37
pemanasan, oleh karena bahayanya bagi manusia maka penggunaan formalin dalam makanan tidak dapat ditoleransi dalam jumlah sekecil apapun
Yuliarti, 2007. Departemen Kesehatan RI berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan RI
No. 33 tahun 2012 mendefenisikan bahan tambahan pangan kimia seperti boraks dan formalin dilarang digunakan pada makanan.
2.4.4 Ciri makanan yang mengandung Formalin
Ciri-ciri makanan yang mengandung formalin yaitu Widyaningsih dan Erni, 2006 :
1. Ikan
a Berwarna putih bersih dan dagingnya kenyal
b Ingsang tidak berwarna segar melainkan merah tua
c Awet pada suhu kamar sampai beberapa hari dan tidak mudah busuk
d Tidak terasa bau amis ikan, melainkan bau menyengat
2. Tahu
a Bentuknya sangat bagus, kenyal dan tidak mudah hancur
b Awet sampai tiga hari pada suhu kamar, pada suhu lemari es tahan lebih dari
15 hari c
Bau agak menyengat dan aroma kedelai sudah tidak nyata lagi 3.
Bakso a.
Kenyal dan awe pada suhu kamar sampai 5 hari 4.
Ayam Potong a
Berwarna putih bersih
Universitas Sumatera Utara
38
b Tidak mudah busuk atau awet dalam beberapa hari
5. Mie Basah
a. Bau sedikit menyengat
b. Awat, tahan 2 hari dalam suhu kamar dan dalam lemari es bisa tahn 15 hari
c. Mie tampak mengkilat seperti beminyak, liat tidak mudah putus, dan tidak
lengket.
2.4.5 Gangguan Kesehatan karena Penggunaan Formalin
Formalin akan memberikan efek negatif yang cukup fatal bagi kesehatan tubuh. Sifat formalin sendiri yang sangat mudah diserap melalui saluran
pernapasan dan pencernaan ketika konsumen menggunakan zat ini, sehingga formalin yang dicampur dalam makanan akan bereaksi cepat dengan lapisan
lendir di saluran pernapasan dan saluran pencernaan. Pada dosis rendah formalin dapat menyebabkan sakit perut akut disertai
muntah-muntah, menimbulkan depresi susunan saraf serta kegagalan peredaran darah. Selain itu menyebabkan iritasi lambung, alergi, bersifat karsinogenik
menyebabkan kanker dan bersifat mutagen menyebabkan perubahan fungsi seljaringan. Pada dosis tinggi formalin dapat menyebabkan kejang-kejang,
kencing darah, tidak bisa kencing, dan muntah darah hingga menyebabkan kematian. Bila tertelan, zat ini akan menyebabkan muntah yang parah dan diare
yang berlanjut menjadi kolaps. Sedangkan jika percikan formalin ini mengenai kulit akan terjadi reaksi hipersensitif yang berlanjut menjadi dermatitis. Bila
menguap, berupa gas yang tidak berwarna, dengan bau yang tajam menyesakkan sehingga merangsang hidung, tenggorokan, dan mata Cahyadi, 2006.
Universitas Sumatera Utara
39
Disamping itu, penggunaan formalin dalam jangka panjang dapat berakibat buruk pada organ tubuh seperti kerusakan hati dan ginjal Syah, 2005.
2.5 Tahu