, kemampuan berpikir dan bernalar secara fleksibel, serta menetapkan suatu pemecahan masalah bersifat logis.
Pada tahap Think siswa membaca teks berupa permasalahan- permasalahan. Dalam tahap ini secara individual memikirkan kemungkinan
jawaban strategi penyelesaian, membuat catatan kecil tentang ide-ide yang terdapat pada bacaan, dan hal-hal yang tidak dipahaminya sendiri.
15
Donna L Wong, dkk, Wong Buku Ajar Keperawatan Pediatrik, Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC, cet 1, 2009, h. 20.
16
Maritis Yamin, Kiat Membelajarkan Siswa, Ciputat: Referensi, 2013, h. 4.
Menurut Wiederhold membuat catatan berarti menganalisis tujuan isi teks dan memeriksa bahan-bahan yang ditulis. Selain itu belajar rutin
membuat catatan setelah membaca, akan merangsang aktivitas berpikir sebelum, selama dan sesudah membaca sehingga dapat mempertinggi
pengetahuan dan dapat kemampuan berfikir dan menulis.
b. Talk Berbicara
Talk dalam kamus Inggris-Indonesia berarti percakapan, pembicaraan, perbincangan, ceramah, omongan, kabar angin, desas-desus v, berbicara,
berbicara dengan-.
17
Setelah tahap think selesai dilanjutkan dengan tahap berikutnya “talk” yaitu berkomunikasi dengan menggunakan kata-kata dan
bahasa yang mereka pahami. Berbicara adalah suatu keterampilan berbahasa yang berkembang pada
kehidupan anak, yang hanya didahului oleh keterampilan menyimak, dan pada masa itulah keterampilan berbicara dan berujar dipelajari.
18
Jadi, keterampilan berbicara itu diawali oleh kegiatan menyimak, apabila daya
simak pada anak itu bagus maka keterampilan berbicara dan berujar pun akan mudah dipelajari.
Tahap ini memberikan kesempatan kepada siswa untuk membicarakan tentang penyelidikannya pada tahap pertama. Pada tahap ini siswa
merefleksikan, menyusun serta menguji negosiasi, sharing ide-ide dalam kegiatan diskusi kelompok. Dengan adanya sharing ide-ide dalam diskusi
kelompok diharapkan muncul koneksi-koneksi antar topik dalam penganalisisan puisi.
Dengan demikian fase berkomunikasi talk pada strategi ini memungkinkan siswa untuk terampil bicara. Pada umumnya menurut
Huinker dan Laughlin, berkomunikasi dapat berlangsung secara alami, tetapi menulis tidak. Proses komunikasi dipelajari siswa melalui
17
Tim Gemagung Ikhtiari, Kamus Saku Praktis Inggris-Indonesia, Jakarta: Gemagung Ikhtiari, 2007, h.178.
18
Hendry Guntur Tarigan, Berbicara: Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa, Bandung: Angkasa bandung, 1997, h. 3.
kehidupannya sebagai individu yang berinteraksi dengan lingkungan sosialnya. Secara alami dan mudah proses komunikasi dapat dibangun
dikelas dan dimanfaatkan sebagai alat sebelum menulis. Selain itu, berkomunikasi dalam suatu diskusi dapat membantu kolaborasi dan
meningkatkan aktivitas belajar dalam kelas. Hal ini mungkin terjadi karena ketika siswa diberi kesempatan
berkomunikasi, sekaligus
mereka berpikir
bagaimana cara
mengungkapkannya dalam tulisan. Oleh karena itu keterampilan berkomunikasi dapat mempercepat kemampuan siswa mengungkapkan
idenya melalui tulisan. Selanjutnya berkomunikasi atau berdialog baik antarsiswa maupun dengan guru dapat meningkatkan pemahaman. Hal ini
dapat terjadi karena ketika siswa diberi kesempatan untuk berbicara atau berdialog, sekaligus mengkonstruksi berbagai ide untuk dikemukakan
melalui dialog.
c. Write Menulis
Write dalam kamus Inggris-Indonesia berarti bermakna menulis, mengarang, mengubah, menulis sajak.
