11 45
85 12
40 75
13 55
70 14
40 90
15 40
90
Jumlah 685
1220
Rata-rata 45,6
81,3 S
7,1439 11,6933
Varians
51,0349 136,7325
Jadi berdasarkan perhitungan data diatas maka dapat disimulkan bahwa:
Tabel 5; Data Hasil Pretest Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol
Data Kelompok Eksperimen
Kelompok Kontrol
Nilai Tertinggi 55
50 Nilai Terendah
35 20
Nilai Rata-Rata 45,6
34 Simpangan Baku
7,14 4,11
Varians 51,03
16,92
Pada  tabel  di  atas,  berdasarkan  perbandingan  nilai  rata-rata  hasil kemampuan  menganalisis  cerpen  antara  kelompok  eksperimen  dan
kelompok  kontrol,  maka  tidak  ada  perbedaan  jauh  kemampuan menganalisis  awal  siswa  antara  kelompok  eksperimen  dan  kelompok
kontrol. Sedangkan  dari  data  hasil  posttest  lampiran  1  dan  2  kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol diperoleh sebagai berikut:
Tabel 6; Data Hasil Posttest Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol
Data Kelompok Eksperimen
Kelompok Kontrol
Nilai Tertinggi 90
70 Nilai Terendah
60 50
Nilai Rata-Rata 81,3
65,7 Simpangan Baku
11,69 6,47
Varians 136,73
41,98
Pada  tabel  di  atas,  berdasarkan  perbandingan  nilai  rata-rata  hasil kemampuan  menganalisis  cerpen  antara  kelompok  eksperimen  dan
kelompok  kontrol,  maka  ada  perbedaan  kemampuan  menganalisis  awal siswa antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
2. Pengujian Prasyarat Analisis Data
Sebelum  dilaksanakan  pengujian  hipotesis,  maka  terlebih  dahulu dilaksanakan  pengujian  prasyarat  analisis,  berupa  uji  normalitas  dan  uji
homogenitas.
a. Uji Normalitas
1 Uji Normalitas Kelompok Eksperimen
Pada  kelompok  eksperimen,  uji  normalitas  dilakukan  dengan menggunakan  Liliefors  lampiran  4
pada  α  =  0,05,  dan  hasilnya tampak pada tabel berikut:
Tabel 7; Uji Normalitas Pretest Kelompok Eksperimen
N L
0hitung
L
tabel
Kesimpulan 15
0,0894 0,1610
L
0hitung
L
tabel
, Sampel
berdistribusi normal
Dari  tabel  7  diperoleh  bahwa  L
0hitung
L
tabel
sehingga  pretest kelompok eksperimen berdistribusi normal.
Tabel 8; Uji Normalitas Posttest Kelompok Eksperimen
N L
0hitung
L
tabel
Kesimpulan 15
0,1559 0,1610
L
0hitung
L
tabel
, Sampel
berdistribusi normal
Dari  tabel  8  diperoleh  bahwa  L
0hitung
L
tabel
sehingga  posttest kelompok eksperimen berdistribusi normal.
2 Uji Normalitas Kelompok Kontrol
Seperti  halnya  pada  kelompok  eksperimen,  pada  kelompok kontrolpun  uji  normalitas  dilakukan  dengan  menggunakan  Liliefors
lampiran 3 pada α = 0,05, dan hasilnya tampak pada tabel berikut:
Tabel 9; Uji Normalitas Pretest Kelompok Kontrol
N L
0hitung
L
tabel
Kesimpulan 15
0,1545 0,1610
L
hitung
L
tabel
, Sampel
berdistribusi normal
Dari  tabel  9  diperoleh  bahwa  L
0hitung
L
tabel
sehingga  pretest kelompok kontrol berdistribusi normal.
Tabel 10; Uji Normalitas Posttest Kelompok Kontrol
N L
0hitung
L
tabel
Kesimpulan 15
0,1611 0,1610
L
hitung
L
tabel
, Sampel
berdistribusi normal
Dari tabel 10 diperoleh bahwa L
0hitung
L
tabel
sehingga posttest kelompok kontrol berdistribusi normal.
b. Uji Homogenitas
Uji  dua  varians  sampel  dilakukan  dengan  menggunakan  Uji Fischer
pada α = 0,05, dengan rumus sebagai berikut: F
hit
= Pada  uji  homogenitas  ini  dilakukan  uji  dengan  rumus  Fischer.
