72
tentu higiene sanitasinya terjaga dengan baik dibandingkan yang berpendidikan rendah.
5.1.4 Lama Produksi
Berdasarkan hasil observasi yang peneliti lakukan pada 7 industri rumah tangga pengolahan tahu di Kelurah Sari Rejo Kecamatan Medan Polonia
diperoleh bahwa lama produksi industri rumah tangga yang paling lama adalah 32 tahun dan yang paling muda berproduksi yaitu 1 tahun.
Menurut Aritonang 2012 tidak ada hubungannya lama berproduksi dengan higiene sanitasi. Hal ini menguatkan peneliti bahwa memang tidak ada
hubungan lama berproduksi dengan higiene sanitasi terlihat dari hasil observasi dilapangan bahwa industri yang paling lama berproduksi 32 tahun higiene
sanitasinya juga tidak memenuhi syarat kesehatan.
5.1.5 Jumlah Tenaga Kerja
Berdasarkan hasil observasi yang peneliti lakukan pada 7 industri rumah tangga pengolahan tahu di Kelurah Sari Rejo Kecamatan Medan Polonia
diperoleh bahwa jumlah tenaga kerja yang paling banyak yaitu 25 orang. Menurut Mutiara 2010 jumlah tenaga kerja berpengaruh secara
signifikan terhadap produksi makanan. Hal ini dikarenakan berapapun jumlah tenaga kerja dalam proses produksi akan mempengaruhi produksi makanan, hanya
saja jika jumlah tenaga kerja sedikit maka akan membutuhkan waktu yang cukup lama.
Menurut analisis peneliti memang tidak ada hubungannya jumlah pekerja dengan higiene sanitasi karena jumlah pekerja berhubungan dengan proses
Universitas Sumatera Utara
73
produksi dan jumlah produksi. Semakin banyak pekerja maka semakin banyak pula tahu yang dapat dihasilkan setiap harinya.
5.1.6 Jumlah Bahan Baku Produksi
Berdasarkan hasil observasi yang peneliti lakukan pada 7 industri rumah tangga pengolahan tahu di Kelurah Sari Rejo Kecamatan Medan Polonia
diperoleh bahwa bahan baku yang paling banyak digunakan yaitu 1000 kghari dan bahan baku yang paling sedikit yaitu 150kghari. Jumlah bahan baku yang
paling banyak digunakan oleh IRT pengolahan tahu 6 karena IRT ini merupakan industri yang paling besar dari antara semuanya dan yang paling banyak memiliki
pekerja.
5.1.7 Pernah atau Tidak Produsen Mengikuti Kursus Pengolahan Makanan
Berdasarkan hasil observasi yang peneliti lakukan pada 7 industri rumah tangga pengolahan tahu di Kelurah Sari Rejo Kecamatan Medan Polonia
diperoleh bahwa tidak satupun dari produsen industri rumah tangga pengolahan tahu yang pernah mengikuti kursus pengolahan makanan.
Hasil observasi yang peneliti lakukan, 1 produsen tahu mengaku bahwa dia memiliki niat dan pengetahuan dalam membuat industri pengolahan tahu
karena belajar dari bos ditempat dia bekerja dulu. Sementara produsen tahu yang lain memiliki pengetahuan mengenai pengolahan tahu belajar dari teman-
temannya yang telah sukses dalam industri tahu dan ada juga yang belajar sendiri dari internet.
Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan No. 942 Tahun 2003, penjamah makanan berkewajiban memiliki pengetahuan tentang higiene sanitasi
Universitas Sumatera Utara
74
makanan dan gizi serta menjaga kesehatan yang diperoleh melalui kursus higiene sanitasi makanan yang penyelenggaraan pelatihan adalah pusat, dinas kesehatan
provinsi, dinas kesehatan kabupatenkota atau lembaga yang telah terdaftar di pemerintah daerah setempat.
Menurut analisis peneliti, penyelenggaraan pelatihan atau kursus higiene sanitasi makanan sebaiknya diwajibkan untuk setiap produsen pengolahan
makanan sehingga semua produsen pengolahan makanan memiliki landasan higiene sanitasi yang baik dalam proses pengolahan makanan.
5.2 Observasi Enam Prinsip Higiene Sanitasi Pada Industri Rumah Tangga Pengolahan Tahu Di Kelurahan Sari Rejo Kecamatan Medan Polonia
Kota Medan
Observasi yang peneliti telah lakukan tentang pelaksanaan prinsip higiene sanitasi makanan di industri rumah tangga pengolahan tahu di Kelurahan Sari
Rejo. Prinsip tersebut meliputi pemilihan bahan baku, penyimpanan bahan baku, pengolahan tahu, penyimpanan tahu, pengangkutan tahu dan penyajian tahu.
5.2.1 Pemilihan Bahan Baku