19
Menurut Tarigan, menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang dipergunakan untuk
berkomunikasi secara tidak langsung, tidak secara tatap muka dengan orang ain. Menulis merupakan suatu kegiatan yang produktif dan ekspresif. Dalam
kegiatan menulis ini, penulis haruslah terampil dalam memanfaatkan grafolegi, struktur bahasa, kosa kata.
Menulis merupakan keterampilan berbahasa aktif. Kemampuan puncak seseorang untuk dikatakan terampil berbahasa wujudnya ialah mampu
menulis. Menulis merupakan keterampilan yang sangat kompleks. Menulis – tulisan juga merupakan media untuk melestarikan dan menyebarluaskan
informasi dan ilmu pengetahuan. Baca saja buku-buku yang Anda miliki, bukankah tidak semua merupakan buku terbaru? Bahkan mungkin ada
19
Tim Gemagung Ikhtiari, Kamus Saku Praktis Inggris-Indonesia, Jakarta: Gemagung Ikhtiari, 2007, h.208.
buku-buku yang usianya lebih tua dari Anda. Mengapa Anda masih menyimannya? Tentu saja karena nilai-kandungan isi-pesan yang
terkandung pada buku itu masih relevan dan bermanfaat. Tentang keterampilan menulis ini ada nasihat sehat-hebat dari Hernowo
2004:89 untuk kita renungi bersama. Nasihat yang dimaksud yakni bahwa meracik teks tidak semudah meracik ucapan. Meracik teks perlu
keterampilan yang luar biasa dalam mengolah dan menyusun kalimat. Teks tidak dapat menampung seluruh gagasan yang ingin dikeluarkan seseorang.
Teks itu punya keterbatasan. Jika kamu mengeluarkan gagasan kamu lewat ucapan atau lisan, ada kemungkinan kamu dibantu dengan dialog atau
interaksi positif dengan pendengar kamu yang akhirnya bisa memperjelas gagasan yang ingin kamu komunikasikan. Namun jika lewat tulisan?
Jika seseorang ingin menyampaikan gagasan secara tertulis, dia tidak akan dibantu secara efektif oleh dialog eksternal, melainkan dia harus
meminta tolong kepada dirinya sendiri dalam menjalani secara sangat intens dan intim apa yang saya sebut sebagai dialog internal. Dialog internal
adalah dialog batin, dialog dengan diri sendiri sehingga teks yang dikeluarkan itu benar-benar dapat dipahami oleh dirinya terlebih dahulu.
20
Keterampilan menulis ini tidak akan datang secara otomatis, tetapi harus melalui latihan dan praktik yang banyak dan teratur. Dalam kehidupan
modern ini, jelas bahwa keterampilan menulis sangat dibutuhkan. Kiranya tidaklah terlalu berlebihan bila kita katakan bahwa keterampilan menulis
merupakan suatu ciri dari orang yang terpelajar atau bangsa yang terpelajar. Sehubungan dengan hal ini, ada seorang penulis yang mengatakan bahwa
“menulis dipergunakan, melaporkanmemberitahukan, dan mempengaruhi; dan maksud serta tujuan seperti itu hanya dapat dicapai dengan baik oleh
orang-orang yang dapat menyusun pikirannya dan mengutarakannya
20
Hindun, Pembelajaran Bahasa Indonesia Berkarakter di Madrasah IbtidaiyahSekolah Dasar, Depok: Nufa Citra Mandiri, 2013, h. 201.
dengan jelas, kejelasan ini bergantung pada pikiran, organisasi, pemakaian kata-kata, dan
struktur kalimat.” Morsey, 1976: 122.