Syarat  dalam  uji  homogenitas  ini  yaitu  H diterima  jika  -F
tabel  kiri
F
hitung
+F
tabel kanan
. Setelah dilakukan pengolahan data, dapat diperoleh hasil  bahwa  H
diterima,  maka  sampel  kelompok  eksperimen  dan kelompok kontrol homogen.
Data Uji Homogenitas
No. Kelompok
dk = n - 1 s
2
Varians F
hitung
F
tabel
Kesimpulan 1
Pretest Kontrol 14
16,9205 0,3315
1,85 Homogen
2 Pretest Eksperimen
14 51,0349
3 Posttest Kontrol
14 41,9872
0,3070 1,85
Homogen 4
Posttest Eksperimen 14
136,7325
Perhitungan Uji Homogenitas
1.
Pretest Kelas Kontrol dan Eksperimen
a. F
hitung
= = 0,3315
b. Taraf signifikansi α = 0,05
c. F
tabel kanan
= F
12.0,10
15 – 1, 15 – 1
=F
0,05
14, 14, dengan menggunakan tabel F didapat nilai F
tabel
= 1,85 nilai ini sebagai nilai maksimal Kesimpulannya  berdasarkan  kriteria  pengujian  dua  pihak  jika    -F
tabel
F
hitung
+F
tabel
maka  H
o
diterima
.
Ternyata    -1,85    0,3315    +1,85  maka  H
o
diterima, data memiliki varians homogen pada taraf signifikansi α = 0,05.
2.
Posttest Kelas Kontrol dan Eksperimen
a. F
hitung
= = 0,3070
b. Taraf signifikansi α = 0,05
c. F
tabel kanan
= F
12.0,10
15 – 1, 15 – 1
= F
0,05
14, 14, dengan menggunakan tabel F didapat nilai F
tabel
= 1,85 nilai ini sebagai nilai maksimal Kesimpulannya  berdasarkan  kriteria  pengujian  dua  pihak  jika    -F
tabel
F
hitung
+F
tabel
maka H diterima. Ternyata  -1,85  0,3070  +1,85 maka  H
o
diterima, data memiliki varians homogen p ada taraf signifikansi α = 0,05.
Dari perhitungan di atas, maka dapat disimpulakan bahwa: 1
Uji Homogenitas Pretest Kelompok Kontrol dan Eksperimen Berdasarkan perhitungan pada hasilnya dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 11; Uji Homogenitas Pretest Kelompok Kontrol dan Eksperimen
Kelompok dk = n
– 1 s
2
Varians F
hitung
F
tabel
Kesimpulan Pretest Kontrol
29 16,9205
0,3315 1,85
Homogen Pretest Eksperimen
29 51,0349
Dari tabel 11 diperoleh bahwa -F
tabel
F
hitung
+F
tabel
maka diterima H
0,
yakni -1,85 0,3315  +1,85maka data memiliki varians homogen.
2 Uji Homogenitas Posttest Kelompok Kontrol dan Eksperimen
Berdasarkan perhitungan pada lampiran 5 hasilnya dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 12; Uji Homogenitas Posttest Kelompok Kontrol dan Eksperimen
D a
r i
t Dari tabel 12 diperoleh bahwa -F
tabel
F
hitung
+F
tabel
maka diterima H
0,
yakni -1,85 0,3070  +1,85maka data memiliki varians homogen.
c. Pengujian Hipotesis
Berdasarkan  analisis  data  berupa  uji  normalitas  dan  uji homogenitas,  diperoleh  kesimpulan  bahwa  kelompok  kontrol  dan
eksperimen  berdistribusi  normal  dan  homogen.  Sehingga  pengujian dapat diteruskan pada analisis data berikutnya, yakni uji-t lampiran 6.
