31
2.3.3 Bahan Tambahan Pangan Yang Diizinkan
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 722MenkesPerIX1988, golongan Bahan Tambahan Pangan yang diizinkan
diantaranya yaitu Depkes RI, 1988 : 1.
Bahan Tambahan Makanan yang terdiri dari golongan : A.
Antioksidan adalah bahan tambahan makanan yang dapat mencegah atau menghambat oksidasi. Contohnya : asam askorbat dan asam eritrobat serta
garamnya untuk produk daging, ikan, dan buah-buahan kaleng. Butil hidroksi anisol BHA atau butil hidroksi toluen BTH untuk lemak, minyak, dan
margarin. B.
Antikempal adalah tambahan makanan yang dapat mencegah mengempalnya makanan yang berupa serbuk, tepung, atau bubuk. Contohnya : aluminium silikat
serta magnesium karbonat untuk susu bubuk dan krim bubuk. C.
Pengatur keasaman adalah bahan tambahan makanan yang dapat mengasamkan, menetralkan dan mempertahankan derajat keasaman makanan.
Contohnya : asam klorida untuk bir, dan asam fumarat untuk jeli. D.
Pemanis buatan adalah bahan tambahan makanan yang dapat menyebabkan rasa manis pada makanan, yang tidak atau hampir tidak mempunyai nilai gizi.
Contohnya : sakarin dan siklamat. E.
Pemutih dan pematang tepung adalah bahan tambahan makanan yang dapat mempercepat proses pemutihan dan atau pematang tepung sehingga dapat
memperbaiki mutu pemanggangan. Contohnya : asam karbonat dan aseton peroksida.
Universitas Sumatera Utara
32
F. Pengemulsi, pemantap dan mengental adalah bahan tambahan makanan yang
dapat membantu terbentuknya atau memantapkan sistem dispersi yang homogen pada makanan. Contohnya : karagenan untuk pemantap dan pengental produk
susu, gelatin dan amonium alginat untuk pemantap es krim. G.
Pengawet adalah bahan tambahan makanan yang mencegah atau menghambat fermentasi, pengasaman atau peruraian lain terhadap makanan yang disebabkan
oleh mikroorganisme. Contohnya : natrium benzoat untuk pengawet kecap dan saus tomat, asam propinat untuk keju dan roti.
H. Pengeras adalah bahan tambahan makanan yang dapat memperkeras atau
mencegah melunaknya makanan. Contohnya : aluminium amonium sulfat dan aluminium kalium sulfat untuk acar ketimun dalam botol, kalsium sitrat untuk
apel kalengan dan sayur. I.
Pewarna adalah bahan tambahan makanan yang dapat memperbaiki atau memberi warna pada makanan . Contohnya : karamel untuk warna cokelat,
xanthon untuk warna kuning, dan klorofil untuk warna hijau. J.
Penyedap rasa dan aroma, penguat rasa adalah bahan tambahan makanan yang dapat memberikan, menambah atau mempertegas rasa dan aroma.
Contohnya : monosodium glutamat untuk menyedapkan rasa daging. K.
Sekuestran adalah bahan tambahan makanan yang dapat mengikat ion logam yang ada dalam makanan. Contohnya : asam fosfat dan asam sitrat.
2. Untuk makanan yang diizinkan mengandung lebih dari satu macam pengawet,
maka hasil bagi masing-masing bahan dengan batas maksimum penggunaannya jika dijumlahkan tidak boleh lebih dari satu.
Universitas Sumatera Utara
33
3. Batas menggunakan “secukupnya” adalahb penggunaan yang sesuai dengan
cara produksi yang baik, yang maksudnya jumlah yang ditambahkan pada makanan tidak melebihi jumlah wajar yang diperlukan sesuai dengan tujuan
penggunaan bahan tambahan makanan tersebut. 4.
Pada bahan tambahan makanan golongan pengawet, batas maksimum penggunaan garam benzoat dihitung sebagai asam benzoat, garam sorbat sebagai
asam sorbat dan senyawa sulfit sebagai SO2. Selain BTP yang tercantum dalam peraturan menteri tersebut masih ada
beberapa BTP lainnya yang bisa digunakan dalam pangan, misalnya Cahyadi, 2009 :
1. Enzim, yaitu BTP yang berasal dari hewan, tanaman, atau mikroba yang dapat
menguraikan zat secara enzimatis, misalnya membuat pangan menjadi lebih empuk, lebih larut, dan lain-lain.
2. Penambah gizi, yaitu bahan tambahan serupa asam amino, mineral, atau
vitamin, baik tunggal, maupun campuran yang dapat meningkatkan nilai gizi pangan.
3. Humektan, yaitu BTP yang dapat menyerap lembab uap air sehingga
mempertahankan kadar air pangan.
2.3.4 Bahan Tambahan Pangan Yang Dilarang