21
Selanjutnya fase “write” yaitu menuliskan hasil diskusiberdialog pada lembar kerja yang disediakan Lembar Aktivitas Siswa. Aktivitas menulis
berarti mengkontruksi ide, setelah berdiskusi atau berdialog antar teman dan kemudian mengungkapkannya melalui tulisan. Menulis dalam pembelajaran
membantu merealisasikan salah satu tujuan pembelajaran, yaitu pemahaman siswa tentang materi yang ia pelajari. Aktivitas menulis akan membantu
siswa dalam membuat hubungan dan juga memungkinkan guru melihat pengembangan konsep siswa. Pada fase ini kreativitas siswa sangat
diperlukan untuk menuliskan hasil diskusinya. Selain itu Masingila Wismowska 1996, mengemukakan aktivitas menulis siswa bagi guru dapat
memantau: 1
Kesalahan siswa dalam miskonsepsi dan konsepsi siswa terhadap ide yang sama.
2 Keterangan dalam mencari prestasi siswa.
Aktivitas siswa selama fase ini adalah: 1
Menulis solusi terhadap masalahbacaan yang diberikan. 2
Mengorganisasikan semua langkah demi langkah, baik penyelesaiannya ada yang menggunakan grafik, diagram, atau tabel agar mudah dibaca
dan ditindak lanjuti 3
Mengoreksi semua pekerjaan sehingga yakin tidak ada pekerjaan yang ketinggalan
4 Meyakini bahwa pekerjaannya yang terbaik yaitu lengkap, mudah
dibaca dan terjamin keasliannya.
21
Hendry Guntur Tarigan, Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa, Bandung: Angkasa bandung, 1994, h. 4.
Kelebihan dari metode TTW adalah: 1
Siswa terlibat aktif dalam melakukan eksplorasi 2
Strategi ini dibangun oleh kemampuan berpikir, berbicara, dan menulis. Hal ini akan menimbulkan stimulus bagi siswa untuk lebih giat belajar
dan mencari informasi dari berbagai sumber. 3
Pengelompokan secara heterogen menimbulkan dampak sosial positif terhadap peserta didik.
4 Siswa dapat mengkonstruksi pengetahuannya sendiri dari hasil
kolaborasi.
Adapun peranan dan tugas guru dalam mengefektifkan strategi Think- Talk-Write ini sebagaimana dikemukakan Silver Smith 1996:21
adalah
22
: 1
Mengajukan pertanyaan dan tugas yang mendatangkan keterlibatan dan menantang setiap siswa untuk berpikir.
2 Mendengarkan secara hati-hati setiap ide siswa.
3 Menyuruh siswa mengemukakan ide secara lisan dan tulisan.
4 Memutuskan apa yang digali dan dibawa siswa dalam diskusi.
5 Memutuskan kapan memberi informasi, mengklarifikasi, persoalan-
persoalan, membimbing dan membiarkan siswa berjuang dengan kesulitan.
6 Memonitoring dan menilai partisipasi siswa dalam diskusi dan
memutuskan kapan dan bagaimana mendorong setiap siswa untuk berpartisipasi.
Selain guru memiliki peran dalam mengefektifkan strategi Think-Talk- Write, dalam strategi ini pun memiliki beberapa langkah-langkah dalam
pelaksanaannya. Langkah-langkah pembelajaran dalam strategi Think-Talk- Write adalah sebagai berikut :
22
Martinis Yamin dan Bansu I. Ansari, Taktik Mengembangkan Kemampuan Individual Siswa, Jakarta: Gaung Persada, cet ke 2, 2009, h. 90
1 Guru membagikan teks bacaan berupa Lembar Aktivitas Siswa yang
memuat permasalahan dan petunjuk pelaksanaan. 2
Siswa membaca teks dan membuat catatan hasil bacaan secara individual think.
3 Siswa berinteraksi dan berkolaborasi dengan teman satu grup untuk
membahas isi catatan talk. Guru berperan sebagai mediator lingkungan belajar
4 Siswa mengkontruksi sendiri pengetahuan yang didapat dari hasil
diskusi write 5
Guru meminta perwakilan dari salah satu kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya.
6 Guru bersama siswa membuat kesimpulan dari permasalahan yang
diberikan.