Uji  hipotesis  ini  menggunakan  uji- t  “t” test  untuk menguji  hipotesis
nihil H yang menyatakan bahwa tidak ada pengaruh yang signifikan
antara penerapan
strategi Think-Talk-Write
TTW terhadap
kemampuan menganalisis cerpen pada sisiwa. Kriteria hasil kesimpulan uji-t adalah sebagai berikut:
t
hitung
t
tabel
maka H diterima
t
hitung
t
tabel
maka H ditolak
Kelompok dk = n
– 1  s
2
Varians  F
hitung
F
tabel
Kesimpulan Posttest Kontrol
29 41,9872
0,3070 1,85
Homogen Posttest
Eksperimen 35
136,7325
Data Uji Hipotesis
No. Kelompok
N nilai rata-rata
s
2
Varians t
hitung
t
tabel
Kesimpulan 1
Pretest Kontrol 15
36,2000 16,9205
1,16089  1,671 H
diterima 2
Pretest Eksperimen 15
46,3333 51,0349
3 Posttest Kontrol
15 65,5000
41,9872 1,7841  1,671
H ditolak
4 Posttest Eksperimen
15 83,5000
136,7325
Perhitungan Uji Hipotesis
1. t
hitung
Pretest =
√
= 1,16089
dengan =
= 33,9777 Nilai  t
tabel
pada taraf  signifikansi   α  = 0,05  dengan  dk  =  30  -  2=  28  ialah 1,671.
Kesimpulannya  berdasarkan  kriteria  pengujian  t
hitung
t
tabel
maka  H diterima dan H
a
ditolak yakni 1,1608  1,671 maka H diterima.
2. t
hitung
Posttest =
√
= 1,7841
dengan =
= 89,35985 Nilai  t
tabel
pada taraf  signifikansi   α  = 0,05  dengan  dk  =  30  -  2=  28  ialah 1,671.
Kesimpulannya  berdasarkan  kriteria  pengujian  t
hitung
t
tabel
maka  H ditolak  dan  H
a
diterima  yakni  1,78411,671  maka  H ditolak.  H
a
yang berbunyi:  “Terdapat  pengaruh  yang  signifikan  antara  penerapan  strategi
Think-Talk-Write  TTW  terhadap  kemampuan  menganalisis  cerpen  pada siswa” diterima.
Setelah  dilakukan  perhitungan,  diperoleh  t
hitung
pretest pada
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol sebagai berikut:
Tabel 13; Hasil Uji-t Pretest
Variabel t
hitung
t
tabel
Kesimpulan Kemampuan
Menganalisis Siswa
1,1609 α 0,05 = 1,671  t
hitung
t
tabel
,  maka H
diterima
Dari  tabel  4.9  diperoleh  bahwa  t
hitung
t
tabel
maka  H diterima,
yakni  1,1609  1,671maka  H yang  menyatakan  bahwa  tidak  terdapat
pengaruh  yang  signifikan  antara  penerapan  strategi  Think-Talk-Write
TTW terhadap kemampuan menganalisis cerpen pada siswa diterima.
Sedangkan  hasil  uji-t  posttest  pada  kelompok  eksperimen  dan kelompok kontrol dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 14; Hasil Uji-t Posttest
Variabel t
hitung
t
tabel
Kesimpulan Kemampuan
Menganalisis Siswa
1,7841 α 0,05 = 1,671
t
hitung
t
tabel
, maka H
ditolak
Dari  tabel  4.10  diperoleh  nilai  t
hitung
sebesar  1,7841,  sedangkan pada taraf signifikansi 0,05 t
tabel
sebesar 1,671. Karena t
hitung
lebih besar daripada  t
tabel
,  maka  dapat  disimpulkan  bahwa  H
a
yang  menyatakan terdapat pengaruh yang signifikan antara penerapan strategi Think-Talk-
Write  TTW  terhadap  kemampuan  menganalisis  cerpen  pada  siswa diterima
.
C. Kelemahan
Kelemahan  yang  terdapat  pada  strategi  ini  yaitu  keadaan  yang  kurang kondusif.  Penggunaan  strategi  Think-Talk-Write  TTW  pada  kelas
eksperimen  mengakibatkan  siswa  berinteraksi  kesesama  temannya  sehingga membuat  kelas  tidak  kondusif.  Oleh  karena  itu  penulis  berperan  untuk
mengarahkan  kembali  siswa  agar  keadaan  menjadi  kondusif  ketika  terjadi perdebatan.
D. Pembahasan
Setelah  dilakukan  pengolahan  data,  diperoleh  rata-rata  kelompok eksperimen  81,3  dan  rata-rata  kelompok  kontrol  65,7,  sehingga  dapat
disimpulkan  terdapat  peningkatan  penggunaan  stategi  TTW  terhadap kemampuan  menganalisis  cerpen  pada  siswa  meskipun  termasuk  pada
kategori sedang. Dari  hasil  uji-t  telah  didapatkan  kesimpulan  bahwa  H
ditolak.  Hasil analisis data dengan menggunakan statistik uji-t diperoleh nilai t
hitung
= 1,7841 pada posttest untuk kelas eksperimen, sedangkan t
tabel
α = 0,05 adalah 1,671. Karena  t
hitung
t
tabel
pada α = 0,05, maka H yang  menyatakan  bahwa  tidak
terdapat  pengaruh  yang  signifikan  penerapan  Strategi  Think-Talk-Write
TTW terhadap kemampuan menganalisis cerpen pada siswa ditolak. Hal ini
menunjukkan bahwa strategi TTW berpengaruh terhadap penguasaan konsep siswa pada penganalisisan cerpen.
Tahap-tahap  strategi  TTW  yang  tergambar  pada  Rencana  Pelaksanaan Pembelajaran telah dilakukan oleh observer sekaligus sebagai guru. Rencana
Pelaksanaan  Pembelajaran  RPP  adalah  rencana  yang  menggambarkan prosedur  dan  pengorganisasian  pembelajaran  untuk  mencapai  satu
kompetensi  dasar  yang  ditetapkan  dalam  Standar  Isi  dan  dijabarkan  dalam silabus.  Setiap  guru  dalam  satuan  pendidikan  berkewajiban  menyusun
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP secara lengkap dan sistematis agar pembelajaran  berlangsung  secara  interaktif,  inspiratif,  menyenangkan,
menantang,  memotivasi  peserta  didik  untuk  berpartisipasi  aktif,  serta memberikan  ruang  yang  cukup  bagi  prakarsa,  kreativitas,  dan  kemandirian
sesuai  dengan  bakat,  minat,  dan  perkembangan  fisik  serta  psikologis  peserta didik.
37
Materi disesuaikan dengan stategi TTW yaitu menganalisis unsur-unsur intrinsik  pada  cerpen.  Tahap  awal  menyiapkan  artikel,  informasi  atau  data
lain  yang  berkaitan  dengan  materi.  Guru  membagikan  lembaran  atau  satu judul  cerpen  yang  menarik  pada  siswa.  Setelah  itu  siswa  ditugaskan  untuk
membaca  cerpen  tersebut.  Kemudian  setelah  selesai  dalam  membaca cerpen tersebut,  siswa  diminta  untuk  berfikir  mengenai  unsur-unsur  intrinsik  yang
ada  di  dalam  cerpen  tersebut.  Selanjutnya  hasil  pemikiran  itu  kemudian diungkapkan di depan teman-temannya yang lain, terjadilah proses pertukaran
pemikiran  di  sana.  Setelah  selesai  mengungkapkan  pemikiran  dan  memiliki pemkiran  baru,  maka  siswa  ditugaskan  untuk  menulis  hasil  akhir  dari
pemikiran kedalam lembaran kertas Hasil  belajar  siswa  pada  dasarnya  dapat  dipengaruhi  oleh  beberapa
faktor,  diantaranya  faktor  guru,  siswa,  metode  dan  strategi  dalam  proses pembelajaran  termasuk  pendekatan  yang  digunakan.  Guru  sebagai  fasilitator
pembelajaran harus
mampu untuk
menggabungkan semua
unsur pembelajaran  agar  siswa  menjadi  tertarik  terhadap  pembelajaran  sehingga
hasil  belajarnya  meningkat.  Strategi  pembelajaran  yang  baik  tentunya  dapat menarik  perhatian  siswa,  menumbuhkan  minat  belajar,  dan  berkesan  serta
mampu  mengutarakan  hasil  pemikiran  demi  bisa  melakukan  pertukaran pemikiran.  Strategi  TTW  merupakan  strategi  yang  digunakan  dalam
penelitian  ini,  penerapan  strategi  TTW  terbukti  dapat  membuat  siswa  lebih mudah dalam menganalisis suatu cerpen, maka strategi TTW dapat dijadikan
sebagai alternatif bagi guru untuk proses  pembelajaran.  Tahap-tahap strategi TTW  dirancang  dalam  proses  penganalisisan  cerpen,  karena  agar  siswa
tersebut  mendapatkan  kemudahan  dalam  menganalisis  cerpen.  Pengaruhnya terlihat dari kemampuan menganalisis siswa kelompok eksperimen yang lebih
baik dari pada kelompok kontrol.
37
Hindun, Pembelajaran Bahasa Indonesia Berkarakter di Madrasah IbtidaiyahSekolah Dasar, Depok: Nufa Citra Mandiri, 2013, h. 157.
Dalam penelitian ini, dengan adanya  strategi TTW mampu menyajikan pembelajaran  yang  aktif  dengan  membentuk  kelompok  diskusi  serta  dapat
mengaitkan  pemikiran  satu  ke  pemikiran  yang  lain,  maka  sejumlah kompetensi dapat dicapai, proses belajar mengajarnya menjadi lebih menarik,
siswa  terfokus  perhatiannya  dan  termotivasi  untuk  mengetahui  lebih  jauh serta  kemampuan  menganalisisnya  menjadi  lebih  baik.  Sedangkan  pada
kelompok  kontrol  yang  menggunakan  pembelajaran  konvensional  kurang memberikan  kesempatan  kepada  siswa  untuk  mengoptimalkan  potensinya.
Pembelajaran  konvensional  yang  monoton  membuat  siswa  menjadi  kurang tertarik,  bosan,  tidak  terfokus  perhatiannya  dan  tidak  termotivasi  untuk
belajar. Pada  kelas  kontrol,  siswa  tidak  begitu  tertarik  pada  materi  yang
disampaikan  oleh  guru  yang  hanya  menggunakan  metode  ceramah, pengajaran  yang  dilakukan  hanya  sebatas  penyampaian  materi  dan  tanya-
jawab dengan siswa sehingga tidak semua siswa memahami materi tersebut. Metode  ceramah  yang  digunakan  oleh  guru  dapat  membuat  siswa  menjadi
bosan  akibatnya  konsentrasi  siswa  dapat  terpecah  sehingga  hanya  sedikit siswa  yang  berkonsentrasi  pada  pelajaran  dan  mencatat  penjelasan  guru
dengan lengkap. Berdasarkan uraian di atas menunjukkan bahwa perlakuan yang berbeda
menyebabkan  terjadinya  kemampuan  menganalisis  yang  berbeda  antara kelompok  eksperimen  yang  diajar  menggunakan  strategi  TTW  dengan
kelompok  kontrol  yang  diajar  dengan  metode  konvensional.  Dengan demikian,  ternyata  terbukti  bahwa  penerapan  strategi  TTW  berpengaruh
terhadap kemampuan menganalisis cerpen pada siswa.
58
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
Strategi  Think-Talk-Write  TTW    berpengaruh  terhadap  penguasaan siswa pada penganalisisan cerpen. Adanya pengaruh yang signifikan terhadap
kemampuan  menganalisis  siswa  melalui  strategi  Think-Talk-Write  TTW jika  dibandingkan  dengan  kelas  kontrol  yang  hanya  menggunakan  metode
konvensional.  Berdasarkan  analisis  data  yang  telah  diperoleh  bahwa  H ditolak,  yakni  yang  menyatakan  bahwa  tidak  terdapat  pengaruh  yang
signifikan  penerapan  strategi  Think-Talk-Write  TTW  terhadap  kemampuan
menganalisis cerpen pada siswa ditolak.
B. Saran
Setelah  melakukan  penelitian  eksperimen  penggunaan  strategi  TTW terhadap  kemampuan  menganalisis  cerpen  pada  siswa,  hasilnya  Ha  diterima
bahwa  terdapat  pengaruh  yang  signifikan  atas  penggunaan  stretegi  TTW. Selain meningkatkan kemampuan menganalisis siswa, strategi TTW juga bisa
dikembangkan  dalam meningkatkan  kreativitas  siswa.  Dengan  strategi  TTW siswa
diharapkan mampu
mengembangkan pengetahuannya
dalam menganalisis cerpen, mampu mengungkapkan sesuatu yang difikirkannya dan
kemudian mampu mendiskusikannya bersama-sama.